All Chapters of Teror Mantan: Chapter 11 - Chapter 20
68 Chapters
Part 11
"Laura," panggil seseorang ketika Laura akan masuk ke dalam rumahnya, setelah tadi pulang di antar Alex, lalu Alex pergi entah ke mana dengan buru-buru."Ezra," kagetnya, Laura pikir Ezra tak akan pernah datang ke rumahnya lagi setelah kemarin di usir oleh bundanya."Kok bisa ada di sini?" tanya Laura."Iya kebetulan lewat sini jadi mampir," sahut Ezra sambil turun dari motornya dan berjalan mendekat ke arah Laura."Nih aku bawain boba kesukaan kamu," tunjuk Ezra sambil menyerahkan boba pada Laura.Laura menerima boba dengan ragu, lalu mengulas senyum kecil."Terima kasih," "Masuk duluan yah Zra," pamit Laura, berbalik berjalan ke arah rumahnya."Aku gak di tawarin masuk," ucap Ezra.Laura menghentikan langkahnya dan membalikan badannya lagi menghadap Ezra."Aku boleh masukkan?" tanya Ezra."Oh iya boleh," sahut Laura setengah ragu.Pasalnya bundanya sekarang tak ada di rumah, ia takut berduaan dengan Ezra apalagi notabetnya Ezra memang bukan cowok baik-baik, kalau bukan karena tujua
Read more
Part 12
Setelah keluar dari rumah ia mengusap wajahnya kasar, mereka pasti bingung dengan sikap Alex yang tiba-tiba kasar seperti ini.Tapi Alex benar-benar hilang kontrol!Alex berjalan ke rumah Laura untuk mengambil motornya, terlebih dahulu Alex masuk ke rumah Laura untuk mengambil kunci motor yang tergeletak di meja hias di ruang tamu.Ketika Alex akan mengambil kunci motor, mata Alex menyipit di jajaran bunga hiasa yang sudah berantakan akibat ulah Alex tadi mengambil bunga hias dan menyimpannya asal.Alex mengambil benda kecil berwarna hitam itu.DegNafasnya tercekat.Kamera mini."Sialan," maki Alex."Apa dia sudah merencanakan ini semua sampai menyimpan kamera segala," gumam Alex."Awas aja lo Ezra gue pasti lo akan menerima akibatnya, telah menyentuh wanita yang gue cintai secara tak pantas," ucap alex dingin dengan rahang mengeras serta mata yang tajam menatap ke kamera yang ia genggam.......Alex mengetahui lokasi Ezra sekarang di mana dari story teman Ezra, yang terlihat ada Ezr
Read more
Part 13
Laura mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu rumah Alex, wajahnya terus cemberut sejak tadi.Di sepanjang jalan Alex terus mengejeknya, bahwa uang untuk membayar bioskop dan sweater, di bayar pake uang yang di kirimkan bundanya, padahal dari kemarin Laura minta uang jajannya susah minta ampun ini malah di pake hal yang tidak penting."Gak usah cemberut gitu kali," ejek Alex, tangannya mencolek pipi Laura yang langsung ia tepis."Gak usah pegang-pegang," desisnya."Nih sweaternya," Alex menyerahkan paper bag yang berisi sweater."Gue gak mau sweater! gue mau uang yang bunda kasih buat gue, lo kasih semuanya ke gue," pinta Laura sambil mengadahkan tangannya."Kan udah abis," sahutnya enteng."Alex," kesal Laura.Anita yang mendengar kegaduhan langsung berjalan ke ruang tamu, dan melihat Laura dan Alex yang saling cek cok."Kenapa sih?" tanya Anita, duduk di sebelah Laura."Dia pengen nonton bioskop terus beli sweater yah Alex beliin lah tapi malah marah sekarang," jelas Alex."Gimana
Read more
Part 14
"Aaaaaa," teriak Laura membahana di sepenjuru rumah, sampai membangunkan Dimas dan Anita yang sedang tertidur.Mereka berdua bergegas berlari ke arah kamar Laura."Kenapa Ra?" tanya Anita khawatir."Itu ada orang," ucap Laura ketakutan."Maling! di mana malingnya biar papa penjarain," ucap Dimas, mentang-mentang kepala polisi apa-apa main penjarain aja."Apa si Ra teriak- teriak, mana sambil di dorong lagi," kesal Alex kesakitan sambil berdiri karena terjatuh dari kasur di dorong kasar oleh Laura."Lo lex," ucap Laura terkejut."Gue pikir siapa tadi," ucap Laura."Lagian ngapain kamu tidur di kamar Laura?" tanya Dimas mengintimindasi."Di bilangin semalem Alex takut, jadi terpaksa Alex tidur di sini," sahutnya."Tidur sih tidur tapi gak usah sambil meluk- meluk gue, dasar otak mesum!" sewot Laura."Enak aja gue mesum, kalau gue mesum, udah gue grepe-grepe lo dari lama," ucap Alex tak terima."Udah ah udah," lerai Dimas."Pada mandi sana, sekolah! udah pagi sekarang," suruh Anita sambi
Read more
Part 15
"Aku...,""Aku mau Ezra," jawab Laura yang membuat Ezra langsung kegirangan dan memeluk laura erat.Laura mendorong tubuh Ezra kasar sampai membuat pelukan Ezra terlepas.Ezra menatap Laura tak suka, tangannya terkepal mendapatkan penolakan ingin rasanya Ezra memarahinya tapi ia tahan, Ezra ingin bermain secara halus."Aku duluan Zra," pamit Laura berjalan tergesa-gesa dengan perasaan tak menentu.Ketika sudah meninggalkan taman, Laura menghentikan langkahnya, menghembuskan nafasnya perlahan, ia memegangi dadanya.Bukan karena gugup telah di tembak atau di peluk oleh Ezra, karena sejujurnya Laura tak pernah punya perasaan padanya, semua pendekatan yang selama ini Laura berikan, bukan karena cinta tapi hanya ingin membuat Alex jauh darinya.Rencana Laura berhasil menjadikan Ezra pacarnya tapi apakah Alex akan menjauh setelah ia berpacaran dengan Ezra itu yang membuat Laura ragu.Belum lagi Ezra bukan cowok baik-baik, ia takut Ezra akan melakukan hal yang tidak-tidak pada Laura.Laura s
Read more
Part 16
Bel pulang sekolah telah tiba, mereka berempat kini sedang berkumpul di cafe dekat sekolah, yang memang banyak anak sekolah yang sedang nongkrong di sini."Mau pesan apa?" tanya Alex sambil menyerahkan buku menu pada mereka bertiga.Gretta mengambil buku tersebut, melihat-lihat aneka menu yang tersaji di cafe ini."Vanilla Latte," jawab Gretta lalu menyerahkan buku tersebut ke Rafa dan Laura.Laura mengambil buku tersebut dan menyimpannya di meja."Lo gak mau mesen Ra?" tanya Gretta heran."Gue sama kaya lo, Vanilla Latte," jawab Laura."Kalo lo Raf?" tanya Alex."Cappuccino aja," jawabnya.Alex mengangkat kepalanya dan memanggil pelayan."Iya mau pesan apa kak?" tanya pelayan tersebut."Vanilla latte 2, cappuccino 2, sama cheese toast nya 2," ucap Alex.Dengan gesit pelayan menulis pesanan yang Alex ucapkan."Saya ulangin yah," ucap pelayan tersenyum ramah."Vanilla latte 2, cappuccino 2, chesse toast 2,"Alex mengangukan kepalanya mendengar ucapan pelayan."Baik, mohon di tunggu ya
Read more
Part 17
ketika Laura sedang bersitegang dengan Ezra.Bruk.Suara gaduh di belakang sana menyita perhatian Laura, Laura membalikan badannya.Dan terkejut di belakang sana terjadi kecelakaan mobil dengan seorang pengendara motor.Mata Laura melebar saat tau siapa pemilik motor itu."Alex," teriak Laura panik dari dalam mobil.Alex terkapar di jalanan entah bagai mana kondisinya, mobil Ezra terus melaju sampai Alex hilang dari pandangannya."Ezra, berhentiin mobilnya," pinta Laura dengan Panik.Ezra sama sekali tak memperdulikan teriak Laura, ia malah semakin melakukan mobilnya cepat."Ezra gue mohon," Laura memohon sambil meletakan kedua tangannya seperti sedang memohon."Kenapa sih lo masih peduliin dia," teriak Ezra."Lo masih sayang sama dia hah," lanjut Ezra lagi.Laura langsung membengku dengan pernyataan Ezra, apa kelihatan kalau Laura memang masih sayang sama Alex?"Bener yang gue ucapin, lo masih saya sama dia," sarkas Ezra.Laura tak bergeming ia mengalihkan tatapaannya pada jendela mo
Read more
Part 18
Alex mengendarai motornya, raut wajah khawatir tampak jelas di wajahnya, dia melihat ke kanan kiri jalan dengan gusar berharap menemukan Laura dengan cepat.Hingga tanpa sadar Alex melewati jalan ke arah hutan yang bisa tembus ke jalan lain agar bisa cepat sampai, dia terus melewati jalan tersebut berharap menemukan Laura di sini, meskipun ia pun ragu.Dari kejauhan Alex melihat cahaya kecil seperti senter, tanpa ragu Alex mengampirinya.Ia berhenti dan turun lalu mengambil benda tersebut yang tergeletak di tanah menghadap ke atas sehingga cahaya tersebut mengarah ke langit, ponsel! Alex mengecek dam benar ponsel Laura tapi kemana Lauranya."Laura," teriak Alex."Laura lo dimna?" teriak Alex lagi, sambil mengitari hutan.Samar-samar Alex mendengar suara di dalam hutan, dan perlahan mendekati tepi hutan yang sangat gelap hanya cahaya bulan yang menyinari.Alex mengarahkan ponsel senter Laura ke arah hutan."Tolong," teriak seseorang lagi.Alex yang sangat hapal itu suara Laura, bergega
Read more
Part 19
"Yaudah pada mandi sana, kalian berdua udah kaya gembel aja," suruh Anita dengan mengejek."Kalau udah mandi, makan! Udah mama siapin di meja makan," perintah Anita lalu berlalu pergi masuk ke kamarnya di ikuti Dimas.Alex memperhatikan orang tuanya sampai masuk ke dalam kamar, "Yuk Ra mandi," ajak Alex sambil bangkit dari duduknya."Ogah, mandi bareng sama lo," tolak Laura mentah-mentah, matanya mendelik menatap Alex."Eh emang gue ngajak mandi bareng-bareng?" ucap Alex tersenyum jahil."Apa jangan-jangan lo ngarep mandi bareng gue," lanjutnya lagi."Gak, siapa juga yang mau mandi bareng lo," elak Laura, pipinya tersemu merah malu."Alah tapi itu pipi merah," ejek Alex."Apaan sih lo," ketus Laura."Apa jangan-jangan lo mau liat...," Laura memperhatikan tangan Alex yang perlahan turun menuju selangkangannya."Alex lo mesum," teriak Laura, membuat Alex tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat Laura kesal.Lalu pergi ke kamarnya sambil membawa kucing dan tawanya yang masih belum
Read more
Part 20
Pov Alex.Matahari belum terbit, tapi Alex sudah terbangun dari tidurnya jam 4 subuh, ia berjalan ke luar balkon, sambil membawa sebungkus rokok dan juga korek api di tangannya.Wajahnya gusar, pikirannya terus di penuhi oleh Laura.Alex membuka bungkus rokok, mengambil sebatang dan menyalakannya, hembusan asap rokok seolah menemani keresahan Alex pagi ini."Andai aja lo tau Ra, dari dulu sampah hari ini, detik ini juga perasaan gue masih sama ke lo malah makin bertambah setiap harinya, gua akan selalu jagain lo dari cowok brengsek seperti Ezra meskipun nyawa gue taruhannnya," ucap Alex sungguh-sungguh sambil melihat langit yang gelap gulita tanpa ada bintang atau bulan yang menyinari.Alex menundukan kepalanya ke bawah, karena kamar Alex ada di lantai dua jadi dia bisa melihat keadaan bawah halaman rumahnya.Alex memincingkan mata saat tak sengaja melihat seorang yang berpakaian serba hitam ia berdiri di bawah lampu taman sambil melihat ke kanan dan ke kiri, dan di sampingnya ada seb
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status