All Chapters of Janda Kembang: Chapter 41 - Chapter 50
52 Chapters
Pertemuan
Empat bersaudara itu baru saja bertemu setelah sekian lama terpisah, rasa haru bercampur bahagia menyelimuti hati mereka."Mbak, anak ini cantik sekali," ucap Permadi penuh rasa syukur."Ia ya Mas, perpaduan antara Mbak Saras dan Mas Reyhan wajahnya," sahut Sundari."Menurutku, lebih mirip Mas Reyhan." Bayu ikut bicara sambil memegang tangan Elena.Saras yang duduk di jok mobil tengah di sampingnya duduk Sundari dan di jok depan ada Permadi dan Bayu yang duduk sambil menoleh ke belakang. "Aku senang bisa berkumpul bersama lagi," ucap Saras sembari tersenyum bahagia."Setelah ini, Mbak Saras pulang ke rumah ya?" tanya Sundari.Saras memandang adik perempuannya yang sekarang beranjak dewasa, raut wajah Sundari terlihat cantik dan terawat. Senyuman manis terlihat dari bibirnya yang indah."Kau sudah punya pacar?" tanya Saras."Mbak Saras gimana sih? Dia masih kecil, masak mau pacaran?" protes Bayu.Saras tersenyum tipis, ia tergelitik untuk menggoda adiknya yang kini telah dewasa dan sud
Read more
Rasa yang Tertinggal
"Wajahnya mirip Saras, namun penampilan wanita ini kayak gembel. Siapa dia sebenarnya?" gumam Bella. Pandangan matanya menatap wajah wanita muda yang ada di depannya, ia semakin heran tatkala Reyhan mendekat dan bersikap baik pada wanita itu. "Apa-apaan sih Reyhan, kenapa dia begitu perhatian dengan wanita itu? Mungkinkah dia selingkuh dengannya?" Bella hatinya semakin panas melihat pemandangan di depan matanya, suami yang begitu cuek terhadapnya, kini begitu manis di depan wanita lain. "Hentikan, aku tidak suka kau sentuh wanita lain di depanku!" Reyhan menatap Bella sekilas, lalu bersikap cuek dan acuh tak acuh. Saras yang melihat hal itu semakin tak enak hati, ia takut Bella mengenali dirinya dan salah paham. "Maaf, saya harus pergi," ucap Saras sembari menjauh. "Kau yakin tidak apa-apa?" balas Reyhan seraya maju ke arah Saras. "Permisi." "Kamu mau ke mana?" cegah Reyhan. "Mohon maaf saya masih ada keperluan lain." "Biar aku antar." "Tidak usah, terima kasih." Saras ber
Read more
Penuh Tanda Tanya
"Kau punya anak dengan Reyhan?" tanya Bella dengan suara bergetar.Saras tak mau menanggapi, ia palingkan muka dan bersiap pergi, namun tangan Reyhan mencegahnya. Hati Saras kesal, entah kenapa rasa benci terbersit saat melihat Reyhan yang egois."Lepaskan aku, kenapa kau bersikap seperti ini? Kenapa kau tak pikirkan perasaan istrimu?""Apa salahku? Aku hanya ingin kamu mengerti tentang perasaanku."Saras mengepalkan tangannya kuat, ingin rasanya ia menjambak rambut Reyhan kuat-kuat, bagaimana mungkin seorang suami tak memikirkan perasaan istrinya yang ada di sebelahnya, walau rasa cinta untuknya masih ada, namun Reyhan harusnya bisa menjaga perasaan Bella."Aku malas berdebat denganmu, jadi jangan ganggu aku, Mas!""Dik, jangan pergi!""Urus saja istrimu, jangan ganggu aku."Saras lalu menepis tangan Reyhan kuat-kuat agar tak memegang tangannya. Tatapan matanya yang tajam membuat Reyhan pasrah dan membiarkan Saras pergi meninggalkan tempat itu."Kenapa kamu tidak mengerti perasaanku?
Read more
Kehangatan Datang tak Terduga
"Apa Radyt tidak tahu hubunganku dengan keluarga mereka?" "Ah sudahlah, itu tidak lagi menjadi masalahku." Saras terus berjalan menuju parkiran mobil, ia ingin segera sampai di mobil tempat anaknya berada. "Loh Mbak, kok sudah kembali?" ucap Bayu saat melihat Saras sudah ada di samping mobil. "Loh katanya tadi Elena nangis," jawab Saras. "Oh tadi memang nangis, tapi setelah itu dia diam, lalu main sama Permadi dan Sundari." "Oalah tak kira dia masih nangis." "Mbak masuk dulu, nanti kita bicara di dalam mobil," ucap Bayu. Saras masuk ke dalam mobil dan duduk di depan, karena jok belakang sudah ditempati oleh Sundari dan Permadi. "Bayu, kamu sebaiknya masuk ke dalam untuk bantu jaga Pakde, kasihan Bude sendirian di dalam," ucap Saras. "Bagas sudah otw ke ruangan Pakde," jawab Bayu. "Ya udah kalau begitu." Saras menjawab tanpa semangat, ia merebahkan kepalanya di bantalan jok mobil dan memejamkan matanya, tapi sebenarnya dalam hatinya dia teringat dengan kejadian yang barusan
Read more
Reyhan Vs Radytia
"Kenapa kau berubah seperti ini?" tanya Reyhan."Aku tidak suka Mas Reyhan mempermainkan perasaan wanita sebaik dan secantik Mbak Saras.""Aku tidak main-main dengannya, aku sungguh-sungguh mencintainya.""Oh ya, dari yang aku lihat dan yang aku tahu, Mas Reyhan sudah mempermainkan dia," jawab Radytia sambil tersenyum sinis."Sejak kapan kau perduli dengan masalah pribadiku?" "Sejak setahun yang lalu aku melihat Mbak Saras yang sedang bersedih karenamu.""Aku pikir kau pria dingin yang tak punya hati," jawab Reyhan."Jangan mengungkit masa lalu, Mas!""Aku masih ingat bagaimana kau pergi dari Indonesia dan kuliah ke Amerika setelah kita bertengkar.""Aku juga masih ingat itu, saat itu kita bertengkar karena seorang gadis.""Gadis itu jatuh cinta padamu, tapi malah kau tinggalkan?""Aku pergi karena kamu, aku kasih kau kesempatan untuk mendekati gadis itu.""Tapi dia menolakku," jawab Reyhan sambil menghela nafas berat, pikirannya menerawang jauh saat dirinya masih muda dan baru tamat
Read more
Permintaan yang Sulit
Mereka sudah sampai di sebuah restoran keluarga yang terletak di sebuah hotel yang nuansanya tradisional berpadu dengan nuansa modern. Makanan melimpah dari nuansa Indonesia, nuansa Western, nuansa oriental dan nuansa Jepang semuanya tersedia. Pelayanannya ramah, saat Saras dan rombongan masuk ke dalam restoran, mereka disambut oleh senyuman ramah para pegawai restoran."Mbak Saras pernah ke sini?" bisik Permadi."Aku pernah pernah ke sini.""Mbak ini hotel dan restoran gitu kayaknya," sahut Sundari."Kayaknya sih iya," jawab Saras.Saras berjalan diapit oleh Permadi dan Sundari, sedangkan Bayu berjalan di depan beriringan dengan Reyhan. "Radyt ke mana?" tanya Saras yang tidak melihat Radytia di antara mereka."Radyt lagi pesan tempat," jawab Reyhan."Oalah," jawab Saras."Mbak, di sini suasananya enak ya.""Iya suasananya enak, ada yang di dalam ruangan ada yang di luar ruangan, pohonnya besar dan rindang, enak buat duduk-duduk," jawab Saras."Hah Radyt harusnya reservasi dulu sebe
Read more
Bukan Sebuah Permainan
"Radyt, tolong bicara dengan Bella kalau kita cari makan hanya berdua saja," ucap Reyhan sambil memandang Radytia. "Apa maksudmu? Kenapa aku harus berbohong padanya?" "Ayolah bantu aku kali ini saja." "Hahaha!" tiba-tiba saja Saras tertawa melihat wajah Reyhan, "dasar pengecut!" lanjutnya. "Aku tidak pengecut, tapi saat ini ada Mama di rumah sakit dan Papa juga masih kritis di ICU, jadi aku tidak bisa jujur dengan mereka," jawab Reyhan. "Tetap saja kau seorang pengecut bagiku," sahut Saras dengan pandangan tajam ke arah Reyhan. "Sudah su-" belum sempat Radytia selesai bicara, ponsel yang dipegang Reyhan berdering kembali. "Radyt, tolong bicara dengan Bella," pinta Reyhan. "Aku tidak mau," jawab Radytia. "Radyt aku mohon." Radytia terlihat cuek dan asik dengan makanan yang dia kunyah, sedangkan Reyhan terlihat gelisah sambil memandang ponselnya yang berdering. "Radyt kalau Mama tahu aku makan bersama Saras, Mama bisa kena serangan jantung." Saras yang tadinya merasa kesal de
Read more
Bimbang
Saras setuju menginap di hotel, karena dirinya juga butuh istirahat setelah kemarin melakukan perjalanan dari kota Solo. Melihat perhatian Radytia, saudara-saudara Saras beranggapan bila Radytia punya perasaan khusus pada Saras. "Mbak, sepertinya Mas Radyt itu orang baik," ucap Sundari yang sedang bermain dengan Elena di atas kasur. "Baik dari mananya, bukankah kau baru kenal dia?" "Iya sih, tapi terlihat dari tatapan matanya yang syahdu saat melihat Mbak Saras." "Mbak rasa setiap laki-laki begitu adanya, mereka akan menatap dengan penuh cinta saat belum mendapatkan apa yang dia incar." "Menurut Mbak Saras seperti itu?" "Iya," jawab Saras sambil tersenyum. Saras masih ingat bagaimana perhatian Reyhan padanya saat dirinya belum menikah dengannya, namun setelah dirinya hamil, malah Reyhan memintanya untuk menggugurkan kandungan. Perasaan benci pada Reyhan waktu itu masih sangat terasa sampai saat ini. Rasa benci, rindu dan cinta bercampur aduk dalam hatinya saat ini. "Mbak, kenap
Read more
Kejamnya Cinta Segitiga
Saras sudah muak dengan perilaku Bella, terlebih mereka saat itu di kamar hotel. Langkah kakinya menuju pintu kamar lalu membuka pintu."Keluar dari sini!"Semua yang di dalam kamar memandang ke arah Saras, mereka terkejut dengan ucapan Saras yang tajam."Lama tidak bertemu, aku tidak menyangka kau sekarang lebih berani padaku," balas Bella. "Cukup sudah kau hina aku, jadi sebaiknya kau pergi."Mendengar ucapan Saras, Bella berjalan menuju tempat Saras berdiri, terlihat senyuman sinis dari sudut bibirnya. "Kau menantangku …?""Selama ini aku sudah menghindar dan pergi dari kehidupan kalian, tapi kau masih saja mengangguku, jadi untuk apa aku mengalah?""Saras, kau sudah berubah," balas Bella. "Bukan urusanmu aku berubah atau tidak, tapi kalau kau usik aku, maka aku tak akan tinggal diam!""Baiklah, aku akan pergi, tapi ingat, kalau kamu main-main dengan suamiku, maka rasakan akibatnya!"Tatapan serta ucapan Bella begitu tajam pada Saras, namun Saras bukan wanita yang gampang takluk
Read more
Menolak Bersatu
Saras menahan gejolak rindu dalam hatinya karena Reyhan sekarang sudah punya istri, sedangkan dirinya hanya ibu dari anaknya, tidak seharusnya dia berduaan dengan suami orang."Aku mencintaimu, percayalah cintaku hanya untukmu," lirih Reyhan."Maafkan aku Mas, aku tidak bisa menerimamu. Tolong kembalilah ke kamarmu, kita sudah bukan lagi suami istri, Mas sudah memilih menikah dengan Bella dan meninggalkanku jadi sekarang waktunya kita untuk berpisah."'Apa maksud kamu Dik, kita sudah lama tidak bertemu dan duku kita berpisah karena salah paham, jadi kembalilah padaku, aku tahu dulu aku banyak salah padamu, tapi mohon mengertilah keadaanku.""Maafkan aku Mas," jawab Saras sambil menepis tangan Reyhan.Mendapat penolakan dari Saras Reyhan pun terduduk lemas sambil bersandar di sisi ranjang, matanya terpenjam dan dia duduk bersila, penyesalan yang begitu besar menyesakkan dadanya."Dik, andai saja dulu aku tidak melakukan kebodohan, mungkin saat ini kita sudah hidup bahagia.""Mungkin sa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status