All Chapters of GADIS YANG MENGGODA: Chapter 21 - Chapter 30
86 Chapters
Permintaan Tania.
Meli meninggalkan Lisa dan membuntuti kemana Marni akan di bawa oleh madam Gisel. Sepertinya akan pindah asrama ke sebuah kamar yang lebih bagus. Apakah akan tinggal di apartemen seperti Tania. Meli semakin penasaran dengan semua ini."Sekarang kamu akan mendapatkan satu unit apartemen sama seperti Tania," ucap madam menyerahkan kunci akses ke Marni."Apa ini tidak berlebihan madam. Aku takut akan ada yang cemburu sosial padaku," ucap Marni.Madam mengatakan usaha miliknya ia akan mengapresiasi siapapun yang membuatnya kaya raya. Tidak ada istilah cemburu sosial, mereka seharusnya mendatangkan keuntungan bagi madam agar mendapatkan fasilitas yang bagus juga sesuai hasil kinerjanya."Marni tak usah khawatir semua ini usahaku jadi terserah aku mau memberikan apa saja kepada anak kesayanganku," balas madam Gisel."Kalau begitu terima kasih madam. Setelah aku sembuh aku akan kembali bekerja dengan giat," balas Marni.Marni masuk ke kamar yang lama terlebih d
Read more
Jangan Kira aku tak tahu!
Jodi tertawa mendengar apa yang diucapkan Meli. Walaupun pura-pura tak mengerti tapi dia seharusnya mengerti apa yang Jodi ucapkan untuknya. Dia masih saja berpura-pura bodoh seolah tak terjadi apa-ala."Kamu mungkin tak mengerti. Karena kamu sibuk bersenang-senang di gudang ini dengan beberapa pria sekaligus. Tapi Marni sendirian tanpa teman di ruangan yang dingin dan sunyi mencari bantuan tapi tak ada yang membantu," balas Jodi."Bukan urusanku. Kenapa kamu tidak menolongku tapi malah mengoceh menceritakan penderitaan gadis kampung itu. Aku juga menderita di sini butuh bantuan!" seru Meli.Hahaha ... Jodi tertawa keras di hadapan Meli. Ia menatap wajah perempuan yang masih tak mengenakan pakaian itu. Jodi mencengkram wajahnya menggunakan tangan kekarnya seraya mengutuknya."Bedanya adalah kamu menyinggung madam Gisel siapa yang berani menolongmu. Marni dikerjai seseorang jadi semua orang menyelematkannya!" jawab Jodi dengan tegas. "Kalian semau pilih kas
Read more
Panggilan Penting
Jodi menyeringai tipis lalu mengangkat teleponnya. Telepon itu dari Lisa ia mengungkapkan perasaannya dan takut kalau misal ada yang mencari masalah dengannya atas rencana Jodi. "Tuan Jodi sejujurnya aku takut menjalankan perintah darimu, waktu semakin dekat dan jantungku rasanya mau copor," ucap Lisa. "Kamu tak perlu takut ada pengawal bayangan yang melindungimu di setiap sudut tempat usaha madam Gisel," balas Jodi. Pria tampan itu terus menguatkan hati Lisa agar tidak takut unruk menjalankan misinya. Pelaku kejahatan yang mencelakai Marni harus ditangkap secepatnya. Agar tidak lagi ada kejahatan lainnya. "Tapi tuan aku sangat takut sekali, apakah tidak apa-apa aku melakukan ini?" tanya Lisa meyakinkan dirinya sendiri. "Untuk apa kamu takut padahal semua orang mendukungmu. Malam ini bernyanyilah dengan merdu dan penuh percaya diri tahklukkan semua tamu pengunjung lantai vip. Kamu akan mendapatkan banyak saweran malam nanti. Lisa aku percayakan tu
Read more
Hargailah Karya Orang!
Marni terbelalak matanya mendengar apa yang diucapkan oleh Jodi. Tapi emang benar dia baru berasa dengan apa yang terjadi tempo hari. Yah kalaupun itu adalah ulah orang lain. Ia hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberinya peluang rejeki yang besar malam itu."Yah namanya juga aku ini polos tuan Jodi. Mana tahu kalau insiden gaun rusak itu adalah perbuatan manusia jahat," jawab Marni."Aku memang suka melihatmu yang polos tanpa baju. Sungguh membuatku tak bisa menahan hasrat bercinta!" seru Jodi.Marni menyunggingkan senyuman tipis untuk Jodi. Ia kesal dengan apa yang dilakukan Jodi padanya waktu dulu juga barusan sekali. Kenapa bisa dia bertemu dan percaya dengan pria laknat seperti Jodi ini. Membuatnya merasakan kerasnya hidup di ibukota seperti sekarang ini."Dasar manusia tidak punya hati. Enyah kau dari hadapanku membuatku kesal saja," pinta Marni geregetan."Oke jangan lupa kamu dampingi Lisa nanti malam, aku ingin tahu kecerdasan apa y
Read more
Teguran
Perias itu menatap Meli sebentar lalu fokus merias kembali ia tak mau berdebat dengan orang yang tidak konsisten dengan perjanjian. Sudah di berikan waktu hanya lima menit saja kalau lebih dari itu ya ia akan mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Waktu itu sangat berharga untuk mereka yang pekerja keras. Tidak ada waktu yang terlewat sia-sia itu adalah sebuah motto hidup bagi mereka yang ingin sukses."Kenapa kamu marah, bukankah tadi aku bilang kalau waktumu hanya lima menit dan kamu kembali sudah lewat dari lima menit. Waktuku sangat berharga karena aku dibayar untuk bekerja profesional. Aku ini sudah lam bekerja di dunia make-up juga yang aku rias adalah artis-artis ternama dan aku belum pernah melihat seorang artis besar yang begitu sombong sepertimu. Padahal kamu hanya seorang penyanyi yang sangat rendah!" seru perias itu."Kamu akan dipecat oleh madam Gisel karena tidak merias wajahku tepat waktu. Peduli amat sama pengalamanmu merias artis terkenal jan
Read more
Timbul Rasa Kecewa
Madam melihat leboh dekat wajah cantik itu. Madam memuji kecantikan dan kelembutan serta kesopanan gadis itu. Meli melihat siapa yang datang dan terkejut."Lisa kenapa bisa kamu ada di sini?" teriak Meli."Kenapa kamu terkejut seperti itu. Terserah aku memilih siapa saja yang akan tampil di panggung vip. Usaha ini milikku kan," balas Madam Gisel.Madam Gisel meminta Marni mengantar Lisa ke panggung. Bahkan memintanya untuk berduet. Karena mungkin Lisa akan canggung menghadapi berandal yang berada di ruang Vip.Lisa dan Marni meninggalkan ruang make-up. Madam Gisel menatap keduanya dengan perasaan puas."Kamu bersiaplah dengan maksimal mungkin. Dan ingat aku tidak mau ada kesalahan apapun. Aku harap kamu tak mengecewakan aku," balas madam Gisel. "Baik madam Gisel aku akan tampil memukau malam ini," ucap Meli gemetaran. Meli meremas gaunnya ia sepertinya tidak suka melihat Lisa juga tampil malam ini di ruang vip. Kenapa dia tidak bercerita sebelumnya
Read more
Melayani Pria Hidung belang
Meli ketakutan ia tak ingin dihukum untuk kedua kalinya oleh madam. Melayani para pengawal yang menurut Meli orang rendahan dan tidak pantas untuk dia layani membuatnya takut jika harus dihukum seperti itu lagi. "Tenang saja kamu akan bertemu tamu pertamamu. Layani mereka sampai puas jika ada kegagalan kamu tidak akan pernah bisa tampil di ruang vip lagi," jawab madam Gisel."Melayani tamu madam. tadi siang aku sudah melayani beberapa pengawal," balas Meli.Madam Gisel menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Meli yang berada di belakangnya, "Apa kamu tidak mau melayani tamu yang menginginkanmu?" Madam menunjukkan wajah garang dan juga tidak suka pada Meli yang banyak pertanyaan. Sungguh gadis yang tidak bisa bersyukur mendapatkan pekerjaan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya."Aku bersedia madam, jika besok-besok aku bisa tampil di ruang vip lagi aku bersedia melayani mereka madam," ucap Meli bersemangat."Bagus malam
Read more
Tidak Setuju
Sekali lagi Marni mengutarakan isi hatinya kalau ingin juga menemani Meli yang sedang sakit. Sedang sakit jauh dari keluarga pasti akan merasa Meli merindukan semuanya."Madam aku juga ingin menemani Lisa untuk menjaga Meli yang sedang sakit," jawab Marni."Apa kalian yakin. Aku tak yakin anak ini menerima kalian. Dia terlalu egois dan berbahaya setiap gerak-geriknya seperti rubah betina yang ingin menjatuhkan orang yang tak disukainya," balas madam Gisel.Marni dan Lisa mengangguk mereka tetap mau memberikan yang tebaik untuk orang yang sedang ditimpa musibah seperti Meli.Madam tetap tidak mengijinkan mereka menjaga Meli. Lebih baik orang lain yang menjaganya, madam meminta seorang tukang bersih-bersih untuk menjaganya."Kalian tak boleh menjaganya malam ini. Kembali ke kamar kalian masing-masing dan istirahatlah besok kalian semua baru boleh menjenguknya lagi," balas madam Gisel."Ta-tapi madam kasian Meli sendirian sedang sakit jauh dari kelua
Read more
Tak Bisa Menjawab
Meli tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh Marni tapi semenjak kedatanagn Marni seperti semua perhatian tertuju pada Marni itu adalah yang membuat Meli marah dan membenci Marni."Kamu banyak salah padaku. Kamu hanya gadis yang berasal dari kampung tapi merebut semua perhatian yang seharusnya tertuju padaku," jawab Meli."Itu hanya perkiraanmu saja. Berarti tak ada yang salah pada kami, kamu yang berpikir terlalu jauh tentang kami," ucap Marni.Marni mengupas buah dan juga meminta orang yang mengurus Marni tadi membersihkan bekas bubur yang berceceran di lantai. Marni memberikan potongan buah untuk Meli ia tahu kalau perutnya sudah lapar karna pingsan semalaman."Meli makanlah, aku tahu kamu lapar karena belum makan apapun," ucap Marni."Aku tidak sudi makan buah yang kamu kupas dan potong itu. Aku tidak lapar aku takut kamu memberikan aku racun," balas Meli sambil melengos.Krucukkk ... Terdengar suara perut lapar Meli, ia merasa malu
Read more
Orang yang salah harus dihukum
Madam Gisel kesal karena Meli mencoba memanipulasinya agar ia terbebas dari hukuman. Madam yang sudah puluhan tahun berkecimpung d bisnis seperti ini tidak akan mempan dengan siasat yang dilakukan oleh Meli. Madam sudah kenyang dengan trik kotor apa saja yang pernah dilakukan semasa muda. "Kamu jangan coba berkata yang tidak masuk akal. Seandainya itu juga Marni aku tidak akan pilih kasih dalam memberikan hukuman. Orang yang salah harus dihukum," jawab Madam Gisel dengan tegas. "Madam aku tahu madam akan berbaik hati padaku dan meringankan hukuman untukku aku mohon madam," pinta Meli pada madam. Madam memerintahkan pengwal untuk mengawasi kamar Meli. Hukuman yang diberikan padanya adalah tidak akan diberikan jadwal bernyanyi. Atau istilah kerennya di skrors tidak boleh bernyanyi selama satu bulan penuh agar tidak ada pemasukan untuknya. Tak hanya itu Meli juga dikurung dikamar tidak boleh keluar selama sebulan dengan penjagaan yang ketat. "Madam tolong maafk
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status