All Chapters of 100 Hari Bersamamu: Chapter 61 - Chapter 70
116 Chapters
Chapter 61
Siang hari Aruna terbangun dengan posisi tubuhnya yang masih berada di dalam pelukan Anggasta, mereka belum mengenakan sehelai pakaianpun setelah bercinta hingga menjelang fajar. Aruna tertawa tanpa suara, ia benar-benar takjub pada dirinya. Kemarin malam ia menangis tersedu-sedu di hadapan Liza dan mengaku mencintai Kastara, tapi setelah sampai di rumah ia malah bercinta dengan Anggasta seakan-akan telah melupakan rasa cintanya pada Kastara."Aruna," panggil Anggasta dengan suara seraknya. "Hmm?""Jangan kemana-mana, aku mau seharian sama kamu hari ini." Anggasta mengeratkan pelukannya di tubuh Aruna, lalu mengecup keningnya."Mas, hari ini kan jadwalnya kamu pulang ke Alana. Mending kamu siap-siap sekarang, daripada dia ngamuk nanti kalau kamu telat dateng,"Anggasta berdecak kesal, dengan malas ia bangkit ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke rumah Alana. Hari ini Aruna libur kuliah, jadi ia putuskan untuk pergi saja menjenguk Kastara di rumah sakit."Kamu mau kemana Na?" tanya An
Read more
Chapter 62
Setelah beberapa hari dirawat keadaan Kastara kini dinyatakan membaik, ia akhirnya di perbolehkan pulang hari ini namun tetap harus berobat jalan untuk menjalani terapi agar ingatannya pulih kembali. Sepanjang jalan Kastara hanya diam merenung menatap ke luar jendela, ingatan Kastara saat ini bagaikan sebuah kertas putih tanpa noda. "Kastara, kamu benar-benar gak ingat sama ibu?" tanya Kinan yang duduk di sebelah Kastara. Kastara menoleh lalu menggeleng dan kembali menatap ke luar jendela, rambutnya yang selalu terlihat stylish kini sudah di pangkas model cepak. Keadaan di dalam mobil begitu senyap, biasanya Kastara yang selalu memulai percakapan konyol di antara mereka berempat untuk mencairkan suasana. Kinan bukannya tidak bersyukur Kastara sudah sadar, tapi melihat Kastara yang tidak mengenalinya membuat hati Kinan bertambah sakit. Setelah sampai di rumah, mereka di sambut oleh Alana dan Aruna yang duduk menunggu di teras rumah dengan wajah khawatir. Anggasta tidak tau apakah me
Read more
Chapter 63
Aruna pamit pulang setelah makan malam, statusnya sebagai seorang mahasiswi yang tengah berkutat dengan skripsi membuatnya tidak bisa libur terlalu lama. Besok pagi ia sudah harus kembali ke kampus menemui dosen untuk menyelesaikan skripsinya, rasanya Aruna sudah jenuh sekali dan ingin cepat-cepat lulus."Aku pulang dulu ya bu," Aruna memeluk Kinan dan mencium pipinya bergantian, lalu selanjutnya mencium punggung tangan Rajasa yang sedang berdiri di sebelah kiri Kinan.Aruna menghampiri Anggasta yang berdiri bersebrangan dengan Rajasa, dengan percaya dirinya Anggasta mengulurkan tangannya tapi ternyata Aruna hanya tersenyum padanya lalu melewatinya begitu saja. Anggasta menarik tangannya kembali dengan kikuk lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Aku keluar sebentar ya yah," Anggasta segera menyusul Aruna yang masih berada di carport."Aruna," panggil Anggasta."Iya mas?" sahut Aruna seraya menoleh ke arahnya."Tunggu aku ya besok,"Aruna mengernyitkan keningnya, "Nunggu buat apa
Read more
Chapter 64
Aruna memoleskan lipstik berwarna pink peach ke bibirnya yang kecil dan penuh, ia tidak berdandan terlalu berlebihan sore ini untuk mengimbangi dress yang Anggasta berikan untuknya. Semua makanan kesukaan Anggasta sudah tersedia di atas meja, meskipun lelah Aruna tetap berusaha menyiapkan makan malam yang terbaik untuk Anggasta. Hingga menjelang malam, Anggasta tidak kunjung mengabari Aruna walaupun Aruna sudah mencoba menghubunginya duluan."Masih sibuk kayaknya den Anggasta non," ucap mbok Jum agar Aruna bisa sedikit tenang."Mungkin mbok, kebetulan ini juga hari sabtu pasti banyak yang datang ke restoran buat malam mingguan."Detik demi detik,Menit demi menit, hingga akhirnya dua jam sudah Aruna menunggu.Kelopak matanya sudah mulai terasa berat, namun Anggasta masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Aruna mengecek kontak Anggasta di aplikasi chat hijau, Anggasta aktif lima belas menit yang lalu tapi hanya membaca pesannya dan tidak membalasnya."Satu jam lagi, iya aku baka
Read more
Chapter 65
Pukul lima pagi, jam alarm di kamar Alana berbunyi. Anggasta sengaja menyetting alaramnya agar ia bisa bangun lebih awal, ia sudah tidak sabar untuk pulang kerumah menemui Aruna. Saat Anggasta melirik ke sisi ranjang sebelahnya, Alana tidak ada disana dan tempat itu juga masih terlihat rapih.Anggasta bangkit mencari Alana, namun tidak ia temukan Alana di manapun bahkan artnya saja tidak tau Alana pergi ke mana. Semalam setelah Alana mengembalikan ponsel miliknya, Alana langsung pergi entah kemana dan tidak berpesan apapun padanya."Oke, biar saya yang cari Alana." ucap Anggasta lalu bergegas pergi ke kamar untuk mencari ponselnya.Anggasta baru saja akan menelpon Alana, namun tiba-tiba suara mesin mobil terdengar dari bawah dengan diiringi suara bantingan pagar yang cukup kencang. Anggasta segera turun ke bawah untuk memeriksanya, benar saja yang datang adalah Alana. Tampangnya begitu kusut dengan bola matanya yang memerah karena kurang tidur dan menangis semalaman."Al, kamu dariman
Read more
Chapter 66
Sore hari di Lotus Residence, Aruna duduk di sebuah gazebo kayu sambil menikmati secangkir teh dengan dokter Hirawan. Dokter Hirawan merupakan ayah dari dokter pribadi Takahiro, beliau sudah pensiun menjadi dokter dan kini tengah menikmati hidupnya yang mungkin tidak akan lama lagi karena mengidap gagal ginjal. "Sebenarnya tes DNA itu bisa saja di lakukan saat bayi masih berada di dalam kandungan, tapi mungkin akan menimbulkan resiko itu sebabnya hanya sedikit dokter yang mau melakukannya." "Yah kalau seperti itu kasusnya mau tidak mau saya harus menunggu sampai istri muda suami saya melahirkan nanti," ucap Aruna, rasanya aneh menyebut Alana istri muda padahal usia Alana lebih tua darinya."Saya kasihan sama kamu Aruna, kamu cantik pintar dan berbakat tapi malah di madu dengan perempuan seperti itu. Kalau saja kamu masih sendiri sudah pasti saya akan langsung menjodohkanmu dengan putra bungsu saya," ujar dokter Hirawan. "Bapak terlalu berlebihan memuji saya, kalau bapak tau bagaima
Read more
Chapter 67
Pukul delapan pagi, Ayara sudah melesat pergi ke kantor Takahiro untuk mengurus beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan pagi ini juga. Sedangkan Aruna, ia ingin menghabiskan pagi ini dengan mengurus beberapa bunga kesayangannya yang mulai terlihat layu. Dari luar rumah dua mobil mewah bermerk kelas atas terparkir di carport secara bersamaan, kedua pengemudi mobil itu langsung keluar setelah memarkirkan mobilnya di carport. "Kak Firman?" tunjuk Raja, hari ini ia mengenakan celana bahan berwarna krem juga kemeja kerah shanghai berwarna soft blue. "Raja? kamu mau apa ke rumah tuan Takahiro?" tanyanya heran, pasalnya Raja sama sekali tidak ada urusan dengan keluarga Takahiro dan lagi penampilannya pagi ini terlihat maskulin sekali. "Mau mampir aja, sekalian liat kakak kerja." Firman menaikkan satu alisnya, ia nampak tidak percaya dengan alasan Raja. "Oh ya? apa kamu sendiri gak ada pasien sampai punya waktu luang buat liat kakak kerja?""Gak ada, hari ini aku cuma atur jadwal bu
Read more
Chapter 68
"Bu, ada laki-laki di depan nyariin ibu. Badanya tinggi gede, Minah takut bu," ucap Minah berbisik. Alana meletakkan cangkir teh yang sedang ia pegang, lalu pergi ke ruang tamu untuk menemui lelaki yang Minah maksud. Alana duduk di hadapannya tanpa ekspresi, kantung matanya nampak menghitam karena sejak kemarin ia tidak tidur dengan benar. "Kamu sudah tau dimana Bastian tinggal sekarang?" tanya Alana. "Sudah, ini alamat rumahnya." Lelaki itu menyerahkan secarik kertas berisi alamat. "Lalu apakah kamu sudah menggali informasi tentang calon istri Bastian?" "Calon istri Bastian adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sawit di Kalimantan, tahun ini ayahnya juga sedang mencalonkan diri untuk menjadi pejabat daerah disana." Alana menyeringai dengan tatapan kosong, "Bagus, sekarang aku punya rencana brilian untuk merebut Bastian."Lelaki itu pergi setelah memberikan informasi kepada Alana juga menerima segepok uang dengan nominal yang tidak sedikit, demi mencari Bastian Alana rela
Read more
Chapter 69
Malam harinya Anggasta memutuskan untuk pulang ke rumah, biar bagaimanapun ia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Dengan raut wajahnya yang lesu, Anggasta masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Aruna yang baru saja menyelesaikan makan malamnya bersama mbok Jum. Rambut panjangnya tergerai dengan hiasan bando telinga kelinci, juga piyama tidurnya yang bergambar kartun kelinci membuat Aruna terlihat manis. "Mas, kamu pulang? aku gak siapin makan malam buat kamu karena aku kira kamu bakal tidur di rumah ayah malam ini." ujar Aruna."Gak apa-apa Na, aku juga masih kenyang kok. Lagipula mana bisa si aku nginep di rumah ayah kalau istri aku yang cantik ada di rumah," Anggasta maju beberapa langkah mendekati Aruna, lalu membelai rambutnya. "Ih gombal, aku baru tau ternyata mas Anggasta yang biasanya jutek bisa ngegombal juga." "Buat kamu apa si yang gak bisa," Anggasta mengangkat Aruna ke dalam gendongannya ala bridal style. "Mas turunin aku! malu ada mbok Jum," Aruna menutup kedua
Read more
Chapter 70
Setelah mengantar Aruna ke kampus, Anggasta segera bergegas pergi ke barber shop untuk mencukur rambutnya yang sudah terlihat agak gondrong. Rambut ini selalu menjadi incaran dari jambakan tangan Aruna saat mereka bercinta, meskipun indah tapi Anggasta tidak mau pitak lebih cepat karena setiap bercinta Aruna selalu menjambak kencang rambutnya. Dengan potongan gaya rambut undercut, juga style pakaiannya hari ini yang membuatnya nampak stylish hingga menjadi pusat perhatian para mahasiswi di kampus. Mereka agak sedikit tidak percaya kalau yang ada di hadapannya kini adalah Anggasta, mantan dosen kampus Surya Cakra yang selalu berpakaian formal dan kaku. Jaket kulit dan kaos polos berwarna hitam, juga celana jeans dan sepatu hitam yang Anggasta kenakan membuatnya nampak seperti berusia dua puluh tahunan. Anggasta di perhatikan banyak perempuan, tapi ia malah sibuk memperhatikan ponselnya yang tengah mendownload banyak foto Aruna. "Mas Anggasta?" tunjuk Aruna, ia nampak tidak percaya de
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status