All Chapters of SEMUA KARENA SUAMI KEDUA: Chapter 71 - Chapter 80
117 Chapters
71. BERGERAK MENCARI
Di dalam hatinya, Naomi sangatlah kesal terhadap Kris yang suka mengambil keputusan tanpa perencanaan matang. Ujung-ujungnya Naomilah yang akan diperintah untuk turun tangan membereskan kekacauan akibat dari tindakan Kris yang impulsif."Aku akan menikahi paksa Ruth," jawab Kris enteng. Naomi menyemburkan air minum dari mulutnya yang baru saja menyentuh bibir gelas."Apa!?" Baik Naomi maupun Ratmi seakan tidak percaya dengan ide yang baru saja mereka dengar."Aku ingin Hizkia hancur. Ketimbang membunuh Ruth lebih baik ia menjadi istriku," jelasnya. Kris meraih sebatang rokok, menaruhnya di bibir tanpa dinyalakan. "Usia pernikahan mereka juga masih satu tahun, Ruth belum tentu mencintai Hizkia," tebak Kris. Pria itu tertawa masam."A... apa Kakak... serius dengan ide itu?" tanya Naomi terbata."Aku serius. Tapi, aku akan selesaikan urusan dengan Ruth dulu," sahut Kris. "Aku telah menawarkan kesepakatan pada Ruth, ia akan kunikahi sebagai ganti nyawa suami dan anaknya," lanjutnya tertaw
Read more
72. NAOMI CEMAS
Naomi terlihat gelisah di kamarnya. Perempuan itu tidak dapat tidur nyenyak, sebelum memastikan bahwa tindakan Kris ini menguntungkan bagi mereka. Akan tetapi, pikirannya tidak menemukan jaminan bahwa mereka akan aman, setelah menyadari bahwa bisa jadi kini mereka terancam berkat kartu tanda pengenal yang digunakannya untuk menyewa sebuah mobil. "Sialan!" cacinya rendah. Ia tentu tidak mau kalau suaranya akan terdengar hingga ke telinga kakaknya.Ratmi terlihat nyenyak di ranjang. Rumah yang mereka tempati sekarang, peninggalan Ryuzaki. Semasa ayahnya masih hidup, tempat ini digunakan sebagai tempat liburan keluarga dan teman dekat.Semenjak Ryuzaki berpulang, rumah ini tidak begitu terurus dengan baik. Menjelang hari terakhirnya, ayah mereka menghabiskan waktu di desa ini. Di sinilah, surat warisannya dibacakan, keputusan mengenai seluruh harta peninggalan diserahkan kepada Akihiro Krisnarendra, putra kesayangan dan kebanggaannya. Pembagian untuk Ratmi dan Naomi menjadi keputusan Kr
Read more
73. MELARIKAN DIRI
Ruth terkesiap sendiri, saat penjaga pintu ambruk ke tanah berumput, tidak sadarkan diri. Balok kayu yang dipukulkannya ke punggung si penjaga pintu gudang refleks terlepas di dekat kakinya.Ruth mencermati gerakan pria tambun itu. Ia tidak bisa memastikan apakah penjaga pintu masih hidup atau sebaliknya, setelah dengan segenap kekuatannya Ruth menghempaskan balok ke punggungnya.Dengan kondisi panik dan gemetar melihat penjaga pintu tidak bergerak, gegas Ruth menarik kunci di pinggang penjaga untuk membuka rantai yang mengikat kaki kiri dan kanannya."Maaf, Pak. Saya terpaksa melakukannya," bisiknya tanpa sesal.Ruth telah leluasa melangkah, meski dengan rasa sakit di pergelangan kakinya. Ia berjalan mengendap-endap kembali ke gudang perlahan, dengan tangan gemetar Ruth mendorong pintu besar gudang itu. Saat terbuka, ia langsung berlari ke arah Elkana. Ruth meraih putranya yang masih terlelap, menyatu dalam dekapannya.Firasatnya mengatakan ia harus lari bila ada kesempatan. Ini saat
Read more
74. MENCARI
Pria itu mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya ia melayangkan bogem mentah pada penjaga pintu yang tidak becus menjaga seorang perempuan dan anak kecil. Hanya saja, ia masih membutuhkan informasi tentang kejadian yang baru saja terjadi.Kris tidak memiliki pengawal atau anak buah lainnya, bila semakin banyak yang tahu, maka kemungkinan besar kedoknya mudah terbongkar. Ternyata satu saja anak buah, malahan menyusahkan dirinya.Beberapa menit Kris menunggu Rokidi siuman, yang dinanti tak kunjung bangun. Sebaliknya, ia tampak begitu nyenyak di lantai.Tidak sabar, Kris mengambil ember lalu menyiram air dari toilet ke tubuh penjaga pintu. Rokidi megap-megap, seperti ikan yang tidak sengaja terlempar ke darat.Ia mengusap wajahnya yang disiram air dingin. Penjaga berusaha bangkit berdiri, tubuhnya oleng karena merasakan nyeri di bagian punggung."Tidak becus!" Kris menampar penjaga pintu saat ia berdiri menghadap majikannya. Tubuhnya oleng ke dinding sambil gemetar, menunjukkan diriny
Read more
75. TERTANGKAP
"Tolooooong!" raung Ruth sekeras-kerasnya menyisakan gema lara di subuh gulita. Pekik tangis pilu Elkana yang terkejut mendengar suara ratapan mamanya menambah keperihan hati yang mengetahui situasi ini, kecuali dua pria yang kini mendekat pada Ruth. Penglihatan Ruth telah genap berkurang, hingga benar-benar kelam menyapa. Ruth dan Elkana rebah dalam dekapan Kris."Buka pintu penumpang belakang!" Rokidi yang diperintahkan melakukan sesuai instruksi dari Kris. Ruth dibopong oleh Kris ditaruh pada bagian penumpang belakang sopir. Elkana digendong Rokidi, lalu diserahkan pada Kris. Anak kecil itu meraung dan meronta, Kris kewalahan menghadapinya."Ck... Anak ini menyusahkan saja. Kita tinggal saja di sini," keluh Kris. "Pasti akan merepotkan bila bukan Ruth yang mengurusinya," imbuhnya lagi.Sewaktu Kris membuka pintu, Rokidi bersuara, "Pa... Pak Kris, izin berpendapat..." Gerakan Kris terhenti, lalu ia menoleh sedikit pada Rokidi, Elkana masih menangis dalam gendongannya."Apa!" serunya
Read more
76. MEMOHON PERTOLONGAN
Dengan sisa kekuatannya, Ruth mendorong kuat Kris hingga terduduk di lantai."Menjauh kamu!" berang Ruth. Pria itu bangkit dengan rasa marah, berusaha menggapai Ruth.Ia tidak tinggal diam, secara membabi buta memukuli Kris, pria itu selalu berhasil mengelak. Lantas, Kris meraih pergelangan tangan Ruth yang bergerak serampangan."Diam!" sembur Kris dengan kilat amarah. Ruth terdiam dengan nafas naik turun dan tatapan penuh kebencian dan jijik.Entah bagaimana bisa, gelenyar aneh menjalar dalam tubuh Kris saat menyentuh pergelangan tangan Ruth dan menatap lurus dua kancing kemeja lawan terbuka.Pria itu dikuasai gairah sesat, tangan kanannya berusaha menyentuh wajah Ruth. Ia berusaha menjauhkan wajahnya dari usaha pelecehan yang dilakukan oleh Kris."Tolo--"Kris membekap kuat mulut Ruth yang akan berteriak."Diam atau aku nodai kamu saat ini juga," ancam Kris. Mata Ruth berkaca-kaca ketakutan, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.Namun, Kris telah diujung nafsu serakahnya. Ia mungkir, m
Read more
77. TINDAKAN MEDIS
Ratmi dan Naomi telah diamankan lebih dahulu. Tangan mereka diborgol ke belakang. "Lepas!" hardik Naomi pada tim yang membopongnya menuju mobil. "Ibu jangan melawan petugas!" balas seorang petugas yang mengeratkan cengkramannya di pundak Naomi. Ia sedikit didorong agar berhenti melawan. Sementara, Ratmi berjalan sembari tertunduk lesu. Tidak ada perlawanan dari perempuan paruh baya itu. Iming-iming putra sambungnya telah putus di jalan. Harapan untuk hidup lebih enak tidak kesampaian.  Berbeda lagi dengan Rokidi, pria itu gemetaran sampai kencing di celana karena tidak menyangka kasus hukum ini melibatkan seorang pengusaha yang cukup dikenal di negara ini. "Begitu saja kencing di celana," ledek seorang petugas. "mana kegarangan kamu?" tanyanya lagi. "Ti... ti... ti... dak, Pak" sahut Rokidi terbata-bata saat digelandang menuju mobil. Manalah mungkin bagi
Read more
78. LEBIH LEGA
Tujuh bulan kemudian "Menyatakan terdakwa Keiko Naomi telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan turut serta melakukan penculikan. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 18 belas tahun," putus hakim. Ketuk palu hakim diiringi teriakan histeris Naomi di persidangan. Perempuan itu sulit menerima kenyataan akan hukuman yang akan dijalaninya. Hizkia dan Ruth hadir di ruang persidangan. Pria itu menggenggam erat tangan Ruth yang mendingin. Sewaktu para terdakwa Naomi, Ratmi, dan Rokidi di bawa kembali keluar dari ruang persidangan, Ruth menerima tatapan penuh kebencian dari Naomi. Ia sempat berhenti dan berteriak, "Kalian tidak akan pernah hidup tenang, meskipun saya dipenjara atau mati sekalipun!" Ruth terpengaruh dengan lontaran kalimat bernada ancaman dari Naomi. Tubuh Ruth agak lemas, untung saja suaminya langsung menopangnya dan membawanya kembali duduk ag
Read more
79. KEHAMILAN??
Setibanya di rumah, Ruth dan Hizkia disambut oleh Elkana yang semakin baik perkembangan bahasanya. "Mama... punyang... mama... punyang," soraknya gembira mengatakan pulang dengan bahasa anak-anaknya. "Halo... jagoan Papa. Papa juga pulang. Beri Papa ciuman, Nak," ujar Hizkia sembari mengelus kepala Elkana dan menyejajarkan tingginya. Elkana memberi ciuman di pipi kiri kanan Hizkia dan Ruth secara bergantian. "Papa Mama El sudah pulang? Gimana tadi hasil sidangnya?" tanya Endang antusias. Setelah Magdalena tinggal selama empat bulan di rumah Hizkia, membantu perawatan mereka dan mengasuh Elkana, giliran Endang telah tiga bulan menemani mereka. Kejadian Ratmi yang memiliki maksud lain sewaktu bekerja bersama Ruth, membuat mereka semua seperti trauma bila mempekerjakan pihak lain dalam waktu dekat. Hal itulah yang membuat baik bunda Ruth dan mama Hizkia secara bergantian tinggal di rumah Hizkia. "Hukuman penjara, Ma. Untuk Naomi 18 tahun, Ratmi
Read more
80. SAKIT PERUT
Proyek pembangunan gedung baru kembali dapat beroperasi setelah kasusnya selesai. Hari ini Hizkia telah tampak rapi, ia akan menyambangi kembali lokasi pembangunan di kota Surabaya. Hizkia akan pergi selama dua hari. "Koper kamu udah selesai ya, Papa El," ucap Ruth setelah melihat Hizkia keluar dari kamar kecil. "Kamu beneran ngga mau ikut ke Surabaya?" tanya Hizkia sembari mengusap rambutnya yang basah karena keramas. "Engga. Mama lusa pagi 'kan pulang ke Medan, aku hantarkanlah kepulangan Mama," sahut Ruth, menyerahkan kemeja dan celana panjang milik Hizkia. "Okelah. Lusa aku juga udah pulang, tapi tiba malam di rumah," terangnya. Mereka bergabung ke ruang makan. Telah ada Endang dan Elkana menanti mereka untuk sarapan bersama. Setelah sarapan selesai, Ruth beberes di dapur. "Ma, lusa aku tidak bisa mengantar kepulangan mama ya, aku tiba di Jakarta malam hari," terang Hizkia masih duduk di bangkunya. "Iya, ngga papa, kamu ada jadwal kunjungan kerja... Mama maklum," sahut Endan
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status