All Chapters of Gairah Satu Malam: Chapter 11 - Chapter 20
49 Chapters
MERINDUKAN GAIRAH SATU MALAM
Zie kembali ke ruang kerja dengan wajah yang ditekuk. Lemas bagai raga habis dilolosi tulang, dan tentu saja mengundang tanya sang ratu kepo Rena. Gadis mungil itu langsung menghampiri, dengan menggeser kursi berodanya saat Zie tiba di meja kerja."Kamu kenapa kok, murung, Zie?" Rena siku di meja, tangan yang digunakan untuk menopang dagu. Mengamati raut yang berlapis mendung sang sahabat.Zie menghela napas, kemudian menjatuhkan telengkup, kening menempel di lengan yang saling tumpang tindih di atas meja. erangan resah, menambah keheranan Rena semakin memenuhi pikiran."Zie, hei, Zie! Jangan bikin aku cemas, dong! Sikapmu kek abis dilamar buaya darat bangkotan."Ucapan konyol Rena menggerakkan kepala Zie, sehingga sedikit mendongak. "Aarrrggghh!" pekik Zie tiba-tiba sambil mengacak rambut.Rena terlonjak sampai mundur bersama kursinya, meraba dada merasakan detak jantung yang tidak beraturan. Wajah merengut. Karyawan di dekat mereka langsung terkejut, lantas membocorkan aneh penuh
Read more
DESIR ANEH
Meskipun Andra tidak ingin ikut campur permasalahan sakitnya Alana, tapi ia seolah ditarik masuk dalam kecemasan seperti yang Zie dan Bu Laila rasakan.Pria yang memiliki postur tinggi itu bergeming tidak jauh dari ambang pintu, mengamati Zie dengan wajah khawatir mengambil Alana dari gendongan Bu Laila.Bayi berusia tiga belas bulan itu menangis, Zie nampak kesulitan meredakan sambil menimang-nimang. Sesekali melirik pria yang datang bersamanya, seolah menyampaikan kata melalui pancaran mata bahwa ia membutuhkannya."Apa kamu tidak mau menyusuinya?" Andra buka suara, dari nadanya terdengar agak jengkel, tersebab prihatin dengan kondisi malaikat kecil yang terus mendengungkan tangis sampai suaranya parau."Aku sudah tidak menyusui ASI, Alana minum susu formula. Karena ASI-ku sedikit, tidak memuaskannya, lalu dia berhenti sendiri."Pantas, bagian dada Zie normal-normal saja, pikir Andra.Pria berambut cepak itu masuk lebih dalam lagi, mendekati Zie. Tangannya lantas menyentuh kening Al
Read more
CEMBURU
Rena berlari dari arah kontrakannya yang berada di seberang."Hai, Ren." Zie melempar senyum pada sahabat baiknya itu."Eh, Pak Andra. Selamat malam, Pak." Meskipun dari kejauhan sudah melihat Zie ditemani bos mereka, perasaan kikuk tetap hinggap di hati Rena saat berhadapan."Malam." Andra mengangguk kecil, seraya menyunggingkan senyum tipis.Rena mengalihkan perhatian kembali ke tujuan utama, menanyakan kabar buah hati sahabatnya. "Gimana keadaan Alana, dia baik-baik saja, kan?" Meraba kening sang bayi, panasnya mulai sedikit reda."Alana baik-baik saja.""Ah, syukurlah. Ya, udah deh, bawa masuk gih, udara malam gak bagus buat Alana.""Kamu masuk dulu, Ren," tawar Zie, berharap Rena mau menemaninya di dalam. Perasaan tidak enak menyapa jika harus berduaan dengan Andra nantinya.Rena melirik sang pria yang hanya diam membisu seperti patung manekin tampan. Gadis mungil itu menggeleng, tanda menolak tawaran sahabatnya. Zie mendesah pelan."Aku lagi ada kerjaan, Zie. Biar Pak Andra aja
Read more
DIA BUKAN SUAMIKU
"Dia?" Andra menunggu Zie melanjutkan kata-katanya dengan rasa penasaran tinggi. "Bukan suamiku."Andra diam, lebih intens masuk ke netra bening Zie, mencoba berenang di kedalamannya demi menemukan sebuah fakta dari dua kata yang meluncur melalui bibir semerah delima."Derry... dia hanya berusaha jadi pria yang melindungiku juga Alana. Hanya itu."Andra mendesah pelan, lalu menertawakan diri sendiri. Dari hari ke hari membiarkan diri jadi manusia bodoh. Praduga yang dikuasi tidak jelas dan kecemburuan tidak beralasan. Bukannya menemukan kebenaran malah berkubang dengan lara.Tangan kanan Andra terangkat, menyentuh pipi selembut kapas, sedingin es karena diterpa angin malam. Mengelus, mengalirkan kehangatan disertai sensasi yang tidak biasa.Andra mendorong sedikit tubuh Zie hingga bersandar di mobil. Mereka berdiri tanpa jarak, sehingga napas panas saling menyapu wajah. "Aku mau kamu ... jadi milikku, Zievana.""Pak Andra...." Bibir Zie tertarik kelu. Tenggorokan seperti ada yang me
Read more
PATAH HATI
Jantung Zie serasa terlempar dari tempatnya, wajah pucat kesi, melihat sosok gagah berdiri menjulang di hadapan dengan senyum manis terukir di bibirnya. Sebuah rasa sakit dan kecewa merangsek masuk tanpa aba-aba. Zie tidak tahu bagaimana cara menggambarkan kedua rasa itu. Demi Tuhan, Pak Andra adalah calon suami Mbak Syahra--si wanita berhati Malaikat, jerit hati Zievana.Wanita berambut panjang hitam bergelombang itu mencoba memunguti kepingan-kepingan indah saat bersama Andra. Meskipun singkat, tapi sangat membekas. Barisan aksara yang mengalun merdu dua hari lalu tentang 'Kamu Milikku', masih segar diingatan, bahkan di abadikan di memory otak paling terdalam. Namun, baru saja Zie mencecap manisnya cinta, kini langsung dihempas badai nestapa."Zie, kamu baik-baik saja?" Syahra menyentuh tangan Zie yang dingin.Zievana tersadar dari angan yang melambungkannya. Andra sudah duduk di dekat Syahra tanpa Zie tahu kapan bergeraknya. Tanpa disadari oleh kedua wanita itu, sang pria sedang
Read more
SIAPA AYAH ALANA?
"Pak Andra kenapa, Zie?" Rena dibuat penasaran oleh kata-kata Zie."Pak Andra adalah ayah kandung Alana.""Apaa?"Zie secepat kilat membungkam mulut Rena dengan tangan kanan, tangan kiri depan di bibir itu sendiri. Kepalanya celingak-celinguk, takut pekikan Rena mengundang perhatian.Beberapa orang terpancing, menoleh ke arah dua gadis yang terlihat seperti sedang berseteru itu dengan rasa curiga. Zie mengangguk sopan sebagai kode permintaan maaf, mereka menanggapi dengan gelengan kepala.kebiasaan! Pikir mereka."Jangan teriak napa, Dodol Bulukan! Noh, orang-orang pada curiga."Rena mengacungkan dua jari, membentuk huruf 'V'. Zie menurunkan tangan dari wajah gadis itu."Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, kamu gak lagi ngelindur kan, Zie?" Ekspresi Rena kentara sekali dengan keterkejutan. matanya melotot sempurna."Kamu bisa melihat wajah anakku mirip siapa?" Suara Zie sendu sambil memandang manik mata sahabatnya."Gila! Jika aku inget-inget lagi, Alana dan Pak Andra waja
Read more
KEINGINAN GILA ANDRA
Zie membocorkan lekat sang pria lalu berkata, "Untuk apa Pak Andra ingin tahu siapa ayah Alana?"Andra perhatiannya kepada arah sang wanita. Dia bangkit, berjalan mendekati Zie yang mulai mundur dan berahkir dengan punggung menempel di dinding kamar."Dia putriku? Dia darah dagingku, kan?" Andra berjarak di antara mereka. Menempelkan telapaknya di kiri kanan tembok, wajah Zie.Zie merasakan embusan napas panas Andra di wajah dan sedikit pengalaman. Aroma maskulin merangsek indera penciumannya sehingga sel-sel dalam tubuh mulai bereaksi tegang."Katakan, Zie? Jelaskan yang kamu sembunyikan dariku?"Keheningan ruangan. Andra menunggu penjelasan dari bibir semerah delima yang justru sedang hanyut dalam kebingungan."Aku menunggu, Zievana." Andra mendesis."Ka-kalau Alana p-putrimu, apa yang akan Pak Andra l-lakukan?" Zie kepayahan tanya. Tenggorokan bagai tercekik sesuatu tidak kasat mata."Jadi... benar, Alana hasil perbuatan kita di malam itu?"Zie tidak menjawab lalu, menutup mata, me
Read more
AKU CINTA KAMU
Derry menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, lalu menerawangkan pikirannya pada beberapa jam lalu saat berhasil mengajak Zie dan Alana jalan-jalan.Dia sempat kesulitan merayu Zie mengabulkan keinginannya ke luar dari rumah untuk menikmati malam panjang yang cerah. Lagi dan lagi Bu Laela ikut berperan membujuk bunda dari Alana itu memenuhi keinginan sang putra."Zievana, aku cinta kamu." Bibir Derry menyuarakan isi hati sambil membayangkan kejadian langka penuh bahagia tadi."Kita mau ke mana, Derr?" tanya Zie di atas motor kala itu."Nanti kamu setelah kita tiba di sana," jawab Derry. Kemudian tidak ada lagi percakapan di atas motor.Alana di taruh di tengah di pangkuan Zie sehingga membatasi Derry dengannya yang bisa membatasi. Kuda besi roda dua itu memacu dengan kecepatan standar berkesan berkesan sebab angin kencang berdampak pada Alana."Kita ke tempat yang banyak permainan buat Alana ya, Zie," ucap Derry setibanya mereka di sebuah plazza dan saling melepaskan helm."Tapi
Read more
KEJUTAN
Zie menatap pantulan dirinya dalam cermin, begitu anggun dan elegan. Penampilan kali ini berbeda dari hari-hari biasanya yang selalu berstelan kerja atau rumahan. Sudah lama sekali dia tidak berdandan untuk ke pesta membuatnya pangling sendiri.Gaun dres merah darah sebawah lutut, berlengan sampai siku dengan ujung bertali dibentuk pita besar. Bagian kerah agak rendah, memperlihatkan sedikit tulang selangka seputih pualam, serta mempertegas jenjang lehernya.Zie heran dengan orang yang memberi gaun berharga selangit ini, dikirim melalui paketan, begitu pas melekat sempurna di tubuh rampingnya. Seolah si pemberi sangat hapal dengan ukurannya.Sebelum ini, Zie mendapat paketan tanpa nama si pengirim, tepat di saat dia pulang kerja. Bingkisan berbentuk kotak berwarna pink yang di atasnya diberi pita itu dititipkan pada Bu Laila.Zie membawa bingkisan berukuran cukup besar itu ke rumah kontrakan, begitu dibuka ia tercengang dengan barang di dalamnya, gaun pesta lengkap dengan tas tangan,
Read more
SALAH PAHAM
Zie dan Andra menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara. Sang wanita buru-buru melepaskan dekapan Andra, berdiri secepat kilat membuat agak limbung karena hilang keseimbangan saking terkejut.Otak Zie tidak melihat Meylan berdiri tidak jauh darinya. Melayangkan rasa curiga, serta ada banyak hal dari begiturotnya."M-mey...." Suara Zie seperti tersangkut di tenggorokan. Wajahnya sepucat salju."A-apa yang kamu lakukan bersama Om Andra, Zie?""Mey, nanti om jelasin." Tidak tampak kepanikan di wajah Andra."Mau jelasin apa, Om? Aku melihat dengan mata kepala sendiri, kalian selingkuh di belakang Tante Syahra! Dan kamu, Zie, kamu tahu kan, ini acara syukuran tunangan Om Andra dan calonnya, tapi kamu nodai dengan tingkah kamu yang menjijikan sama om aku !" Mey menyuarakan isi hati yang kecewa berat dengan nada meletup-letup."Mey, ma-maafkan aku, ini tidak seperti yang kamu--""Apa? Kamu pikir aku buta?! Aku gak nyaka punya sahabat serendah itu kelakuannya!" Selepas berkata demikian, M
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status