All Chapters of Accidentally In Love (INDONESIA): Chapter 51 - Chapter 60
69 Chapters
Menghilangnya Karina dan Norman
Mereka keluar dari unit itu, dan hanya berdiam di ujung lorong. Alice menatap Justin dengan tatapan yang seolah mengatakan sesuatu, tapi ia tidak bisa menjelaskannya. Justin sepenuhnya tak paham, mengapa Alice menatapnya begitu dalam, seperti sedang mengatakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan."Pangeran, apa kamu merasakan apa yang aku rasakan?" tanya Alice pada Pangeran. Pangeran biru menunduk, matanya terpejam, ia seperti sedang mencoba menggali sesuatu yang ia ingin ketahui. Karena sejak sebelum Alice bertanya padanya, Pangeran lebih dulu merasakan itu. Ia merasakan adanya energi terburuk dari sosok iblis di sekitarnya.Auranya mengerikan dan membuat siapapun yang merasakannya akan bergiding merinding. Alice juga bisa merasakan aura itu dalam sekelebatannya. Sementara Justin yang masih bingung, belum bisa merasakan aura ini. Ia terlarut dalam emosinya, karena tiba-tiba saja ia teringat ia sedang meninggalkan Karina di unit. Karena Justin melihat Alice dan Pangeran yang sepertiny
Read more
Ledakan Fakta
Mereka benar-benar tidak bisa mendeteksi ke mana perginya Karina dan Norman. Justin dan kedua makhluk galaksi putih itu nampaknya mulai menyerah, karena mereka mengerahkan segala kekuatannya sejak dua jam yang lalu untuk mendeteksi keberadaan Karina dan Norman.Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Incheon yang tak pernah tidur malam ini menyimpan seribu misteri. Dunia memang memiliki sisi yang tersembunyi, sebagian besar dari mereka menganggap bahwa semakin sedikit yang kita tau, maka semakin baik. Tapi hal itu nyatanya tidak berlaku untuk Justin, ia menggila karena belum bisa menemukan Karina.Di unit itu, Alice memanggil satu-satunya orang yang bisa membantu mereka, yakni Dave. Tapi Dave tidak mau datang karena ia sedang melakukan penyucian untuk beberapa iblis yang sudah menemukan jalan terang. Meski Alice memohon, Dave tidak akan turun tangan, karena sejak awal ini adalah tugas Justin dan Alice. Bahkan Pangeran Biru sebenarnya bukan bagian dari misi ini, ia hanya orang y
Read more
Pertarungan Sengit
"Justin, awas!" Pangeran menarik Justin dari tempatnya, dan keduanya tersungkur di lantai. Sementara Alice sudah merasakan bahwa itu jebakan dari awal, ia sudah was-was dan siap menghindar tapi tak sempat memberi tahu Pangeran dan Justin.Pangeran menarik Justin karena ada sosok yang muncul dari belakang Justin dan melesat mendekati Justin. Sosok itu gagal mengenai Justin."Siapa kau?" Pangeran bangkit dan merubah wujudnya agar leluasa mengeluarkan kekuatannya tanpa hambatan.Mereka bisa melihat punggung orang tersebut. Seorang pria dengan wujud iblis. Tapi, kepalanya bukan seperti kepala manusia, hanya gumpalan aura hitam yang menyatu dengan energi gelap. Perlahan sosok itu memutar badannya, kemudian tertawa. Meski tanpa wajah, sosok itu nampaknya mamu berkomunikasi dengan jelas.Dari suaranya, mereka yakin kalau itu adalah orang yang mereka cari, Norman."Kak Justin! Karina!" katanya dengan nada mengejek, lalu tertawa sangat lepas, seperti begitu puas melihat orang-orang di hadapann
Read more
Pertarungan Sengit (Part 2)
Alice membutuhkan beberapa detik untuk memahami maksud Justin. Tapi Pangeran sudah paham bahkan sebelum Alice menampar Justin. Pangeran percaya bahwa Justin tidak akan terpengaruh hanya dengan iming-iming itu. Iblis tetaplah iblis, penuh ingkar dan kebohongan. Saat mereka mati, belum tentu Norman akan mengembalikan Karina ke bumi, malah bisa saja Karina juga dimusnahkan oleh Norman tanpa belas kasih."Jangan coba-coba untuk membohongi aku," Norman berdiri, melangkah lenggang mendekati mereka."Aku tau, kalian sedang merencanakan untuk menghianatiku, kan?" imbuhnya dengan mengubah wujudnya seperti Norman asli, yang memiliki wajah, ia kemudian membuat ekspresi sedih yang dibuat-buat, Justin sangat muak dengan wajah penuh penghianatan itu."Mending wajah kamu itu gak usah dilihatin, bikin aku pengen muntah," Alice membuang pandangannya yang semula ia pusatkan pada Norman."Ohh, kamu lebih suka aku yang gini, ya?" balas Norman kembali ke wujud aslinya."Aku sih, lebih suka kalo kamu mati,
Read more
Akhir dari Pertarungan
"Rin? Kamu bisa denger aku?" Justin merasa Karina ada pergerakan dan mulai sadar, tapi belum membuka matanya. Justin menunggu respon dari wanita yang ia gendong, namun Karina tidak kembali bergerak. Justin terpaksa menggunakan kekuatannya untuk menyadarkan Karina, karena jika terlalu lama Karina dalam pengaruh dimensi hampa, Karina bisa mati, karena ia manusia biasa.Justin mendudukkan Karina di kursi kristal milik Norman, kemudian ia memusatkan cakra kekuatannya pada telapak tangan, dan mentransfer energi baik agar pengaruh dimensi hampa hilang dari tubuh Karina. Beberapa saat kemudian, Karina mulai sadar, matanya mengerjap-ngerjap karena baru saja menerima cahaya terang dari alam fana. Sesuatu yang pertama kali Karina lihat saat membuka matanya adalah Justin, wajahnya hanya berjarak beberapa centimeter saja dari wajah Karina.Saat Karina sadar bahwa itu adalah Justin, ia membelalak dan langsung memeluk Justin. Yang dipeluk tentu saja terkejut, Karina seperti baru saja mengalami hal
Read more
Miracle
Ketiganya mematung, matanya menatap sebuah tubuh yang tak lagi terbentuk karena sebagian sudah sirna. Justin benar-benar merasa ini adalah pertempuran terbesarnya sepanjang ia memburu makhluk jahat di bumi. Meski pertempurannya dengan Ruin, Sin Rose, dan juga rubah ekor sembilan adalah pertempuran besar, Justin merasa perlawanannya dengan Norman adalah perlawanan terbesar. Ia tidak tahu mengapa ia merasa demikian, apa karena Norman menggunakan Karina sebagai tamengnya?Mereka masih hening, bahkan saat makhluk itu sudah benar-benar tiada, musnah dari hadapan mereka. Pangeran membuyarkan lamunan mereka dengan menghilangkan dimensi persempitan ruangan. Mereka bisa melihat ada cahaya biru yang sedang melindungi seseorang di dalamnya, Karina.Mata Justin tertuju pada wanita yang tengah tergeletak itu, ia berlari menghampirinya karena takut Karina terluka. Mendengar langkah yang jelas, Karina membuka matanya, melihat ada Justin yang mendekat, benteng itu kemudian musnah saat Justin menembus
Read more
Menghabiskan Waktu Bersama
Keesokan paginya, Karina terbangun, dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Justin."Kamu kalau tidur meskipun ngiler begini, tetep ganteng," Karina menoel hidung Justin."Kamu kalau tidur ngorok juga tetep cantik," balas Justin yang masih memejamkan mata."Ih Kak! Kamu boongin aku, ya!" Karina menggeplak lengan Justin."Aku gak boongin kamu, aku cuma pura-pura tidur, biar kamu liatin.""Kamu tuh narsis banget ya? Gak cocok banget jadi Justin yang tinggal di galaksi putih," Karina mengatakan itu dengan nada manja."Yang penting kamu suka sama aku.""Gak tau deh, kamu kepedean banget!" Karina menyingkirkan tangan Justin dari tubuhnya, dan beranjak dari kasur."Mau ke mana, sayang?"Karina terhenyak, menoleh ke arah Justin. Ia terpaku dan pipinya memerah karena Justin memanggilnya demikian."Ih apa sih kok manggilnya gitu!" Karina berkacak pinggang."Emang gak boleh?""Nanti kalau aku baper gimana?""Ya gak apa-apa dong, biar bukan aku aja yang baper.""Berisik ih!' Kari
Read more
Apabila Waktunya Usai
Hari semakin gelap, mereka masih di bibir pantai menikmati angin perpisahan. Karina ingin waktu berhenti, agar Justin tidak segera pergi. Justin yang sedari tadi sadar kalau Karina sedang diam, kini menangkup bahu Karina."Jangan diem aja, udah malem, ayo pulang," ajak Justin. Karina terlihat sangat berat hati, karena waktu untuk berpisah semakin dekat dan mungkin nanti malam Justin sudah kembali ke galaksinya.Karina berdiri setelah Justin mengulurkan tangannya. Mereka bangkit dari hamparan pasir di tepi pantai yang airnya semakin pasang. Mereka menuju tempat parkir, tapi Karina berjalan dengan sangat lambat, bahkan berkali-kali ia menoleh ke belakang, melihat apakah senja sudah benar-benar pergi.Karina mengibaratkan Justin seperti senja dan fajar, ia begitu indah tapi keindahannya tidak bisa dimiliki, karena ia harus pergi. Ketika senja pergi, keesokan harinya fajar akan tiba untuk menggantikan senja. Sepertinya siklus pertemuan manusia, jika siap bertemu maka harus siap berpisah.
Read more
Hari-Hari Sendiri
Setelah siang tiba, Karina bersiap untuk mencari pekerjaan. Ia tidak bisa hidup seperti ini, karena tidak ada pasokan uang yang masuk, untuk membayar tagihan listrik, air dan lain-lain. Ia menyiapkan beberapa dokumen penting. Meski Justin meninggalkan mobilnya, Karina tidak ingin menggunakannya, ia lebih memilih naik taxi.Dengan setelan rapi, Karina menghentikan sebuah taxi."Ahjussi, jalan saja," kata Karina yang sudah duduk manis di jok belakang."Kita ke mana?" tanya sang supir ramah."Udah Pak, jalan aja. Saya sendiri juga bingung mau ke mana," jawab Karina. Sang supir tentu saja bingung dengan jawaban Karina, ia tidak tahu harus membawa wanita itu ke mana?Saat taxi berjalan, Karina melamun, matanya menatap gedung-gedung tinggi di pinggiran jalan raya pusat kota Incheon. Sesekali ada gambaran saat ia bersama Justin. Ia memandang papan iklan di dekat persimpangan jalan, menunjukkan iklan yang mempromosikan wahana baru di Wolmido, tempat wisata yang pernah Karina datangi bersama J
Read more
Deja Vu
Karina berjalan di jalanan yang cukup sepi, di tepian jalannya hanya ada semak-semak dan juga pohon tinggi. Karina mengomel terus-menerus lantaran ia berjalan sangat jauh. Sebenarnya jaraknya sekarang dengan jarak bar hanyalah tiga ratus meter, tapi bagi orang mabuk itu sangatlah jauh.Pandangan Karina tiba-tiba saja memburam. Kepalanya terasa lebih berat dari sebelumnya. Keseimbangan tubuh Karina hilang begitu saja, ia ambruk di semak-semak yang tinggi. Karina tak peduli, ia merasa sangat nyaman berada di atas semak-semak tersebut. Matanya menatap hamparan langit yang bertabur jutaan bintang.Matanya mulai terpejam, hingga Karina benar-benar tidak sadarkan diri. Karina tahu bahwa ia tidak sedang berada di kasur, tapi apa pedulinya? Hari ini ia hancur sehancur-hancurnya. Tidak memiliki seseorang untuk ia ceritakan, sedang sehancur apa perasaannya sekarang. Kalaupun bercerita, mana ada orang yang percaya bahwa Karina sedang ditinggal kekasihnya pergi ke galaksi lain. Mereka malah bisa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status