Semua Bab Kupu Kupu Terbelenggu: Bab 11 - Bab 20
35 Bab
Bab 11. Rahasia
Tapi baru selangkah untuk menuju pintu keluar ruangan pak Ardi, Dewi berbalik lagi."Pak.." panggil dewiPak Ardi yang sedang menyusun berkas pun menoleh"ya, ada apa lagi dewi" tanya pak Ardi "boleh saya tanya sesuatu? jawab dewi"ya, silahkan.." jawab pak Ardi"Bapak beneran kenal dengan ayah saya?" tanya dewidengan ekspresi agak sedikit bingung terhadap pertanyaan dewi barusan, pak Ardi pun menjawab"ya, saya kenal sudah sejak lama dengan ayah kamu""tapi sudah agak lama saya tidak ketemu dengannya""kenapa memang nya kamu nanyain itu?" tanya pak Ardi"ahh enggak apa apa Pak" jawab dewi singkat"saya boleh minta tolong satu hal lagi pak? tanya dewi"katakan saja, kalo bisa saya bantu, ya saya bantu nanti" jawab pak Ardi"begini pak, apabila nanti diluar atau dimanapun bapak bertemu dengan ayah saya, saya minta tolong pak, untuk merahasiakan kepada ayah saya kalo saya kerja ditoko bapak" pinta dewi penuh harap"lho kenapa memangnya mesti dirahasiakan? tanya pak Ardi sedikit heran
Baca selengkapnya
Bab 12. Non Stop
Hari pertama masuk kerja dewi sangat antusias. Seperti kemarin selepas pulang sekolah, dewi langsung bergegas keluar kelas dan lagi-lagi tampak teman-temannya memperhatikan tingkah dewi yang kembali tampak terburu-buru. 10 menit berlalu dewi sudah sampai di toko, langsung menyapa beberapa karyawan lain sambil menemui mbak Fitri. "siang mbak.. saya belum terlambat kan?" tanya dewi "hehehe.. semangat sekali tampaknya" mbak dewi pun tertawa "ini malah lebih cepat 15 menit kamu tiba dari jadwal masuk kerja kamu" kata mbak Fitri "saya pikir sudah terlambat tadi mbak. hehehe" "saya ganti pakaian dulu ya mbak" dewi meminta izin sambil berlalu ke ruangan belakang mbak Fitri mengangguk selanjutnya dewi pun dengan semangat memperhatikan cara mbak Fitri maupun karyawan yang lain dalam melayani serta memberikan penjelasan produk kepada para pembeli. senyum tak pernah lepas dari wajah mereka, karena itu merupakan satu hal dasar yang sangat penting dalam berhadapan dengan konsumen. tak ter
Baca selengkapnya
Bab 13. Bukan Rahasia Lagi
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, cerita secara terperinci yang disampaikan oleh dewi tersebut sampai membuat pak Broto kembali meneteskan air mata, membayangkan betapa berat perjuangan yang dijalani dewi dalam beberapa bulan terakhir dan bahkan tanpa sepengetahuannya, hal ini disebabkan juga karena jadwal kerja pak Broto setiap hari dari senin sampai sabtu mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, itu pun juga kadang tidak langsung pulang kerumah. Saat pulang pun dewi sudah ada dirumah, sehingga sedikit pun tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan dewi ini selama ini. Sedangkan saat hari minggu, mereka sama-sama libur, jadi bila tidak ada kegiatan diluar, seperti undangan hajatan atau pun keperluan lain, mereka hanya menghabiskan waktu senggang dirumah saja. "kenapa ayah menangis?" tanya dewi saat melihat pak Broto mengusap air mata nya "gak apa-apa, ayah cuma sedih saja karena baru sekarang tau dan menyadari berat nya beban yang kamu pikul. Seandainya kamu dar
Baca selengkapnya
Bab 14. Mulai Terbuka
Sambil melangkah masuk kedalam kelas, dewi menyapa teman-temannya yang mulai dari tadi pagi menggosipkan dewi."hai, lagi ngomongin apa nih" sapa dewi sambil mulai bertanya"hmmm.. ada dehh..." jawab sri"kamu kemana aja, sok sibuk banget sih, pulang sekolah langsung ngilang gitu aja" lanjut yuli"ohh jadi lagi pada ngomongin aku nih ceritanya" jawab dewi sambil cengar cengir"yaa gitu deh, hehehe" jawab intan sambil terkekeh"mau tau aja atau mau tau banget? tanya dewi lagi sambil memasang ekspresi senyum lucu"huuu dasar,,, ceritain semuanya donk, kita kan pingin tau" ucap sri dengan nada serius"yaudah nanti jam istirahat aku ceritain deh" jawab dewi lagi sambil berlalu ke bangku tempat duduknya"janji ya" jawab sri sambil mengacungkan dua jari telunjuk dan tengah nyadewi tidak menjawab tapi memberi kode dengan jari juga pertanda setuju.Tak berapa lama kelas menjadi hening setelah guru mata pelajaran saat itu masuk kedalam kelas.Pak Ahmad, seorang guru matematika di sekolah itu
Baca selengkapnya
Bab 15. Kunci Untuk Sukses
Jam istirahat dimulai, seperti biasa para siswa mulai keluar kelas. Ada yang menuju kantin, ada yang pergi ke perpustakaan, namun ada juga beberapa siswa yang tetap tinggal di dalam kelas ataupun hanya duduk-duduk di bangku depan kelas. "yuk ceritanya di kantin aja, aku lapar" ajak intan kepada dewi yang dibarengi dengan anggukan kepala dari yuli dan sri. "iya, aku juga lapar, tadi gak sempat sarapan pagi dirumah karena aku bangun kesiangan" jawab dewi Mereka berempat serentak keluar kelas sambil berjalan menuju kantin, yang tampak penuh sesak karena berbaur juga dengan siswa kelas lain. "wahh rame nih.. kamu pesan makanan sana, biar aku yang cari tempat duduk" bilang sri kepada intan. "mau makan apa kita?" tanya dewi "aku mie goreng aja, sama teh hangat ya" lanjut dewi lagi " aku juga samain aja" jawab sri "eh tuh dipojokan ada meja kosong, buruan kesana, nanti diisi orang" lanjut sri lagi saat melihat sekeliling ruangan kantin sambil mencari tempat duduk "yul, kamu mau maka
Baca selengkapnya
Bab 16. Undangan
"dahh, aku duluan ya" pamit dewi kepada teman-teman nya selepas jam pulang sekolah "hati-hati dijalan dew.." ujar sri "siiip dah" balas dewi sambil melambaikan tangan bergegas dewi keluar gerbang sekolah, sesampai didepan langsung menyetop angkot untuk menuju ke toko tempat dia bekerja. selang 10 menit dewi sampai di toko, langsung masuk ke dalam untuk bergegas mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian kerja. tak berapa lama. dewi langsung berbaur dengan karyawan yang lain untuk melayani calon pembeli yang datang ke toko. saat sedang membantu seorang pembeli, terdengar suara yang terasa tak asing memanggil nama nya. "ehh dewi.. kok kamu disini? gak sekolah?" tanya seorang ibu yang datang mendekat ke arah dewi "ohh bu Mirna. kirain siapa" jawab dewi bu Mirna merupakan seorang janda dengan tiga orang anak, dekat rumah dewi, kira-kira berkelang empat rumah dari tempat tinggalnya. "hmm aku udah pulang sekolah bu, lanjut kerja disini" sambung dewi lagi "ada yang bisa aku bantu
Baca selengkapnya
Bab 17. Bonus
Dari dalam ruangan kerjanya, pak Ardi dan Fitri memperhatikan dewi saat melayani pembeli. "gimana menurut kamu kinerja dewi? tanya pak Ardi kepada Fitri "bagus pak, dia ramah kepada pembeli dan cepat tanggap juga" jawab fitri "karyawan lain juga salut sama semangat kerja dia" lanjut fitri lagi "iya, saya perhatikan juga begitu. padahal baru pertama kerja, tetapi seolah-olah sudah banyak pengalaman, gak canggung dan juga supel dengan sesama karyawan lain" ujar pak Ardi melanjutkan komentar positif dari Fitri sebelumnya. "Dia masih sekolah, dengan pelajaran dan tugas yang menumpuk, dan sudah mendekati ujian akhir, tapi dia tampak enjoy aja. Namun dibalik itu sebenarnya dia lumayan menanggung beban yang cukup berat." lanjut Pak Ardi "maksudnya pak?" tanya Fitri sambil mengernyitkan dahi tampak penasaran "ya, dia memiliki cita-cita yang tinggi. selepas tamat sekolah dia berencana untuk melanjutkan kuliah. namun dia sadar bahwa kemampuan ekonomi dari keluarga nya tidak mencukupi, ma
Baca selengkapnya
Bab 18. Libur
Di hari minggu pagi yang cerah, tampak dewi sedang sibuk mencuci pakaian yang sudah menumpuk karena sudah tiga hari tidak dicuci. Biasanya pada hari-hari sebelumnya, dewi mencuci pakaian pada malam hari, dan dijemur esok paginya menjelang berangkat sekolah. tetapi kemarin memang karena jadwal yang padat, sehingga dewi merasa kelelahan untuk menyelesaikan kegiatan mencuci, hingga akhirnya menumpuk. "dewi.." terdengar suara pak Broto memanggil mencari dewi "ya ayah.. ada apa?" jawab dewi sembari bertanya "kamu lagi ngapain? tanya pak broto "ini yah, lagi nyelesaikan cucian yang numpuk kemarin. kan sudah tiga hari gak dicuci" ujar dewi "owh gitu" kata pak Broto "ayah rencana mau ngajakin kamu sarapan diluar hari ini" lanjut pak Broto "wah tumben nih Yah sarapan diluar, biasanya kan ayah lebih suka sarapan dirumah" jawab dewi sedikit heran "ya gak apa-apa. sesekali ini kok. mumpung libur juga kan" jawab pak Broto "masih banyak cucian nya?" tanya pak Broto lagi "owh ini tinggal b
Baca selengkapnya
Bab 19. Kado Sederhana
Tak berapa lama, tibalah dewi dan pak Broto di "Toko Aneka", dan mereka berdua langsung masuk ke dalam toko. seorang karyawan toko mendekat dan bertanya dengan ramah "selamat pagi pak, selamat pagi mbak, ada yang bisa dibantu? "saya mau lihat-lihat dulu, rencana mau cari sesuatu buat kado" jawab dewi "owh yang mau dikasi kado laki-laki atau perempuan mbak? tanya karyawan tersebut "laki-laki" jawab dewi singkat "anak-anak atau dewasa?" tanya karyawan itu lagi "dewasa, seumuran saya" jawab dewi lagi "owh mungkin di etalase sebelah kiri ada yang cocok mbak, silahkan dilihat-lihat dulu siapa tau ada yang cocok. mari saya antarkan" ujar karyawan tersebut "mas, coba tolong lihat yang itu" ujar dewi sambil menunjuk ke arah topi yang tergantung di dekat lemari kaca "oke sebentar mbak saya ambil dulu" ujar karyawan tersebut "gimana yah, bagus gak ini buat kado?" tanya dewi kepada pak Broto "bagus ini" ujar pak broto sambil memberi kode "sip" dengan jari tangan nya setelah melihat
Baca selengkapnya
Bab 20. Kode..?
"ehm" Terdengar suara dari bu Mirna memecahkan lamunan Edo"kok malah bengong? ayo ajak dewi ke ruang makan" ujar bu Mirna kepada Edo yang tampak sedikit kaget setelah beberapa saat terlihat melamun membayangkan hal-hal indah tentang dewi."ahh.. iya bu" ujar Edo singkat"mari pak, kita ke ruang makan" ajak bu Mirna kepada pak Broto yang sebelumnya duduk diruang tengah"wah bu Mirna repot-repot segala ini" ujar pak Broto"sekali-sekali gak apa-apa kok pak, hehehe" jawab bu Mirna"dewi, ayo ke ruang makan" ajak Edo kepada dewi yang disertai anggukan."banyak sekali makanan nya bu? ujar dewi saat melihat makanan yang sudah terhidang rapi di atas mejatampak sebakul besar nasi kuning lengkap dengan lauk pauk nya yang berupa ayam bakar, ikan goreng, lalapan, tahu dan tempe goreng, sayur asam dan tak lupa pula satu toples kerupuk kulit serta potongan buah semangka dan pepaya."ayo pak, dewi, silahkan, gak usah sungkan-sungkan. ambil saja sesuai selera" ujar bu Mirna mempersilahkan makan ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status