All Chapters of TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil: Chapter 31 - Chapter 40
51 Chapters
31
31 - Meminta nafkah batinSeminggu berlalu Amira terbaring di kasur, wajah sangat pucat saat tiga hari yang lalu puncaknya ia kelelahan dan sempat hendak keguguran jika tak cepat-cepat dibawa ke rumah sakit untuk ditangani. Sekar yang menyuruh di marahi habis-habisan oleh Faiz, pria itu tak habis pikir dengan jalan penalaran istri pertamanya. Sudah ia bilang jangan membuat Amira kecapekan wanita itu malah diperintahkan ini itu membawa barang belanjanya. "Kenapa kamu tidak tidur, sayang?" tanya Faiz ia melirik jam yang menunjuk angka empat sore."Aku gak ngantuk, Mas. Aku pingin makan di ruang makan, bersama kalian," sahut Amira dengan suara lemah."Tapi kamu gak boleh kelelahan, sayang." Faiz berusaha membuat istri keduanya mengerti."Hanya makan di ruang makan, Massss. Aku tidak akan kelelahan, aku ingin berbincang dengan Ibu, Ibu baru saja datang bukan," tutur Amira dibalas anggukan oleh Faiz."Ibu memang ada disini, tapi Mas larang masuk ke kamarmu, Mas kira kamu lagi tidur," kat
Read more
32
32 - Kamu harus adil, Mas!"Ada apa ini?" tanya Arum melirik sekilas Sekar."Tidak ada Bu. Ibu kenapa keluar, kasian Amira sendirian di kamar," ujar Faiz sedangkan Sekar pergi menuju kamarnya."Ibu keluar karena mendengar kalian bertengkar, ada apa?" tanya Arum mendekati Faiz membantu menyiapkan makanan untuk Amira."Gak ada apa-apa Bu, tenang aja." Arum hanya mengangguk."Ini sudah selesai, ayoo kita ke kamarmu lagi. Ibu ingin menyuapi Amira," tutur Arum memegang nampan yang berisi makanan dan susu.Mereka melangkah bersamaan menuju kamar, Amira memandang keduanya lalu menunggu mendekat. Arum menaruh nampan di nakas, lengannya beralih membantu agar Amira bisa duduk.Faiz tak mendekat ia berdiri diambang pintu, memandang dirinya."Aku siapkan makanan di meja ya," ucap Faiz dibalas anggukan lemah oleh Amira.*** Faiz melakukan apa yang tadi ia katakan pada Amira, menyiapkan makanan dan semuanya telah tersedia di meja. Sesekali dia memijit pelipis karena kejadian tadi membuat dirinya y
Read more
33
33Senyuman bahagia terpancar pagi ini, Sekar baru saja selesai membersihkan diri. Bersenandung riang sambil memoles wajahnya, ia sangat senang tadi malam Faiz datang ke kamar dan saling melepas rindu ranjang itu menjadi saksi bisu betapa hebat suaminya di atas tempat tidur. Faiz membuka mata, netranya menangkap Sekar tengah menyisir rambut basahnya. Pria tersebut bangkit lalu mendekati Sekar dan melingkarkan lengannya di leher istri pertama. Kecupan manis dirinya layangkan membuat Sekar semakin melebarkan senyuman."Pagi, sayangg," sapa Faiz berdiri, meraih handuk pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri."Masss! Aku ke dapur dulu, bantu Ibu menyiapkan sarapan," lapor Sekar ia segera keluar tanpa menunggu jawaban suaminya.***Amira sudah membuka matanya sejak tadi, ia melirik jendella yang masih menutup. Biasanya Faiz membuka benda itu agar udara segar masuk, angin pagi sangat menyenangkan bagi Amira semenjak hamil.Pintu perlahan terbuka, membuat wanita itu menoleh ingin ta
Read more
34
34 - Kebahagiaan SekarSekar mengembuskan napasnya kasar, memasukan handphone ke saku. Dirinya tengah bahagia tak ingin itu lenyap, jari mengetuk meja makan mengusir kebosanan. Arum sehabis dari kamar memandang heran menantunya yang tak biasa. Ia mendekat lalu duduk terus menatap Sekar membuat wanita tersebut sedikit jengkel."Ibu kenapa menatapku seperti itu?" tanya Sekar berusaha menyembunyikan keketusannya."Apakah kamu demam." Bukannya menjawab, Arum malah meletakan punggung tangannya di dahi Sekar untuk mengecek suhu tubuh wanita tersebut."Aku tidak demam, Ibuuu," seru Sekar dengan malas."Kamu tidak seperti biasanya, tapiiii. Ya sudahlah, ayoo makan," ajak Arum meraih piring lalu mengisi dengan makanan."Aku tunggu, Mas Faiz saja Bu," kata Sekar membuat Arum semakin heran, tapi tak terlalu memikirkannya."Kalau begitu, Ibu duluan makan," ucap Arum dibalas anggukan oleh Sekar.Dilain bilik, Faiz dengan telaten menyuapi Amira. Menu hari ini adalah ubi, susu dan apel. Wanita itu s
Read more
35
35 - Isi hati istri pertamaSekar tengah memainkan ponsel sambil mendengar lagu. Tiba-tiba handphone berdiri tanda ada yang menelepon dan itu adalah adik madunya, dengan malas ia mengangkat lalu menempelkan ke telinga. Ia mengembuskan napas kesal saat mendengar permintaan Amira."Mbak, tolong ambilkan aku roti, aku sangat lapar," pinta Amira dengan lemah."Hmmm, ada lagi?" tanya Sekar dengan malas."Susunya Mbak, ini kan sudah siang," sahut Amira lagi."Mbak siapkan dulu." Sekar langsung mematikan sambungan telepon, ia bangkit memyiapkan apa yang dipinta Amira sambil menggerutu."Memangnya aku pembantu apa, disuruh ini itu." Sekar menaruh roti dan susu di nampan lalu bergegas menuju kamar adik madunya."Ini." Sekar menaruh nampan di nakas lalu bergegas pergi tetapi dipanggil Amira membuat wanita tersebut menoleh menatap malas adik madunya."Mbakkk," panggil Amira dengan suara lemah."Ada apa lagi, Mira! Mbak lagi sibuk nih," tutur Sekar dengan malas."Tolong bantu aku duduk bersandar,
Read more
36
36 - KejutanUsia kandungan Amira menginjak dua puluh satu minggu, hari ini waktunya ia chek kehamilan. Faiz membantu bini kedua untuk duduk di kursi roda, tapi wanita tersebut mengerucutkan bibir karena dilarang berjalan padahal hanya dari kamar sampai mobil. Faiz begitu khawatir jika Amira kenapa-kenapa apalagi dengan perut yang lebih besar dari usia kehamilannya. "Masss, aku jalan ya!" pinta Amira memelas saat Faiz mendorong kursi roda."Sekali Mas, bilang enggak ya enggak Mira." Faiz memandang istri pertamanya yang sudah rapi."Sekarrrr; kamu mau ke mana?" tanya Faiz mensejajarkan jalannya."Mau shopping Mas, bareng temen-temenku," sahut Sekar dibalas anggukan Faiz."Mas pergi ke rumah sakit dulu ya, Mira mau chek kandungan. Ini uang untuk belanja kamu hari ini," ujar Faiz menyodorkan beberapa lembar uang merah pada istrinya."Kenapa gak transfer ke ATM-ku Mas?" tanya Sekar memasukan uang ke tas."Belum sempat sayang, ya sudah Mas pamit pergi dulu ya," ucap Faiz dibalas anggukan
Read more
37
37 - diam atau bilang?Faiz membawa Amira ke minimarket membeli keperluan rumah tangga, karena Sekar sangat tidak mau disuruh belanja stok untuk di rumah. Amira tersenyum senang karena diajak berpergian walau hanya untuk berbelanja bahan pangan. Wanita tersebut menunjuk dimana susu Ibu hamil berada dan semuanya, Faiz hanya mengambil sesekali menanyakan apa saja list yang malam ia buat."Udah semua belum, sayang?" tanya Faiz mendorong kursi roda dan Amira memegang troli."Udah sepertinya, Mas. Mass aku lapar, ingin makan soto ayam," pinta Amira memandang suaminya."Siap, nanti kita bayar ini ke kasir dulu. Baru kita cari tukang soto ayam," balas Faiz membuat Amira tersenyum senang.Sesuai janji Faiz, pria tersebut membawa Amira ke tukang soto ayam. Lekas ia memesan dan meminta dibungkus karena akan dimakan di rumah saja. Istri menunggu di mobil sambil menatap dirinya dari sana. Setelah selesai dibuatkan, Faiz langsung membayar dan bergegas masuk ke mobil lalu melajukannya."Mass, belik
Read more
38
38 - Godaan SekarSekar pulang tengah malam, ia memencet bel dan netranya langsung membulat karena mendapatkan tatapan kesal dari Ibu mertuanya. Apalagi pakaian yang gunakan mengundang amarah Arum. Tangannya langsung ditarik masuk ke rumah membuat Sekar mengaduh."Aduhhhh, sakit Bu," keluh Sekar mengelus pergelangan tangannya."Sakit, sakit! Kamu tau sekarang jam berapa!" bentak Arum bertolak pinggang."Ini baru jam sembilan, Bu. Memang kenapa sih," ujar Sekar santai melirik jam tangan yang melingkari di lengannya."Kamu masih nanya kenapa! Kamu itu udah jadi seorang istri, jangan kelayaban terus kaya masih lajang saja," sentak Arum lagi, ia sudah sangat kesal dengan menantunya."Ibu kenapa marah-marah, Mas Faiz aja gak protes," ucap Sekar dongkol ia masih menggenggam erat belanjaannya."Anakku terlalu memanjakanmu," gerutu Arum menghempaskan bokongnya ke sofa, karena letih berdiri. "Ada apa ini, ribut-ribut?" tanya Faiz saat keluar dari dapur dan menuju ruang tamu."Gak tau tuh, Ibu
Read more
39
39 - Ternyata Amira ....Dengan napas terengah, Faiz membuka kasar pintu kamar milik Amira. Ia memandang kekasih hati yang terbaring di ranjang dengan wajah menunduk ke bawah dan mata berkaca-kaca. Langkah lebar dilakukan untuk mendekati ranjang, tercium bau tak sedap membuat ia mengeryit."Bau apa ini," gumam Faiz, aroma itu semakin tercium saat di dekat Amira."Maaf, Mas. Mira ngompol, udah gak ketahan," kata Amira memalingkan wajahnya malu."Tak apa, ini juga salah, Mas." Faiz mengulurkan tangannya untuk mengelus surai Amira, lalu membantu wanita tersebut duduk."Ayoo kita ke kamar mandi, tapi nanti tunggu Mas siapkan air hangatnya," ujar Faiz saat mendudukkan Amira di kursi roda, lalu mendorong menunjuk bilik tempat membersihkan diri.Setelah menyiapkan air hangat, Faiz menunggu Amira agar membersihkan miliknya lalu ia gendong menuju bathup. Sehabis tugasnya selesai, pamit keluar untuk mengganti kasur, beruntung ia kemaren baru saja membeli matras. Peluh membanjiri kening karena l
Read more
40
40 - Lelaki nakalSekar menghempaskan bokongnya di sofa saat sampai di rumah Aruna. Membuat Aruna heran dan memilih pergi menyiapkan minunan dulu. Sehabis itu baru duduk dan menaruh segelas jus di meja lalu ikut duduk di samping Sekar."Kenapa mukamu ditekuk gitu, dan pagi-pagi sudah ada di rumahku," cetus Aruna duduk seraya bertopang kaki.Sekar melirik temannya ditengah ia meneguk jus, lalu lekas menaruhnya lagi. "Mertuaku menginap lagi, dan dia selalu membuatku kesal," serunya dengan nada geraman."Sudahlah, jangan dibuat pusing, Sekar. Kamukan sudah tau jika mertuamu memang seperti itu," nasehat Aruna ia melirik Kakaknya yang telah rapi."Bang, lo mau ke mana?" tanya Aruna membuat Sekar ikut memandang pria yang lumayan tampan dan enak dipandang."Mau pergi, siapa wanita cantik di dekat lo?" tanya pria yang sekarang sudah berada di sisi Aruna."Dia sahabat gue Bang, masa lo lupa sih, yang dulu suka Abang godain," balas Aruna."Dia Bang Zaidan?" tanya Sekar memastikan sambil menunju
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status