Nabila, Moy, dan Elice adalah sahabat lama yang dipertemukan kembali setelah mereka bertiga sama-sama menjadi janda. Pada pertemuan ajaib itu Moy menawarkan Elice dan Nabila untuk bergabung ke grup kencan buta yang Moy kelola selama satu tahun belakangan. Nabila yang pemalu, dan Elice yang cerdas tadinya menolak mentah-mentah ide Moy untuk berkencan buta dengan para duda. Tapi bukan Moy jika tidak berhasil memaksa kedua sahabatnya. Akankah mereka bertiga akhirnya bertemu pria yang tepat? atau malah justru hanya menimbulkan konflik dalam persahabatan mereka? Karena hati kadang tidak jatuh pada tempat yang tepat. [Aku hanya akan menulis tentang karakter wanita-wanita yang tangguh karena aku ingin semua wanita menjadi hebat]
View MoreNabila berpamitan untuk menginap di rumah ibunya selama satu minggu dengan membawa putranya yang baru berumur satu tahun. Ibu Nabila sedang struk, karena itu Nabila jadi sering menginap di rumah sang ibu untuk bantu merawatnya bergiliran dengan saudaranya yang lain. Selama ini suami Nabila juga mengijinkan, dia tidak pernah masalah ketika Nabila tinggalkan dua atau tiga hari di rumah ibunya. Tapi kali ini Nabila tidak pergi ke rumah ibunya, Nabila sengaja berbohong. Nabila hanya menitipkan putranya di rumah salah seorang teman kemudian dia kembali pulang ke rumah.
Nabila sering mendengar dari para tetangga jika suaminya sering terlihat pulang bersama teman wanita setiap kali Nabila menginap di rumah sang ibu. Awalnya Nabila tidak percaya sampai suatu hari dia melihat jejak sapuan lipstik di krah baju suaminya yang hendak dia masukkan ke dalam mesin cuci. Sejak saat itu pikiran Nabil jadi tidak karuan dan hari ini dia nekat untuk membuktikannya sendiri.Sebenarnya Nabila juga takut jika ternyata suaminya benar-benar berselingkuh. Tapi Nabila tidak bisa pura-pura diam saja ketika para tetangga terus bergosip. Hari sudah sore ketika Nabila kembali ke rumahnya, kira-kira di jam pulang kantor. Nabila melihat mobil suaminya sudah ada di garasi yang rolling door nya belum kembali ditutup, artinya Riko sudah pulang dan masih ingin keluar lagi. Pintu depan tidak dikunci hanya ditutup seperti biasanya. Nabila sengaja masuk pelan-pelan tanpa mengucapkan salam. Nabila langsung naik ke lantai dua untuk mencari Riko di kamar mereka. Ketika baru melintas di depan kamar tamu Nabila heran melihat pintunya yang sedikit terbuka. Nabila iseng untuk mengintip ke dalam dan syok luarbiasa. Nabila dan Riko menikah karena saling jatuh cinta, mereka saling percaya satu sama lain. Ikatan yang Nabila pikir sangat kuat itu tiba-tiba mulai berceceran sama seperti celana serta kemeja suaminya yang juga terlihat berceceran di lantai bersama dengan pakaian dalam wanita."Aduh Mas jangan keras-keras," terdengar suara rintihan dan desahan seorang pria serta wanita dari dalam bilik kamar mandi yang airnya juga sedang mengalir deras.Dada Nabila langsung berdenyut hebat, isi kepalanya padam, dan semua yang dia pikirkan selama ini tiba-tiba lenyap, dunianya hilang dalam sekejap. Kebaikan, cinta, dan perhatian suaminya seperti tidak ada yang nyata. Bahkan ketika Nabila melangkah ke dalam kamar itu pun rasanya masih seperti tidak nyata.
Nabila tetap melangkah masuk ke dalam kamar dengan menguatkan tekatnya setebal baja. Nabila tidak boleh menangis ketika terus mendengar suara rintihan nikmat dari seorang perempuan yang sedang disetubuhi oleh suaminya di bilik kamar mandi. Berbagai desahan dari pasangan yang saling menyatukan hasrat itu juga sedang ikut Nabila simak dengan daun telinganya yang menjalar panas dan dadanya yang berdenyut sakit luar biasa.Nabila mendengar suara suaminya beberapa kali mengeram keenakan memuji kenikmatan yang sedang membungkus kejantanannya. Tadinya Nabila pikir Riko hanya membutuhkan semua itu bersamanya. Ternyata selama ini hanya Nabila sendiri yang berpikir demikian. Tiba-tiba Nabila merasa sudah hidup bersama pria yang tidak dia kenal perangainya ketika telah terkubur oleh nafsu di dalam tubuh wanita.*******
Setelah selesai menyalurkan hasratnya kepada Novie, Riko segera kembali menguyur tubuhnya di bawah shower yang dari tadi dibiarkan mengalir.
"Apa Mas Riko tidak takut ketahuan istri jika sering-sering mengajakku pulang seperti ini?""Istriku akan berada di rumah ibunya selama satu minggu, kau bisa menginap dan besok pagi kita berangkat ke kantor bersama." Riko mencium Novie yang baru memberinya kepuasan dan sedikit meremas kembali gumpalan lembut di dada Novie yang kenyal."Aduh jangan kencang-kencang Mas." Novie yang lumayan binal tersenyum centil sambil menggosok bagian tubuhnya yang masih lembab dan licin dengan sabun.Novie adalah asisten baru Riko di kantor, masih sangat muda dan memang lumayan cantik dan centil. Sudah sejak tiga bulan ini mereka berkerja dalam satu ruangan hingga menumbuhkan benih-benih perhatian yang akhirnya berujung dengan eksekusi di atas ranjang. Mereka pertama kali melakukan hubungan badan ketika Riko mengajak Novie meeting ke Bandung dua bulan yang lalu. Riko menyewa satu kamar untuk mereka berdua. Novie memang sudah bukan perawan jadi dia tidak keberatan sama sekali diajak menginap dan ditiduri oleh laki-laki yang dia tahu juga sudah beristri."Istriku sedang sibuk mengurusi ibunya dan jarang ada di rumah akhir-akhir ini, kau tidak perlu khawatir untuk sering-sering menginap."Riko mendekat untuk mengecup bibir Novie yang basah hingga menimbulkan suara berdecak. Novie segera mengaitkan lengan ke leher Riko agar pria itu menariknya lebih erat untuk digumuli lagi. Dada dan perut mereka kembali saling menempel, berpelukan dan berciuman sambil berdiri di bilik shower."Apa kau lapar?""Iya Mas, aku ingin makan di restoran yang kemarin malam, menunya enak di sana?" Novie pilih restoran mahal yang sekali makan saja bisa cukup untuk kebutuhan belanja Nabila selama satu minggu."Hemmm." Riko mencubit puncak keras wanita muda itu sampai merintih."Oh, Mas .... " Novie menggeliat manja merapatkan tubuhnya.Kadang laki-laki baik pun juga bisa ikut berubah jadi binal jika bersama perempuan penggoda. Sebenarnya Nabila tidak kalah cantik dari Novie tapi sebuah perselingkuhan ternyata memberi sensasi tersendiri dan Riko semakin ketagihan."Kau harus cepat berpakaian jika tidak mau kita mulai lagi." Riko sengaja memukul bokong Novie sebelum dia keluar lebih dulu untuk mengambil handuk. Tadi mereka terburu-buru melucuti pakaian dan tidak sempat berpikir jika tidak ada handuk di kamar tamu."Tunggu sebentar biar kuambilkan handuk untukmu."Bukannya menunggu, Novie malah ikut berjalan bugil mengikuti Riko. Novie memang sangat percaya diri karena merasa masih sangat muda dan dimanja. Perempuan itu bergelayut manja di lengan Riko saat mereka berdua keluar dari bilik kamar mandi.Riko terkejut luar biasa ketika melihat Nabila sedang duduk di ujung ranjang menatap mereka berdua yang masih sama-sama belum berpakaian."Nabila ...!" gugup Riko. "Sejak kapan kau pulang?" Mata Riko membelalak syok seperti bola bekel yang mau lepas."Sudah dari tadi Mas, apa kalian sudah selesai?" tanya Nabila seolah tanpa getaran emosi ketika menatap suaminya dan wanita muda yang pasti juga sedang malu luar biasa ketika ditatap oleh Nabila dalam kondisi telanjang bulat bersama suaminya.Tatapan Riko jadi nyalang karena malu dan panik. "Di mana pakaianku?" Riko sudah tidak melihat pakaiannya yang tadi berceceran di lantai."Sudah aku buang ke luar jendela," jawab Nabila dengan begitu santai seolah hatinya tidak sedang sakit sama sekali.Riko juga segera berpaling ke arah pintu, sudah tertutup rapat dan kuncinya tidak ada."Di mana kunci pintunya?" Riko kembali menoleh pada Nabila yang tetap duduk tenang di ujung ranjang.
"Juga sudah kubuang ke luar jendela."Nabila sama sekali tidak terlihat murka atau menangis histeris layaknya wanita yang menangkap basah perselingkuhan suaminya. Nabila justru ikut mengunci dirinya bertiga di dalam kamar bersama wanita selingkuhan suaminya yang masih telanjang dan tidak memiliki pakaian lagi untuk membungkus tubuhnya. Nabila cuma memperhatikan mereka berdua dengan jijik."Aku tidak sedang bercanda, Nabila, " Riko coba memohon karena tidak tahan dipandang jijik seperti itu oleh Nabila."Aku juga tidak!" tegas Nabila sambil menatap remeh pada wanita yang bersembunyi malu di belakang sisi tubuh suaminya.Riko juga sedang tidak bisa menutupi aibnya degan apapun. Tapi Nabila tetap tidak perduli, dia hanya menyaksikan cara wanita itu mendekap buah dada dan kemaluannya sediri dengan telapak tangan."Apa kau masih memiliki rasa malu setelah merentangkan kaki untuk suamiku dan bersenang-senang di rumah kami?"Novie tidak sanggup bicara kecuali hanya tertunduk dalam-dalam dan Riko juga sedang tidak bisa membelanya."Lanjutkan lagi saja Mas, aku juga ingin lihat kuat berapa lama saat Mas Riko main dengan perempuan lain." Nabila memang terdengar gila tapi dia serius dengan ucapannya.Nabila dan Riko sudah tiga tahun menikah, Nabila tahu betul selama apa suaminya kuat menyetubuhinya. Sebenarnya Riko memiliki durasi tidak terlalu panjang ketika berhubungan sex, karena itu Nabila benar-benar jadi ingin melihat apa kepuasannya sebanding dengan kehinaan yang mereka dapatkan."Aku benar-benar ingin melihat kuat berapa lama Mas. Riko menyetubuhinya." Nabila sengaja menatap wanita muda di samping suaminya dengan senyum menyepelekan."Ayo lakukan lagi! rentangkan kakimu untuk suamiku lebar-lebar biar aku langsung melihat perbuatan kalian!" tantang Nabila. "Jangan sampai aku cuma melihat tontonan membosankan dengan rintihan jelekmu yang kau buat-buat.""Jangan main-main, Nabila!" tegas Riko yang terus merasa diejek oleh ketenangan istrinya."Mas Riko yang sedang mempermainkan pernikahan kita!" Nabila makin mengangkat dagunya. "Mempermainkan keluargaku, orang tua kita dan masa depan putra kita hanya demi kesenangan sesaat ketika Mas sedang terkubur ke dalam tubuhnya!" Nabila menunjuk Novie yang masih tidak berani bersuara karena rasa malu tak terukur."Berikan kunci pintunya padaku, kita harus keluar!" Riko benar-bear tidak sanggup menghadapi Nabila yang tidak murka tapi justru menyerangnya dengan cara sangat tidak terduga seperti ini."Mas bisa berteriak memanggil tetangga untuk mengambil tangga dan mengeluarkan kita lewat jendela."Nabila memang sudah membuang kuncinya utuk menantang keberanian Riko yang sedang telanjang untuk benar-benar berteriak minta tolong pada tetangga mereka. Jika ada yang menemukan mereka bertiga dalam kondisi seperti ini pasti juga akan segera heboh tapi Nabila sedang tidak perduli, sama seperti Riko yang tidak perduli dengan perasaanya ketika mulai berselingkuh dengan perempuan lain.
"Aku serius Nabila, berikan kuncinya padaku!""Aku juga serius Mas, karena setelah ini kita akan bercerai!"Tidak ada wanita manapun yang mengharapkan jadi janda ketika dinikahi oleh seorang pria. Tapi kadang kondisi menjadikan mereka tidak memiliki pilihan.Ketika Sunan masuk, dia syok melihat kehebohan tangis dua bayi sekaligus. Sunan malihat Elice sudah menggendong bayinya demikian pulan dengan Marko. Elice melahirkan di atas ranjang dan Nabila melahirkan di sofa."Apa yang terjadi?""Nabila ikut melahirkan karena stres melihat kondisi Elice." Moy yang menjawab sementara Marko masih gemetaran menggendong bayinya."Oh Tuhan!""Dia sehat." Elice tersenyum menunjukkan bayinya dan ternyata Sunan menangis meski tanpa suara isakan.Sunan segera memeluk Elice serta bayinya yang masih kemerahan."Biarkan Nabila yang memberi Nama.""Ya." Sunan terus mengangguk karena tidak perduli dengan apapun asal istrinya selamat."Bagaiman ini?" Marko bingung melihat bayinya menangis masih dengan tali plasenta yang membuat dia takut."Berikan padaku!" Moy meminta bayinya untuk dibawa pada bidan.Setelah memberikan bayinya pada Moy, Marko segera memeluk Nabila dan menciuminya sejadi-jadinya. Rasanya masih sulit dipercaya jika dia sendiri yang baru membantu pe
Nabila sedang melakukan panggilan video dengan Moy dan bayinya yang sekarang sudah berumur tiga bulan. Bayi cantik yang Elice beri nama Moza itu sudah pintar tersenyum dan membalas suara orang dewasa dengan dengungan. Nabila benar-benar gemas hingga tidak sabar menunggu kelahiran bayinya sendiri."OH ... anak perempuan memang mengemaskan!" Nabila melayangkan kecupan pada bayi montok yang menyeringaikan tawa di layar ponselnya."Tapi sepertinya ini laki-laki." Marko meraba perut Nabila yang kebetulan ada di sampingnya."Ini anak perempuan, aku bisa merasakannya!" Nabila ngotot.Setelah memiliki Bagas, sangat wajar jika Nabila sedang sangat menginginkan anak perempuan meski sampai sekarang Nabila sengaja belum mau mengetahui jenis kelamin bayinya."Apa Moza sudah bisa tengkurap?" Nabila melanjutkan obrolannya dengan Moy walaupun Marko terus mengganggu."Baru miring belum bisa terbalik.""Lihat Marko dia tersenyum padamu!" Nabila menghadapkan kameranya ke arah Marko yang sedang memangku l
"Kau tidak akan percaya jika sebenarnya sudah sejak lama aku menatapmu!"Elice berhenti mengunyah makanannya untuk balas menatap Sunan."Aku hanya tidak pernah berani berpikir kau akan mau menikah dengan pria sepertiku, mengandung darah dagingku, dan menghabiskan sarapan bersamaku."Dari dulu Sunan hanya standar, tidak sejenius Clavin yang dapat menahlukkan Elice."Kenapa kau berpikir seperti itu?" Elice juga masih kaget."Aku merasa bukan tipemu.""Siapa yang perduli!" tegas Elice persis seperti gayanya dari dulu.Elice memang tidak akan bertele-tele seperti kebanyakan wanita yang suka main perasaan. Tapi bukan berarti hati Elice tidak tersentuh dengan perhatian tulus yang selama ini diberikan Sunan. Elice hanya tidak pernah membahasnya.Mereka masih saling menatap sampai kemudian Elice kembali bicara lebih dulu."Boleh aku minta brokolimu?" Elice menunjuk potongan brokoli di piring Sunan yang belum dimakan."Kemari, biar kusuapkan." Sunan tersenyum sambil menepuk pahanya agar Elice d
Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke sembilan dengan perut bulat besar dan buah dada makin memadat kencang. Kehamilan anak perempuan ternyata justru membuat wanita terlihat semakin cantik. Moy sedang berbaring lembut di atas ranjang ketika Clavin bantu menarik melepas sisa gaun malamnya yang berbahan ringan. Mereka sedang disarankan untuk lebih banyak berhubungan intim mendekati masa-masa persalinan. "Apa kau tidak kesulitan bergerak?" Clavin ikut merangkak naik ke atas ranjang kemudian menyentuh lembut pada gumpalan buah dada wanitanya yang sedang membengkak penuh. "Tidak, ini masih nyaman." Moy juga mempersilahkan lelaki itu membuka kakinya untuk direntangkan. Clavin memperhatikan Moy sejenak, kemudian membelai ke lipatan lembutnya yang semakin hari semakin sesak untuk dimasuki pria. Clavin terus mengulas-ngulas puncak wanitanya sampai melembut hangat dan tiba-tiba menurunkan kepala untuk menyesap puncak kecilnya hingga mengejang. "Oh ...." Moy melenguh panjang. Rasanya sangat
Kehamilan Moy membuat kedua orang tua Clavin yang sudah lama menunggu keturunan dari putra tunggalnya ikut sangat bahagia dan tidak sabar. Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke enam dengan jenis kelamin bayi perempuan. Setelah resmi menikah bersama Clavin Moy juga selalu dimanja oleh keluarga suaminya. Moy merupakan anak tunggal yang dibesarkan oleh seorang janda, ayah Moy sudah tidak pernah perduli dengan kehidupan sulit mereka sejak bercerai dengan ibunya. Ibu Moy meninggal beberapa tahun lalu, Moy tidak punya sanak saudara lagi di ibukota. Moy berjuang sendiri untuk menjadi wanita mandiri meski dia cuma lulusan SMU dan berhasil sukses. "Istirahatlah jika kau capek." Clavin tahu Moy sudah sibuk dengan keluarganya sejak siang. "Biar aku saja yang menemani tamu." "Aku mau menunggu Nabila dulu." "Apa masih lama?" Clavin menengok arloji di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi mereka sudah di jalan." "Jangan terlalu capek." Clavin menggosok puncak perut Moy yang makin membulat besa
"Bagaimana?" Marko sudah tidak sabar menunggu dua garis merah pada benda pipih yang sedang dipegang Nabila."Tunggu sebentar."Mereka sama-sama tegang setelah usaha keras siang dan malam penuh perjuangan."Ya!" Nabila segera menunjukkan dua garis merah yang langsung membuat Marko melompat untuk mengangkatnya."Oh, Tuhan ... terima kasih .... terimakasih ..." Marko terus menciumi perut Nabila yang dia angkat cukup tinggi seperti benda enteng kemudian membawanya berputar."Hentikan Marko! nanti anakmu pusing!"Marko masih terlalu bahagia hingga tidak bisa berhenti tersenyum bangga dengan dirinya sendiri."Terima kasih karena telah menjadikanku seorang ayah." Marko menurunkan Nabila untuk dia cium."Dia masih jentik kecil," Nabila mengingatkan."Berapa kira-kira usianya?" marko meraba perut Nabila."Mungkin sudah memasuki bulan ke dua."Nabila sudah terlambat satu bulan sejak menikah dua bulan lalu."Bagas harus tahu jika akan punya adik!" Marko menangkup pipi Nabila kemudian menciumnya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments