All Chapters of Sebatas Istri Bayaran: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
Chapter 31
Rey dan Anita berakhir di pusat perbelanjaan yang cukup besar di pusat kota. Rey membeli beberapa helai pakaian yang akan dia bawa ke Varden. Peran Anita menjadi penilai di sana. Entah kenapa setiap apa yang Rey ambil pasti dia akan bertanya pendapat Anita. Padahal Anita sudah mengatakan Rey bebas ingin mengambil apa saja."Aku tahu seleramu bagus jadi aku harus tanya pendapatmu." Alasan yang diberikan Rey membuat Anita tak bisa menolak lagi. Mereka terlihat sangat menikmati momen kebersamaan. Anita sendiri tidak pernah menyangka jika dia bisa sedekat ini dengan Rey. Dia masih ingat bagaimana wanita itu memaki-makinya saat ia memintanya menjadi istri kedua Julian. Tapi sekarang, bahkan mereka terlihat seperti sepasang saudara.Jujur saja, menurut Anita, Rey sosok yang lumayan menyenangkan."Ah! Aku sangat lelah," keluh Rey mendudukkan dirinya di salah satu kursi tempat makan. Di sampingnya sudah berjejer beberapa tas yang berisi belanjaannya.
Read more
Chapter 32
Rey tersenyum lebar saat mobil yang membawanya dan Julian berhenti di pekarangan sebuah villa berlantai dua. Villa yang sangat mewah dan mahal. Pikir Rey. Tanpa pikir panjang wanita itu turun dan langsung masuk ke dalam villa. Meninggalkan Julian bersama seorang pria yang akan membantunya membawa barang-barang mereka."Sepertinya istri Anda antusias sekali," ujar pria paruh baya itu pada Julian."Ya. Begitulah," jawab Julian tersenyum tipis."Dan sepertinya usia Anda dengannya terpaut cukup jauh," kata pria itu lagi namun kali ini Julian tak menanggapinya."Maaf jika saya lancang," kata pria itu merasa tidak enak."Tidak apa-apa.""Tapi, Pak, istri yang lebih muda itu memang sangat menggairahkan," bisik pria itu terkikik geli kemudian berlalu meninggalkan Julian yang seketika membeku di tempatnya.Apa-apaan pria itu?Setelah membereskan semua koper bawaannya dan Rey, Julian mencari eksistensi Rey. Wanita itu ter
Read more
Chapter 33
"Ahh ... Julian ...." Rey sudah tak sanggup lagi menahan desahannya. Sprai tempat tidur itu juga sudah tidak terbentuk karena menjadi pelampiasan tangan Rey. Julian benar-benar sangat lihai mempermainkan tubuhnya. Tanpa sadar kini dirinya sudah tak berbalut apapun lagi. Begitupun dengan Julian.Keduanya kini siap untuk menyatukan diri."Akh!" Dan saat Julian memulainya, Rey memekik kecil merasakan sakit. Pria itu menatap intens wajah Rey. Bukankah seharusnya Rey sudah siap untuk menyambutku? Batin Julian. Sebagai seorang pria yang sudah biasa melakukannya, Julian sangat paham jika saat ini adalah saat yang tepat. Tapi kenapa Rey terlihat kesakitan? Julian kembali melanjutkan aksinya."Akh! Julian, bisakah kau melakukannya perlahan?" tanya Rey dengan raut wajah tidak nyaman. Terlihat sedang menahan sakit setiap kali Julian menekan bukti gairahnya. Dan saat itu Julian sadar jika ini pertama kalinya untuk Rey. "Kenapa? Kau tidak ingin mela
Read more
Chapter 34
Kebohongan.Rey memulai hubungan cinta yang sempat gagal dengan sebuah kebohongan.Siapa bilang dia menerima tawaran Anita hanya karena dia membutuhkan uang untuk menunjang gaya hidupnya yang glamor?Walau hal itu tidak salah sepenuhnya. Pernah mendengar pepatah yang mengatakan 'Sambil menyelam minum air'? Mungkin pepatah itulah yang menjadi pegangan Rey saat ini.**Flashback**"Ah, sial!" Rey menggerutu kesal. Ternyata cat yang ditumpahkan teman-temannya tadi tidak mudah hilang hingga membuat Rey harus keramas berkali-kali ... ah tunggu, apakah orang jahat seperti mereka pantas disebut teman oleh Rey? Sepertinya tidak. Mereka lebih pantas disebut parasit. Dimana mereka akan menempel pada seseorang yang menurut mereka bisa membawa keuntungan. Namun jika sudah tidak dibutuhkan lagi, mereka akan membuangnya. Sama seperti Rey yang kini telah dibuang oleh mereka karena dirinya sudah tidak berguna lagi.Rey meringis pelan. M
Read more
Chapter 35
Rey tersenyum lebar melihat lukisannya. Mungkin belum sempurna namun Rey sudah cukup puas dengan hasilnya."Aku akan melanjutkan nanti," gumamnya lalu membereskan perlengkapan lukis yang cukup berantakan di atas meja lipat itu. Rey kemudian masuk ke dalam villa sambil menenteng kanvas dan alat lukisnya.Sampai di dalam Rey melihat sekeliling mencari eksistensi sang suami. Sepi sekali. Sepertinya Julian sedang berada di lantai dua villa itu. Pikir Rey sambil menggidikkan bahunya. Dia harus segera mandi sekarang. Saking antusiasnya ingin melihat matahari terbit, Rey sampai melewatkan mandi pagi. Padahal tubuhnya sudah sangat lengket akibat pergumulan panasnya dengan Julian semalam.Mengingat momen itu sontak membuat pipi Rey memanas. Tersipu malu. Julian yang sedang bergairah terlihat sangat seksi di mata Rey.Ah, sial! Rey malah membayangkannya."Aku harus membersihkan diriku ... dan juga otakku," gerutu Rey memarahi dirinya sendiri namun
Read more
Chapter 36
Dddrrttt....Ponsel yang baru saja Anita letakkan di atas meja setelah sambungan telponnya dan Julian terputus kembali bergetar. Wanita itu mengambil benda pipih itu lagi. Dia pikir Julian yang menelponnya kembali namun saat melihat nomor tanpa nama di layar ponsel, senyum Anita beransur pudar."Halo," sambutnya ketika menempelkan benda pipih itu di telinganya."Apa benar ini dengan Ibu Anita Artemio?" tanya seorang pria di seberang telpon. "Ya, benar.""Bisakah Anda datang ke kantor polisi sekarang?"Tubuh Anita seketika menegang. Kantor polisi. Kenapa dia tiba-tiba dipanggil ke kantor polisi? "Ada apa ya, Pak? Kenapa saya harus ke kantor polisi?" tanya Anita berusaha untuk tetap tenang. Walau tubuhnya sudah bergetar dan telapak tangannya mulai terasa dingin."Silakan Anda datang terlebih dahulu. Detailnya akan kami jelaskan di kantor."***Suara riuh bunyi telpon dan orang-orang yang sedang
Read more
Chapter 37
"Kami hanya bertemu untuk membahas urusan pribadi," kata Anita menaruh kembali foto jasad Sinta di atas meja."Benarkah?" tanya Simon.Sebagai seorang polisi, Simon memang dituntut untuk tidak langsung percaya. Harus ada bukti kuat yang mendasari setiap alasan dari para orang-orang yang dicurigai. Sekecil apapun itu karena setiap petunjuk sangat berharga untuk penyelidikan lebih lanjut."Jika Anda tidak percaya, Anda bisa memeriksa CCTV kafe tempat kami bertemu."Simon menghela napas panjang. Ada ketakutan di mata Anita membuatnya yakin jika wanita itu masih memiliki suatu hal yang dia sembunyikan. Namun sulit sekali membuat wanita itu bicara."Jika boleh tahu, hal apa yang kalian bicarakan?" tanya Simon tak pantang arah.Anita tersenyum kecil. "Maaf, tapi itu urusan pribadi. Saya punya hak untuk tetap diam."Ah, sial! Ternyata Anita tahu akan haknya. Simon tersenyum simpul lalu menyandarkan tubuhnya yang terasa sedikit
Read more
Chapter 38
"Jadi kapan kita mulai?" tanya Julian tidak sabar. Sejak selesai sarapan pria itu terlihat sangat sibuk. Membongkar kopernya lalu mengeluarkan setiap helai baju dan celana yang ada di dalam sana. Ditata di atas tempat tidur berukuran king size."Bagaimana menurutmu, Rey? Yang mana yang harus aku pakai?" tanya Julian menunjuk baju-baju itu.Entah sudah berapa kali pria itu bertanya. Rey yang sejak tadi hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya menjawab, "Sebenarnya aku malah berniat ingin melukismu tanpa busana."Julian yang sibuk memilih baju seketika berbalik badan menatap Rey dengan wajah kagetnya."Apa? Kau ingin aku jadi model telanjang, begitu?" Rey tertawa kecil. "Memangnya aku semesum itu?" Wanita itu bangkit dari tempat duduknya menuju tempat tidur di mana tumpukan pakaian Julian berada. Dari sekian banyak potongan baju dan celana di sana, celana pendek menjadi pilihan Rey."Pakai ini," katanya menyerahkan
Read more
Chapter 39
Julian berusaha keras untuk tidak membandingkan Rey dan Anita di saat seperti ini, namun selalu gagal. Setiap kali bersama Rey, Julian akan mengingat Anita. Tapi bukan berarti Julian membayangkan jika Rey adalah Anita. Mungkin rencana dan awalnya begitu. Namun seiring berjalannya waktu semuanya berubah.Wanita yang sekarang bersama Julian adalah Rey. Wanita yang sedang mendesah bersamanya adalah Rey. Dan Julian sadar akan hal itu. Bahkan beberapa kali saat Julian tak lagi sanggup menanggung betapa nikmat penyatuan mereka, maka yang akan keluar dari mulutnya adalah nama Rey bukan Anita lagi.Gila!Ini benar-benar gila. Julian tak lagi bisa memegang janjinya untuk tidak larut dalam pesona Rey. Karena jika sedang bersama Anita, Julian akan tunduk pada permainan sang istri, namun bersama Rey untuk pertama kalinya Julian mendominasi.Julian sangat menyukai bagaimana Rey menatapnya penuh damba seakan Julian telah memberikan seluruh dunia padanya. Tatapa
Read more
Chapter 40
Tidak ada yang membuka suara sejak mereka; Julian dan Rey keluar dari villa. Rencana bulan madu yang seharusnya berakhir satu minggu lagi justru harus berakhir di hari kedua.Miris. Rey sampai terkekeh kecil seakan meratapi nasibnya sebelum masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke bandara. Selama dalam perjalanan Rey memilih tidur agar bisa sedikit melupakan kekesalannya. Julian sendiri pun tak mengatakan apa-apa. Selain karena merasa bersalah pada Rey, dia juga begitu khawatir dengan keadaan Anita hingga pria itu memilih diam saja dengan puluhan pertanyaan bersarang di otaknya.Julian baru membuka suara saat mereka sudah sampai di bandara Alatha dan sekarang dalam perjalanan menuju rumah."Maafkan aku, Rey," ujar Julian.Rey menoleh ke arah Julian. Menarik sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman yang sebenarnya tak ingin dia tampilkan atau dengan kata lain senyuman palsu."Tidak apa-apa. Kita masih punya banyak waktu dan aku masih punya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status