"Menikahlah denganku dan semua masalahmu akan selesai." Laki-laki yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja menghampiri Senja yang tengah berjalan sambil melamun. Mengajaknya menikah padahal mereka belum saling kenal sebelumnya. Tentu saja, hal itu membuat Senja terkejut bukan kepalang. Namun, ia harus menerima pernikahan itu karena memang membutuhkan uang banyak untuk pengobatan sang Ibu yang sedang sakit, juga membantu usaha ayahnya yang kini sedang bangkrut. Namun, pernikahan karena terpaksa itu tidaklah berjalan mulus. Senja harus menghadapi orang-orang yang tidak suka pernikahannya dengan Langit. Terutama, Violeta sang mantan kekasih Langit yang masih mengharapkan dan ingin terus bersama pemuda itu. Segala cara di lakukan Violeta untuk bisa memisahkan Langit dan Senja. Bahkan cara terlicik yang hampir menghilangkan nyawa Senja. Parahnya lagi, ternyata Langit pun masih menaruh hati dengan Violeta, tetapi tidak ingin melepaskan Senja. Perselingkuhan dilakukan saat Senja hamil tua. Bahkan ia di tuduh jika anak dalam kandungannya bukanlah anak Langit melainkan benih Randi, sahabat Senja sejak kecil. Senja harus berkali-kali menelan pil pahit karena keputusannya menikah dengan Langit. Bahkan ia harus rela melihat perselingkuhan sang suami dengan mantan kekasihnya di depan mata. Mampukah Senja melewati itu semua? Apakah ia akan mempertahankan rumah tangganya, atau justru melepaskan Langit dan membawa luka hatinya sendiri? Akankah Langit menyadari ketulusan hati Senja dan kembali pada wanita itu?
Lihat lebih banyakSenja berjalan di trotoar dengan pikiran bimbang. Terik matahari menembus kulit tidak ia hiraukan. Gadis cantik bermanik mata kecokelatan itu memikirkan kemelut yang terjadi dalam keluarganya.
"Bapak, ibu. Maafkan aku belum bisa membantu kalian. Aku janji akan mendapatkan uang itu segera."Senja terus berjalan tanpa memperhatikan langkah. Rasanya ingin sekali menjerit sekencang mungkin untuk bisa mengurangi beban yang kini tengah menggelayuti pikirannya.Langkah Senja terhenti ketika tiba-tiba ada seorang pria menghadang dan berkata yang membuat Senja terkejut bukan kepalang. Membuyarkan semua lamunan. Menerbangkannya jauh ke awang-awang."Menikahlah dengan saya, maka saya akan membantu menyelesaikan masalah keluarga Anda."Pria asing yang entah dari mana datangnya itu tiba-tiba saja berkata seperti itu. Tanpa basa-basi, bahkan menyapa pun tidak. Kedua bola mata Senja membulat. Bagaimana tidak, ia sama sekali tidak mengenal pria tersebut, tiba-tiba saja mengajak menikah. Aneh sekali. Rasanya seperti sedang bermimpi."Si--siapa Anda? Kenapa tiba-tiba datang dan bicara seperti itu kepada saya?" Senja berkata dengan gugup.Sontak, gadis cantik itu memundurkan tubuhnya karena takut. Pria asing berwajah tampan dengan bulu mata lentik, berhidung mancung, dan perawakan tinggi atletis itu memajukan sedikit tubuhnya, mendekat ke arah Senja."Nama saya Langit. Bersediakah Anda menikah dengan saya dan masalah Anda selesai?" ucap pria asing itu dengan wajah serius, sambil mengulangi kalimatnya."A--apa? Anda ingin menikah dengan saya?" Lagi-lagi kedua bola mata Senja membulat. Wanita itu mengulang kalimat Langit."Apa saya harus mengatakannya kembali? Saya rasa Anda tidak tuli, bukan?" tukas pria itu sambil terus menatap tajam Senja."Tuan, saya tidak mengenal Anda. Tiba-tiba Anda mendekati saya dan mengatakan agar saya menikah dengan Anda. Lelucon apa ini?"ucap Senja yang masih syok berusaha untuk tenang menjawab perkataan Langit.Senja tersenyum kecut, ia masih belum habis pikir dengan perkataan pria asing di hadapannya kini. Tidak kenal, tapi begitu ambisius untuk menikahi gadis itu."Saya serius. Jika Anda mau menikah dengan saya, maka saya akan membantu keluarga Anda. Saya tahu, saat ini Anda sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ibu juga membantu memulihkan usaha ayah Anda, bukan?" Jelas pria asing tersebut dengan yakin.Tanpa basa basi pria itu pun membeberkan semua masalah yang tengah dihadapi Senja. Langit juga mengulangi kembali kalimatnya. Sepertinya, memang Langit bersungguh-sungguh dengan ucapannya tersebut."Kenapa pria ini tahu masalahku? Siapa sebenarnya dia?" batin Senja curiga.Ini sudah ketiga kalinya Senja membulatkan kedua bola matanya. Gadis berparas cantik, bermanik mata kecokelatan itu penasaran dengan sosok Langit yang sangat asing karena memang belum pernah bertemu dengan pria tersebut sebelumnya."Tuhan, aku berharap ini hanya mimpi. Bangunkan aku, Tuhan." Senja kembali membatin sambil menepuk-nepuk pelan wajahnya."Aww!" Senja mengaduh pelan sambil memegangi pipi."Ini bukan mimpi. Ini nyata." Kembali Senja bermonolog dalam hati."Dari mana Anda tahu tentang keluarga saya? Apa Anda memata-matai saya?" Senja memberanikan diri bertanya.Senja begitu penasaran dengan Langit. Menatap pria itu dengan sedikit takut. Namun, ia harus mendapatkan jawaban dengan cepat untuk menghilangkan rasa kepenasarannya."Akan saya beritahu nanti. Jika Anda bersedia menikah dengan saya." Langit berkata dingin.Lelaki tampan itu tidak ingin mengatakannya sekarang pada Senja di jalan seperti ini. Pembicaraan yang cukup rahasia tidak mungkin diumbar begitu saja. Apalagi Langit orang terpandang. Pasti akan banyak paparazi yang mengutipnya menjadi bahan berita panas."Saya tidak mau. Saya sama sekali tidak mengenal Anda. Bagaimana kalau ternyata Anda orang jahat? Penculik misalnya? Lalu, Anda meminta tebusan pada orang tua saya. Mereka tidak akan mampu membayarnya. Lebih baik, Tuan cari orang lain saja."Senja menolak mentah-mentah, ia takut jika Langit adalah penculik yang berpura-pura menjadi orang baik. Bagaimana tidak, wajahnya meski tampan, tetapi tatapannya sangat mengerikan. Seperti seekor singa lapar yang hendak menerkam mangsanya."Kalau saya berniat jahat, sudah sejak tadi saya menculikmu. Untuk apa bicara panjang lebar. Membuang waktu saja. Saya hanya menginginkan Anda, bukan orang lain. Percayalah, saya orang baik. Jika Anda merasa khawatir, silakan berteriak jika saya melukai Anda."Langit menahan emosi karena perkataan Senja. Pria itu harus tetap menjaga sikap demi untuk bisa membujuk wanita yang keras kepala dan penuh rasa curiga di hadapannya kini. Senja memang bukan perempuan gampangan yang dengan mudah menerima tawaran laki-laki, apalagi tampan, kaya, dan berwibawa seperti Langit.Justru rasa takut timbul karena ia selalu diajarkan kedua orang tuanya, untuk tidak terlalu percaya kepada orang asing yang sama sekali belum pernah dikenal sebelumnya. Apalagi di zaman sekarang, banyak penculikan dengan berbagai modus dan iming-iming untuk bisa mendapatkan mangsa."Tapi, Tuan ....""Pernikahan kita hanya di atas kertas. Saya tidak akan menyentuh atau menuntut Anda melakukan kewajiban seorang istri. Anda bebas melakukan apa pun yang di sukai," jelas Langit dengan wajah serius."Asalkan Anda tidak melarikan diri dari saya. Hanya dua tahun. Setelah itu, saya akan membebaskan Anda dari perjanjian itu," lanjut pria tampan tersebut.Langit paham, Senja masih ragu dan belum mempercayainya. Pria tampan bermata elang itu pun kembali memberikan penjelasan dan keyakinan agar Senja tidak takut, curiga, dan percaya padanya."Sebaiknya aku terima tawaran dia. Sepertinya, laki-laki ini orang baik. Lagipula, aku memang butuh uang untuk pengobatan ibu dan membangkitkan usaha bapak."Senja membatin.Gadis itu berusaha meyakinkan hatinya untuk mempercayai perkataan Langit. Demi Bapak dan ibunya. Jika memang ini salah, ia rela. Asalkan mendapatkan uang untuk kedua orang tuanya."Baiklah, saya mau menikah dengan Anda. Akan tetapi, apa Anda akan memenuhi janji Anda?""Tentu, semua akan tertulis dalam sebuah perjanjian yang akan kita sepakati bersama. Ikutlah dengan saya untuk menandatangani kesepakatan kita.""Baiklah."Senja pun akhirnya luluh dan menyetujui perkataan Langit. Ini adalah jalan ninjanya untuk bisa cepat mendapatkan uang. Jika harus menunggu dirinya mendapatkan uang dari hasil bekerja, belum tentu bisa terkumpul banyak dalam waktu dekat. Sedangkan sang Ibu harus segera mendapatkan pengobatan agar nyawanya dapat di selamatkan dan usaha ayahnya bisa bangkit kembali.Setengah jam kemudian, Senja dan Langit tiba pada sebuah gedung. Seorang pengacara sudah menunggu di sana untuk memberikan berkas yang akan di tandatangani keduanya. Langit memang sudah merencanakan semua sebelum bertemu dengan Senja."Tanda tangan di sini. Setelah itu, kita ke kantor urusan agama untuk mengurus pernikahan. Saya akan temui orang tua Anda untuk meminta izin," ucap Langit.Pria tampan bermata elang itu menyerahkan dokumen berisi surat perjanjian kepada Senja untuk di tandatangani. Pengacara yang bernama Bram menjadi saksi penandatanganan surat tersebut.Senja membaca isinya. Tanpa menunggu lama ia langsung menandatangani surat tersebut. Kemudian, mereka pun gegas ke rumah Senja dan kantor urusan agama setelah mendapat persetujuan dari kedua orang tua perempuan tersebut.Setelah urusan selesai, Langit mengajak Senja menyiapkan semua keperluan pernikahan. Mulai dari baju pengantin yang akan dikenakan, tata rias, dan cincin pernikahan. Meskipun pernikahan sementara dan hanya digelar sederhana. Namun, tetap disiapkan Langit dengan baik. Semua untuk membuktikan, terutama pada Mami dan papinya bahwa pernikahan itu benar-benar terjadi seperti keinginan mereka.Senja dan Langit bisa sedikit lega karena Violeta dan kekasihnya itu sudah tertangkap. Meskipun perempuan itu tengah mengandung. Namun, tak menggentarkan hati Langit untuk tetap memenjarakannya. Kini, mereka masih harus menghadapi Barman dan Niken yang sampai saat ini masih di sekap.Langit mengajak Senja menemui dua orang itu, meski awalnya ia keberatan. Namun, Senja kukuh ingin ikut. Gadis cantik tersebut ingin melihat bagaimana kondisi Paman dan bibinya tersebut. "Akhirnya kamu datang juga, Senja. Tolong bebaskan kami. Suamimu telah menangkap dan menyekap kami di sini," ucap Niken dengan tidak tahu malunya saat ia tiba di gedung tua tempat Barman dan Niken di sekap.Senja menatap tajam ke arah Paman dan bibinya. Kemudian, ia tersenyum miring. "Apa kalian pikir aku datang ke sini untuk membebaskan kalian? Aku hanya ingin memastikan apakah benar kalian sudah tertangkap atau belum. Ternyata benar, kalian sudah tertangkap. Kau hebat suamiku," ucapnya sambil memuji Langit. Tidak ada s
Hari berganti pagi. Matahari sudah mulai menampakkan diri. Langit terbangun karena kulit pipinya tersentuh pancaran sinar mentari yang menyusup masuk lewat celah gorden. Pria itu menyipitkan kedua matanya karena silau dan bergerak perlahan agar tak membangunkan Senja.Senja menggeliat saat suaminya melakukan pergerakan. Langit mengusap-usap lembut punggung Senja agar tetap terlelap. Perlahan, Langit membenarkan posisi tidur Senja agar nyaman. Kemudian, sedikit menggerakkan tangan yang terasa pegal karena semalaman menyangga tubuh Senja. Setelah itu, ia memiringkan sedikit tubuhnya sambil mengamati wajah sang istri. Tampak menggemaskan ketika sedang tidur seperti itu. Langit merapikan rambut Senja yang menutupi wajah. Lalu, mendekatkan wajahnya dan mencium kening serta bibir mungil milik Senja.Senja yang diperlakukan seperti itu membuka matanya perlahan. Saat dirasa ada sentuhan di wajah cantiknya. Langit tersenyum saat menatap Senja yang baru saja terbangun dari tidurnya."Morning,
Mereka menyekap Niken dan Barman di sebuah gedung tua, di mana keduanya pernah di sekap sebelumnya. Mengikat Barman dan Niken pada kursi kayu yang berbeda dengan mulut di tutup lakban. Penjagaan pun di lakukan dengan ketat.Sementara Langit, pria itu pulang ke apartemen menemui anak dan istri tercintanya. Langit belum membahas tentang Barman dan Niken. Menunggu suasana hati Senja benar-benar tenang. Pasalnya, sang istri tampak lelah mengurus Baby La yang sudah semakin aktif dan tidak bisa diam. Meskipun ada pengasuh yang menjaga. Namun, Senja tetap menyempatkan diri ikut mengurusnya.Langit melangkahkan kaki mendekati anak dan istrinya yang tengah sibuk bermain. Berkejaran saling bercanda. Senyum indah terukir di kedua sudut bibirnya, melihat Senja yang tampak kewalahan mengikuti langkah Baby La yang menggemaskan."Ups, ketangkap. Anak Dady sudah besar. Sudah pandai menggoda Mommy, ya." Langit menangkap Baby La saat berlari ke arahnya. Kemudian menggendong dan mencium lembut buah hati
Hubungan Langit dan Senja semakin hari semakin membaik. Mereka sudah tidak lagi bertengkar. Bahkan, kini Senja sudah bisa berjalan seperti sedia kala. Laskar sang putra pun sudah kembali bersama. Bayi kecil itu kini sudah tumbuh besar. Usianya sudah menginjak satu tahun enam bulan.Baby La semakin aktif dan mulai pandai bicara. Banyak kata-kata lucu terlontar dari mulut mungilnya. Senja dan Langit begitu memanjakan buah hati terkasih mereka. Kebahagiaan kembali terpancar dalam biduk rumah tangga keduanya. Zack pun merasa senang melihat Langit dan Senja sudah tidak lagi berseteru. Pria hitam manis itu berharap ini akan selamanya. Sudah cukup kesedihan yang ada dalam mahligai rumah tangga mereka. Saatnya bahagia digapai. Meskipun masih harus waspada. Sebab, Barman, Niken, dan Violeta belum tertangkap dan masih dalam pencarian."Zack, bagaimana? Apa kau sudah berhasil menemukan mereka?" tanya Langit saat Zack baru saja tiba di kantor. Kebiasaan Langit yang selalu begitu tanpa memberi wa
Langit melepaskan ciumannya dan menangkupkan wajah Senja. Menatap lekat-lekat wajah sang istri. Napas Senja masih bergemuruh. Tampak amarah terpendam di sana. Langit terus menatap Senja, meski wanita itu berusaha menghindar."Saya lakukan semua untukmu bukan karena mengasihanimu. Akan tetapi, karena saya tulus mencintaimu. Walau awalnya, semua itu hanya sandiwara demi menuruti ego dan ambisiku. Namun, setelah saya bersamamu, semua berubah. Saya semakin jatuh hati dan tidak ingin kehilanganmu, Senja." Langit berkata sambil terus menatap wajah Senja. Pria itu ingin membuktikan jika dirinya benar-benar tulus mencintai sang istri. "Senja, tolong percaya saya. Tatap dan lihat kedua mata saya, apakah ada kebohongan di sana?" ucap Langit kembali dengan wajah serius tanpa melepaskan tatapannya.Senja yang masih tersulut emosi hanya diam. Lidahnya enggan mengeluarkan kata-kata. Senja berusaha memalingkan wajahnya dari Langit. Namun, pemuda itu terus memegangi wajah Senja agar tetap menatapnya.
Barman tampak gelisah, meski ia berhasil melarikan diri. Namun, ia adalah seorang buronan polisi. Tak bisa bebas keluar rumah. Harus melakukan penyamaran agar tidak dikenali, terutama dengan anak buah Langit yang tidak tinggal diam dengan kasus tersebut.Niken tampak menekuk wajahnya. Wanita itu kesal karena harus menjalani hidup seperti ini. Harusnya ia bisa hidup mewah bergelimang harta. Namun sayang, impian hanyalah tinggal impian. Kini justru ia terlibat kasus berat bersama sang suami."Mas, sampai kapan kita seperti ini? Aku tidak betah jika harus di rumah terus," ucap Niken dengan wajah merajuk."Bersabarlah. Sebentar lagi kita akan bisa bebas ke mana pun. Aku sudah punya rencana untuk membuat Langit menyerah. Kau tunggu saja rencana itu berhasil. Kita pasti bisa menghirup udara segar kembali." Barman meyakinkan istrinya untuk tetap tenang.Tak lama ponselnya berdering. Pria tua itu menerima panggilan telepon dari nomor yang tak di kenal. Awalnya, Barman ragu menjawab. Takut itu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen