Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40
61
Bab 31 Kesempatan
Langit melakukannya cukup lama. Kemudian melepaskan perlahan. Menatap Senja dengan begitu intens. Napasnya bergemuruh menahan rasa yang bergejolak di dalam dadanya. Antara kesal, cemburu, dan takut kehilangan."Saya tidak suka kau berdekatan dengan dokter itu. Saya tidak suka dia menyentuhmu, meski hanya pemeriksaan. Kau istriku dan sampai kapan pun, saya tidak akan melepaskanmu," ucap Langit penuh penekanan.Pria itu kembali mencumbu Senja tanpa memberi kesempatan sang istri berkata-kata. Langit tak hanya mencium bibir Senja, ia juga menghujani kecupan di pipi dan tengkuk wanita di hadapannya dengan begitu lembut."A--apa yang kau inginkan, Ma--Mas?" Senja berkata saat ada kesempatan sambil menahan sentuhan-sentuhan Langit. Napasnya pun bergemuruh. Jantung Senja berdegup dua kali lebih cepat dari normal."Saya menginginkanmu sebagai istriku. Saya ingin menghapus setiap jejak yang ditinggalkan dokter itu di tubuhmu dan menggantikannya denganku," ucap Langit yang semakin menggebu. Rasa
Read More
Bab 32 Kejutan Untuk Senja
Langit tampak sudah rapi dengan kemeja putih dasi dan jas berwarna hitam. Pria tampan itu tengah bersiap ke kantor. Senja seperti biasa menyiapkan sarapan. Meskipun sudah ada Bi Inah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di apartemennya. Namun, tetap saja Senja tidak bisa menghilangkan kebiasaannya saat ia masih tinggal bersama Safroni dan Suningsih.Ketika Senja sedang merapikan piring di meja makan, Langit tiba-tiba memeluknya dari belakang. Membuat wanita itu sedikit terperanjat. Kebiasaan Langit yang selalu menggoda sang istri saat sedang serius."Mas, kau mengejutkanku. Sudah siap?" ucap Senja sambil berusaha melepaskan pelukan Langit."Menurutmu?" ucap Langit sambil membalikan tubuh Senja menghadap dirinya.Senja tersenyum. "Ya sudah. Kita sarapan, ya." Senja berkata sambil meraih kedua tangan Langit dan menggenggamnya."Emm, tunggu dulu." Langit berkata menghentikan langkah Senja."Ada apa?" tanya Senja bingung sambil menautkan kedua alisnya."Ada yang kurang," ucap Langit s
Read More
Bab 33 Pesan Rahasia
Senja menelan ludahnya. "Mas, saya tidak sedang bermimpi, bukan?" tanya Senja tidak percaya."Ini nyata, Senja. Bukankah saya sudah berjanji untuk membahagiakanmu? Saya ingin menebus kesalahan karena membuatmu berhenti kuliah. Tolong kau terima. Saya tulus melakukannya.Senja kembali menelan ludah. Mas, saya ... saya mau. Terima kasih banyak, Mas." Wanita itu berkata sambil meneteskan air mata, ia tidak menyangka jika Langit mewujudkan keinginannya yang sempat terpendam."Jangan menangis, Sayang. Mulai sekarang, kau bisa mewujudkan cita-citamu. Saya akan membantumu jika kesulitan belajar. Kau juga bisa belajar berbisnis denganku. Saya akan membantumu dengan ikhlas," jelas Langit sambil menyeka air mata Senja. Wanita itu bangkit dari kursi dan memeluk Langit erat.Langit tersenyum. Pria itu pun memeluk erat tubuh Senja. Hatinya lega karena Senja menerima tawarannya."Perlahan, tapi pasti. Saya akan terus membuat kau bahagia, Senja," batin Langit sambil terus memeluk sang istri."Ma--ma
Read More
Bab 34 Gundah Hati
Setelah satu pekan, Senja kembali kontrol ke rumah sakit untuk mengecek kondisinya pasca kecelakaan beberapa waktu lalu. Langit setia mengantar Senja, meski harus menahan rasa cemburu saat Senja bertemu dan bicara dengan Dokter Randi, sahabat Senja sekaligus dokter yang merawatnya ketika Senja sakit."Kondisimu semakin membaik. Tulang yang retak pun sudah menyatu. Bekas operasi di kepala dan perutmu juga sudah kering. Semuanya bagus. Tekanan darahmu normal. Kamu sudah bisa beraktifitas seperti biasa kembali. Namun, jika ada keluhan seperti nyeri dan sakit kepala, kamu harus segera periksakan diri ke rumah sakit. Jaga pola makanmu," jelas Dokter Randi panjang lebar mengecek kondisi Senja."Alhamdulillah." Senja mengusap cepat wajahnya. Mengucap syukur atas kondisinya yang semakin membaik."Bagaimana Baby La? Apa dia baik-baik saja?" tanya Randi sambil menatap Senja."Alhamdulillah dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah mulai berdiri," ucap Senja sambil tersenyum."Alhamdulillah." Ra
Read More
Bab 35 Masuk Kuliah
Senja mulai kuliah setelah dinyatakan membaik oleh Randi. Hatinya begitu bahagia karena akhirnya, ia bisa mengejar impian sesuai harapan kedua orang tuanya. Langit mengantar Senja di hari pertamanya. Pria itu juga senang melihat sang istri kembali ceria."Mas, saya masuk dulu, ya. Terima kasih sudah mengantar," ucap Senja sambil mengangklek tas dan menenteng beberapa buku."Iya, Sayang. Belajarlah dengan giat agar cita-citamu tercapai. Nanti, kalau sudah selesai telepon. Saya akan menjemputmu," ucap Langit lembut sambil menatap Senja."Kenapa tidak supir saja yang menjemput? Kau kan harus ke kantor," ucap Senja dengan lembut."Kebetulan hari ini tidak banyak pekerjaan. Jadi, saya bisa mengantar dan menjemput. Apa kau tidak menyukainya?" jelas Langit semakin tajam menatap Senja."Bukan begitu. Saya hanya tidak ingin mengganggu pekerjaanmu. Saya ....""Kau tidak menggangguku. Pokoknya, kalau sudah selesai telepon. Saya akan menjemputmu," ulang Langit sambil meraih sebelah tangan Senja d
Read More
Bab 36 Menginap di Rumah Ibu
Langit menghampiri Senja yang tengah merapikan seprai dan menidurkan jagoan kecilnya Laskar. Menyapu kasur dan menyusun bantal serta guling. Langit memeluk Senja dari belakang saat wanita itu menegakkan tubuhnya."Ma--Mas Langit. Kau kebiasaan. Kalau saya sedang sibuk selalu seperti ini," ucap Senja dengan sedikit terperanjat dan kesal."Maaf, Sayang. Kau terlalu sibuk hingga melupakan saya," ucap Langit dengan manja sambil menaruh dagunya pada sebelah pundak Senja."Sebaiknya kau jangan ganggu. Saya sedang merapikan kamar. Lebih baik batu saya biar cepat selesai," pinta Senja sambil menepis pelan dagu Langit dan kembali bekerja."Ada yang ingin saya bicarakan denganmu," ucap Langit sambil meraih kedua tangan Senja dan menghadapkan tubuh wanita itu ke arahnya."Soal apa?" tanya Senja dengan penasaran."Hari ini libur, jadi saya ingin mengajakmu ke rumah ibu. Kau boleh menginap di sana dengan Baby La." Langit berkata dengan wajah serius."Benarkah?" tanya Senja kembali dengan ragu."Ap
Read More
Bab 37 Wanita Misterius
Langit sudah kembali bekerja setelah liburan kemarin bersama Senja di rumah mertuanya. Melakukan aktivitas yang menguras emosi, pikiran, dan tenaga. Lelah, sudah pasti. Namun, tetap dijalani demi keluarga kecil tercintanya.Zack tampak duduk di sofa sambil menatap ke arah Langit yang tampak sibuk berkutik di depan laptopnya. Pria hitam manis itu terlihat senyum-senyum memperhatikan bosnya tersebut."Hei, apa yang kau tertawakan? Sedang apa kau senyum-senyum seperti itu ke arahku?" ucap Langit dengan kesal sambil menatap tajam ke arah Zack."Tidak apa-apa. Kau tampak tampan jika sedang seperti itu, Bos." Zack menggoda Langit sambil terus senyum-senyum."Kau menggodaku. Dasar asisten kurang ajar. Kerjakan ini semua. Harus selesai dalam waktu satu jam. Jika tidak, gajimu akan di potong dan kau tak dapat bonus bulan ini," ancam Langit sambil menyerahkan setumpuk berkas dan menaruh cukup keras di atas meja sofa."Bo--Bos. Kau bercanda, bukan? Mana mungkin saya bisa mengerjakan semua ini da
Read More
Bab 38 Pergi
Senja membuka cepat map cokelat yang diberikan wanita itu. Jantungnya berdegup kencang saat melihat isi di dalam map tersebut. Foto-foto mesra sang suami dengan perempuan di hadapannya. Tak hanya itu, ada sebuah amplop putih berisi keterangan tentang kehamilan. Membuat Senja semakin syok."Apa? Tidak mungkin," ucap Senja lirih."Sekarang kamu percaya, bukan? Kamu itu bukan satu-satunya perempuan yang dicintai Langit. Buktinya, dia masih mengharapkanku. Saranku, ceraikan Langit. Tinggalkan dia. Biarkan dia menikah denganku. Menjauh dari hidupnya. Atau kamu akan terluka karenanya," ucap wanita itu. Kemudian, ia pergi begitu saja tanpa memedulikan perasaan Senja.Senja masih mematung dengan menggenggam map cokelat yang diberikan perempuan itu padanya. Wanita itu kembali merasakan sakit teramat dalam. Teringat akan masa-masa sulit yang ia alami ketika hamil besar. Luka yang sudah mengering dan hampir sembuh kini kembali terbuka lebar. Rasanya seperti disobek dan diberi air garam.Perih, p
Read More
Bab 39 Kembali Terluka
"Ini." Senja melempar kasar map cokelat ke arah Langit."Apa ini?" tanya Langit bingung."Bukalah dan kau akan mengetahuinya," pinta Senja dengan lembut. Namun, tetap terasa mengerikan.Langit membuka map cokelat itu dan mengambil isinya. Langit terbelalak saat melihatnya. Senja mendekatkan diri ke arah Langit."Masih mau mengelak?" tanya Senja menahan amarah."Senja, saya bisa jelaskan semua. Ini ....""Kenapa kau sembunyikan semua dariku? Apa kau ingin mempermainkanku? Apa sebenarnya yang kau ingin aku tidak tahu, Mas?" Senja berkata masih dengan nada pelan. Namun, cukup menohok."Senja, saya tidak bermaksud sembunyikan ini darimu. Saya hanya ingin memberitahukan mu jika waktunya sudah tepat dan sudah ada bukti yang kuat. Saya ....""Bukti apa lagi? Apa itu belum cukup? Kalau saya tidak mengetahuinya sekarang? Apa kau akan terus menyembunyikannya dari saya?" tanya Senja menyela kalimat Langit.Pria itu bangkit dan berdiri di hadapan Senja. Meraih tubuh wanita tersebut dan menghadapk
Read More
Bab 40 Keraguan
Langit duduk di samping Senja. Menatap lekat-lekat wanita yang tengah terbaring lemah di ranjang. Pria itu membelai lembut wajah Senja dan menyelipkan rambut wanita tersebut ke samping telinga.Pria tampan bermata elang itu menelan ludah. Rasa bersalah semakin merasa bersalah. Meskipun tujuan Langit menjaga kepercayaan Senja padanya. Namun, malah justru membuat sang istri terluka."Senja, bangunlah. Maafkan saya. Saya terpaksa menyembunyikan semua darimu demi kebahagiaan kita. Bangunlah, Sayang. Buka matamu. Kau boleh mencaci, memaki, dan memarahi saya sepuas hatimu. Asalkan kau bangun sekarang," ucap Langit sambil menggenggam sebelah tangan Senja yang terbalut infus. Tubuhnya terguncang menahan Isak.Langit tertunduk. Air matanya menetes deras membasahi kedua pipi. Perlahan, jari-jemari Senja bergerak. Menyentuh bibir Langit. Kedua bola matanya pun mulai terbuka. Pria itu mendongak."Senja, kau sudah sadar, Sayang. Syukurlah." Langit menyeka cepat jejak air mata yang tertinggal dan m
Read More
Dernier
1234567
DMCA.com Protection Status