All Chapters of PAPA MUDA: Chapter 71 - Chapter 80
112 Chapters
BAB 37 B
PAPA MUDA 37 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraTiga puluh menit berlalu, keduanya terlalu mendiamkan dengan kesibukan masing-masing. Gala yang sibuk tidur siang, Alsaki juga sibuk meneliti semua laporan. Entah kenapa hari ini melihat beberapa angka dan kata membuat kepalanya pening. Rasanya seperti ditusuk duri. Sakit. Akan tetapi, Alsaki tetap melanjutkan pekerjaan dengan sisa tenaga yang ada. Pasalnya hanya tinggal beberapa lembar saja. Tidak biasanya merasa seperti ini dalam bekerja, padahal sejak pagi merasa baik-baik saja. "Aku kenapa rasanya enggak enak gini ya? Perasaan tadi biasa aja. Kenapa mendadak kepala terasa berat?" ucapnya pada diri sendiri sembari memegangi kepala. Tangannya pun ikut meremas rambut karena pening mulai tidak tertahankan. Perlahan, Alsaki berjalan keluar ruangan meski dengan langkah sempoyongan. Biarlah jagoan kecil itu tetap istirahat setelah lelah bermain. Ia tidak ingin mengganggu tidur siangnya. Jadi, lebih memilih mencari obat atau bantuan terdekat.
Read more
BAB 38 A
PAPA MUDA 38 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang menguasai setengah hati terbaring lemah mampu menyulam beberapa kemungkinan usaha untuk membuatnya kembali seperti sedia kala. Bahkan akal bisa dengan mudah memutuskan bahagianya sendiri agar sang pria bisa tidak tersakiti lebih sakit. Ibarat kata tidak mengapa diri sendiri terluka, asal jangan orang yang kita sayang. Bukankah lebih baik menelan semua luka sendirian tanpa harus melampiaskan? Akan tetapi, hal itu adalah kemungkinan yang mengangkat genderang perang antara hati dan logika. Wanita yang tengah berperang melawan kesakitan di antara pilihan masih terombang-ambing ombak ketidakpastian. Ya, Dyra tidak tahu harus memutuskan seperti apa dan bagaimana caranya melanjutkan hidup bila akhirnya harus merelakan. Apalagi tatapan mata bening bocah di depannya seakan perih mengiris hati. Rasa tidak tega terus menghujam bertubi-tubi hingga melemaskan nyali.Dyra mencoba merendahkan tingginya, mengusap pipi lembut yang mula
Read more
BAB 38 B
PAPA MUDA 38 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDengan tersenyum simpul, Pak Agus menatap semua orang yang berada di sisinya. Mungkin mereka penasaran sakit apa yang Alsaki derita. "Kalian tenang saja. Alsaki cuma kelelahan dan banyak pikiran. Jadi badannya langsung drop. Kalian tidak usah khawatir. Insyaallah setelah minum obat nanti lebih baik. Ini saya kasih obat beberapa untuk meredakan panas dan juga pusing di kepalanya. Diminum sehari tiga kali," jelasnya sembari meletakkan beberapa bungkus plastik bening berisikan obat bentuk tablet. "Alhamdulillah ... terima kasih, Pak." Adrian menyahut lega penjelasan pria yang cukup lama mendedikasikan hidupnya pada urusan kesehatan. "Sama-sama, Ri ... saya pamit pulang dulu. Harus ke tempat pasien lain." Pak Agus melangkah pergi setelah berjabat tangan dengan Adrian. Kadang selain bekerja sebagai tenaga kesehatan, beliau juga mau menerima panggilan orang yang sakit. Seperti sekarang contohnya. Adrian sengaja mengantar kepulangan Pak Agus hin
Read more
BAB 38 C
PAPA MUDA 38 COleh: Kenong Auliya Zhafira"Halo, assalamu'alaikum ...," jawabnya lancang karena yang punya ponsel tengah tertidur setelah minum obat. "Wa'alaikumsalam ... ini Dyra ya? Alsaki mana, Ra? Ibu mau ngomong, kok, jam segini Gala belum dianterin pulang. Kan, belum mandi." Suara di seberang sana terdengar setengah kecewa karena cucunya belum berada di rumah. Padahal langit hampir menggelap. "Em ... begini, Tante ... Mas Al-nya lagi kurang sehat. Tapi, udah diperiksa Pak Agus tadi. Nah, yang jadi masalahnya tidak ada yang nganterin Gala pulang. Adrian dan Malik masih sibuk di depan. Saya sendiri sedang menunggu Mas Al, takut butuh sesuatu. Apa Ibu bisa ke konter untuk menjemput Gala? Kasian ini hampir gelap. Kalau bisa udah saya anterin sejak sore, Tante ...," jelas Dyra panjang kali lebar. "Ya sudah. Kamu tungguin aja Alsaki. Dia pasti kelelahan. Biar Ibu aja yang ke situ buat jemput Gala. Titip Alsaki ya, Ra ... entar kalau masih belum kuat pulang, kamu mau temenin di sit
Read more
BAB 39 A
PAPA MUDA 39 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetahuan mencuri pandang wajah pujaan itu ibarat bertemu mantan baik hati yang pernah disakiti. Malu. Dalam pikiran hanya ada satu keinginan, yakni bisa berlari sejauh mungkin atau bersembunyi di suatu tempat agar menghindari bertatap muka. Akan tetapi, jika semua itu hanya perumpamaan, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghadapi. Meskipun ada setengah harga diri yang dipertaruhkan atau bahkan terjatuh berceceran. Ya, begitulah perasaan Andyra Arsha ketika sang pria memergoki dirinya mencuri belaian juga tatapan. Ia masih belum bisa mengatur debaran dadanya. Jawaban untuk pertanyaan sang pria pun mendadak lenyap. "Duh, aku harus jawab apa ... kenapa harus ketahuan begini," rutuknya lagi untuk kesekian kali. Menelan ludah sendiri saja terasa berat, seperti ada bongkahan batu yang menyumbat di tenggorokan. Alsaki yang menunggu jawaban dengan sabar mulai tidak bisa menahan tawa. Akan tetapi, ada rasa tidak ingin menggoda lebih parah
Read more
BAB 39 B
PAPA MUDA 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBelum sempat menyempurnakan jawaban, sesuatu yang lembut dan hangat terasa begitu saja tanpa aba di atas bibir tipis sang wanita. Tanpa kata apalagi permisi, pria yang mulai dikuasai iblis memberikan kecupan mesra dan penuh gairah. Debar yang mulai tidak bisa menahan gejolaknya mendadak seperti mendapat guyuran air langit. Sejuk. Alsaki terus melumat belah bibir tipis itu penuh cinta, lebih tepatnya terjerat sorakan iblis yang mengalahkan nurani. Pelan, lidah mulai ikut bermain begitu santun. Mengetuk pertama sebagai tanda menginginkan lebih untuk menjelajahi segala kenikmatan tentang ciuman yang sempat meneteskan air mata. Wanita yang mulai bisa mengikuti permainan sang pria mulai kewalahan karena kehilangan setengah napasnya. Berciuman tanpa jeda penuh cinta dan terbungkus nafsu membuatnya benar-benar tidak berdaya. Kedua lidah yang bertemu dan saling menggelitik dan menggigit semakin menambah gairah melambung tinggi. Bahkan air liur yang
Read more
BAB 39 C
PAPA MUDA 39 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ya, Adrian terpaksa menutup pintu kembali agar tidak mengganggu kebersamaan mereka. "Hampir saja aku jadi nyamuk," ujarnya sembari mengusap dadanya, lega. Namun, tidak bagi Malik. Ia justru merasa penasaran kenapa temannya hanya berdiri saja di depan pintu. "Kok, enggak masuk? Buruan biar kita bisa pulang. Toh, Mas Al kemungkinan tidur di sini," ucap Malik heran melihat tingkah pria di depannya. "Enggak apa-apa. Kita pulang aja. Biar Mas Al istirahat. Laporan ini gampang lah, besok pagi aja. Sekarang kita pulang." Adrian sengaja langsung melangkah keluar setelah berpura-pura tidak melihat apa pun di ruangan itu. Biarlah apa yang ia lihat menjadi rahasia untuk dirinya sendiri. "Oi, tunggu! Main tinggal aja!" teriak Malik, lalu berlari mengejar pria yang juga mempercepat langkahnya. Keduanya sengaja mengunci konter untuk menjaga keamanan. Adrian tidak khawatir karena Alsaki memiliki kunci cadangan yang selalu ia bawa dalam kantongnya.
Read more
BAB 40 A
PAPA MUDA 40 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang dulu pernah merajai hati dan dunia bersama orang lain akan selalu meninggalkan jejak ketidakrelaan. Bukannya tidak ingin melepaskan apalagi melupakan, tetapi hati masih inginkan memperbaiki hubungan yang dulu menyisakan satu penyesalan. Akan tetapi, terkadang sesal itu selalu menampar di akhir cerita. Meski tidak meninggalkan rasa sakit, tetapi cukup membuat dada terhimpit hingga untuk mengambil napas saja terlalu sulit. Begitu juga yang Arista rasakan sekarang. Mendatangi dan merendah untuk satu alasan bisa kembali bersama adalah satu keputusan besar dalam hidupnya. Bahkan ia rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk bertemu kembali dengan harapan bisa memperbaiki hubungan yang pernah retak dan hancur. Meskipun Arista sadar hal itu mungkin mustahil untuk disatukan utuh seperti semula. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan mata. Bibir seakan kelu untuk memanggil nama sang pria, tetapi panasnya dada
Read more
BAB 40 B
PAPA MUDA 40 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelupakan tujuan awal kedatangan sejenak, Arista memilih mengejar kepergian Alsaki yang mulai menjauh. Namun, sebelum melangkah ia tidak lupa menjejali wanita di sebelah dengan kata-kata yang menjatuhkan nyali untuk tetap berjalan hadapi rintangan. "Apa kamu tidak cukup pintar untuk menerka maksud ucapanku kemarin? Aku udah bilang di antara kami ada Gala yang akan selalu menjadi alasan untuk bertemu. Sekalipun sikap Alsaki seperti barusan, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan dia kembali. Aku yakin kamu paham, Ra ...," ucapnya seolah terdengar seperti peringatan kecil. Dyra yang mendapat kepastian tentang hati seorang Alsaki Mahendra semalam tidak lagi merasa ciut. Mungkin benar jika cinta itu memang sudah sewajarnya untuk diperjuangkan. Masalah akan berakhir seperti apa biarlah menjadi satu rahasia Sang Pemilik Hati. "Terserah Mbak Arista mau ngomong seperti itu. Aku pun tidak pernah berharap banyak dari hubungan ini akan mau seperti
Read more
BAB 41 A
PAPA MUDA 41 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPencapaian diri di puncak kesuksesan terkadang ada masa diterpa badai yang meluluhlantakkan segalanya dalam sekejap mata. Entah itu sebagai peringatan atau cobaan pastinya meninggalkan pembelajaran. Pastinya tentang kehidupan yang memberikan banyak warna dan rasa. Semua itu akan terpatri dalam ingatan hingga masanya mendekati kematian. Akan tetapi, tidak ada ujian yang datang tanpa alasan. Semua itu telah menjadi satu ketetapan yang memang harus dilakoni. Begitu juga orang yang akan menjadi alasan untuk ujian seorang Adila Arista. Sosok pria yang tidak sengaja datang sebagai pembeli di Gala Cell merekam kejadian Arista berbincang dengan wanita. Tanpa pernah tahu, pria itu adalah seorang pembaca setia setiap karya seorang Adila Arista. Bukan hanya sekadar pembaca setia, tetapi ada rasa kagum berubah cinta saat menikmati alur demi alur sebuah rangkaian cerita. Namun, sayang hanya perasaan sepihak saja dan meninggalkan goresan luka."Video ini
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status