Semua Bab Ketika Istri Mulai Berubah: Bab 41 - Bab 50
107 Bab
bab 41
"Lucu-lucu sekali bajunya," ucap Luna saat melihat baju bayi. Tak lupa ia mengambil gedong dan perlengkapan lainnya."Ambil seperlunya saja, Sayang. Yang cocok buat bayi cowok maupun cewek, karena kita belum tahu jenis kelaminnya. Kalau nanti dedeknya sudah lahir, baru kita beli baju yang sesuai jenis kelaminnya," ucap Arka. Saat ini mereka tengah belanja di toko yang khusus menjual perlengkapan bayi."Kamu lebih suka anak cowok atau cewek?" tanya Luna sambil menatap ke arah suaminya yang juga sedang memilih perlengkapan lain."Cowok cewek sama saja, Sayang. Yang paling utama, kamu dan anak kita sehat, persalinan lancar. Aku tidak butuh yang lainnya."Luna tersenyum, ia merasa bersyukur mempunya suami seperti Arka, suami yang tidak menuntut apapun. Ya, walaupun dulu selalu membuatnya sakit, tetapi kini suaminya itu membuktikan semua ucapannya, ia sudah berubah dan lebih menyayangi dirinya juga memprioritaskan dirinya."Kenapa senyum-senyum gitu?""Enggak. Makasih banyak," ucap Luna."
Baca selengkapnya
bab 42
Kini usia Arsya menginjak lima belas bulan dan sudah bisa berjalan. Badannya ngikutin badan papanya, tidak gemuk juga tidak kurus, tetapi walaupun begitu makannya sangat lahap. Berat badan setiap bulannya juga naik."Sini, sama Papa ya, dek?" Arka tetap memanggil anaknya dengan sebutan dedek. Arsya kecil pun berjalan menghampiri papanya. "Kita jalan-jalan, biarkan Mama masak dulu, kita jalan berdua saja,"ucap Arka sambil menggendong anaknya. Arsya kecil tersenyum menggemaskan."Jangan lama-lama, Sayang." Luna mewanti-wanti suaminya karena Arsya sendiri juga belum diberi makan.***"Arka! Ini anak kamu?" Tak sengaja Arka bertemu Putri di taman. Putri sendiri juga tengah hamil, terlihat dari perutnya yang sudah membuncit."Iya," jawab Arka sambil tersenyum dan tetap mengawasi anaknya yang tengah bermain."Sudah besar, ya?" ucap Putri lagi.Arka mengangguk." Ke sini sama siapa?""Sendiri," jawab Putri. Raut wajahnya terlihat sedih. Arka bisa melihatnya, kebersamaan waktu dulu tidak memb
Baca selengkapnya
bab 43
Beberapa bulan kemudian..."Mbak Luna." Alfi datang dengan derai tangisnya sambil menggendong sang anak. Ia datang sendiri ke rumah Luna. Semenjak hubungannya membaik, Alfi memang lebih sering ke rumah Luna, ia nampak begitu lengket dengan istri sepupunya tersebut."Kamu kenapa, Fi?" tanya Luna. Ia takut terjadi apa-apa dengan sepupunya tersebut apalagi Alfi datang dengan keadaan menangis. Sepupunya itu tidak menjawab malah semakin deras saja air matanya. Luna pun mengambil alah anak yang tengah digendong oleh Alfi sedangkan Arsya sendiri tengah bermain dan nampak asyik sendiri."Aldo, Mbak. Mas Aldo selingkuh," ucap Alfi sambil tergugu. Luna yang mendengar tersentak kaget. Bagaimana tidak kaget, selama mengenal Aldo ia menilai kalau lelaki itu sangat baik, dia bukan lelaki brengsek."Selingkuh?" tanya Luna tak percaya."Iya, Mbak. Sama teman satu kantornya," jawab Alfi. Kini semakin terisak saja ia dalam tangisan.Pernikahan yang awalnya ia kira baik-baik saja ternyata ada salah sa
Baca selengkapnya
bab 44
Alfi tersenyum kecut, walaupun tidak ada jawaban dari Luna tapi sebagai wanita yang telah bersuami ia faham betul apa yang telah sepupunya itu lakukan.Seketika ia merasa iri dengan kehidupan Luna. Wanita itu terlihat begitu sempurna, mempunyai suami mapan juga sayang padanya, berbeda dengan dirinya, ia tak mendapatkan itu semua, apalagi Ibu mertua yang terlihat sangat membencinya. Terbukti setiap ucapan yang terlontar selalu menyakitkan, hanya ketika ada orang lain saja maka dia akan bersikap baik layaknya mertua idaman."Kamu mau menginap di sini?" tanya Luna, ia merasa risih ditatap seperti itu oleh Alfi. Walau terkesan biasa saja, tetapi tatapan Alfi terlihat menelisik dan ia tak suka akan hal itu."Aku mau pulang ke rumah ibuku.""Sendiri?" tanya Luna. Alfi mengangguk, mau sama siapa lagi kalau bukan sendiri. Tidak mungkin ia menyuruh Arka maupun Luna, ia tak mau membebani mereka dalam urusan rumah tangganya."Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati," ucap Luna.Setelah itu Alfi p
Baca selengkapnya
bab 45
Malam ini suasana kembali hening, Luna yang pada diamnya karena merasa cemburu dan Arka pada rasa marahnya karena tidak terima dengan tuduhan istrinya.Di saat Arka mulai memejamkan mata, ia melihat istrinya berlari ke kamar mandi dan terdengar suara orang muntah-muntah. Semarah-marahnya ia sebagai suami, melihat istrinya sakit ia pun juga tak tega. Arka langsung menghampiri istrinya."Kamu kenapa?" tanya Arka dengan nada dingin. Raut wajah khawatir dan sebal terkumpul menjadi satu. Tetapi ia tak bisa melihat istrinya seperti ini, walau bagaimanapun rasa cintanya pada Luna begitu amat besar.Luna belum menjawab, badannya terasa lemas. Entah kenapa ia merasakan mual yang sangat, ia berpikir mungkin tengah masuk angin, mengingat beberapa hari ini ia kurang istirahat."Aku buatin jahe hangat, kamu cepat istirahat," ucap Arka sambil membawa tubuh istrinya kembali. Arka pun membaringkan tubuh Luna dan mengangsurkan selimut pada istrinya, setelahnya ia beranjak ke bawah dan meminta asiste
Baca selengkapnya
bab 46
Dengan cepat Arka melangkah mendekat ke arah istrinya itu, sedangkan Nirmala yang merasa tak enak langsung kembali ke meja kerjanya. Tidak hanya Nirmala, ada beberapa karyawan di sana, termasuk Eva dan juga suaminya.Luna mengambil nafas dalam saat suaminya mendekat, ia mencoba menetralisir perasaannya agar jangan sampai terpancing emosi."Ini makanan yang kamu pesan," ucap Luna dan langsung meletakkan wadah berisi makanan itu ke meja suaminya, bahkan ia menghindar saat suaminya mendekat."Kenapa tadi tidak ketuk pintu?" tanyanya dengan hati-hati. Jujur saja, saat ini ia merasa bersalah terhadap istrinya tersebut."Biasanya juga langsung masuk, kan? Tahu gini tidak usah repot-repot masak aku tadi," jawab Luna sambil melangkah pergi.Sedangkan Eva yang melihat Luna beranjak, langsung datang menghadang. Dia tak akan membiarkan Luna pergi sebelum mendengar penjelasannya."Saya sibuk, tolong jangan halangi jalan saya," ucap Luna menahan geram. Ia sangat tidak suka ada orang lain yang ikut
Baca selengkapnya
bab 47
"Aku tidak akan pernah kembali," ucap Luna dan tanpa menoleh ke arah suaminya. "Kalau begitu aku yang akan membawamu kembali."Luna diam, dengan langkah pasti ia keluar dari rumah ini. Sedangkan Arka yang melihat istrinya mulai menjauh, kini merasakan detak jantung berirama lebih cepat. Dirinya tak bisa kehilangan Luna, ia tak bisa hidup tanpa istrinya itu, hari-harinya terasa kosong saat istrinya tidak ada."Luna, kembalilah!" teriak Arka. Bahkan dengan setengah berlari ia menghampiri istrinya tersebut."Kamu mau pergi ke mana? Tidak semua masalah dihadapi dengan pergi dari rumah, tolong jangan kekanak-kanakan, ini cuma masalah sepele," ucap Arka sambil menahan tangan istrinya. Bahkan secara paksa ia mengambil anaknya dalam gendongan Luna dan terjadi rebutan untuk mempertahankan anak."Luna!" bentak Arka yang mulai tersulut amarah."Kamu mengatakan masalah sepele, kamu tidak sadar apa yang telah kamu lakukan tadi, kamu menamparku, Mas, bahkan kamu tidak memahami kemarahanku, dan se
Baca selengkapnya
bab 48
Dara membawa tubuh Luna pergi. Ia sangat tahu sepupunya itu, butuh waktu dan ketenangan dalam mengungkapkan sesuatu yang membuatnya seperti hilang arah.Makanya dari itu ia membawa tubuh Luna pergi ke suatu tempat agar dia bisa mencurahkan isi hatinya. Selama ini Luna cukup terbuka dengannya, dan hal yang sama pun ia lakukan, mereka sering bertukar pikiran juga sering curhat, terlebih Dara yang masih awam dalam mengurus bayi."Kalau udah tenang kamu bisa cerita sama aku," ucap Dara saat melihat Luna sedikit tenang dan tidak seperti awal tadi saat ia baru melihatnya.Terlihat Luna beberapa kali mengatur nafasnya seolah memberi ruang pada hatinya, sedangkan sang anak tengah bersama suaminya Dara, bocah itu anteng seperti paham apa yang telah dialami mamanya."Selama menikah, Mas Arka baru kali ini memberikan tamparan padaku, dia bermain tangan karena aku marah," jawab Luna. Kini terlihat matanya sedang menerawang jauh, mengingat sesuatu yang telah dialaminya hari ini.Seumur hidup, ia m
Baca selengkapnya
bab 49
"Dada Ibu sakit," ucapnya lirih. Bahkan kini ia dibantu duduk oleh anaknya, sedangkan tangannya memegangi dada kirinya. Kabar yang baru saja ia dengar membuatnya syok berat, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dialami anak bungsunya tersebut.Tak lama kemudian, Nina sudah kembali dengan segelas air putih dan memberikan pada sang Ibu."Di mana Alfi sekarang?" tanyanya setelah sedikit tenang. Seharian ini ia belum melihat anaknya itu, bahkan suara Alfi juga tidak ia dengar."Mungkin ke rumah Luna, tadi pamitnya ke sana," jawab NinaDara hanya diam mendengarkan, walaupun ia tahu kalau adiknya tidak mungkin bersama Luna. Saat ini ia tak bisa mengucapkan apapun, ia takut kalau mengatakan Alfi sedang tidak bersama Luna malah menimbulkan pertanyaan yang nantinya akan membongkar semuanya.Lebih baik ia berpura-pura tidak tahu saja daripada ia keceplosan dalam berbicara.***Hidup Arka seperti tak berarti, kini hari-harinya kosong setelah kepergian Luna. Suaranya tidak lagi bisa ia
Baca selengkapnya
bab 50
Arka yang tidak terima dengan ucapan mertuanya langsung berlari menghampiri. Ia tak mau ada ucapan itu, ia akui jika ia bersalah, tetapi penyelesaiannya tidak dengan perpisahan bukan?"Ibu, tolong jangan berbicara seperti itu. Arka tahu kalau salah, Arka janji akan segera membawa Luna kembali tetapi Arka minta Ibu tidak mengatakan perpisahan, Arka tidak mau berpisah dengan Luna. Arka tidak mau perpisahan ini hancur, Bu," jawabnya setengah memohon. Ia sangat berharap pada Ibu mertuanya tersebut.Sedangkan sang mertua seperti tidak menggubris sama sekali, ia tetap melanjutkan langkah tanpa mengucapkan sepatah katapun.Saat ini bingung, harus mencari ke mana anak perempuannya itu.Bahkan nomor teleponnya juga tidak aktif. Satu hal yang sangat ia sesali, kenapa anaknya itu tidak kembali ke rumah, kenapa memilih pergi ke tempat yang ia sendiri tidak tahu, kenapa juga harus mematikan nomor teleponnya. Kalaupun tidak mau dihubungi suaminya, harusnya dia menghubungi dirinya sendiri dengan no
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status