All Chapters of FANS: Chapter 11 - Chapter 20
28 Chapters
11. Rumah Sakit
Darah segar mulai mengalir. Saat itu Nara tak bisa mendengar apa pun. Nafasnya sudah sangat berat, tubuhnya tak berdaya. Bahkan untuk sekedar menggerakkan jemarinya ia tak sanggup."Kakak ..." Dita berteriak histeris sambil berlari menghampiri Nara yang tergeletak bersimbah darah di tengah jalan. Kini semua orang mengalihkan perhatian mereka ke jalan raya."Kakak bangun !!" Dita menangis ketakutan setelah melihat keadaan Nara yang tampak mengkhawatirkan. Saat itu Nara masih sadarkan diri, ia berusaha menggapai tangan Dita ingin memastikan Dita baik-baik saja. Sebelum akhirnya ia jatuh lemas di pangkuan Dita."Tolongin kakak gue ... tolongin kakak gue !!" teriak Dita dengan tangisan yang semakin keras.Nara segera dilarikan ke rumah sakit. Kebetulan di sekitar sana ada mobil ambulance yang disiapkan untuk membawa korban penyanderaan di gedung bioskop. Karena ada keadaan darurat, ambulance itu akhirnya digunakan untuk membawa Nara ke rumah sakit lebih dahul
Read more
12. Oh My Face
Nara perlahan membuka mata, menatap tiap sudut ruangan dengan mata yang masih belum bisa terbuka sepenuhnya. Selang infus yang tertancap di pergelangan tangannya membuatnya langsung sadar kalau ia sedang berada di rumah sakit saat ini. Dalam hati ia bersyukur karena setelah kecelakaan fatal yang menimpanya, ia masih bisa membuka mata kembali."I-buk ..." Nara berusaha memanggil ibunya, tenggorokannya terasa kering hingga sangat sulit untuk sekedar mengeluarkan sepatah kata. Tak lama kemudian datang seorang pria yang segera berlari ke arahnya begitu tau ia siuman. Nara tak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu, ia nampak bahagia saat tahu Nara telah siuman."Akhirnya kamu bangun juga," kata pria itu. Suara itu terdengar tak asing. Nara berusaha membuka matanya walau masih terasa berat. Kabut tipis yang sedari tadi menghalangi pandangan matanya pun perlahan-lahan sirna. Sehingga kini wajah pria itu bisa dilihatnya dengan jelas. Nara terkejut mendapatinya menja
Read more
13. Mevvah
Beberapa hari berlalu, Nara masih belum menemukan jawaban pasti kenapa ia bisa berubah menjadi Niki. Semakin dipikirkan semakin tak masuk di nalarnya. Beberapa kemungkinan sempat terlintas di benaknya. Pertama, ada seseorang yang sengaja merubah wajahnya demi tujuan tertentu mengingat Niki adalah putri dari seorang yang berpengaruh. Tapi itu agak mustahil karena perubahan yang ia alami telalu banyak dari ujung kaki sampai ujung kepala, dari tinggi badan hingga warna mata. Dokter mana yang bisa mengubah seseorang sesempurna itu hanya dalam waktu seminggu saja. Kemungkinan kedua, ia memasuki dunia paralel dimana kehidupannya berbalik seratus delapan puluh derajat dari kehidupan yang biasa ia jalani. Teori ini didapatnya dari drama-drama yang pernah ia tonton.Kemungkinan ketiga ..."Jiwa kita tertukar ..." celetuk Nara di sela-sela teori yang sedang ia pikirkan. Teori ini agak bisa diterima mengingat tidak ada yang berubah di sekitarnya selain dirinya
Read more
14. OKB (Orang Kaya Baru)
Nara berdiri menatap cermin dengan sebuah gaun indah yang ia ambil dari sana. Ia tatap dirinya mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Semua terlihat sempurna, bahkan tanpa make up pun kecantikan itu masih bisa terlihat jelas. Dalam hati ia berkata, "inilah hidup yang gue mau." Namun disaat itu pula ia sadar kalau semua itu bukanlah miliknya. Baju-baju itu, kamar itu, bahkan wajahnya sekali pun, semuanya milik Niki. Tiba-tiba ia merindukan keluarganya. Seandainya seberuntung Niki, tentu ia, ibu dan adiknya tak perlu lagi bersusah payah untuk sekedar mencari sesuap nasi."Ibuk, Dita, maafin aku ya," kata Nara masih di depan cermin."Aku nikmatin ini semua sebentaaar aja. Ini kan hadiah dari Tuhan masak disia-siakan. He he he ..." ledek Nara saat mengingat ibu dan adiknya.Nara kembali mencoba beberapa baju yang ia sukai sampai ia lelah dan akhirnya tertidur di ranjang nyaman kamar itu."Bahagianya jadi orang kaya," kata Nara sebelum terlelap.Kee
Read more
15. Apartemen
Nara berusaha terlihat tenang sambil menyapa semua orang dengan ramah. Sementara Teh Gina tampak kerepotan, beberapa kali ia harus menopang tubuh Nara yang hampir jatuh karena hills 12 cm yang ia pakai. Orang-orang di sekitarnya pun ikut khawatir setelah melihat perubahan Niki, namun Teh Gina berhasil meyakinkan mereka dan interview itu pun dapat berjalan sesuai rencana.Nara duduk berhadapan dengan seorang penulis di majalah itu. Beberapa kamera pun telah siap untuk merekam jalannya interview. Nara agak khawatir karena ia benar-benar tak mengerti seluk beluk fashion. Baju branded sih lumayan banyak, terakhir kali yang ia beli adalah terusan berwarna putih yang didapat dari toko baju import bekas langganannya. Rencananya baju itu akan ia kenakan untuk acara pernikahan sepupunya. Tapi manusia hanya bisa berencana, ehh semesta malah ngajak bercanda. Bercandanya asik lagi."Untuk saat ini fashion apa yang sedang Niki sukai ?" tanya penulis itu terlihat berhati-hati. Karen
Read more
16. Married Couple
Nara diam mematung membelakangi Jason. Tangannya gemetaran tak tahu harus berbuat apa. Keasikan jadi orang kaya sampai melupakan satu hal yang penting, Jason. Jason yang selama ini hanya ada di hayalannya tiba-tiba berdiri di hadapannya sebagai pacar. Jangankan pacar, membayangkan berteman dengannya saja tak berani. "Kamu udah baikan ?" kata Jason sambil berjalan mendekati Nara."I, iya," jawab Nara masih memalingkan wajahnya dari Jason. Sesekali ia berusaha mencuri pandang. Sial, Jason benar-benar terlihat sexy saat menggosok-gosok rambut basahnya dengan handuk di tangannya. Belum lagi roti sobek di perutnya membuat Nara menelan ludah berkali-kali."Jangan kesini pliiis ..." gumam Nara dalam hati, tapi pria itu justru semakin mendekat."Coba sini aku lihat." Jason membelai rambut Nara untuk memeriksa bekas luka di dahinya. Nara segera memalingkan wajahnya, sentuhan Jason tadi membuat aliran darahnya tiba-tiba menyempit. Sebelum jatu
Read more
17. Terkejut
Teek ...Ternyata Jason hanya mematikan lampu tidur yang ada di atas meja dekat kepala Nara, lalu ia tidur di sebelahnya tanpa bersuara. Nara yang dari tadi sudah ketar-ketir jadi bisa bernapas lega. Sesekali ia mengintip Jason di sampingnya untuk memastikan Jason benar-benar tidur. Setelah itu ia tak berani lagi menggerakkan badannya, ia tidur membelakangi Jason, tangannya sampai kesemutan karena terlalu lama tidur miring ke arah kiri.Pagi harinya masih di dalam kamar apartemen,"Nik ..." Jason membangunkan Nara yang tampak lelap tertidur sambil memeluknya dengan erat. Sebenarnya tak tega membangunkannya, tapi Jason ada acara pagi jadi ia harus segera bersiap."Iya sebentar lagi," jawab Nara."Aku ada syuting pagi hari ini.""Ahaha, syuting film laga sama Bu Yuyun ?" kata Nara masih belum sadar juga kalau orang yang sedang ia peluk itu bukan ibunya tapi Jason. Sementara Jason hanya tersenyum mengira Niki masih sedang bermimpi."Bang
Read more
18. Toxic Fans
"Dulu kamu benci banget sama fansnya Jason.""Oh, ya ?" Nara masih tak percaya Niki seperti itu.Niki memang sangat membenci semua penggemar Jason. Ia sangat tidak nyaman setiap kali melihat mereka dekat-dekat dengan Jason apalagi sampai memeluk dan memegang-megang kekasihnya itu. Niki benci saat mereka terlalu mengatur hidup Jason melebihi dirinya yang seharusnya lebih berhak. Karena mereka, Niki tak bisa menunjukkan hubungannya dengan Jason di depan publik. Karena mereka pula, Jason dan dirinya sering terlibat pertengkaran yang tak perlu. Pokoknya Niki mengganggap mereka hanya batu penghalang antara dirinya dan Jason, Niki tak suka itu.Nara bisa memahami perasaan Niki. Memang kadang fans Jason juga keterlaluan. Sampai urusan jodoh pun mereka yang atur. Jason hanya boleh dekat dengan wanita A yang mereka sukai. Jika ada wanita B yang tak sesuai dengan standar mereka, maka ia akan disingkirkan bagaimana pun caranya. Cara yang paling umum dengan menyerang mental
Read more
19. Demam
Beberapa kotak makanan lezat berjejer di atas meja ruang tengah apartemen Niki. Nara harus sedikit bersabar karena minuman yang ia pesan belum juga datang. Makan makanan lezat tidak afdol jika hanya minum segelas air putih. Nara ingin memanjakan lidahnya selagi masih memiliki kesempatan. Sudah cukup selama ini ia menahan diri, sekarang ia akan memakan semua makanan yang ia inginkan tanpa harus pusing memikirkan harga. Nara ingin mencoba semua makanan terkenal dari berbagai penjuru dunia, mencicipi truffle dan caviar yang selama ini membuatnya sangat penasaran seenak apa rasanya hingga harganya bisa semahal itu. Selama ada kartu kredit Niki, semua beres.Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka. Nara buru-buru berlari ke arah pintu, ia mengira itu staf yang mengantarkan pesanannya, tapi malah Jason yang berdiri di depan pintu."Kamu, kamu sudah pulang," kata Nara terkejut. Ia bingung memikirkan cara untuk menyembunyikan semua makanan yang ia pesan. Malu lah
Read more
20. Lilin
Daaaarrr ...Nara menyalakan petasan kertas saat Jason membuka pintu. Ia ingin menghiburnya dengan sebuah pesta kecil yang telah ia siapkan. Nara gagal dari misi jangan baper yang ia gaung-gaungkan sebelumnya. Pelukan hangat Jason kemarin benar-benar telah mencairkan gunung es di hatinya. Rasa kesal sebagai fans yang telah Jason bohongi pun telah ia singkirkan jauh-jauh."Apa ini, Nik ?" Jason tersenyum bahagia mendapatkan kejutan kecil dari Nara."Surprise ..." kata Nara sambil melempar senyum manis pada Jason. Nara menarik Jason ke sebuah meja makan yang telah ia hias begitu cantik dengan segelas wine dan bunga di tengah meja. Di atasnya sudah ada beberapa makanan kesukaan Jason, ada juga sekotak cup cake lengkap dengan lilin di atasnya. Nara langsung menyalakan lilin di atas cup cake buatannya itu."Ini ... dalam rangka apa, Nik ?" Jason nampak bahagia, sementara Nara masih sibuk menyalakan lilin dengan semangat."Ini ...""Ulang
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status