All Chapters of Bukan Wanita Miskin: Chapter 121 - Chapter 130
156 Chapters
Ini Perintah
Bab121Jeremy melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, sembari melacak keberadaan Rebecca. Matanya sesaat terus melirik ke ponselnya, melacak titik lokasi keberadaan Rebecca."Tengah hutan?" Jeremy mengernyit, ketika titik merah telah muncul, menunjukkan titik lokasi wanita tersebut.Hati Jeremy seketika di penuhi kekhawatiran. _______Di dalam sebuah gedung tua bertingkat dua, di tengah hutan lebat, Rebecca terikat disebuah kursi kayu.Wanita itu dalam keadaan tidak sadarkan diri, dengan wajah lebam dan kening terkena goresan luka benda tumpul.Keberadaan wanita itu di lantai 1, dengan suasana ruangan yang lembab, di temani beberapa serpihan pelafon yang sudah rusak berjatuhan di lantai semen yang tidak berkeramik itu.Ponsel Rebecca tersimpan di dalam sepatunya. Wanita itu masih tidak sadarkan diri, setelah mendapat penganiayaan keras.Malam itu.Rebecca mendapat panggilan telepon."Kau harus mau!!""Tidak, aku sudah sangat jijik padamu.""Arnold White, tidak pernah suka dengan
Read more
Aku Berjanji
Bab122Tubuh Rebecca seketika bergetar hebat, wajahnya memucat dengan tatapan mata ketakutan."Becca, ada apa? Mengapa menatapku seperti itu?" tanya Jeremy melembut. Lelaki itu sadar, tidak seharusnya dia membentak Rebecca seperti tadi.Air mata meluncur seketika, tapi wanita itu tetap diam menatap Jeremy."Rebecca, aku minta maaf." "Mengapa aku tidak mati saja," lirih Rebecca, membuat Jeremy menghentikan laju mobilnya, tepat di halaman parkiran club tersebut."Bukan kamu yang akan mati, tapi aku, atau Arnold mantan kekasihmu itu," tegas Jeremy, sambil melepas sabuk pengamannya.Rebecca memeluk lengan Jeremy dengan cepat. "Kumohon jangan pergi, jangan tinggalkan aku," pinta Rebecca.Jeremy merasakan ketakutan di dalam diri asisten nya itu. Perlahan, Jeremy melepaskan pelukan tangan Rebecca kepada lengannya. Lelaki itu menangkupkan kedua telapak tangannya, ke wajah Rebecca yang penuh luka lebam."Aku tidak akan meninggalkan kamu! Mulai hari ini, aku berjanji, aku akan menjaga kamu."
Read more
1 Sama
Bab123"Kau ...." Arnold mengeram, sembari melotot menatap Jeremy dengan tatapan marah."Pergilah dan cari wanita sialan itu! Aku yakin, dia sedang meratapi nasibnya yang akan terkubur di gedung tua itu.""Jadi kamu tahu keberadaanya?""Tentu saja, aku tidak akan memberitahukanmu, sebelum kamu mau, mencium sepatuku ini," jelas Arnold dengan angkuh.Lelaki itu menjulurkan kakinya, ke arah Jeremy. Jeremy memasang wajah memelas, kemudian dia berdiri, dan mendekati sepatu Arnold.Arnold tersenyum mengejek, dia mengira, bahwa Jeremy akan semudah itu melakukan perintahnya."Dasar lelaki payah," ejek Arnold, ketika Jeremy, memandangi sepatu Arnold tersebut."Aku yakin, kamu pasti baru melihat sepatu semalam ini kan!" lagi- lagi Arnold mengejek Jeremy.Hingga, terdengar suara erangan."Akkkhh, kakiku," pekik Arnold. Lelaki itu berguling- guling kesakitan, diikuti gelak tawa Jeremy Alexander.Jeremy mengeluarkan cincin besi dengan mata berbentuk kepalan tinju. Dia pun mengenakannya di jari man
Read more
Ancaman
Bab124Rebecca membuka mata, di sambut pemandangan yang tidak biasa dia lihat.Wanita itu menyisir seluruh ruangan dengan matanya, terlihat sosok Jeremy, tengah tertidur di atas sofa yang berukuran lumanya panjang.Kamar yang sekarang dia gunakan untuk beristirahat lumayan besar dan di lengkapi beberapa peralatan mahal.Rasa haus menghinggapi. Dengan perlahan, Rebecca mencoba bangun, namun tubuhnya tidak kuasa menahan sakit. Wanita itu merintih, menangis dengan pelan."Rebecca," panggil Jeremy. Entah sejak kapan, lelaki itu sudah terbangun dan menghampiri Rebecca."Kamu sudah bangun rupanya, ayo makan dulu, aku sudah menyiapkannya dari tadi." Jeremy meraih nampan, yang terletak di atas nakas. Nampan itu berisi nasi goreng bertabur daging di atasnya, dengan jus buah hangat."Sakkkiittt," rintih Rebecca."Jangan menangis, tahanlah! Kalau tidak, lukamu akan semakin terasa sakit. Setelah makan, dokter pribadiku akan kemari untuk memeriksamu.""Apa yang Tuan lakukan tadi di club?""Kamu t
Read more
Jadi Apa
Bab125"Aku tidak suka dengan lelaki itu, Mom. Entah mengapa, bagiku dia sangat sombong," terang Desca, ketika dia dan Ibunya sedang duduk bersantai di depan tivi."Hhmm, jadi bagaimana dengan sosok Jeremy?""Lumayan, tapi dia bukan pengusaha sukses! Aku ingin berkenalan lebih jauh dulu, apakah bisa?"Nyonya Jovanka hanya menghela napas. "Kita tidak kekurangan hal apapun, mengapa kamu harus mencari yang sukses lagi?""Itu typeku, Mom.""Tapi aib kamu harus segera di tutupi. Momy memilih Jeremy, karena dia bukan kalangan orang kaya raya. Jadi, mudah untuk di kendalikan. Apalagi, dia tidak begitu banyak punya kerabat.""Dari mana Momy tahu?""Itu hal mudah! Informasi mudah di beli. Setidaknya, dia tidak begitu buruk.""Ini baru 1 bulan, Mom. Anak ini tidak akan mudah di ketahui.""Desca!! Jika klien Momy tau, saingan bisnis dan keluarga besar tau, Momy akan malu tujuh turunan."Desca menghela napas berat. "Baiklah, My, atur saja." "Memang seharusnya begitu! Makanya, seharusnya kamu bis
Read more
Menikahlah Denganku
Bab126"Penasaran?" "Ah enggak." Rebecca berusaha menahan malu dan kembali fokus dengan dengan hidangan makan malam mereka."Enak," kata Jeremy, ketika lelaki itu, mulai memasukkan makanannya ke mulut."Cocok banget ini sudah," lanjutnya, kembali membuat Rebecca mati penasaran."Jadi apa sih," tanya wanita itu sedikit kesal."Jadi istri," ucap Jeremy sembari berpikir. "Jadi Asisten rumah tangga kayaknya," lanjut lelaki itu terkekeh.Wajah Rebecca yang semula memerah menahan malu, dengan hati berbunga- bunga, mendadak masam dan malas makan."Ada apa dengan wajah di pasang sedatar begitu?" "Nggak!" ketus Rebecca.Jeremy terkekeh. Keduanya kembali fokus menyantap makan malamnya."Aku ingin kembali bekerja, Tuan," lirih Rebecca, ketika mereka selesai makan malam."Memang sudah sehat betul? Kalau tidak bagaimana? Kamu yakin akan bekerja dengan maksimal, dan memastikan tidak akan ada kesalahan?"Pertanyaan beruntun dari Jeremy, membuat pikiran Rebecca seketika penuh, otaknya nyaris ngelag
Read more
Menerima
Bab127"Tentu saja! Jangan kuatirkan apapun.""Aku duda," kata Jeremy. "Aku pernah menikah, kemudian gagal.""Tidak masalah, itu masa lalu Anda. Saya, tidak berhak untuk terlibat," ucap Desca dengan tulus."Hhmmm, bagaimana aku menjelaskannya? Jujur, aku sudah memiliki seorang kekasih. Kurasa, aku tidak bisa menikah denganmu."Seketika wajah ceria Desca lenyap begitu saja."Siapa dia?" tanya nyonya Jovanka."Hhmm, biarkan itu menjadi privasi saya. Maaf jika saya menolak.""Tuan! Aku tidak pernah di tolak siapapun! Jangan berani- berani kamu menghinaku seperti ini," bentak Desca tak senang dengan jawaban Jeremy."Tenanglah Nona muda! Ini bukan hinaan. Jujur, nona Desca adalah calon istri yang sempurna. Tapi sayangnya, aku sudah jatuh cinta kepada wanita lain, tolong maafkan aku," lirih Jeremy."Bushitt!!!" Desca berdiri dengan emosi. "Mom, aku tidak terima dengan semua ini, aku malu," isak Desca, kemudian wanita itu pergi, meninggalkan ruangan vvip tersebut.Kini, hanya ada Jeremy dan
Read more
Pertanyaan Konyol
Bab128"Apa? Menikah?" Rebecca terkejut, ketika keduanya makan malam di apartemen."Ya! Tinggallah di sini, saya akan menyiapkan beberapa keamanan untuk kamu.""Tuan, mengapa mendadak seperti ini? Lalu sebenarnya saya ini----"Rebecca menjeda ucapannya sembari menyeka air matanya. "Malam panjang itu," lirihnya. Rebecca seolah tidak mampu berkata- kata lagi.Baginya, Jeremy seakan lupa, telah mengambil miliknya yang paling berharga.Melihat wajah kecewa Rebecca, Jeremy pun merasa bersalah."Maafkan aku, aku yang salah untuk hal itu," ucap Jeremy. "Ini memang pilihan yang sulit.""Kupikir Anda memiliki rasa kepadaku," sahut Rebecca. "Malam itu, adalah malam pertama bagiku, mungkin itu tidak begitu penting bagi Tuan. Tapi bagiku----" Rebecca seakan tidak mampu melanjutkan ucapannya.Suaranya tercekat, seakan membuatnya kehilangan kata- kata. Yang ada, hanya rasa sesak di dalam dada.Perhatian, belaian kelembutan Jeremy, seolah menghipnotis wanita itu, hingga membuatnya memberikan segalan
Read more
Kesempatan Kedua
Bab129Melihat wajah kesal Rebecca, Jeremy merasa gemas dan tanpa aba- aba, mencium wanita itu."Tuan," desis Rebecca, ketika leher wanita cantik itu, menjadi sasarannya."Jangan memancingku dengan wajah seperti itu, aku bisa khilaf," bisik Jeremy ke telinga Rebecca, membuat tubuh wanita itu meremang."Jangan seperti ini, Anda calon suami orang," kata Rebecca memperingatkan.Jeremy kembali tersenyum dan membingkai wajah Rebecca dengan kedua tangan kekarnya.Rebecca menyelami bola mata coklat Jeremy yang indah dan teduh. Hingga tanpa sadar, dia terbuai dan membiarkan bibir seksi Jeremy menyentuh bibir mungilnya.Lagi, Rebecca kalah, dan mungkin akan selalu kalah dalam bertahan.Dirinya sungguh tidak begitu hebat dalam hal ini. Jeremy sukses menundukkannya. Apapun yang kini lelaki itu lakukan, Rebecca seolah tersihir dan menikmati setiap perbuatan nakal Jeremy.________Case dan Joe kembali ke kota Monarki. Kesembuhan Zaki, putra tunggal mereka yang nyaris 98% membuat keduanya memutuska
Read more
Pernikahan
Bab130"Apapun yang terjadi, aku akan berusaha membahagiakan kalian berdua. Hanya kalian, kini yang aku punya," lirih Joe.Case tersentuh. Joe benar, kini Case pun hanya punya Joe dan Zaki. Case berpikir keras, tidak ada salahnya, untuk memberi Joe kesempatan, selagi laki- laki itu bersungguh- sungguh.Akhirnya, Case pun luluh dan memberikan kesempatan itu. Keduanya menikah secara sederhana.Begitu banyak impian mereka, untuk membangun kehidupan yang lebih baik.Usai pernikahan, kedua nya malah berdebat di ruang keluarga.Sedangkan Zaki, kini sudah pandai bermain bersama anak sebayanya, yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka."Jadi kamarku akan menjadi ruang kerjamu?" tanya Case kesal, ketika Joe meminta kamar Case menjadi ruang kerjanya."Iya! Kamu kan sudah sah kembali menjadi istriku! Jadi, kamu harus tidur di kamarku, kamar kita."Case menarik napas berat, kemudian berjalan ke arah kamar Joe. "Kamarmu jelek!" komentar Case. "Jelek? Tapi ini cukup besar, kita bisa mendek
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status