All Chapters of OGAH MARRIED!: Chapter 61 - Chapter 70
138 Chapters
Dinner
Topik itu terasa tidak menarik dan Adri merasa perlu bertanya langsung pada gadis itu. “Ada apa nih kamu ke sini?” “Gue denger lu sakit.” “Hanya migrain. Sepertinya ini akibat perubahan cuaca.” “Karena gue denger elo migrain lah makanya gue dateng ke sini bawa obat buat lo. Sebetulnya ini adalah obat migrain ex tante gue. Dia beli dari Kanada, tapi dia udah nggak pake lagi. Daripada dibuang atau mubazir, gue pikir kasih ke elo aja. Apalagi kadaluarsanya tinggal seminggu lagi.”   Adri memperhatikan beberapa pil dalam tube sangat kecil yang baru saja diletakkan gadis itu ke telapak tangannya. Bentuk kemasan yang elite membuatnya siap mengkonsumsi obat tadi.   “Jadi ini buat aku?” “Iya.” “Makasiiiih.” “Cepat sembuh ya, Dri.” “OK, aku minum sehabis makan siang.” “Kalo gitu kenapa kita nggak makan siang samaan?”   Adri tak menyangka dengan tawaran tak ter
Read more
Co Cwit
“Adri,” bisik Dessy dengan tatapan tajam. Dengan jari telunjuk ia memberi isyarat agar Adri juga mencondongkan wajah ke arah dirinya. “Sini!” Mendapat isyarat itu, wajah Adri memerah kembali. Ia melihat kiri-kanan dengan gugup. “Sekarang?” “Iya,” jawab Dessy sedikit jutek. “Mumpung lagi sepi.”   Glk. Adri menelan ludah. Tak mau mengecewakan Dessy, rasa ingin tahu yang besar, suasana yang mendukung, semua berkolaborasi menciptakan senyawa baru bernama kenekadan super ekstra dalam dirinya. Lalu dengan kenekadan tiada tara paling gila yang ia pernah lakukan seumur hidup itu ia mengikuti apa yang Dessy mau. Badannya sedikit terangkat dari kursi yang diduduki lalu meniru tindakan Dessy dengan ia pun ikut mencondongkan wajah. Saat jaraknya begitu dekat dan makin dekat hingga kurang dari sejengkal dari wajah Dessy, Adri yang tak tahan lalu menutup mata sekaligus memonyongkan mulut semaju yang ia bisa. Jaraknya pun kini semakin dekat…. Semakin de
Read more
Pemberian Kecil
  Dari mulanya merasa aneh, sekarang Dessy jadi merasa lucu melihat benda itu. Ia memencet sekali lagi dan kembali tertawa mendengar bunyi yang dihasilkan.   “Kenapa beliin aku beginian sih?” tanyanya disela tawa. “Ada usulankah apa yang harus kubeli untuk gadis sekaya dirimu?” Adri balik bertanya. “Maaf, aku selalu ingin memberi sesuatu untuk kamu tapi selalu juga bingung apa yang harus aku beli karena kamu sepertinya punya semua.”   “Terus apa menurutmu ini cocok dikasih ke aku?” “Entah,” Adri terlihat bingung dan canggung. “Kupikir Bebi bisa bikin kamu senang.” “Bebi?” “Itu nama yang kuberikan untuk si bebek karet ini,” jawabnya cepat. “Biar pun murah meriah, mudah-mudahan Bebi bisa bikin kamu senang saat menemani kamu di bathtub. Bebi itu spesial.”   “Apa spesialnya? Toh ada ratusan bebek karet yang dijual sekaligus kan?” “Aku udah coba. Hanya Bebi yang bisa bunyi
Read more
Tante Penggoda
Tak ada jawaban terlontar dari mulut Dessy. Yang jelas tak lama kemudian terdengar suara Adri. Pria itu mengaduh-aduh kesakitan akibat tubuhnya gencar dicubiti Dessy yang gemas karena ulah dan ucapannya. Dessy tak peduli ulahnya dilihati tamu-tamu restoran yang ada di sekitar. Baginya Adri itu begitu menggemaskan sehingga pantas dijahili seperti tadi.   *   Adri mungkin tetap katrok, kampungan, norak, kurang luwes bergaul dengan pergaulan di kota besar Jakarta. Namun demikian, sikap demikian dalam hal tertentu ternyata bisa mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Di tempat kosnya ia jadi diterima oleh banyak orang yang menganggap sikap katrok tadi sebagai hal yang unik dan lucu. Efeknya, semua itu membuat ia jadi tahu banyak hal. Dari Waluyo ia belajar dan memahami hal terkait farmasi. Dari penghuni lain ia juga mendapat banyak ilmu. Mulai dari sekedar cara mengemudi mobil, memahami digital illustration, praktek pembuatan website, dan bahkan i
Read more
Pedal Efek
  Adri yakin pak Herry sebetulnya pasti ingin menegur dirinya karena masih saja bermain gitar di saat ia sudah mau beristirahat di kamarnya. Namun melihat ada Tante Sonya, pikirannya berubah. Ia tidak lagi memusingkan Adri dan malah jadi banyak mengobrol dengan wanita itu yang kemudian melayani obrolannya.   “Eh pak Herry. Sori, tidurnya keganggu suara gitar ya?” “Oh nggaaaak!” “Bener?” “Iya, nggak apa-apa. Aku udah kebiasa dengar suara gitar begini. Iya kan, Dri?”   Berlagak pilon, Adri menjawab jujur. “Bukannya tadi pak Herry minta aku nggak main gitar?” Dengan muka memerah pak Herry membantah. “Nggak! Siapa bilang?” “Bapak tadi dua kali ngelarang aku.” “Ah kamu itu. Kamu salah paham,” katanya keras kepala. “Terus, Bapak ngapain ke kamar aku kalo tujuannya bukan untuk negor?”   Tidak tahu malu. Orang itu mengabaikan Adri dan malah mengajak mengobrol T
Read more
Respon Normatif
“Pak Minggus benar-benar mendukung penampilanmu di panggung Foodcourt-nya. Kalau keluarga kami mendukung dengan gitar akustik dan elektrik, pak Minggus sepertinya siap memberikan dukungan peralatan lain yaitu Pedal Efek. Ia melihat bahwa kamu bisa lebih improved lagi dan bisa ditingkatkan skill gitar ke arah teknik pentatonik. Kamu hanya perlu latihan sebelum kemudian show. Mengenai Pedal Efek itu urusan kami, yang penting kamu jaga baik-baik karena kamu tahu sendiri bahwa harganya memang mahal.”   Pentatonik, Adri merenung. Itu adalah sebuah teknik cepat bermain gitar elektronik yang akan membuat melodi menjadi jauh lebih mempesona karena adanya Pedal Efek untuk menimbulkan berbagai efek distorsi, fuzzy, overdrive, echoses, dan masih banyak lagi.   Sebagai gitaris melodi, sangat tidak mudah bagi Adri dalam memainkan teknik semacam ini karena sudah masuk pada kategori super advanced dalam memperdalam ilmu melodi. Namun hasilnya mema
Read more
Handuk Yang Terlepas
“Aku nggak bikin apa-apa. Tapi, ya aku ikut senang lah denger cerita oom Aldo.” “Kamu hebat.” “No. aku nggak seperti itu.” “Adri,” Pak Aldo berhenti sejenak, Adri menunggu. “Kamu nggak ingin jadi kekasih puteri kami?” Bagi Adri, mendadak dunia seperti berhenti berputar. Alam seolah tak bergerak. Waktu terhenti. Mulutnya terkunci. Pikirannya kosong. “Maksud oom Aldo?” “Kamu ngerti maksud oom. Kamu naksir Dessy kan?” Adri bingung. Sangat bingung. Tak tahu mau menjawab seperti apa seharusnya dalam ia menata kata. “Oom ngerti apa yang ada di pikiranmu. Dessy sudah panya pacar dan kami sudah sangat tahu. Di lain pihak kamu bukan tipikal cowok yang suka main serobot mengambil seseorang yang sudah bersama orang lain. Tapi, itulah yang aku harapkan. Itulah yang isteriku juga harapkan.” Adri makin bingung. “Jadi cowok itu harus berani. Jadi kalau ada kesempatan, ambillah Dessy. Kami berikan restu kami kepadamu.” Glk. Adri menelan ludah. Ia makin tidak percaya pada sambungan kalimat o
Read more
Popularitas
“Kamu nggak hangout malam ini?”Ucapan yang dilontarkan Papanya saat selesai makan malam itu ditanggapi Dessy dengan gelengan kepala. Mungkin karena ia sibuk mengatur piring-piring kotor agar dibuat dalam satu kali tumpukan agar asisten rumah tangga mereka bisa mudah membereskan dengan satu kali angkut. Malam itu ia bekerja dengan sang ART. Dessy membereskan sisa makanan dan ia sendiri mencuci piring. “Lagi nggak mood.”“Mood-nya kamu apa dong?” kali ini Mama yang bertanya“Pergi sama Papa Mama,” katanya yang setelah menyelesaikan bagian tugasnya kemudian duduk di samping Mamanya, ibu Avril. Jawaban itu terasa tak terduga.“M-memang Dessy maunya kemana?”“Udah lama kita nggak nonton. Kita ke Cineplex yuk?” Kedua suami isteri itu tak percaya mendengar ucapan puterinya. Mereka sampai tergagap bahkan ketika hanya seked
Read more
Jogging
Pak Minggus jelas berbahagia. Ia makin sering turun ke Foodcourt pada jam-jam dimana Adri melakukan performance. Dan usulannya agar memperlengkapi Adri dengan gear tambahan, Pedal Efek, ternyata memang memberikan efek yang signifikan dimana traffic pengunjung mall yang makin meningkat. Ia juga memberikan slot tambahan dimana ia memberi kebebasan penuh untuk Adri tampil dua kali seminggu kalau memang ia mau. Intinya, Adri bisa tampil satu hari boleh, dua hari pun tak apa.   Saat ia turun layar LCD tengah menampilkan cuplikan film ‘Titanic’ dengan Celine Dion menyanyikan song theme lagu itu “My Heart Will Go On.” Sebuah lagu yang sangat ikonik yang bisa jadi setengah penduduk dunia sudah amat mengenalnya. Adri seolah mengiringi olah vokal Celine dengan gitar elektriknya sampai kemudian tiba-tiba saja ia menghentak para pengunjung ketika mengiringi di bagian reffrain.   Lagu itu adalah lagu slow dan otomatis pada bagian reffrain pun begitu pula
Read more
Menguping
“Oom dan Tante sudah pasrah. Mau dapat ya syukur, nggak juga nggak apa-apa. Mungkin memperolah Dessy sudah cukup bagi kami. Kami tak perlu terlalu kecewa. Toh ada yang lebih parah dari kami dimana mereka nggak punya buah hati sama sekali.”   Sambil berkata begitu ia lalu mengembalikan mangkok kosong kepada penjual Putu Mayang sekaligus menyelesaikan pembayaran. Ya, pada akhirnya ia memang nekad membeli karena tak tahan dengan godaan yang mendera. Ia tak peduli walau ditegur Adri. Kelezatan kue pasar itu memang begitu menggelora karena toh Adri juga ikut lumpuh. Ia malah menikmati satu mangkok lebih banyak daripada Pak Aldo! Soal kalori yang terbakar? Ah, siapa yang perduli?   “Setuju, oom.” Adri ikut menyerahkan mangkok kosongnya pada si penjual. “Tapi apapun itu oom harus tetap berikhtiar.” “Apa maksudmu dengan kata ‘berikhtiar’ tadi?” tanya Pak Aldo sambil bersendawa.   Dalam duduknya, Adri rasanya telah salah
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status