All Chapters of PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA: Chapter 131 - Chapter 140
164 Chapters
Rahasia juragan Sarjono
Sementara di sebuah rumah bermodel klasik yang cukup megah, sangat mencolok dibanding rumah-rumah lain di desa Lor. Sedang terjadi perdebatan antara dua orang anak manusia. Rumah itu milik Juragan Sarjono. Orang paling kaya dan pemilik hampir semua perkebunan sawit di desa itu. Orang yang dikenal baik dan ramah pada pekerjanya. Juragan Sarjono juga dikenal sebagai seorang yang dermawan yang rendah hati. Namun siapa sangka, ada rahasia busuk yang telah disimpannya dengan rapi selama puluhan tahun.   "Romo, tolong bebaskan anak Widuri," mohon seorang laki-laki paruh baya, yang duduk bersimpuh di hadapan Ayahnya, juragan Sarjono.  Wajahnya sangat memelas, memohon pada Ayahnya yang berdiri dengan wajah an
Read more
Sandiwara juragan
Kek Sukir kembali melanjutkan tugasnya. Matanya sesekali melirik ke tamu-tamu junjungannya itu seraya tangannya kembali sibuk membersihkan rumput-rumput yang baru tumbuh di halaman rumah majikannya. Juragan Sarjono langsung mencoba menghubungi orang dimaksud Bu Ipah, yang tak lain anaknya sendiri.  "Nggak diangkat," katanya dengan mimik kecewa yang dibuat-buat. Dicobanya lagi menghubungi anaknya.  "Nyambung, tapi gak diangkat," katanya lagi seraya menunjukkan layar ponselnya pada tamu-tamu di hadapannya. Untuk meyakinkan para tamunya itu, kalau benar dia menghubungi anaknya.  Sementara di sudut rumah itu, mengintip lelaki yang tadi berdebat dengan Juragan Sarjono. Dia merasa kesal dengan ulah Juragan
Read more
Jujur pada Ibu
Surya menimbang, apakah sebaiknya dia menceritakan semua pada Ibunya. Tapi Ibunya pun sedang tak berdaya saat ini. Kalau Ibunya mengetahui hal yang sebenarnya, apakah Ibunya bisa membantu menolong anaknya. "Kamu dari tadi diam saja. Pasti ada hubungannya, antara anak Widuri dengan kamu. Cerita sama Ibu. Tak baik memendam rahasia, apalagi dari Ibu sendiri." Sang Ibu sepertinya memahami kegundahan hati putra semata wayangnya. Dia berusaha mendesak dengan lembut. "Apa Ibu gak akan marah, kalau Surya ceritakan hal yang sebenarnya?" tanya lelaki tampan itu, dengan meletakkan kepalanya dipangkuan Ibunya.  "Kapan … Ibu bisa marah sama kamu, Le?"  "Bu …." Surya tak mampu meneruskan kata-katanya. Dia
Read more
Surya melawan
Surya menimbang, apakah sebaiknya dia menceritakan semua pada Ibunya. Tapi Ibunya pun sedang tak berdaya saat ini. Kalau Ibunya mengetahui hal yang sebenarnya, apakah Ibunya bisa membantu menolong anaknya. "Kamu dari tadi diam saja. Pasti ada hubungannya, antara anak Widuri dengan kamu. Cerita sama Ibu. Tak baik memendam rahasia, apalagi dari Ibu sendiri." Sang Ibu sepertinya memahami kegundahan hati putra semata wayangnya. Dia berusaha mendesak dengan lembut. "Apa Ibu gak akan marah, kalau Surya ceritakan hal yang sebenarnya?" tanya lelaki tampan itu, dengan meletakkan kepalanya dipangkuan Ibunya.  "Kapan … Ibu bisa marah sama kamu, Le?"  "Bu …." Surya tak mampu meneruskan kata-katanya. Dia
Read more
Kebusukan sang Juragan
"Maaf, Den! Den Surya gak boleh membebaskan mereka. Nanti Juragan bisa marah!" Tiba-tiba tangan Surya dicekal oleh Kek Sukir. Walaupun sudah cukup sepuh, tapi tenaga Kek Sukir cukup kuat untuk menahan Surya.  "Mang, lepaskan saya! Mereka harus dibebaskan! Mereka ini gak punya salah apa-apa!" Surya berusaha memberontak, namun Kek Sukir semakin kuat memitingnya. "Maaf, gak bisa Den! Saya bisa dipecat sama Juragan!" kata mantan jawara itu.  Kek Sukir dulunya adalah seorang jawara kampung, namun karena nasib baik tak berpihak padanya. Dia hanya bisa bekerja sebagai seorang tukang kebun sekaligus penjaga keamanan rumah Juragan Sarjono.  Iwan, diam-diam berusaha melepaskan ikatannya yang sudah longgar. Iwan
Read more
Tragisnya nasib Widuri
"Sudah Maghrib, tapi mereka gak pulang-pulang," kata Bu Wiyah. Tergambar jelas, kecemasan dari raut wajahnya.  Bu Wiyah berdiri di depan pintu, berharap melihat mobil yang dibawa Iwan tadi, tampak di ujung jalan. Mukenanya pun masih dipakainya selepas sholat Maghrib barusan. "Sebentar lagi kita susul mereka, Bu," sahut Solihin. Dia juga merasakan kekhawatiran yang sama.  Dewi diam saja, dia berusaha tenang untuk menutupi segala kecemasan yang juga sedang melanda hatinya saat ini. Beruntung kondisi Widuri sedang stabil seharian ini. Hanya dia masih terlalu lemah. Hal yang wajar, karena puluhan tahun terpasung, tentunya membuat otot-otot tubuhnya menjadi lemah.  Bu Wiyah beranjak dari depan pintu, dia b
Read more
Menyusun rencana
Dewi yang duduk di sebelahnya berusaha menguatkan, dengan selalu menggenggam erat tangan mertuanya itu. Batin Dewi begitu pilu, mengetahui nasib tragis yang menimpa Widuri.  Kek Warno duduk juga di sebelah Widuri, dibelainya lembut rambut putri kesayangannya itu. "Kasihan kamu, Ndok. Maafkan Bapak, seandainya kamu terlahir bukan di keluarga miskin, pasti nasib kamu gak seburuk ini," kata Kek Warno. Siapa pun yang mendengar, pasti bisa merasakan kegetiran hati Kek Warno.  "Warno, atas nama anak saya. Saya sungguh-sungguh minta maaf. Saya tau, Surya juga salah dalam hal ini. Karena telah sangat lama menyimpan rahasia yang sangat besar ini. Tapi saya harap, kamu bisa memakluminya, Warno," kata Bu Nilam dengan rasa penyesalan, kecewa, sedih juga malu tersemat di hatinya. Kek Warno tak membalas kata-kata Bu Nilam. Dia begitu lar
Read more
Kegelisahan Dewi
"Alhamdulillah, akhirnya mereka bisa diusir juga," kata Iwan dengan nafas tersengal kelelahan.  "Alhamdulillah. Sepertinya makhluk-makhluk tadi sengaja dikirim. Kita harus lebih waspada lagi. Mudah-mudahan besok Ustad Faruk dan Ustad Imam cepat sampai. Karena kita berdua tak bisa meninggalkan Bu Widuri di rumah sendirian. Harus ada yang berjaga di rumah ini," kata Solihin.  "Saya ikut, Bang." Dewi mengajukan diri untuk ikut dalam upaya penyelamatan Roni besok malam.  "Kita lihat besok. Kita menunggu dulu kedatangan Ustad Faruk dan Ustad Imam. Biar mereka yang memutuskan," sahut Solihin. Dewi tampak kecewa. Dia sangat mencemaskan keadaan Roni. Dia sangat ingin melihat langsung kondisi suaminya saat ini.  
Read more
Kedatangan Ustad Faruk dan Ustad Imam
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ustad Faruk dan Ustad Imam langsung memberi salam, sesaat setelah memarkirkan motornya.  "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Solihin dan Iwan bersamaan. Mereka langsung memeluk para guru yang sudah mereka tunggu.  "Bagaimana, apa hal yang sudah terjadi di sini?" tanya Ustad Faruk. Kemaren Solihin hanya menceritakan garis besarnya saja, akan peristiwa yang sudah terjadi. Tidak terlalu mendetail.  "Kita bicarakan di dalam Ustad," kata Solihin mengajak Ustad Imam dan Ustad Faruk masuk ke dalam rumah Kek Warno.  Mata Ustad Faruk langsung tertuju pada Widuri yang masih terbaring lemah. Bu Wiyah, Bu Ipah dan Dewi langsung menangkupkan kedua
Read more
Upaya menyelamatkan Roni 1
"Benar Ustad. Bapaknya Pak Surya ini, juragan paling kaya di desa ini. Dia tak merestui hubungan antara Pak Surya dan Bu Widuri. Karena menganggap mereka tak sederajat. Waktu itu, Kek Warno masih bekerja menjadi buruh di kebun sawit milik Juragan Sarjono, Bapak Pak Surya." Iwan mencoba menjelaskan, pangkal dari semua masalah yang telah terjadi. "Ya ya ya, saya sudah mengerti sekarang. Lalu apa rencana kita selanjutnya?" tanya Ustad Faruk. Dia cukup mengetahui secara garis besar saja, penyebab Surya tak bisa menikahi Widuri. Beliau tak ingin terlalu memanjangkan cerita, karena sedari tadi beliau selalu memperhatikan ke arah Surya yang terlihat kurang nyaman dengan perbincangan kisah masa lalunya.  "Malam ini, adalah malam bulan purnama menurut Ki Agung. Dan malam ini juga, Roni akan ditumbalkan. Kita harus segera menolong Roni, s
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status