All Chapters of PAPA MUDA: Chapter 81 - Chapter 90
112 Chapters
BAB 41 B
PAPA MUDA 41 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang kerap diperlakukan seperti anak kecil menatap wanita di depannya beberapa detik. Mungkin memang ini satu teguran untuk lebih memperhatikan kesehatan dibandingkan pekerjaan. Bukankah tidak ada yang lebih berharga dari apa pun selain nyawa? Ya, meskipun semua yang ada di bumi akan kembali pada pemilik-Nya, tetapi bertahan sebisa mungkin untuk orang-orang terkasih adalah satu keharusan. Alsaki mendekat, memeluk wanita yang selama ini selalu ada untuknya. "Makasih, Bu untuk semuanya. Maaf jika selama ini aku menjadi anak bandel. Kali ini aku akan nurut sama Ibu. Mungkin aku memang butuh istirahat beberapa hari. Ya udah, aku ke kamar. Soal Gala kemungkinan akan dijemput Arista. Tadi dia datang ke konter. Ibu di rumah aja nungguin," ujarnya lalu melangkah menuju kamar. Sang ibu menatap haru punggung itu menjauh dari pandang. Dalam hati ada banyak pertanyaan yang ingin ia berikan pada Alsaki—anaknya. Entah kenapa firasatnya mengatakan ka
Read more
BAB 41 C
PAPA MUDA 41 COleh: Kenong Auliya ZhafiraTiga puluh menit Dyra menghabiskan waktu untuk membaca. Setelahnya ia tergiur untuk membuat puisi. Entah kenapa tiba-tiba ingin menggoreskan sedikit perasaan hatinya melalui aksara. Bukan dalam bentuk cerita atau novel tetapi puisi sederhana yang mewakili isi hati. Tentang cerita, ia sudah lebih baik memahami tanda baca. Persis seperti memahami hati seorang Alsaki Mahendra. Keadaan sekitar bahkan terlupa karena asyik dengan dunianya sendiri. Hingga tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat, tetapi wanita yang tengah menikmati masa bebas itu masih acuh pada keadaan sekitar. Bahkan suara Cantika yang terdengar cempreng pun tidak menarik perhatiannya kali ini. Perlahan jemari lentiknya menari di layar ponsel. Membentuk rangkaian kata yang memiliki makna. Senyum terukir indah layaknya bulan sabit ketika menuangkan segala isi lewat puisi. 'CINTAPadamu aku tertunduk tak berdayaTepiskan cemburu, samarkan curigaAku kalah, bersimpuh lewat asaTanpam
Read more
BAB 42 A
PAPA MUDA 42 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKebiasaan yang mendadak berubah atau berganti akan dengan mudah mempengaruhi suasana hati. Keadaan ramai bisa berganti sepi apabila ada yang hilang atau tidak ada. Semangat membara seketika melemah tidak berdaya. Seperti itulah yang Dyra rasakan ketika mendengar sang pria memilih menepi dari segala rutinitas. Akan tetapi, itu jauh lebih baik daripada harus melihatnya kesakitan seperti kemarin. Mungkin memang dirinyalah yang harus mengalah dengan menahan segala rasa. Tidak mau lagi bersikap egois yang nantinya berakhir penyesalan. "Aku harus bisa tanpanya sesaat. Bukankah itu tidak lama? Ayolah, hati ... kamu pasti bisa menahan rindu yang siap menyiksa batinmu. Aku percaya kamu bisa dan kuat," ujarnya menguatkan hati sendiri. Padahal baru awal saja rasanya sudah tidak karuan. Puluhan kekhawatiran tanpa permisi menyusup pikiran. Apalagi tadi pagi melihat Mbak Arista mengantar Gala. Otomatis keduanya bertemu di rumah sang pria. Dyra menggele
Read more
BAB 42 B
PAPA MUDA 42 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAdrian mengerutkan dahi mendengar pertanyaan teman yang telah dianggap saudara. Niat hati ingin menyimpannya sendiri, tetapi melihat sorot mata khawatir dari Malik membuatnya sadar ada kepedulian begitu besar di antara sesama bagian Gala Cell. Akan tetapi, tidak ada salahnya memberi tahu. Siapa tahu bisa menjadi perisai jika nanti terjadi sesuatu di kemudian hari. "Tapi kamu janji jangan bilang dulu ke Mas Al? Soalnya ini bisa memancing amarahnya. Ngerti?" tanyanya sembari meminta persetujuan sebelum membagi apa yang terjadi. Adrian menoleh kanan kiri sebentar, lalu mendekat dengan jarak dua jengkal."Kamu tahu Adila Arista? Sepertinya nama ini hanya dibalik aja. Apa itu orang yang sama dengan Arista, masa lalunya Mas Al? Sepertinya Adila Arista punya nama besar dalam dunia maya," tanya Adrian lagi dilengkapi beberapa penjelasan. Meski kepalanya berpikir orang yang sama, tetapi tetap masih ada keraguan. Takut salah menyebut nama dari kesamaa
Read more
BAB 42 C
PAPA MUDA 42 COleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang baru meletakkan botol minum di etalase melirik dua pria di depannya bergantian. Sebagai penikmat cerita online di dunia biru dan membawanya jauh bersama mimpi pastilah tahu siapa Adila Arista. Apalagi sekarang tahu kalau Adila juga pesaing hati di mata Alsaki Mahendra. Ada keanehan kenapa Adrian dan Malik bertanya tentang mantan istri pemilik konter. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan. "Kamu tahu enggak, Ra?" Adrian mengulang lagi pertanyaan yang sama. Ia masih harus mencari kebenaran dari kejadian kemarin untuk mematahkan semua asumsi."Emang kenapa sama Adila Arista? Ya, aku tahu. Karena aku sering baca cerita dia di salah satu grup menulis. Ada yang ingin kamu sampaikan kah?" "Apa dia orang yang sama dengan masa lalu Mas Al?" Adrian bertanya dengan wajah tenang tapi serius. Malik sendiri menunggu jawaban wanita di depannya dengan hati berdebar. Takut apa yang dikhawatirkan benar adanya. Sedangkan Dyra semakin tidak me
Read more
BAB 43 A
PAPA MUDA 43 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPeribahasa tentang semakin tinggi pohon menjulang bisa tertiup angin kencang mungkin benar adanya. Semakin sukses seseorang terkadang akan selalu ada ujian yang tanpa diprediksi mampu menghancurkan segalanya dalam sekedip mata. Tanpa tahu datangnya kapan dan bagaimana caranya. Apabila hari itu datang, hanya butuh persiapan mental untuk menghadapinya dengan lapang dada. Karena jika tidak, maka diri yang akan terbawa dan hancur tanpa lagi sisa.Sementara Arista belum mempersiapkan untuk kemungkinan seperti ini. Ia masih tidak menyangka seorang Ghava Devanka tega melakukan hal ini padanya. Membuat unggahan status yang menunjuk dirinya meski secara tidak langsung. Ini sama seperti membunuh tanpa menyentuh sedikit pun. "Apa kamu menyimpan dendam padaku, Gha? Kenapa kamu tega? Padahal selama ini aku sudah mencoba membuatmu mengerti akan semua. Tapi, nyatanya kamu malah memilih menunjukkan pada dunia tentang siapa aku. Aku sadar tidak semua rahasia
Read more
BAB 43 B
PAPA MUDA 43 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Arista menarik napasnya dalam, lalu membuangnya kasar bersamaan tiupan angin yang membelai wajah. Sejuk? Tidak! Hati tetap berdebar tidak menentu akan bayangan hari esok yang kemungkinan menjungkirbalikkan pertanahan hidup. Hidup yang susah payah dibangun dengan banyak pengorbanan dan air mata. "Aku harus bisa terlihat baik-baik aja di depan Gala dan Alsaki. Aku menganggap semua ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan karena telah melakukan keslahan. Mungkin tepatnya aku sekarang tengah diingatkan oleh Sang Maha Pemberi Hidup," batinnya bernyanyi tanpa nada tanpa suara. Kepala yang dijejali banyak pikiran membuatnya lupa arah menuju rumah Alsaki. "Aku bego amat ya? Rumah sendiri aja lupa. Begini aja udah gegaya main cinta-cintaan, padahal masih aja menangisi rindu dan pincangnya harapan tanpa pernah tahu semua itu bohong semata," rutuknya mengecam kebodohannya sendiri. Ibarat kata, bunga layu tak akan kesepian, tetapi nyatanya tetap tertund
Read more
BAB 43 C
PAPA MUDA 43 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira Senyum perlahan merekah layaknya bulan sabit ketika ingatan kecupan malam itu menghampiri di tengah hujan kerinduan. Basahnya hati dan perasaan karena cinta justru memberikan kehangatan yang tidak mungkin terlupa. Andai waktu bisa diberhentikan, ia ingin menciumnya hingga lelah dan memeluknya hingga tertidur lelap. Bukankah itu satu hal yang didamba semua pasangan? Bisa memadu kasih tanpa memikirkan batasan waktu. "Kamu mikirin apa, Al?" Wanita yang selalu setia di setiap langkah sang anak bertanya tanpa sengaja karena melihat seperti orang gila. Tersenyum sendiri tapi dengan sorot mata kosong tanpa asa. Hampa. Bahkan, raga yang mulai menua karena usia mengambil duduk di sebelah sang anak. "Apa ada yang kamu pikirkan? Gimana perasaan kamu? Udah mendingan? Di rumah aja dulu satu atau dua hari lagi. Biar benar-benar sehat, baru kembali ke konter," ujarnya lagi diiringi pertanyaan yang belum sempat terjawab sebelumnya. Begitulah perasaan
Read more
BAB 44 A
PAPA MUDA 44 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSikap peduli atas dasar sopan santun mampu nyalakan setitik tanda tanya akan sebuah jawaban yang tersembunyi jauh di dasar jiwa. Karena bagaimanapun dalamnya hati tidak pernah bisa diselami layaknya lautan. Entah itu hanya sebuah kesamaran atau kesungguhan, hanya diri sendiri yang tahu. Begitu juga Arista yang tidak mampu menebak arti kepedulian sang pria saat ini. Meskipun akalnya sadar bahwa semua hanyalah basa-basi sapa. Sementara hatinya tetap menggenggam nama baru sekuat baja. Ia tidak mau menghalangi kisah yang seharusnya bersemi dan bertahta."Kamu enggak perlu khawatir tentangku, Al. Aku baik-baik aja. Ya udah, aku pulang dulu. Terima kasih udah ngizinin antar jemput Gala. Oh, ya, untuk besok mungkin aku enggak bisa antar, karena ada tanggung jawab di salah satu platform," ujarnya berbohong untuk menutupi masalah yang tengah dihadapi. Semua itu demi menjaga agar kesalahan yang dulu tidak tenggelam semakin dalam ke jurang penyesalan.
Read more
BAB 44 B
PAPA MUDA 44 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengingat masa dulu membuat Alsaki memberikan kecupan hangat di puncak kepala. Tanda kasih yang begitu besar seperti jagad raya. Bahkan, sayangnya seluas samudera. Alsaki sadar kehadiran Gala di sisinya akan memberikan arti sendiri dalam melakoni peran sebagai bintangnya makhluk Tuhan."Ayo, buruan, Pa ... nanti Kak Dyra keburu pulang. Terus Gala batal main bareng," sungutnya tidak sabar. Ya, sejak kemarin ikut menyaksikan kepanikan karena ulah sang papa, ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. "Ya, ayo! Papa tinggal berangkat. Enggak perlu dandan lah. Mau sebentar juga," jawabnya menggoda sembari tertawa. "Papa enggak usah dandan dan terlalu tampan. Gala nanti kena saing," balas bocah kecil itu yang sudah memakai pakaian biasa. Tawa keduanya menggema ke seluruh kamar. Kedekatan dari tawa sederhana yang baru saja terjalin merupakan kebahagiaan mahal tapi harga murah. Alsaki berhasil membangun suasana itu sejak sang anak usia dua tahun l
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status