Semua Bab Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Bab 81 - Bab 90
220 Bab
BAB 91: Jebakan Sempurna
Sorot mata Paula begitu tajam, hatinya memanas karena amarah. Paula marah karena dia merasa di permainkan oleh Winter, gadis bodoh yang tidak ada ada apa-apanya di bandingkan dengan dirinya. “Kau benar-benar keterlaluan Winter, kelakuanmu dalam menjebakku sangat biadab. Aku curiga kepadamu karena kau sudah sangat berubah, hingga aku tidak mengenal siapa dirimu. Hari semakin hari kau menjadi menyebalkan dan tidak tahu diri, kau sombong, melupakan siapa orang yang selama ini selalu bersedia di sisimu dalam keadaan apapun. Harusnya kau sadar diri, aku memberimu pistachio karena aku khawatir kepadamu jika gadis aneh di hadapanku bukan Winter Benjamin yang asli. Tapi kau memakannya dan membuat semua orang berpikir bahwa aku adalah orang yang jahat.”Tuduhan demi tuduhan Paula begitu mulus terucap dari mulut Paula, Paula sangat pandai memutar balikan fakta. Paula sangat pandai, membuat kejahatan yang sudah dia ciptakan untuk Winter berubah arah dengan berpura-pura bahwa dia adalah korban.
Baca selengkapnya
BAB 92: Awal Derita
Winter terbaring dengan senyuman miringnya sambil langit-langit kamar ruangan dia di rawat. Gadis itu merasa sangat-sangat puas karena orang yang mendengar semua percakapannya dengan Paula adalah Vincent. Kini Winter tidak perlu repot-repot lagi mencari alasan untuk menjauh dari Paula untuk sementara waktu dalam mempersiapkan diri mengikuti kontes ratu sekolah. Winter penasaran, apa yang Vincent lakukan pada Paula. Tidak ada yang Winter harapkan, Winter hanya ingin Paula menderita sedikit demi sedikit hingga dia merasa menyesal dengan kehidupannya. Lagi pula, Winter tidak ingin menghancurkan hubungannya dengan Paula lebih cepat karena ada banyak hal yang harus Winter lakukan. Salah satunya membuat Paula gemuk obesistas, tepat saat Winter berubah menjadi cantik bersinar. Pintu di depan Winter kembali terbuka, Vincent kembali lebih cepat dari apa yang di bayangkan. Pria itu berjalan begitu cepat menutup pintu dan segera duduk di sisi ranjang. Vincent merengkuh tubuh Winter terliha
Baca selengkapnya
BAB 93: Tanpa Jera
“Nanti siang aku akan menjemputmu di tempat terapi. Kau paham?” Tanya Vincent dengan nada penuh dengan tekanan. Sejak kejadian Winter masuk kembali ke dalam rumah sakit, Vincent menjadi sangat memperhatikannya. “Baik.” “Masuklah.” Winter melambaikan tangannya, gadis itu berbalik dan segera pergi gedung kelasnya. Akhir-akhir ini Vincent sangat menjaga ketat Winter, dia memperhatikan Winter untuk memastikan bahwa adiknya benar-benar jauh dari Paula. Sesungguhnya, tanpa Vincent perhatikan sekalipun, Winter memang sedang ingin menjauhi Paula. Kebencian Vincent pada Paula selalu bisa Winter gunakan sebagai alasan kepada Paula di setiap kali Paula mengajaknya bertemu. Winter sendiri sudah mendengar apa saja yang Vincent lakukan kepada Paula, Winter merasa cukup senang karena keputusan Vincent akan membuat Paula cukup putus asa tidak bisa bersombong diri lagi. Selama istirahat dua hari usai terkena alergi, Winter hanya menghabiskan banyak waktunya untuk membaca di perpustakaan. Winter
Baca selengkapnya
BAB 94: Marius dan Bayangan
Sebuah hal yang membahagiakan dan melegakan memenuhi perasaan Winter karena kini tubuhnya kian menyusut semakin jauh menjelang audisi kontes ratu sekolah. Hubungannya dengan Paula sudah jelas berubah berkat kemarahan Vincent. Winter semakin tenang menjalani persiapannya untuk ikut kontes tanpa ada halangan apapun. Sementara bagi Paula? Jauh dari Winter adalah bencana baginya. Semakin Paula jauh dari Winter, kehidupannya mulai di landa ketakutan yang besar. Paula kehilangan sumber keuangannya, dia tidak bisa melakukan liburan dan belanja seperti biasanya lagi. Di sisi lain Paula tidak memiliki keberanian dalam mengusik ancaman Vincent karena seluruh kehidupannya berada di tangan keluarga Benjamin, termasuk seluruh pekerjaan ibunya. Kesusahan yang mulai datang membalas Paula tidak begitu memuaskan perasaan Winter. Masih ada banyak hal yang ingin dia lakukan untuk membalas Paula agar gadis itu merasakan seperti apa rasanya berada di posisi Winter Benjamin yang dulu. Winter sudah sa
Baca selengkapnya
BAB 95: Perlahan dan Pasti
“Kimberly Feodora.” Tubuh Winter membeku seketika saat namanya di sebutkan oleh Marius. Raut wajah Winter berubah seketika, gadis itu bernapas dengan kesulitan merasakan sesak yang menyakitkan. Ada perasaan kuat yang dia rasakan setiap kali Marius membahas Kimberly. Keputusan Winter untuk tidak mencari tahu lebih jauh lagi hubungan Marius dan Kimberly di masa lalu, kini kembali memunculkan percikan rasa penasaran yang kuat. “Benarkah?” Tanya Winter dengan suara yang gemetar, menyembunyikan perasaan berkecamuk di hatinya. “Ya. Aku sampai berpikir kau Kimberly,” jawab Marius dengan senyuman. Napas Winter tercekat kaget, gadis itu terbelalak dengan tangan terkepal. “Apa.. apa saat bersamaku, kau menganggapku Kimberly?” tanya Winter dengan ragu. Marius menelan salivanya dengan kesulitan, pria itu terlihat ragu untuk menjawab dengan sebuah kebohongan, namun jika dia jujur, dia akan menyakiti hati Winter. Dagu Marius sedikit terangkat, mata pria itu sedikit gemetar menahan perasaan
Baca selengkapnya
BAB 96: Ayo Pacaran
Vincent tertunduk sedih, beberapa kali dia harus menatap jam menunggu jam keberangkatannya. Pagi ini dia harus kembali ke Inggris karena masa liburannya sudah selesai. Vincent harus segera menyelesaikan kuliahnya tanpa menunda-nunda lagi jika dia ingin kembali berkumpul dengan keluarganya dan membantu pekerjaan Benjamin. Sudah saatnya Benjamin beristirahat dan tidak menanggung banyak pekerjaan. Meski kini Vincent sudah mulai sering membantu pekerjaan Benjamin, namun dia masih memerlukan banyak belajar dan kepercayaan orang-orang di sekitar Benjamin mengenai kualitas dirinya. Kepala Vincent terangkat, menatap sedih Winter adiknya yang untuk pertama kalinya menemani kepergian dia ke bandara. Vincent merasa sedih karena di saat hubungannya dengan adiknya membaik, mereka harus terpisah jauh. Hari semakin hari Winter terlihat sangat semakin baik, betapa bersyukurnya Vincent dengan perubahan yang terjadi pada adiknya itu. Vincent dapat melihat perubahannya adiknya yang semakin membaik
Baca selengkapnya
BAB 97: Hari Audisi
Ramai, itulah yang bisa Winter dengar dan Winter lihat sekarang. Kini Winter berdiri di depan ruangan besar tempat berkumpulnya orang-orang yang akan melakukan audisi ratu sekolah. Mereka terlihat gugup dan was-was karena hasil mereka lolos atau tidak akan langsung muncul di layar dan di saksikan semua orang. Tidak ada satupun dari mereka yang berlatih untuk menunjukan bakat mereka, mereka lebih banyak mencatat dan memegang buku karena syarat pertama menjadi ratu sekolah adalah kecerdasan, di audisi kedua harus menunjukan bakat, dan di audisi ketiga harus menunjukan kecantikan. Itulah tiga standar yang di cari untuk menjadi ratu sekolah. Kehadiran Winter ke depan ruang persiapan audisi menyita perhatian banyak gadis, mereka langsung mencemooh Winter hanya dengan tatapan mereka. Winter menyadarinya, namun dia tidak mempedulikannya. Begitu banyak gadis cantik dan populer di dalam ruangan, mereka terlihat cukup percaya diri karena akan ada banyak memilih mereka karena sudah memi
Baca selengkapnya
BAB 98: Panggung Kontes I
Langkah Winter terhenti di sisi tirai. Gadis itu tertunduk menatap lantai yang di pijaknya. Untuk sesaat Winter terdiam di kegelapan, merasakan keringat dingin di telapak tangannya karena kegugupan yang kian meningkat. Detak jantung Winter bergerak cepat menciptakan sensasi dingin dan keringat di kepalanya. Trauma masa lalu jiwa Kimberly akan kamera dan perhatian banyak orang yang menilai ternyata masaih memiliki penaruh yang sangat besar. Kimberly sangat gugup ketakutan tampil di hadapan umum. Terakhir kali dia tampil di depan umum, banyak orang yang mencacinya dan ingin menghajar dirinya seakan ingin membunuh dirinya dan menganggap Kimberly tidak layak hidup di dunia ini. Jiwa Kimberly khawatir jika orang-orang akan menghajar dan mencacinya nanti di panggung sama seperti apa yang telah terjadi padanya di kehidupan sebelumnya. Dengan susah payah Winter mengatur napasnya dan memejamkan matanya untuk mengambil ketenangan. Perlahan Winter kembali membuka matanya, menatap lurus ke
Baca selengkapnya
BAB 99: Panggung Kontes II
“Kualitas apa yang kamu miliki?” tanya Jay lagi dengan menjebak.Kali ini Winter di buat diam, jiwa Kimberly tidak tahu apa kualitas yang ada pada diri seorang Winter Benjamin karena jiwa Kimberly belum benar-benar mengenalnya.“Saya tidak bisa menjawabnya,” jawab Winter dengan jujur.“Kenapa?”“Karena saya ingin, saat saya berdiri di sini sekarang, Anda melihat saya seperti ulat yang sering di hina dan di jauhi karena terlihat buruk. Jika Anda memberi saya kesempatan untuk lolos, saya akan memastikan apa yang Anda lihat nanti bukan lagi seekor ulat yang sering di hina dan di jauhi, tapi Anda akan melihat kupu-kupu cantik yang bisa terbang dengan sayap indahnya.”Semua orang yang berada di gedung terdiam, begitu pula dengan Jay yang perlahan tersenyum mendengar jawaban Winter. Orang-orang yang menonton ikut menilai jawaban Winter.Marvelo yang semula sangat resah pada akhirnya bisa tersenyum. Jawaban Winter akan menimbulkan rasa penasaran semua orang untuk melihat nanti dia akan menu
Baca selengkapnya
BAB 100: Panggung Kontes III
“Di tahun 30an dunia mengalami krisis ekonomi yang cukup parah, krisis parah itu bisa di sebut masa The Great Depression. The Great Depression adalah depresi ekonomi di mana terjadi penurunan tingkat ekonomi secara drastis di seluruh dunia dan itu berlangsung selama 10 tahun.” Winter berhenti berbicara dan memperhatikan semua orang yang kini memperhatikan dirinya. Winter meremas kuat sisi roknya sebelum kembali berbicara.“Akibat dari krisis ekonomi yang sangat besar-besaran ini. Dunia mode juga terkena dampak besar dalam penurunan kualitas material. Perbedaaan fashion antara kelas atas dan menengah menjadi melebur, fashion mereka menjadi terlihat sama rata. Hal ini di karenakan, para desainer mulai menghilangkan ornament dan dekoratif yang mahal pada pakaian mewah para orang-orang kaya. Dan, karena krisis ekonomi ini, kebanyakan orang hanya mampu membeli pakaian dengan bahan yang murah dengan gaya minimalis agar menghemat bahan. Karena itu, terbentuklah gaya pakaian seperti ini.”Su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status