All Chapters of Mendadak Dinikahi Dosen: Chapter 31 - Chapter 40
48 Chapters
Bab 31: Pulang Terlambat
“Sayang!” teriak Keinan yang baru saja memasuki rumah.Namun, tidak mendapatkan sebuah jawaban sama sekali. ‘Kemana Keira?’Keinan berjalan menelusuri rumahnya untuk mencari istri kecilnya itu. Ia berkeliling dari ruang tamu, kamarnya, toilet, dan sekarang terakhir ia langsung ke taman samping rumah. Namun, tetap tidak ada.‘Apakah Keira ada di dapur?’ pikir Keinan menerka yang sebenarnya tidak yakin.Tidak mungkin dalam benaknya kalau Keira ada di dapur. Tapi, tetap saja Keinan melangkahkan kakinya ke arah dapur. Dan benar saja, dapur itu kosong tidak nampak tanda-tanda kehidupan di sana.“Apakah dia belum pulang?” monolog Keinan sendiri.Ia langsung mencari teleponnya dan menelopan kontak Keira yang ia namai sebagai ‘istri kecil’. Sekali telepon tidak dianggap, dua kali masih tidak diangkat. Sampai Keinan menelepon sebanyak lima kali tetap saja tidak diangkat. Tentu saja hal itu membuatnya kesal dan malah melempar teleponnya ke kasur kamarnya. Baru setelahnya ia mandi dan berharap
Read more
Bab 32: Mencuci
Minggu pagi yang sangat cerah, tapi tidak secerah mood Keira saat ini. Keira saat ini sedang memasukkan tumpukan baju kotor di mesin cuci. Ya, Keinan menyuruh Keira untuk mencuci baju dengan dirinya yang membersihkan rumah. Dari mulai menyapu, mengepel, mengelap barang-barang dan sebagainya.Sayangnya adalah Keira yang memang tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengoperasikan mesin cuci. Bahkan sekarang dirinya sedang bingung mau memencet apa dan bagaimana. “Ehm … gua harus masukin berapa banyak nih?” monolog Keira sambil melihat detergen di tangan kanannya.“Ehm,” menaikkan bahunya dan langsung memasukkan semua detergen itu.Setelahnya dengan santai Keira pergi meninggalkan mesin cuci itu dan di biarkan begitu saja. Namun, tanpa Keira sadari bahwa ia akan membuat sebuah bencana besar di rumah itu.Keira dengan santainya memakan buah yang telah ia potong kecil-kecil di depan sofa. Sambil melihat Keinan yang sibuk mondar-mandir membersihkan ruma
Read more
Bab 33: Tawaran Satya
“Woi Ra!” ucap Satya yang tiba-tiba datang di depan Keira yang sedang makan.“Uhuk-uhuk,” Keira tersedak dengan kuah bakso yang pedas dan tentunya masih panas.“Eh, pelan-pelan dong!” Satya menepuk-nepuk punggung kecil Keira sambil menyodorkan minuman teh ke Keira.Keira langsung meminum minuman itu dengan sekali tenggak sampai hampir tandas.“Lo kalau datang nggak usah buat gua kaget dong!” ucap Keira kesal, tidak lupa memukul lengan atas Satya dengan keras.Satya hanya cengengesan dan langsung mengambil tempat duduk di samping Keira.“Ke mana yang lain? Kok tumben lo sendirian aja?” heran Satya.“Emang biasanya gua juga sendiri kali!” keluh Keira sambil memasukkan sesuap bakso yang lumayan besar ke mulut kecilnya.“Gua ada acara nanti malam. Lo mau ikut nggak?” tawar Satya dengan suara berbisik.“Apa?” tanya Keira dengan gerakan bibir.“Nanti malam ada balapan liar lagi. Taruhannya lumayan gede. Sepuluh juta,” bisik Satya mendekat ke telinga Keira.Mata Keira langsung melotot begitu
Read more
Bab 34: Disita?
“Jadi kamu mau menjelaskan apa?” tanya Keinan dengan raut wajah sudah seperti seorang polisi yang mengintrogasi seorang tersangka.Keira hanya terdiam dengan wajah yang terus menunduk. Keira sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya untuk sekedar melihat wajah Keinan.Keinan yang melihat wajah Keira yang terlihat takut itu justru semakin memasang wajah yang bisa dibilang sangat sangar. Begitu meyeramkan bagi Keira. Entahlah, padahal dulu kalau ayahnya yang mengintrogasi dirinya ia sangat biasa saja. Tapi, kenapa saat Keinan yang seperti ini malah Keira terlihat sangat takut sekali.“Kenapa nggak ada suara sama sekali? Mendadak bisu kah kamu?” sarkas Keinan.Keira hanya mampu semakin menggigit bibirnya pelan. Sungguh ia bingung sekarang mau bagaimana. Sudah jelas dia sudah melanggar dengan tidak izin dengan Keinan. Masih ditambah dia malah ikut balap liar dengan jam pulang yang sudah telat. Ya, Keira sampai rumah tepat pukul 12 malam. Cukup malam, bukan sangat malam malah untuk seo
Read more
Bab 35: Membujuk
"Kami menuntut keadilan, benar?!""Benar!""Biaya UKT melejit, mahasiswa menjerit, setuju?!""Setuju!""Ra!" Panggil seseorang yang meneriakkan nama Keira.Sedangkan Keira masih sibuk untuk menimpali setiap orasi yang dikemukakan oleh salah satu mahasiswa yang menggunakan pengeras suara.Suasana siang hari yang terik itu bahkan tidak terasa karena banyaknya mahasiswa yang turun ke jalanan untuk menyerukan pendapat mereka.Keira yang ikut menyelip di dalamnya bahkan sempat terdorong-dorong itu tetep semangat untuk mengikuti aksi. Bahkan, Keira tidak segan untuk meneriakkan beberapa kata secara lantang. Ya, menurut Keira yang memang hidupnya sudah berkecukupan. Keira tidak pernah setuju akan biaya pendidikan yang menurutnya tetap mendominasi rakyat kecil dan justru semakin menjatuhkan. Keira justru menyukai bentuk-bentuk aksi yang mengatasnamakan keadilan. Namun, terdapat satu hal yang dilupakan oleh Keira."Keira awas!" Teriak salah satu cowok yang mencoba menghalangi kerumunan masa y
Read more
Bab 36: Telepon Asing
Sudah beberapa hari Keira hanya diam saja tanpa melakukan apa-apa. Sudah pasti jawabannya karena Keinan yang menghukum Keira untuk tetap di rumah saja. Bahkan, untung sekedar nongkrong dengan Winda dan Lala saja. Keira belum diperbolehkan dengan Keinan.“Gua bosen!” keluh Keira dengan nada rendah dan raut yang sangat mendung sama seperti langit sore itu yang memang gelap.Keira melihat televisi yang menyala di depannya dan kembali tiduran lagi di sofa. Sungguh seharian ini Keira memang tidak ada jadwal kuliah. Keira juga tidak ada tugas sama sekali sehingga dirinya sekarang berakhir bingung sendiri. Keira hanya lontang-lantung di rumah tanpa melakukan apa-apa dan itu tentu saja membuat Keira bingung. Sampai akhirnya Keira memiliki ide untuk belajar memasak. “Yap, gua kan belum bisa memasak ya! Kayaknya seru kalau gua belajar masak deh,” seru Keira dengan semangat dan langsung berlari ke arah dapur.Keira akhirnya berkutat dengan bahan-bahan dapur yang sebenarnya Keira sendiri tidak
Read more
Bab 37: Kecurigaan
Beberapa hari kemudian setelah Keira membaca isi pesan yang cukup membuat hatinya terguncang itu. Keira semakin melihat bentuk-bentuk perubahan sikap dari Keinan. Contohnya saja saat ini, Keinan jadi sering pulang terlambat dan menyuruh Keira pulang terlebih dahulu menggunakan jasa angkutan online.Ceklek. Suara pintu kamar terbuka membuat Keira terjengkit kaget sebentar.“Mas, kamu sudah pulang?” tanya Keira yang berusaha nampak biasa saja.“Hemm,” jawab singkat Keinan yang langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa basa-basi lagi.Keira hanya berusaha untuk berbaik sangka. Mungkin Keinan terlalu lelah karena seharian berada di kampus. Tapi pertanyaannya sekarang adalah memang sampai jam berapa jam operasional kampus itu sampai harus membuat Keinan melembur dan pulang jam sepuluh kadang sampai jam sebelas malam?‘Tidak-tidak, aku tidak boleh menaruh rasa curiga kepada suamiku sendiri,’ tepis Keira dalam batinnya. Meskipun sebenarnya dalam benakknya masih terselip rasa penasaran dengan
Read more
Bab 38: Pulang ke Rumah Ayah
“Ra, kamu nggak papa?” tanya Lala hati-hati.Mereka saat ini, Keira, Winda, dan Lala sedang duduk di kursi taman yang paling dekat dengan mall. Setelah melihat Keinan yang sedang memeluk wanita asing itu. Keira langsung pergi begitu saja. Bahkan, untuk mengejar Keira, Winda dan Lala sampai harus terpaksa meninggalkan mobil mereka di mall. Karena jika ditinggal untuk mengambil mobil maka Keira akan semakin lama tidak terkejar lagi.Keira masih diam terpaku. Entahlah, apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Tapi Keira bahkan malah semakin terlihat murung dari kemaren lagi.Winda yang melihat itu pun memiliki inisiatif sendiri dan langsung bangkit pergi. Lala hanya membiarkan begitu saja Winda pergi. Tetapi Lala masih mencoba untuk menenangkan Keira.Keira dengan telate mengelus pundak kecil Keira yang memang terlihat lebih lemas dari biasanya itu. “Udah Ra, lo nggak boleh sedih terus begini,” ucap singkat Lala masih dengan gerakan tangannya yang mengusap-usap punggung Keira.Keira yang a
Read more
Bab 39: Kesalahpahaman
Pagi hari yang sangat cerah dengan suasana yang sangatlah nyaman untuk memulai hari. Rendra memulai paginya di weekend ini membaca berita online di tabletnya. Hal itu memang sering dilakukan oleh Rendra terutama untuk mengecek pergeseran grafik saham dan lain sebagainya. Namun, justru Rendra malah dikejutkan dengan sebuah berita yang nampak tidak sedap dilihat.Secepat kilat, Rendra langsung naik ke lantai atas untuk menemui anak semata wayangnya.“Keira! Bangun Nak!” panggil Rendra pelan dengan ketukan tangannya di pintu cokelat itu.Namun, setelah beberapa saat masih tidak ada jawaban. Rendra pun memustukan untuk membuka pintu kamar itu yang memang tidak dikunci ternyata. “Ra?” panggil Rendra sedikit ragu dengan situasi kamar yang sangat gelap dan hanya sebuah selimut yang menutupi seluruh badan Keira.Rendra pun secara perlahan menarik selimut itu guna mengetahui keadaan Keira. Akan tetapi, Keira menarik kembali selimut itu.“Ra?” panggil Rendra lagi yang kali ini sudah duduk di t
Read more
Bab 40: Mencoba Bertemu
“Yaudah, kamu susul gih terus kasih penjelasan ke Keira. Hubungan kalian baik-baik saja kan sebelumnya?” tanya Nina yang menyadarkan sikap Keinan yang berubah tanpa sadar.Ya, Keinan berubah sikap karena bisnis yang sudah lama dirintisnya itu sedang mengalami beberapa masalah pokok yang bisa mengancam kelangsungan bisnis. Makanya Keinan sering pulang malam, berangkat lebih pagi, bahkan sulit dihubungi.‘Bodoh, apa yang telah kamu lakukan?’ maki Keinan terhadap dirinya sendiri.Secepat kilat dirinya langsung bangkit berdiri.“Kamu mau ke mana?” tanya Nina yang melihat Keinan bangkit.“Aku mau ke rumah Ayah Mertua, Ma,” ijin Keinan.“Yasudah, hati-hati,” peringat Nina mengizinkan Keinan.Keinan melangkahkan kakinya yang panjang itu dengan langkah lebar menuju ke mobilnya. Keinan langsung menyalakan mobilnya untuk keluar dari rumah keluarga Sanjaya itu dan melajukan mobilnya ke arah rumah keluarga Hadikusumo.Namun, baru saja akan keluar dari pintu gerbang rumahnya. Dirinya sudah harus d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status