All Chapters of Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya : Chapter 81 - Chapter 90
123 Chapters
Sikap Mas Umair
"Dari mana aja, Mas? Jam berapa ini? Mana gak ada kabar lagi. Aku tau kamu punya cara sendiri buat nyelesein masalah, tapi tolonglah kalau gak mau melibatkan aku, beri aku kabar. Pesanku juga gak kamu respon sama sekali padahal ponsel kamu aktif."Baru saja memasuki rumah, mas Umair sudah ku todong dengan berbagai omelan. Tak peduli ia lelah atau tidak yang jelas aku merasa aku salah mengambil sikap. Ya, tak seharusnya aku diam dan menunggu kabar begitu saja seperti umi. Mungkin umi mampu berbuat demikian, tapi tidak denganku. Apalagi hampir sehari semalam mas Umair pergi. Sepanjang jalan menuju ruang tidur pun mas Umair hanya membisukan mulutnya dan terus melangkah tanpa memedulikan diriku yang mengejar dirinya. Membuatku semakin kesal rasanya meski aku tahu jika aku ataupun mas Umair bersuara kemungkinan besar akan terdengar oleh abi dan umi. Dan itu akan terasa tak enak sebab akan menganggu waktu istirahat mereka. Namun perasaan kesalku juga tak seputar kepergian mas Umair yang t
Read more
Terungkap bahwa ...
Ku hapus satu tetes air mataku yang terlanjur mendarat di pipi. Meletakkan begitu saja ponselku di atas nakas dan berjalan keluar menuju ruang tidur Shaka. Rasanya berat tidur seranjang dengan mas Umair kali ini. Astaghfirullah. Waktu berjalan begitu lama. Kedua mataku seakan tak ingin menutup meski sejak tadi sebetulnya mulut ini terus saja menguap. Ku pandangi buah hatiku yang kini mulai beranjak besar. Ia tertidur pulas seperti sudah menemukan kenyamanan dalam mimpi indahnya. Kreeeekk! Tiba-tiba aku mendengar pintu yang terbuka secara perlahan. Dengan sengaja aku lantas menutup kedua mataku. Aku yakin itu mas Umair yang datang. Karena hanya ia yang berani ke kamar Shaka pada saat tengah malam begini. Tahu-tahu aku merasa kalau tubuhku sedang diangkat oleh mas Umair. Ia membopongku dan hendak membawaku entah kemana. "Turunin aku, Mas!" kataku yang ternyata aku sudah dalam gendongannya. Terpaksa aku membuka mataku karena aku masih kesal dengan mas Umair. Namun bukannya melepask
Read more
Permintaan Mas Umair
#SKDYPart 83 Permintaan Mas Umair"Ooh, aku tahu ... Mas anggap aku bod*h 'kan? Jadi gak perlu ikut-ikutan mencari tau soal mereka. Atau Mas memang gak pernah mencintaiku? Makanya aku selalu dibiarkan untuk berjuang sendiri." Dengan mata berkaca-kaca tanpa sadar aku mencerca pertanyaan pada suamiku yang selama ini tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiranku. Perasaan iba ku seketika hilang. Malah aku merasa begitu malangnya nasibku menikah dengan lelaki yang dulu ku kira sebagai malaikat penyelamat hidupku. "Jawab aku, Mas!" ku tinggikan nada ucapanku yang kemudian dengan cepat mas Umair malah memelukku. Aku pun tenggelam dalam pelukannya bersamaan dengan pecahnya tangisanku. ***Perlahan aku membuka kedua mataku. Melihat ke segela arah dengan pandangan yang sendu. Mengingat kembali kejadian tadi malam yang membuatku harus menguras air mata juga amarah yang hampir tak terbendung. "Sudah bangun? Sholat subuh dulu, ya." Netraku seketika mengarah pada mas Umair yang baru saja
Read more
Flashback
#SKDYPart 84 Flashback Merasa batinku semakin kacau, aku pun segera memasuki mobil dan keluar dari garasi. Tak terima rasanya lama-lama melihat mas Umair yang tengah asyik mengobrol dengan Sarah. "Tin tin tin tiiiinn!!!!!"Sengaja aku menekan klakson berulang kali saat keluar dari garasi menuju halaman rumah. Emosiku seakan tersulut melihat kedekatan mas Umair dengan Sarah. Padahal selama Sarah tinggal di sini mas Umair cuek-cuek saja. Ah, dasar laki-laki! "Anak-anak ayo naik!" Shaka dan Romi pun memasuki mobil dengan bantuan mas Umair yang membukakan pintu belakang. Sarah mendekatiku. "Terima kasih ya, Mbak," ucap Sarah dari balik kaca mobil yang ku setengah terbuka. "Iya, sama-sama," balasku dengan senyum yang kembali harus dipaksa meski batin terasa tersiksa. Argh, kapan berakhirnya permaian ini? Sebelum melaju ku sempatkan menatap mas Umair yang kini berdiri di sebelah kiri mobil. Dalam hati berkata akan ku balas perbuatan mas Umair karena telah membuatku cemburu pada Sarah
Read more
Peraturan
Aku bercermin di depan kaca kamarku. Melihat penampilanku dari atas sampai bawah yang menurutku biasa namun terasa berbeda. Ya, penampilanku kali ini memang biasa seperti hari-hari sebelumnya. Tetapi perasaanku lah yang berbeda sebab dengan penampilan yang super rapi ini aku akan menghadapi Sarah. "Dasar wanita jal*ng! Pergi kamu!" umpatku sembari membayangkan Sarah yang berada di depan kaca. "Eh, astaghfirullah. Kok terdengar kasar, ya?" gumamku pada diriku yang mendadak merasa tak pantas aku berkata demikian. Lebih tepatnya aku merasa tak percaya diri. "Ehem ehem!" aku berpura-pura batuk guna membetulkan kembali apa yang akan ku katakan. "Pergi kamu Sarah! Wanita mur*han seperti kamu tak pantas ada di sini!" kataku lagi yang kemudian aku malah terdiam beberapa detik. "Kenapa kaku banget ya Allah," batinku. Melihat kembali diriku. Perkataan barusan juga sama saja dengan yang pertama. Tak pantas jika aku berkata demikian. Ah, lebih tepatnya memang aku merasa tak percaya diri jik
Read more
Di Rumah Sarah
#SKDYPart 87 Di Rumah SarahRahma terdiam sejenak. "Ke rumah mbak Sarah sama—""Sarah?" aku terbelalak mendengar ucapan Rahma barusan. Mau apa mas Umair ke rumah Sarah sore-sore begini? Ah, ini tak bisa dibiarkan. Bisa-bisanya mas Umair pergi ke rumah janda tanpa diriku. Menyebalkan. "Iya, Mbak. Tapi gak—""Yaudah, Mbak susul aja sekarang. Makasih, ya." Aku berlalu begitu saja meninggalkan Rahma yang sekilas malah terlihat kebingungan."Rahma kenapa, ya?" gumamku sembari terus berjalan menuju rumah Sarah. Sesampainya aku di depan rumah Sarah mas Umair beserta abi dan umi keluar. Lalu ada juga pak RT dan istrinya yang mengikuti dari dalam, begitu juga dengan Sarah. Aku semakin bingung dengan kehadiran pak RT juga istrinya tersebut. Apa yang mereka lakukan pada Sarah di jam malam seperti ini? Melabrak? Mas Umair yang menyadari kedatanganku ia malah melempar senyum manis seperti biasa yang ia lakukan. Seakan memberi tanda bahwa semuanya baik-baik saja. "Nanti suamimu akan jelaskan d
Read more
Kemenangan
#SKDYPart 87 KemenanganAku pun hanya menurut dengan ucapan suamiku itu meski sebetulnya dalam hati masih ada rasa kebingungan. Tapi mengingat mas Umairlah yang mengatur semuanya aku pun tak bisa berkata atau membantahnya. ***Keesokan harinya saat aku dan mas Umair tengah bersantai di teras depan kami disuguhkan pemandangan dimana Sarah sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam mobil. Padahal waktu masih sangat pagi. Entah akan kemana Sarah pergi kali ini. Aku dibuat bertanya-tanya mengapa Sarah melakukan hal demikian sembari sesekali melihat aku dan mas Umair yang masih menikmati suasana. "Bagaimana? Kita menang 'kan?" mas Umair menyeruput tehnya. Aku menoleh pada mas Umair. Jadi ini tujuan mengapa tiba-tiba suamiku ini mengajakku bersantai di waktu pagi yang mana hal seperti ini sangat jarang kami lakukan. Mas Umair ingin menunjukkan kemenangannya atas Sarah dan Mbak Sinta.Pantas saja tadi malam saat aku menagih agar mas Umair memberitahukanku tentang pertemuannya dengan Sara
Read more
Setelah Kepergian Sarah
#SKDYPart 88 Setelah Kepergian SarahAku mengangguk pelan mendengar penjelasan mas Uamir. Masuk akal juga apa yang dikatakan suamiku barusan. "Gak usah ngelabrak-ngelabrak kayak di sinetron, bikin malu sendiri dan seperti itu tuh cara yang gak elegan dalam menangani masalah," tambah mas Umair yang membuatku menautkan kedua alisku. Darimana suamiku itu bisa beranggapakan seperti itu? Ada-ada saja. ***Beberapa hari berlalu setelah kepergian Sarah memang membuat keadaan keluargaku kembali tenang dan normal. Tapi tidak dengan Shaka yang sering kali bertanya tentang Romi yang tak pernah lagi datang ke rumahnya. Aku menghela napasku. "Romi 'kan sudah pergi ikut mamanya. Lagian 'kan temen Shaka banyak. Gak usah sedih lagi, ya." Aku mengusap lembut kepala anakku itu. Berharap Shaka bisa melupakan Romi selamanya. Karena tak mungkin Shaka dan Romi akan bertemu kembali karena adanya surat perjanjian yang melibatkan aku dan mas Umair dengan Sarah. Begitulah jawaban yang ku berikan pada Romi
Read more
Gagal Panen
#SKDYPart 89 Gagal Panen Disaat Rima menyadari kalau aku memandanginya, ia malah membalas pandanganku sembari melambaikan tangannya. Aku tercengang sekaligus kebingungan. Jika ia Rima yang ku maksud sungguh terlalu karena berani menunjukkan ekspresi wajah tak bersalah karena sudah membohongiku dan keluargaku. Tapi jika bukan ... Ah, tak mungkin aku salah melihat. Kejadian itu pun aku menceritakannya pada mas Umair. Tetapi suamiku itu malah tak menanggapinya bahkan memintaku untuk mengecek keadaan Shaka dengan dalih takut anaknya belum tidur karena waktu sudah semakin malam. Sikapnya membuatku kesal namun karena ketidakberdayaanku aku pun hanya bisa menuruti apa perkataannya. Saat hendak menuju kamar Shaka tak sengaja aku melihat abi dan umi yang terduduk di ruang tengah. Melihat garis wajah kedua mertuaku itu aku merasa ada yang berbeda kali ini. Mereka tampak seperti sedang menghadapi masalah yang cukup besar. Terlihat dari abi yang terus-terusan memijat keningnya. Sedangkan umi
Read more
Mulai Bangkit
#SKDYPart 90 Mulai Bangkit Seketika aku menatap keheranan pada suamiku ini. Entah apa yang ada di pikirannya bisa menyatakan kalau ada yang mau membeli sawah adalah masalah. Bukankah itu sebuah keberuntungan? Apalagi disaat kondisi kami yang sangat membutuhkan dana untuk menutupi segala kerugian yang ada. Lagipula harga satu sawah milik mas Umair yang berukuran lumayan besar itu aku rasa akan lebih dari cukup. "Orang itu maunya membeli semua sawah kita," ujar umi yang lantas membuatku menoleh kearahnya. "Jual semuanya atau tidak sama sekali. Katanya begitu," tambah umi. Aku tertegun mendengar apa yang dikatakan umi barusan. Ada orang seperti itu? Bagiku itu bukan membeli ataupun memberi solusi, melainkan merebut usaha mas Umair namun secara halus. Kalau orang kaya itu bisa membeli semua sawah, kemungkinan besar ia juga berkeinginan untuk membeli tempat penggilingannya. Otomatis usaha milik suamiku akan berhenti. Sekarang aku mulai mengerti kepenatan yang menimpa suamiku. Dilain s
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status