All Chapters of PAPA MUDA: Chapter 91 - Chapter 100
112 Chapters
BAB 44 C
PAPA MUDA 44 COleh: Kenong Auliya ZhafiraBocah itu menggeleng, "Bukan. Mama tadi antar jemput sekolah aja. Gala dateng sama Papa," jawabnya dengan wajah begitu polos dan lucu. "Itu, Papa ...," tunjuknya kemudian ke arah ruangan sang penguasa Gala Cell. Adrian dan Dyra menoleh secara bersamaan. Benar saja, pria yang begitu mengusik pikiran tengah keluar dari ruangannya dan perlahan berjalan mendekat. Dada yang sejak tadi sesak karena dipenuhi rindu, perlahan siap meledak dibarengi debaran. Meskipun wajahnya masih sedikit pucat, tetapi langkahnya yang pasti justru menandakan kalau keadaan sudah baik-baik saja. Berbagai rasa mengaduk perasaan sedih dan bahagia tercampur menjadi kesatuan yang memporak-porandakan jiwa. "Jadi, yang aku lihat tadi beneran dia? Bukan perasaanku aja? Aku pikir tadi kewarasan ini mulai hilang. Alhamdulillah jika kamu udah bisa beraktivitas, Mas ... aku ikut seneng, dan aku ... kangen," gumamnya sembari menghapus bulir bening yang tanpa sadar membasahi pipi.
Read more
BAB 45 A
PAPA MUDA 45 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTidak selamannya apa yang terlihat mata adalah peristiwa sesungguhnya. Bisa saja, itu hanyalah hasil dari pikiran yang terlalu lemah diprovokasi keadaan. Hingga menyuguhkan puluhan rasa yang mengoyak hati. Ketika sesal datang, mungkin semua yang berada di genggaman bisa terjatuh dan hilang. Berusahalah sekuat mungkin agar jiwa raga tidak bersinggungan dengan hati dan pikiran untuk mempertahankan apa yang dimiliki. Jangan sampai menyiksa karena hadirkan dilema.Dyra sendiri masih merasakan dilema itu, tetapi terlalu gengsi untuk mengungkapkan kata hati. Akan tetapi, jauh di dasar hati masih memiliki simpati. Karena bagaimanapun Mbak Arista adalah wanita yang melahirkan Gala—pria pujaan hati sekaligus calon imam jika Tuhan menjodohkan. Jadi, tanpa berpikir akan seperti apa hubungan yang ada setelah ini, ia memilih memberitahukan berita terpopuler di beranda biru pada sang pria. "Mas, sepertinya Mbak Arista lagi ada masalah soal nama baik deh.
Read more
BAB 45 B
PAPA MUDA 45 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra hanya mengangguk. Namun, kemudian menggeleng. "Enggak usah! Aku bawa motor. Aku pulang sendiri aja. Nanti kalau ada perkembangan aku kasih tahu. Kamu di sini aja, siapa tahu Adrian butuh. Atau juga kamu ingin melihat tentang dua hari lalu. Aku bisa pulang sendiri. Lagian aku udah kuat karena kamu ngasih asupan kasih sayang. Jadi, tenaga udah penuh," jawabnya sembari sedikit menggoda. Akan tetapi, satu cubitan sayang justru mendarat manja di kedua pipi. "Dasar, gadis aneh! Orang gadis di luar pada seneng dianterin pulang prianya, kamu malah enggak mau." Alsaki begitu gemas melihat perubahan emosi wanita di depannya. Sedetik wajah cantiknya tersapu badai air mata, lalu sedetik setelahnya tersingkap cerah layaknya mentari. Oleh karena itu, tangannya refleks memberi cubitan mesra di kedua pipi. "Aw! Sakit, Mas! Ini pipi, bukan aksesoris ponsel!" protes wanita yang masih mengusap pipinya. Sang pria justru tertawa melihat Dyra mengubah lagi
Read more
BAB 45 C
PAPA MUDA 45 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki sengaja membiarkan Dyra dengan permainannya. Setelah merasa cukup, gilirannya memegang kendali. Tangan kanannya menarik pinggang sang wanita agar mengikus jarak yang ada. Kehangatan kembali tercipta kali kedua. Bahkan, kali ini lebih terasa didominasi nafsu. Kedua belah bibir yang menyatu seakan bernyanyi dalam tarian lidah di dalam sana hingga bertukar ludah berkali-kali. Menikmati gairah tertinggi sebuah hubungan yakni bertukar nafsu berkedok cinta. Hanya itulah mengekspresikan rasa cinta dari sudut pandang orang dewasa, meskipun ada juga yang berbeda, tetapi kembali lagi kalau cinta itu tidak bisa dipaksa. Jadi, lebih baik menikmati selagi ada dan bisa. Ketika tenggah berenang dan menyelami dalamnya rasa berbalut gairah asmara, tiba-tiba telinga mereka mendengar suara yang sangat dekat, siapa lagi kalau bukan Gala Mahendra. Dengan cepat, sang pria menarik diri dari kegilaan yang memberi kebahagiaan. Bahkan, jarinya masih sempat me
Read more
BAB 46 A
PAPA MUDA 46 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui seseorang yang dulu pernah mengisi keseluruhan hati dan hidup tengah berada dalam keadaan tidak baik-baik saja, pastinya masih memiliki sedikit simpati. Bukan karena ingin kembali, tetapi sekadar wujud terima kasih dan peduli. Seberapa perih hati tergores, tentang manusiawi harus mendapat toleransi di urutan pertama. Apabila itu mampu terlewati, maka keberhasilan hidup tanpa membenci adalah sikap manusia sejati. Alsaki tidak mau lagi terjebak hidup yang menyembunyikan hatinya dalam gelap, tanpa cahaya. Kelam dan muram. Lagian ia sudah berjanji pada wanita yang baru saja pulang untuk berdamai dan menerima masa lalu tanpa menimbun luka. Sekarang menjadi waktu yang tepat. Ketika hati meyakini ingin memberi dukungan, saat itulah rasa benci dan dendam jatuh berguguran ke tanah. Ia tidak ingin lagi terinjak ketidakpastian akan hidup yang sebelumnya. Alsaki menatap Adrian yang memasang wajah khawatir seperti dirinya. Entah karena memiki
Read more
BAB 46 B
PAPA MUDA 46 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAir yang mengalir dari wastafel tiba-tiba menarik perhatiannya. Seandainya semua masalah hidup bisa seperti air yang begitu mudah keluar menuju tempat seharusnya, pasti tidak ada kesedihan dalam diri manusia. Namun, sayangnya antara kesedihan dan kebahagiaan selalu menjadi penyeimbang kehidupan. "Aku pasti bisa lalui semua ini! Tidak mengapa nama hancur berserakan, asal Gala masih menganggap Mama," ucapnya lirih, lalu membasuh wajah dengan kedua tangan. Setelah selesai, ia pun kembali duduk di hadapan laptop. Arista menghela napas sejenak, lalu mengembuskannya perlahan sebelum jemarinya menekan tombol on. "Aku pasti bisa hadapi ini. Jangankan cacian seperti ini, kritik pedas tentang tulisan dulu pun tidak goyahkan langkah untuk tetap terjun ke dunia literasi," hiburnya pada diri sendiri. Tidak menunggu waktu bermenit-menit, layar berlatar gambar sang anak saat kemarin bermain bersama terlihat jelas. Sejak mendapat izin bertemu Gala, layar
Read more
BAB 46 C
PAPA MUDA 46 COleh: Kenong Auliya ZhafiraArista memberanikan diri melihat kembali postingan yang beberapa menit lalu diunggah. Puluhan komentar berderet urutan dari atas ke bawah. Di antara mereka ada yang mencaci, mengumpat, masa bodoh dan ada juga beberapa yang mendukung. 'Wah, jadi inisial AA itu Adila Arista? Enggak nyangka kalau di balik indahnya tulisan ada hitam yang tersembunyi.''Akhirnya, kamu muncul juga Thor! Bisa spill mantan suaminya enggak? Siapa tahu masih muda dan oke!''Belajar jadi ibu yang baik dulu, Thor! Baru menekuni dunia literasi.''Sayang sekali tulisanmu tidak seindah nasibmu, Thor!''Udah, enggak usah jadi penulis aja, Thor! Menjaga keluarga aja enggak becus!''Spill nama mantan suaminya dong, Thor! Siapa tahu jodoh.''Sabar, Mbak Thor. Aku mengagumi karyamu. Masa bodo dengan kehidupan pribadimu.''Aku masih setia menunggu karya-karya terbaikmu, Thor! Semangat. Salam buat Gala, Thor! Moga bisa jadi anak yang melindungimu, Thor!''Inget, Thor! Sebagus-bag
Read more
BAB 47 A
PAPA MUDA 47 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengesampingkan sejenak cemburu dan kesakitan akan hati dalam keadaan tidak tepat akan lebih mudah dilakukan, daripada lepas kendali karena amarah berselimut cemburu. Rasa itu harusnya bisa diterima apabila sakit yang dirasakan tidak begitu dalam. Atau memang sudah sepantasnya itulah yang harus dilakukan untuk sebuah hubungan asmara penuh pikiran serba dewasa. Ya, Dyra menjatuhkan hatinya pada pria yang dewasa dari segala sisi. Terutama tentang keadaan dan masa lalunya. Ia dituntut harus banyak mengalah dan menerima karena bukan menjadi orang yang pertama membuka hatinya. Akan tetapi, hal itu tidak penting lagi ketika sang pria mampu membuatnya percaya akan sebuah janji setia bersama. Bahkan, ketika saat-saat seperti ini, di mana wanita masa lalu prianya terkena masalah dan membutuhkan dukungan, ia harus rela dan siap melihat pemandangan yang mungkin menyakitkan hati. "Aku pasti udah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun Mbak Arista adalah
Read more
BAB 47 B
PAPA MUDA 47 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSejak tahu ada kesamaan mimpi antara dua wanita dari masa berbeda, Alsaki terkadang mengikuti beranda biru seorang Andyra Arsha. Meski tidak begitu tahu ada grup khusus menulis, tetapi wanitanya selalu mengunggah tulisannya di wall pribadi. Hal itu cukup memudahkan sang pria menyelami makna apa yang tersirat dalam tulisannya. Bahkan, ketika Dyra mengunggah tulisannya di grup bisa lewat dan ikut membaca. Hampir lima menit, pria yang ingin mencari nama Arista Adila masih saja menggeser layar ponsel. Kemudian, selang beberapa menit akhirnya ketemu juga. Judul dengan huruf kapital terbaca jelas mengenai surat terbuka."Apa ini yang dibilang Dyra?" tanyanya pada diri sendiri tanpa mengalihkan pandangan. Alsaki membaca pelan isi surat yang responsnya lumayan menghancurkan sekaligus menguatkan. Ada banyak tanggapan kemarahan yang tertulis, begitu juga sebaliknya. Bahkan, bayangan bisa berlanjut ke mental merasuk begitu saja. Namun, ia percaya kala
Read more
BAB 47 C
PAPA MUDA 47 COleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu yang tanpa sengaja masuk kamar anaknya menjadi heran karena pintu tidak terkunci. Padahal biasanya selalu rapat dan harus memastikan Gala sudah tidur apa belum."Kok, belum tidur, Al? Senyum sendiri lagi. Apa ada hal yang membuatmu bahagia?" tanya wanita yang ikut duduk di sebelahnya. Matanya tertuju pada wajah sang anak yang terlihat begitu gembira, tetapi sorot matanya seakan ada luka. Firasat seorang ibu biasanya selalu mendekati kebenaran. Alsaki masih menyunggingkan senyum, lalu menjawab pertanyaan wanita di sebelahnya tanpa ada yang ditutupi. "Enggak ada, Bu. Belum aja. Lagian sekalian pengin santai sebentar. Dan Ibu enggak usah khawatir, Gala udah tidur." "Yakin ...? Aku ini ibumu, Al. Kamu nggak bisa bohong. Kamu habis bertengkar sama Dyra?" tanya sang ibu lagi untuk memastikan kedua kali."Yakin, Bu ... aku enggak bertengkar sama Dyra. Kami masih berhubungan baik. Ibu juga enggak perlu khawatir. Insyaallah aku udah bisa be
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status