All Chapters of PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA: Chapter 141 - Chapter 150

164 Chapters

Upaya menyelamatkan Roni 2

Keriuhan sontak terjadi dengan dihadirkan Roni di tengah tengah masyarakat yang sudah gelap mata. Berbagai makian dan sumpah serapah keluar dari mulut mereka, yang dilontarkan untuk Roni. "Cepat pancung anak haram kuwi!" "Anak sialan, gara-gara dia kampung iki jadi sial!""Penggal!""Pateni wae!""Anak jadah!" "Anak setan! Ibunya dikawini setan, pasti dia anak setan!" Hati Dewi terasa hancur mendengar setiap cercaan yang keluar dari mulut warga untuk suaminya. Pun dengan Roni. Rasanya dia ingin mengamuk dan menerjang mulut mereka yang sangat tajam. Tapi tak ada daya dan upayanya. Tulang-tulangnya
Read more

Membongkar kedok sang juragan

BRAAKKTiba-tiba pintu rumah Kek Warno didobrak dari luar. Bukan perkara sulit mendobrak pintu yang sudah reyot itu. Beberapa orang dengan muka yang ditutupi topeng menyeramkan langsung masuk ke dalam rumah Kek Warno. Tentu saja hal itu mengejutkan mereka yang ada di dalam rumah. Solihin langsung bangkit bersiap untuk menyerang. Namun dua orang bertopeng itu menyendera Bu Nilam dan Widuri. "Jangan melawan, atau nyawa mereka taruhannya!" gertak orang yang menyandera Bu Nilam dengan cara meletakkan ujung mata pisau ke leher Bu Nilam.  Solihin terpaksa menghentikan serangannya. Dia terpaksa pasrah saja ketika orang-orang bertopeng itu mengikat tangannya ke belakang. Hal yang serupa juga dilakukan terhadap Bu Wiyah dan Bu Ipah. Dengan kasar, orang-orang bertopeng itu mendorong mereka unt
Read more

Membongkar kedok sang juragan 2

Juragan Sarjono sangat gelisah, apalagi beberapa warga mencegat jalannya. Keringat dingin langsung membasahi sekujur tubuhnya. 'Apa-apaan ini! Kenapa jadi senjata makan tuan!' makinya di dalam hati.  "Den Surya! Ceritakan pada kami semua. Apa sebenarnya yang terjadi dulu. Kalau dulu Den Surya mengetahui cerita yang sebenarnya, kenapa Den Surya diam saja?" teriak Samijo diikuti riuh suara warga yang membenarkan kata-kata Samijo.  Lidah Surya seketika menjadi kelu. Dia bingung, harus darimana dia mulai bercerita. Keadaan sekarang sudah aman buat Roni. Tapi tidak buat Bapaknya. Seburuk apapun perangainya. Juragan Sarjono tetaplah Bapaknya. Dia bergidik sendiri, membayangkan Bapaknya akan menjadi bulan-bulanan warga bila dia membongkar kedok asli sang Juragan. "Pak Sur
Read more

Amarah warga

Ustad Imam, segera menolong Juragan Sarjono. Biarpun apa yang dilakukan Juragan itu di masa lalu sangat keterlaluan, namun sangat tak manusiawi membiarkan kedzaliman terjadi di depan mata.  "Minggir Ustad! Juragan culas ini perlu dikasih pelajaran!" Warga berang melihat aksi Ustad Imam yang memberi perlindungan pada Juragan Sarjono. Apalagi Iwan, Ustad Faruk juga Solihin turut membantu. Surya hanya bisa terpaku melihat kejadian itu. Bu Nilam hanya bisa menangis, melihat suaminya diamuk massa.  "Bukan begini cara menyelesaikan masalah! Kalian ingat! Karena sikap kalian yang seperti ini, sehingga dulu Ustad Daud menjadi korban!" teriak larang Ustad Imam. Warga langsung terdiam mendengar yang dikatakan Ustad Imam. Dalam hati mereka membenarkan kata-kata Ustad Imam.  
Read more

Pemakaman juragan

Sesungguhnya Iwan sangat khawatir, kalau malam ini akan kehilangan sahabatnya sejak kecil itu. Matanya berkaca-kaca, tak percaya Allah masih melindungi Roni.  "Alhamdulillah, sekarang semua baik-baik saja," kata Roni masih dengan suara yang lirih.  Iwan membantu Dewi memapah tubuh Roni. Sampai di dekat Surya, Roni dan Surya saling menatap penuh arti. Ada kerinduan disorot mata Surya. Baru kali ini dia bisa berhadapan langsung dengan anak kandungnya. Sangat ingin hatinya memeluk Roni, namun keraguan akan ditolak membuatnya harus bisa menahan diri.  Roni tak tau harus berbuat apa. Dia ingin marah pada orang yang telah menyia-nyiakan Ibunya. Tapi di satu sisi, dia tau, Surya terpaksa melakukan semua itu. Namun tak mudah baginya untuk menerima begitu saja. Menging
Read more

Rencana balas dendam Ki Agung

Solihin mendekati Ustad Faruk, Ustad Imam dan Samijo. Dengan senyum yang mengembang dari bibirnya, dia menyambut baik keinginan Samijo. "Saya bersedia tetap tinggal di sini Ustad. Kalau Ustad mengizinkan. Memang niat saya sudah ada untuk itu," kata Solihin dengan nada yang terdengar sangat yakin akan keputusannya. Tak terbesit sedikitpun keraguan, meski dia sudah mendengar tentang peristiwa tragis yang menimpa Ustad Daud dulu. Juga menyaksikan sendiri, bagaimana brutalnya warga menghakimi Juragan Sarjono.  "Kamu yakin, Hin?" tanya Ustad Faruk. "Yakin Ustad," jawab Solihin. "Saya juga bersedia menemani Solihin, Ustad," kata Iwan yang sedang berjalan menuju ke arah mereka.  
Read more

Kiriman Ki Agung 1

"Ustad, tolongin Widuri." Kek Warno langsung menyambut Ustad Faruk dan Ustad Imam yang baru sampai. "Mana Bu Widuri?" tanya Ustad Faruk.  "Itu, Ustad!" Alangkah terkejutnya Ustad Faruk melihat Widuri yang …. Ustad Faruk dan Ustad Imam sangat terkejut melihat Widuri yang bergelantungan di langit-langit rumah Kek Warno yang masih langsung tampak seng dan kayu. Widuri merangkak di atas sana, hingga membuat tubuhnya tampak terbalik bila dilihat dari bawah.  "Sepertinya ini kiriman Ustad," bisik Ustad Imam pada Ustad Faruk.  "Ya, kita harus waspada," ucap Ustad Faruk.  "Hihihi
Read more

Kiriman Ki Agung 2

"Hehehehe, kalian harus membalas perbuatan kalian terhadapku! Setelah ini, bersiap kau Samijo!" Suara Ki Agung terdengar pongah. Sembari tangannya menambah kemenyan lagi ke atas kendi. Meski hanya seujung jari, namun baunya langsung memenuhi gubuk yang sedang didiaminya saat ini.  Mulut Ki Agung terus saja, merapalkan mantra-mantra. Dia merasa yakin, setan-setan yang bersekutu dengannya telah berhasil menguasai tubuh Widuri dan Dewi. Tak akan ada yang bisa mengusir mereka. Karena yang dikirimkannya, termasuk Jin kafir yang paling kuat di golongannya.  Kali ini nama Samijo terselip di mantra yang dirapalkannya. Ki Agung termasuk Dukun yang sakti mandraguna. Dia tak memerlukan media foto ataupun rambut Samijo. Dia sudah hafal biodata hampir sebagian besar warga Desa Lor, yang selalu wara-wiri melakukan pengobatan padanya. Sal
Read more

Meminta Surya menjadi kepala desa

"Iya, yang ada di rumah Kek Warno. Selain Yu Ipah sama Yu Wiyah, kan ada perempuan yang lebih muda," jelas Totok. "Oh, itu. Kalau ndak salah, itu mantunya Widuri," kata Samijo.  "Apa yang terjadi sama Widuri juga mantunya?" Samijo bergumam dengan kening melipat.  "Ndak tau juga. Mungkin mantunya juga kesurupan sama kayak Widuri."  "Yo wes, nanti kita juga bakalan tau. Yok lah, kerja lagi. Biar cepat selesai surau ini, aku udah ndak sabar pengen dengar suara azan dari toa surau ini lagi," kata Samijo segera bangkit dari duduknya.  "Kira-kira siapa nanti yang azan di surau ini ya?" Totok bertanya-tanya sendiri. 
Read more

Persiapan untuk surau

"Maaf, Ustad. Ada yang ingin saya ceritakan. Saya belum sempat menceritakan hal ini dari kemarin," kata Roni menimbrung pembicaraan Ustad Faruk dan Surya. Mereka semua yang ada di situ melihat ke arah Roni. Sepertinya yang ingin disampaikan Roni hal yang serius. "Apa itu, Nak Roni?" tanya Ustad Faruk.  "Saat saya disekap oleh Ki Agung. Saya mendengar dengan jelas pembicaraan Ki Agung dengan Juragan. Biarpun saat itu Ki Agung memberi saya ramuan untuk melemahkan otot-otot tubuh saya. Tapi panca indra saya berfungsi dengan baik." Semua orang mendengar Roni tanpa ada yang menyela.  "Ternyata, apa yang terjadi di desa ini, akibat ulah Ki Agung."  "Maksudnya gimana, Nak Roni?" Pernyataan Roni tentu saja me
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status