All Chapters of Janda Kembang: Chapter 11 - Chapter 20
52 Chapters
Hatiku Terpikat Pesonamu
Seorang pria tampan datang mendekat, setelah Daminah pergi bersama pengawalnya. Pria itu terlihat kebingungan. Permadi adik dari Saras baru pulang dari beli minyak goreng, ia lalu bicara dengan pria tampan itu. "Maaf Mas, cari siapa ya?" tanya Permadi. "Anu Dik, apa kamu tahu rumahnya Pak Sujarwo?" "Ada apa cari Pakde Jarwo?" "Orang itu katanya mau jual tanah jadi saya cari dia, tapi aku tak tahu pasti rumahnya di mana, karena ponselku mati gak bisa telpon dia." "Pakde Jarwo kan?" "Iya Sujarwo." "Sujarwo atau Jarwo?" tanya Permadi. Bocah kecil itu memastikan siapa yang di cari orang itu. "Aku tahunya dia namanya Sujarwo pedagang beras di pasar." "Oh, kalau itu betul namanya Pakde Jarwo." "Dia Pakde kamu?" Permadi mengangguk perlahan, ia lalu menunjuk sebua
Read more
Sungguh Aku tak Percaya
Saras melamun hingga dia berjalan melewati rumah Pakde Jarwo, dan kebetulan Pakde Jarwo sedang ada di depan teras rumahnya dan melihat Saras berjalan bersama pria tidak dikenal. "Saras, kamu mau ke mana?" tanya Pakde Jarwo. Sontak Saras berhenti dan membalikkan badan, ia lalu memandang sekelilingnya, ia tersipu malu karena melamun, ia tak sadar bila telah melewati rumah Pakde nya. "Kamu mau ke mana, Nduk!" tanya Pakde Jarwo lagi. Saras tak menjawab tapi langsung berlari kecil menghampiri pamannya itu, ia tersipu malu seraya menunduk setelah sampai di di teras rumah Pakde Jarwo. "A-anu Pakde, aku antar tamunya Pakde," jawab Saras. "Orang itu ta?" "Iya Pakde." "Oalah, lalu orang itu siapa, Nduk?" "Ya, gak tahu Pakde, wong aku baru saja ketemu." Pakde Jarwo tersenyum mendengar uc
Read more
Kesal ini karena Dirimu
"Betul sekali, nasib Saras tak seberuntung anak gadis seusia dia, aku kalau ingat gitu suka nangis," ucap Pakde Jarwo sambil berkaca-kaca matanya menahan kesedihan. "Lalu sekarang Saras tinggal dengan siapa?' "Saras tinggal dengan ketiga adiknya, ia sekarang menjadi kepala keluarga, ibu serta kakak buat adik-adiknya." "Bapaknya ke mana?" "Kabur entah ke mana, Mas! Orang jahat itu semoga kena adzab Allah." "Oh, gitu."  Reyhan manggut-manggut kepalanya, ia mencoba mencerna cerita dari Pakde Jarwo, tapi semakin ia memikirkan, ia semakin penasaran dengan kisah hidup Saras. "Mas Reyhan orang kota, jadi tidak ada cerita kayak gitu ya?" "Aku dengar yang seperti ini, ceritanya kayak di sinetron aja, hehehe!" "Yaah, begitu nasib orang mah, tidak ada yang tahu, kadang di bawah kadang juga di atas, kita
Read more
Sebuah Kata yang Menyakitkan
Keesokan harinya... Saras pergi berjualan ke pasar seperti biasanya, dan hari itu lumayan banyak pembeli di warung sembako miliknya. Saras juga berjualan nasi bungkus yang ia biat sendiri. Dalam dua jam nasi bungkus buatannya sudah ludes terjual. "Nasi bungkus buatan kamu itu enak, sayur dan lauknya bumbunya pas dan lezat." "Iya, aku juga suka lo Bu." "Rahasianya apa, sih?" Saras hanya tersenyum ramah saat menanggapi semua ucapan mereka. Di pasar Kali Baru Bayuwangi, Saras punya lapak di pasar dan ia gunakan untuk berjualan sembako dan ada sayuran segar dan juga nasi bungkus. Dari hasil berdagang itulah dirinya membayar semua biaya sekolah adik-adiknya. Saras sejak kecil sudah pandai memasak karena saat ibunya berjualan di pasar, Saras di rumah menjaga adik-adiknya di bantu oleh neneknya. Semua bumbu rahasia dari neneknya kini diturunkan kepada Saras, jadi Sa
Read more
Cemburu Buta
Pagi itu, Saras malas berjualan ke pasar, ia masih merasa dongkol soal yang terjadi di pasar kemaren, ia sekarang lagi malas-malasan di rumahnya sambil menggerutu seorang diri. "Memangnya kenapa kalau aku janda? Kenapa orang-orang begitu benciku? Huh, sebel!" "Aku tak akan mengganggu suami mereka, tak ada yang membuat aku terpikat, kecuali satu orang yaitu pria yang kemaren." Saras tersenyum malu sambil tidur-tiduran di dipan bambu yang ada di dekat dapur, ia sebetulnya mau masak, tapi dia malas untuk bangun dari dipan. Adik-adiknya pergi sekolah semua, karena itu ia malas untuk masak. "Saras, ada lauk dan sayur?" tiba-tiba Bude Sumiati masuk ke dapur lewat pintu belakang. "Bude saya libur gak jualan, jadi gak masak, tapi ada tahu goreng sama sambal kecap." "Aduh, kenapa tidak masak? Itu kemaren Reyhan ke sini terus tak kasih makan, tapi lauk dan sayurnya ambil di rumah kamu, dan sekarang tanya masakan yang kayak kemarin. Saras, gimana
Read more
Karena Kamu
"Makanan ini enak sekali, aku bahkan baru kali ini makan belut yang dimasak seperti ini," ucap Reyhan. "Aku sih, gak suka belut!" sahut Bella sambil mencibir, "tapi kalau sambalnya aku akui enak," lanjutnya. "Nah kamu sekarang mengakui masakan Saras enak kan?" ucap Reyhan. Saras mendengarkan obrolan mereka di balik tembok dapur, Saras begitu penasaran dengan hubungan mereka berdua. "Mas Reyhan terlihat mesra dengan wanita itu, lalu aku harus bagaimana? Aku tak seharusnya mendekati Mas Reyhan," gumamnya. Bude Sumiati hanya mengamati Saras dengan seksama, ia merasa sedih melihat Saras yang terlihat murung. Perubahan sikap Saras begitu kentara sebelum dan sesudah dia tahu kalau Reyhan bersama wanita lain. "Saras, kamu kenapa?" sapa Bude Sumiati sembari mendekat. "Gak apa-apa Bude, sepertinya aku lupa kalau aku ada pekerjaan yang belum selesai di rumah. Bude, aku pamit dulu ya!" "Kamu tadi bersemangat untuk datang ke sini, lalu kenapa sekarang kamu ingin cepat pulang?" "Gak ada ap
Read more
Kamu Sedingin Salju
"Pergilah Mas, aku tak mau ada masalah." Saras berdiri dari duduknya dan bersandar di dinding rumah yang terbuat dari bambu. Saras memang miskin, rumahnya sangat sederhana dan dindingnya terbuat dari bambu. "Ayang, kenapa menamparku? Apa salahku?" protes Bella sambil mengusap pipinya yang panas. "Bella, kamu jangan bikin masalah ya! Kamu itu kenapa marah-marah?" ucap Reyhan. "Ayang, kenapa kamu perhatian sama dia? Salah, bila aku marah? Aku cemburu!" Bella berkaca-kaca matanya, ia sangat hancur setelah Reyhan menamparnya. "Kamu apa-apaan sih, aku hanya bicara dengan dia, tapi sikap kamu berlebihan, tau!" "Ayang, aku bisa merasakan kalau kamu perhatian dengan gadis kampung itu, aku hanya penasaran, sebenarnya kamu ada hubungan apa dengan dia?" Reyhan berkacak pinggang, ia terlihat kesal karena Bella mendikte sikapnya pada Saras. walau dia
Read more
Mimpi di Siang Bolong
"Aku tak mau seperti ini terus, aku harus bangkit, bila aku kerja seperti ini, aku hanya bisa dapat uang receh," gumam Saras.   "Tapi aku harus kerja apa?"   "Aku hanya punya uang simpanan sedikit, kalau buat usaha sendiri, apa cukup?"   Saat Saras sedang bicara dengan dirinya sendiri di rumah, datanglah Daminah istri almarhum juragan Broto bersama Jatmiko.   "Assalamualaikum."    "W* alaikum salam," jawab Saras sambil berjalan ke depan rumah.   "Saras, aku tadi ke pasar dan orang-orang pasar bilang kamu tidak jualan. Kenapa, apa kamu sakit?" tanya Daminah.   "Tidak Nyonya, aku tidak sakit, aku hanya ingin istirahat saja."   "Aku boleh duduk?" sindir Daminah seraya tersenyum karena dari tadi dirinya tidak di suruh duduk.   "Oh, maaf silahkan duduk Nyah!" balas Saras.   Me
Read more
Masalah Datang Mendera
"Mas Reyhan kok, ada di sini?" "Aku tadi ngobrol dengan Bayu." "Ada perlu apa ke sini?" Pertanyaan Saras tidak langsung dijawab oleh Reyhan, Saras melihat Reyhan yang seakan jijik melihatnya. "Aku permisi dulu," ucap Reyhan sembari memandang ke arah lain. Reyhan tidak terlihat seperti saat pertama kali berjumpa dengannya, tatapan mata Reyhan hampa tanpa ada rasa seperti saat pertama bertemu. "Mohon maaf, saya merasa ada sesuatu, tapi aku tak tahu apa itu?" "Tidak ada apa-apa, aku hanya numpang ke kamar mandi," jawab Reyhan. Saras tidak begitu saja percaya, ia curiga kalau tadi saat ngobrol dengan adiknya, Reyhan mendengar cerita yang tidak seharusnya dia dengar. "Mohon maaf, aku merasa heran dengan sikap Mas Reyhan. Mohon maaf apa boleh aku tanya sesuatu?" Reyhan menaruh tanga
Read more
Cekcok di Pasar
"Mbak, kenapa bilang kalau punya suami? Padahal janda.""Kalau sudah janda, mau jadi istriku?""Mbak cantik dan masih muda, jangan kerja lagi, enakan jadi istriku.""Aduh, cantik-cantik kok jualan pisang, enakkan juga jadi istriku."Suara para lelaki hidung belang yang mulai menggoda Saras tatkala mereka tahu kalau Saras adalah janda, namun dengan tenang Saras meladeni mereka. Saras tak mau mencari keributan di pasar itu."Mohon maaf, Bapak-bapak dan juga Mas-Mas yang ganteng, saya permisi dulu ya!" pamit Saras."Iya, sebaiknya kamu pergi, aku juga tak mau para laki-laki ini ngumpul di sini sambil godain kamu," ucap salah satu wanita yang ada di situ."Iya Yu, tuh lihat mereka pada ngumpul sini setelah tahu Saras janda. Untung ini sudah sore dan pasar mulai sepi, jadi aku bisa ngawasin, kalau pasar ramai, mana bisa aku lihat suamiku yang godain janda gatel," timpal emak-emak lainnya."Mohon maaf, saya tak pernah
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status