All Chapters of Cinta Sepesukuan: Chapter 51 - Chapter 60
148 Chapters
Bab 51. Ridwan Ditraktir Makan
“Ada Kintani, di ujung los pasar ini terdapat masjid. Tepatnya di seberang jalan tempat kamu memarkirkan mobil tadi,” jawab Ridwan sambil menunjuk arah masjid yang ia maksud. “Oh, ya udah kalau begitu ayo kita berangkat sekarang. Tuh, azan udah terdengar sekalian aku akan mengambil mukenah yang aku taruh di mobil,” ajak Kintani. “Ya baiklah, kami pamit dulu Tante,” ujar Ridwan. “Iya Ridwan, Kintani. Makasih udah berkunjung kemari,” ucap Winda. “Sama-sama, Tante. Assalamualaikum,” tutur Kintani dan Ridwan berbarengan. “Waalaikum salam,” Ridwan dan Kintani segera meninggalkan taylor itu menuju masjid yang berada di seberang jalan di ujung los pasar raya tak jauh dari tempat parkiran. Seusai sholat zhuhur berjama’ah, Ridwan dan Kintani kembali bertemu di halaman masjid itu. “Nah, karena Uda udah membantuku mencari bahan dasar pakaian dan menunjukan taylor untuk menjahit seragam kuliahku, sekarang aku akan traktir Uda Ridwan makan siang. Di mana tempat makan yang enak di sekitar pa
Read more
Bab 52. Panorama Senja Pantai Padang
Kintani mengajak Ridwan duduk di salah satu deretan kursi-kursi yang berhadapan langsung dengan pantai Padang, di depan mereka juga tersedia berbagai macam minum botol di atas meja, akan tetapi karena Ridwan meminta pada pelayan cafe es kelapa muda, Kintani juga ikut memesan hal yang sama. “Di sinilah aku sering duduk bareng teman-teman jika pergi ke pantai ini,” Kintani mengawali percakapan mereka di tepi pantai itu. “Kalau aku lebih seringnya duduk di tumpukan batu-batu itu, akan tetapi sore menjelang tibanya waktu magrib. Kalau sekarang terik matahari masih panas,” tutur Ridwan sambil menunjuk ke arah tumpukan batu-batu besar yang sengaja dibuat menjorok ke pantai. “Emangnya seru ya duduk di tumpukan batu-batu itu?” “Seru Kintani, apalagi melihat panorama saat matahari akan tenggelam.” “Wah, aku juga mau melihat momen saat terbenamnya matahari itu Uda.” “Tapi bisa-bisa nanti kamu kembali ke kosnya udah malam selepas magrib,” ujar Ridwan. “Nggak apa-apa, Uda. Kita kan bisa sh
Read more
Bab 53. Menasehati Para Sahabat
“Oh, tadi siang aku nelpon teman untuk aku ajak nemani cari bahan dasar seragam kuliah sekalian minta ditunjukin tempat menjahitnya di pasar raya,” tutur Kintani. “Teman? Emang siapa yang kamu ajak? Biasanya kalau nggak aku, kamu ngajak Eva,” ujar Dila. “Namanya Ridwan.” “Ridwan? Kok kamu nggak pernah cerita ke kita, kalau kamu punya teman cowok bernama Ridwan?” tanya Dila kembali. “Maaf, soalnya kami baru saja kenal minggu yang lalu saat itu ia menolongku menggantikan ban mobilku yang bocor di perjalanan, aku juga belum sempat ceritakan itu pada kalian” tutur Kintani. “Baik benar dia, jadi seharian tadi kamu ditemaninya membeli bahan dasar seragam kuliah dan mencari tailor di pasar raya itu?” kali ini Eva yang bertanya. “Iya Eva.” “Masa dari seharian hanya ditemani mencari bahan dasar seragam kuliah dan tailor aja?” Dila merasa tak percaya yang dituturkan Kintani itu. “Hemmm, cari bahan dasar seragam dan tailor itu hanya beberapa menit aja kok. Setelah itu kami jalan-jalan ke
Read more
Bab 54. Sama-sama Ragu
“Oh, syukurlah kalau memang kamu udah tiba di kos-kosan. Aku hanya ingin memastikan itu aja, ya udah dilanjut deh ngobrol dengan teman-temannya,” tutur Ridwan. “Iya Uda, sekali lagi terima kasih ya udah bersedia nemeni aku tadi belanja dan jalan-jalan?” ucap Kintani. “Ya sama-sama, Kintani. Assalamualaikum,” “Waalaikum salam,” Kintani menutup panggilan di ponselnya. “Siapa Uda itu, Kintani?” Dila langsung saja bertanya karena sejak tadi tak kuasa menahan rasa penasarannya. “Mulai deh, kepo!” seru Eva diiringi tawa kecilnya. “Ridwan yang tadi nemani aku belanja dan jalan-jalan, dia hanya ingin memastikan aku udah sampai di kos-kosan atau belum,” jawab Kintani diiringi senyum manisnya. “Wah, perhatian banget. Cowokku Irfan nggak pernah sekalipun nanya begitu walaupun terkadang aku pulang ke kos-kosan nggak diantarnya melainkan dengan taksi ataupun gocar,” ujar Dila. “Masa sih kamu pernah nggak diantar Irfan pulang setelah diajaknya jalan?” “Sering banget, Kintani. Sama seperti
Read more
Bab 55. Acara Ultah Kintani
Seperti biasanya setiap tahun Kintani selalu mengadakan acara ulang tahunnya di kos-kosan dengan mengundang para sahabat serta seluruh penghuni kos-kosan itu tentunya, acara itu sendiri akan dilaksanakan di ruangan terbuka tempat biasa digunakan para penghuni kos-kosan itu menyambut tamu. Tepat hari itu hari jum’at di mana Kintani dan para mahasiswa lainnya pulang lebih cepat dari kampus, acara ulang tahunnya itu pun dilaksanakan tepat jam 4 sore di ruangan terbuka di sisi kanan halaman kos-kosan. Acara itu cukup ramai karena bukan hanya penghuni kos-kosan yang memang keseluruhannya wanita yang hadir di sana, melainkan juga diperbolehkan membawa cowok atau teman cowok mereka. Dila tentu saja mengundang Irfan, sementara Kintani dan Dila mengundang teman-teman cowok di kampus mereka serta Ridwan yang memang beberapa bulan ini telah menjadi teman yang paling akrab bagi Kintani. “Nah, sekarang waktunya Kintani memotong kue ultahnya. Kita saksikan bersama-sama pada siapa potongan kue u
Read more
Bab 56. Janjian Bertemu Di Luar
“Ih, Uda curang. Pakai ngintip-ngintip segala,” untuk pertama kalinya terdengar rengek manja dari seorang Kintani pada sosok cowok. “Kalau nggak ngintip mana mungkin aku akan tahu benda yang paling kamu sukai, dan kebetulan kamu ultah aku memberikan kado itu buat kamu,” ulas Ridwan. “Hemmm, makasih ya Uda. Aku memang suka banget dengan boneka panda apalagi sebesar ini, tentu harganya mahal ya Uda?” Kintani tersenyum riang dan gemes memeluk boneka panda besar itu. “Lumayan mahal, akan tetapi aku kan belinya di toko yang pernah juga memakai jasaku di pasar jadi hanya membayar modalnya saja,” ujar Ridwan balas tersenyum, para tamu undangan kembali melanjutkan menikmati catering yang disajikan di ruangan terbuka itu. “Besok sore Uda ada waktu nggak?” tanya Kintani. “Memangnya ada apa? Kamu pengen ditemani belanja lagi di pasar?” “Nggak, aku hanya ingin ngajak Uda jalan aja. Kan besok malam minggu pasti di luar sangat ramai,” ujar Kintani sambil menaruh boneka panda kado ulang tahun
Read more
Bab 57. Ridwan Nyatakan Cintanya
“Jika aku katakan, nanti kuatir kalau kamu akan marah. Tapi jika aku pendam saja hal itu akan membuatku selalu gelisah,” ujar Ridwan kembali layangkan pandangannya ke tengah lautan. “Katakan saja Uda jangan ragu, aku janji apapun itu nggak akan marah kok.” “Begini Kintani, akhir-akhir ini aku dibuat gelisah akan perasaan yang tiba-tiba hadir di hatiku. Aku sudah berusaha untuk menepis semua itu dengan menyadari hal itu tidak pantas aku ungkapkan padamu, tapi tetap saja aku dibuat serba salah,” Ridwan hentikan bicaranya, sementara Kintani makin penasaran menunggu kata-kata yang akan di ucapkan pria tampan yang duduk di sampingnya itu. “Perasaan? Maksud Uda apa? Aku benar-benar tak mengerti,” Kintani belum faham ke arah mana pembicaraan Ridwan itu. “Maafkan aku Kintani, kalau semua yang akan aku katakan ini sesuatu yang kurang ajar dan tak patut aku ucapkan sebagai pria yang hanya bekerja serabutan di pasar. Aku..Aku menyanyangimu Kintani,” ucap Ridwan terbata-bata dan badannya geme
Read more
Bab 58. Iptu Yoga Bertamu
“Nggak kenapa-kenapa sih, aku hanya heran aja kenapa kali ini kamu terima cowok bertamu ke kos-kosan. Dulu hanya Bang Ridwan yang kamu terima, apa benar dugaan Dila bahwa kamu juga memiliki perasaan pada Iptu Yoga itu?” ujar Eva ikut menduga. “Hemmm, Eva..Eva. Jangan ikut-ikutan Dila yang suka ngaco itu, kan kamu tahu sendiri aku sama Bang Yoga hanya berteman biasa saja,” Kintani geleng-geleng kepala karena Eva mulai ikut-ikutan menduga yang tidak-tidak antara dia dan Iptu Yoga. “Aku sih nggak masalah kalau memang di antara kalian nantinya muncul perasaan saling menyanyangi, karena memang hubunganmu dengan Bang Ridwan sudah tidak lagi berjalan seperti dulu semenjak pertunangan kalian dibatalkan,” seketika Kintani dibuat terdiam mendengar penuturan Eva itu. “Hubunganku dengan Uda Ridwan memang sudah tak ada kejelasannya hingga saat ini, tapi bukan berarti aku punya perasaan lain pada Bang Yoga selain persahabatan aja hingga aku terima dia bertamu ke kos-kosan ini,” tutur Kintani. “
Read more
Bab 59. Tekad Kuat Ridwan
“Oh, jadi ada yang memasak dan mencuci sendiri?” “Ya Bang, seperti aku dan Eva memilih memasak dan mencuci sendiri pakaian kami.” “Hemmm, berarti kalian berdua termasuk cewek-cewek yang rajin. Nggak tahu siap aja baik itu makanan maupun dari segi pakaian sehari-hari,” puji Iptu Yoga. “Kalau dari segi pakaian di loundry juga bersih dan rapi Bang, tapi kalau dari segi makanan kita memilih lebih baik memasak sendiri karena bisa gonta-ganti menu yang kita sukai. Kalau beli di rumah makan terkadang menu yang kita sukai nggak ada atau habis,” tutur Kintani. “Benar juga apa yang kamu katakan itu, Kintani. Aku sering ke rumah makan yang terdekat dari rumah dinas kehabisan menu yang aku sukai hingga aku musti mencarinya ke tempat lain yang jaraknya cukup jauh,” jelas Iptu Yoga. “Nah, itulah alasannya kenapa kami memilih untuk memasak sendiri di kos-kosan. Lagi pula di samping lebih hemat, kita dapat mengisi waktu luang yang ada dengan kegiatan yang cukup bermanfaat.” “Betul Kintani.” “B
Read more
Bab 60. Iptu Yoga Curhat
“Ada apa Bang?” tanya Ridwan membuka obrolan mereka di teras rumah di lantai atas itu. “Dari tadi pagi aku lihat kamu berbeda dari hari-hari sebelumnya, kamu terlihat lebih semangat. Makanya aku mengajakmu ngobrol di teras ini karena merasa penasaran ingin mengetahui apa penyebabnya,” ujar Randi. “Hemmm, nggak ada apa-apa kok Bang,” Ridwan tersenyum berusaha menyembunyikan penyebab sikapnya yang terlihat lebih bersemangat itu. “Kamu mungkin bisa saja menyembunyikan semua itu pada orang lain tapi aku nggak bisa Ridwan, ayo bicaralah.” “Malam jum’at kemarin entah kenapa aku tiba-tiba kangen sama Kintani, hingga membawaku melamunkan semua yang telah terjadi di antara kami. Mulai awal bertemu, berkenalan dan menjalin hubungan asmara,” tutur Ridwan. “Oh, pantas saja kamu terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Lebih fress dan energik rupanya karena itu penyebabnya? He..he..he..!” Randi tertawa karena dia tahu persis hal itu dapat membangkitkan semangat dan gairah dalam menjalani
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status