Lahat ng Kabanata ng GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU: Kabanata 41 - Kabanata 50
91 Kabanata
BAB 40 PEKERJAAN BARU
Moy belum juga kembali dari perjalanannya padahal Senin besok Nabila harus datang ke kantor Elice. Meskipun Moy ikut senang dengan pekerjaan baru Nabila tapi rasanya tetap tidak enak jika Nabila tiba-tiba berhenti dari salon tanpa bicara langsung dengan Moy. Nabila juga sudah coba menelponnya sejak pagi tapi belum juga dijawab. [Moy, Senin besok aku akan mulai bekerja di kantor Elice] Nabila mengirim pesan. Sampai sore pesan yang Nabila kirim kepada Moy belum juga dibaca. [Apa kau baik-baik saja?] Nabila mengirim pesan lagi karena mulai khawatir. Seharusnya Moy sudah pulang dua hari lalu tapi sepertinya dia malah memperpanjang liburannya. Yang membuat Nabila cemas adalah mantan suami Moy, Dito datang beberapa kali ke salon untuk mencari Moy dan selalu marah-marah. Selama ini Moy jarang menceritakan masalah dengan mantan suaminya, dia lebih suka menyimak cerita Nabila. Padahal masalah Moy dan mantan suaminya juga tidak kalah rumit. Jika Nabila memiliki mantan suami yang tidak berta
Magbasa pa
BAB 41 NASEHAT
"Kita mau ke mana dulu?" tanya Marko dengan nada sarkas."Jemput Bagas!" tegas Nabila tanpa bisa ditawar."Okai!" Marko langsung menjalankan Mobilnya.Walaupun baru saling kenal tapi tanpa sadar bersama Marko membuat Nabila tidak perlu merasa harus menjadi orang lain, mereka mengalir begitu saja. Sangat berbeda jauh dengan saat dirinya dulu baru pertama mengenal Sunan, Nabila akan terus berdebar-debar, asing, bahkan tindakan kecil saja membuat Nabila sangat canggung."Kau berbisnis dengan Elice?" Nabila mengisi kekosongan mereka dengan pertanyaan wajar."Ya, aku baru mulai di sini dan perusahaan Elice menawarkan kerja sama.""Kuharap kerja sama kalian lancar."Marko mengangguk kemudian mulai menyalakan pemutar musik. "Bilang jika kau tidak suka.""Tidak masalah, aku bukan pemilih.""Lusa aku juga akan ada meeting dengan Sunan.""Kenapa kau memberi tahuku?""Siapa tahu kau ingin tahu." Marko sengaja mengedikkan sebelah alis tebalnya."Kami tidak ada hubungan apa-apa.""Aku senang menden
Magbasa pa
BAB 42 DI RUMAH NABILA
Marko terlihat ikut jongkok di lantai membahas burung peliharaan papa Nabila yang sedang diberi makan serangga. Sebenarnya Marko tidak tahu masalah perburungan tapi sifat sok tahunya membuat orang yang dia ajak bicara merasa ikut dihargai minatnya. Marko berniat menyuapkan jangkrik kecil yang baru ikut-ikutan dia ambil dari dalam kotak. "Bersihkan dulu kaki dan bulunya," papa Nabila memberi tahu. "Di potong?" tanya Marko agak bingung. "Ya, seperti ini." Papa Nabila memberi contoh cara membersihkan bulu sayap dan memutilasi kaki-kakinya. "Oh, Tuhan!" Meskipun lengannya berotot besar tapi ternyata Marko tidak tega cuma hanya untuk memutilasi kaki serangga. Jangkrik yang sudah berada di genggaman Marko malah melompat. "Oh!" Marko kaget dan langsung berusaha menangkapnya dengan menepuk lantai sambil ikut melompat. Serangga kecil itu ternyata sangat lincah, beberapa kali Marko coba mendekapnya tapi tetap lolos. Bagas sampai tertawa melihat marko tidak bisa menangkap jangkriknya yang
Magbasa pa
BAB 43 RENCANA MARKO
"Kenapa kau ribut sekali?" Elice langsung berkacak pinggang pada Marko yang sudah menunggunya."Duduklah dulu," perintah Marko dengan nada santai setelah membuat Elice tergesa-gesa.Marko memaksa Elice untuk bertemu di jam makan siang padahal Elice sedang sangat sibuk."Kau mau apa?" tanya Elice setelah ikut duduk tepat di depan Marko Alexander yang sedang memasang tampang 'Bossy'. "Aku sedang sangat sibuk!"Marko langsung mencondongkan tubuh besarnya ke depan meja persegi kecil di depan mereka. "Bantu aku mendapatkan Nabila!""Ingat, Marko! Nabila temanku, jangan berani main-main!" ancam Elice langsung menjentikkan jari telunjuknya dengan kaku."Aku serius." Marko segera menegakkan kembali punggung lebar tebalnya di sandaran kursi kafe yang jadi terlihat mungil dengan postur tinggi besarnya."Nabila memang janda, tapi dia wanita baik-baik!" Elice kembali memperingatkan."Karena itu aku ingin menikahinya.""Apa?" kaget Alice sampai melotot mendengar Marko yang bisa begitu entengnya bi
Magbasa pa
BAB 44 KETEGANGAN
Nabila sudah tahu jika Novie mengalami keguguran tapi dia belum tahu bila rahim Novie juga ikut diangkat. Nabila pikir, setelah kehilangan calon bayinya mungkin Riko baru sedikit sadar dan ingat anak.Dari pagi Riko terus menelpon Nabila sampai nada deringnya membuat telingan Nabila berdengung. Nabila tahu Riko tidak akan berhenti, sementara Nabila juga tidak bisa mematikan ponsel selama bekerja. Terpaksa Nabila mengangkat telepon dari mantan suaminya meski hati Nabila masih sering kesal dengan keegoisan Riko selama ini."Kenapa kau selalu mematikan ponselmu?" tanya Riko langsung dengan nada marah begitu akhirnya Nabila mau mengangkat panggilan teleponnya."Aku sedang sibuk, karena sekarang aku juga bekerja."Nabila terkesan terus beralasan tiap kali Riko ingin bertemu Bagas."Aku bisa menjemput Bagas jika kau terus beralasan terlalu sibuk hanya untuk mengajak Bagas bertemu denganku.""Aku benar-benar sibuk Mas! bukan mengada-ada!" Sebagai manusia normal Nabila juga bisa ikut tersulut
Magbasa pa
BAB 45 DEJAVU
Rasanya seperti dejavu ketika Nabila baru keluar dari lift dan kembali mendengar suara Marko memanggilnya."Nabila!"Marko terlihat sedang berdiri di depan meja resepsionis, baru melambai dan tersenyum pada Nabila."Kau lagi!""Apa boleh aku numpang mobilmu?" tanya Marko begitu Nabila menghampirinya."Memang di mana mobilmu?""Tadi aku kemari bersama Sunan."Bagitu mendengar Nama Sunan, Nabila langsung menoleh ke sekeliling lobi."Tidak usah kau cari dia sudah pulang." Marko menyentuh dagu Nabila agar kembali menatapnya saja."Aku tidak mencarinya!" ketus Nabila sambil menepis tangan Marko dari dagunya.Marko mengedipkan bahu serta alis bersamaan kemudian menyunggingkan senyum tidak percaya."Kau tidak perlu malu jika memang masih suka mencari-cari Sunan.""Sudah, cukup! jangan menggangguku!" Nabila reflek mendorong bahu Marko yang selalu iseng."Jadi aku boleh minta tumpangan?""Aku masih harus menjemput Bagas.""Tidak masalah, aku juga tinggal pulang."Marko mengikuti Nabila keluar,
Magbasa pa
BAB 46 ULANG TAHUN BAGAS
Ulang tahun yang diadakan Nabila untuk Bagas memang tidak semewah yang akan dibuat oleh Riko, tapi tetap terasa spesial karena kebetulan kakak Nabila yang dari Surabaya juga sedang datang.Hari ini rumah Nabila jadi semakin ramai meski Nabila cuma mengundang keponakan dan keluarga dekat. Lagi pula Bagas juga belum punya teman sekolah. Ulang tahun yang Nabila buat untuk Bagas kali ini juga merupakan ucapan syukur untuk kesehatan putranya dan hidup Nabila sendiri yang mulai tertata setelah berbagai masalahnya kemarin. Pelan-pelan tapi pasti tekat nabila untuk mandiri mulai terwujud.Nabila mengucapkan terima kasih untuk teman dan keluarga yang sudah datang. Meski hanya pesta ulang tahun rumahan sederhana tapi meriah dan hangat. Bagas sudah tidak berhenti tertawa dengan semua hadiah yang dia dapatkan. Elice juga datang membawakan hadiah mobil-mobilan elektrik berwana biru sama seperi mobil milik Nabila. Dari tadi Bagas sudah tidak mau turun dari benda itu.Anak anak tetangga sudah pada pu
Magbasa pa
BAB 47 ULANG TAHUN DI RUMAH RIKO
Riko benar-benar menyiapkan pesta ulang tahun yang mewah untuk Bagas. Riko menyulap halaman belakang rumah besarnya menjadi taman bermai anak-anak lengkap denga arena mandi bola, istana balon dengan seluncuran dan berbagai mainan yang bakal memanjakan anak-anak. Di sekeliling kolam renang juga berjejer berbagai makanan manis yang mengiurkan lidah para bocah. Riko mengundang anak dari temanya di kontor dan beberapa teman kuliah yang juga mengenal Nabila. Keluarga besar Riko dari Pontianak juga sudah tiba sejak kemarin lusa termasuk ayah dan ibunya yang sudah hampir setahun tidak bertemu Bagas. "Kenapa kau tidak minta hak asuh Bagas? lebih baik kau besarkan anakmu sendiri, biar lebih terjamin hidupnya," saran ibu Riko. "Aku juga sudah menyarankan pada Mas Riko." Novie ikut bicara pada ibu mertuanya. "Nah, istrimu juga tidak keberatan mengurus Bagas. Bukannya ibu tidak percaya sama Nabila, tapi ibu dengar sekarang Nabila bekerja. Ibu takut Bagas jadi terlantar." "Aku tidak yakin Nabi
Magbasa pa
BAB 48 MENANTU DAN IBU MERTUA
"Pak Marko," sapa Riko ikut kaget sama seperti Novie. Mereka benar-benar tidak menyangka bakal melihat pria seperti Marko Alexander akan berada di rumah mereka.Sebenarnya Marko juga sedang terkejut ketika menyambut uluran tangan Riko. Marko baru tahu jika mantan suami Nabila ternyata Riko yang juga dia kenal. Riko adalah salah satu karyawan kepercayaan ayah Marko yang kemarin baru Marko angkat sebagai direktur di salah satu kantor cabang perusahannya."Kami tidak menyangka akan melihat Bapak ke rumah kami." Novie bicara dengan senyum gugupnya yang canggung. "Aku mengantar Nabila." Marko juga langsung berpaling pada Nabila meraih tangannya untuk dia genggam layaknya pasangan. Marko pikir Nabila dan Riko sudah berpisah, harusnya tidak akan masalah jika Nabila bersama siapapun. Rasanya jadi sangat tidak enak bagi Riko mengetahui mantan istrinya sedang berada dalam genggaman seorang Marko Alexander tapi pemandangan di depan mata itu tetap harus Riko telan dengan pahit. Riko dan Novie
Magbasa pa
BAB 49 CINCIN MARKO
[Kenapa kau tidak pernah mengatakan siapa Marko?] pesan yang Nabila kirim kepada Elice[Memangnya kenapa?][Dia pemilik perusahaan tempat mantan suamiku bekerja][Oh, aku juga tidak tahu!] Elice juga benar-benar terkejut.[Tapi kau tahu Marko bukan dari kalangan biasa, Elice!]Siapapun yang pernah memiliki pengalaman seperti Nabila pasti akan lebih waspada untuk tidak terlibat dengan pria kaya, atau lebih tepatnya pria terlalu kaya seperti Marko Alexander. Sudah cukup pengalamanya dengan Sunan kemarin yang jadi pelajaran.Tiba-tiba Nabila menelpon dan Elice gugup."Husttt!!!" dia memberi isyarat pada Noah yang baru keluar dari kamar mandinya. "Nabila menelpon, jangan bersuara!"Pemuda itu cuma memberi isyarat 'okai' kemudian melenggang keluar dari kamar Elice masih sambil memakai handuk."Ya," jawab Elice untuk Nabila."Marko melamarku!" "Oh, Tuhan! kau serius?" Elice sampai membekap bibirnya sendiri yang ternganga."Ya." Nabila kembali memperhatikan cincin yang tadi diberikan Marko.
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status