All Chapters of Biduk Cinta Senja : Chapter 21 - Chapter 30
61 Chapters
Bab 21 Sesak Napas
Langit melepaskan ciumannya. Menangkupkan wajah Senja dan menatapnya lekat. Senja berusaha memalingkan wajahnya. Namun, tertahan oleh tangan Langit yang mencekalnya."Berhenti memanggil saya Tuan. Saya suamimu. Kau menyukainya atau tidak. Saya bertanggung jawab atas dirimu dan bayi itu. Meski awalnya saya meragukan hal tersebut. Namun, tes DNA sudah membuktikannya."Langit mencoba bicara kembali dengan Senja. Ia berkata dengan penuh penekanan agar wanita itu mengerti. Meskipun nada bicaranya pelan. Namun, cukup membuat Senja kembali emosi."Jika hasil tes DNA itu menunjukkan dia bukan anakmu. Apa kau akan melepaskan saya? Atau terus menyiksa saya bersama tunanganmu itu?" Senja menatap tajam kedua mata Langit.Wanita itu berkata sambil menahan emosinya agar tidak memuncak. Rasanya sakit sekali jika harus mengingat apa yang telah Langit dan Violeta lakukan padanya. Langit menghela napas. "Jika itu terjadi, saya akan cari ayah dari anak itu dan membuat perhitungan dengannya. Dia harus b
Read more
Bab 22 Kembali ke Apartemen
Kondisi Senja semakin membaik, setelah mendapatkan perawatan hampir dua Minggu pasca melahirkan. Ia sudah diizinkan pulang. Langit mengabari orang tua Senja dan ikut menjemput di rumah sakit. Akhirnya, wanita berparas cantik itu bisa kembali menghirup udara segar, setelah cukup lama mencium aroma obat dan alkohol di rumah sakit.Meski demikian, Senja belum boleh melakukan banyak aktifitas. Luka bekas operasi cecar masih belum kering. Ia juga harus banyak belajar berjalan agar tidak kaku dan kondisinya cepat pulih. Ibunda Senja menginap dua hari di apartemen. Menemani Senja, serta memastikan kondisi putri dan cucunya baik-baik saja."Ibu benar akan pulang sekarang? Tidak nanti saja?" tanya Senja sambil berjalan dan memegang perut mengantar ibunya ke ruang tamu. Langit membawakan tas Ibu mertuanya."Iya, Nak. Kasihan bapak sendirian menjaga kedai. Ibu harus bantu. Alhamdulillah, sekarang banyak pembeli. Bapak akan keteteran jika harus berjualan sendiri." Ibu Ningsih menjelaskan alasanny
Read more
Bab 23 Bimbang
Langit yang melihat Senja tidak merespons menjadi gemas, ia pun mempererat pelukannya hingga Senja sedikit meringis kesakitan saat tangan pria itu menyentuh bagian perut bekas operasinya."Ahh!" Senja melenguh sambil menggigit bibir bawahnya menahan sakit."Sayang, kau kenapa?" Langit yang tidak menyadari hal itu terkejut mendengar lenguhan Senja yang cukup keras.Saat pelukan Langit merenggang, Senja memegang perut dan hampir tumbang. Beruntung, Langit cepat menangkap dan memapahnya."Perutmu kenapa? Sakit?" Langit mulai panik saat melihat wajah Senja yang tampak pucat menahan sakit. Senja tidak bersuara, hanya anggukan kecil saja yang terlihat."Duduk dulu. Apa sakit sakit sekali? Kita ke rumah sakit sekarang, ya?" Langit mengusap pelan perut Senja untuk menenangkannya dan mengajak wanita itu berobat. Namun, Senja menggeleng cepat."Tapi ....""Saya tidak apa-apa. Tuan tidak usah khawatir." Senja berbicara pelan sambil terus memegang perutnya."Senja, bisakah kau mengubah panggilanm
Read more
Bab 24 Jalan-Jalan
Zack datang ke apartemen menemui Langit. Mereka bersantai menikmati secangkir kopi latte dan kudapan. Melupakan sejenak perseteruan yang kemarin terjadi. Sesekali, mata pria hitam manis itu menatap ke arah Senja yang tampak sibuk mengurus Baby La. Bermain bersama. "Kau lihat, Bos. Nyonya Senja begitu bahagia dengan Baby La. Apa kau ingin merusaknya dengan terus memikirkan Violeta?" Zack tanpa basa-basi lagi langsung memulai perbincangan yang kurang enak didengar oleh telinga Langit."Apa maksudmu, Zack?" Langit bertanya dengan kesal."Kau pasti tahu maksudku. Bertindaklah tegas pada Violeta. Kasian Nyonya Senja. Dia terlalu baik untuk disakiti." Zack kembali berkata yang membuat Langit semakin kesal."Zack, saya memintamu datang untuk berbicara santai. Bukan memancing amarahku." Langit berkata kesal sambil sedikit mendekatkan wajahnya pada Zack."Tidak perlu marah-marah. Saya hanya ....""Maaf, mengganggu. Saya sudah menyiapkan makan siang. Zack, kau ikutlah makan bersama kami." Senj
Read more
Bab 25 Kecelakaan
Langit tampak sedang bercakap-cakap dengan Mami dan papinya di ruang tamu usai makan siang. Senja sedang menidurkan Baby La di kamar. Percakapan mereka begitu serius dan cukup menegangkan."Langit, Mami mau tanya sama kamu. Apa benar pernikahan kamu dengan Senja hanya di atas kertas dan akan segera berakhir?" tanya Lingga dengan penasaran.Kedua bola mata Langit membulat sempurna. Pria itu kaget bukan kepalang. Ia tidak menyangka jika kedua orang tuanya mengetahui rencananya tersebut."Langit, jawab!" Suara bariton Papi Liam sempat membuat Langit tersentak. Membuyarkan lamunannya."Pa--Papi sama Mami tahu dari mana berita itu?" tanya Langit balik dengan penasaran. Pasalnya, ia tidak pernah menceritakan hal itu pada kedua orang tuanya."Jawab pertanyaan Mami. Jangan malah balik bertanya." Lingga mulai geram karena Langit tidak juga mengaku."Langit," panggil Papi Liam sambil menatap Langit tajam."Awalnya, saya memang menikahi Senja hanya sebatas perjanjian di atas kertas karena saya m
Read more
Bab 26 Kembali Pulih
Satu minggu berlalu, pasca kecelakaan yang menimpa Senja terjadi. Wanita itu belum juga menunjukkan tanda-tanda siuman. Langit selalu setia menunggu. Tidak sekalipun ia meninggalkannya."Senja, buka matamu. Saya mohon. Apa kau tidak lelah menutup mata terus? Saya merindukanmu, Sayang." Langit meraih sebelah tangan Senja yang terbalut perban. Kemudian, mencium mesra punggung tangannya.Cukup lama itu terjadi. Tak berapa lama, jadi-jemari Senja mulai bergerak. Menyentuh bibir Langit yang sedang menciumnya. Pria itu tersentak dan mendongak."Sayang, kau sudah siuman?" Langit berkata sambil menatap kedua bola mata Senja yang terbuka perlahan."Sa--saya di mana? Ke--kenapa ada di sini? A--apa yang terjadi?" Senja berkata lirih dengan terbata. Menatap ke arah Langit."Kau kecelakaan beberapa waktu lalu. Tidak sadarkan diri pasca kejadian itu," jelas Langit sambil mendekat dan membelai lembut wajah Senja."Kecelakaan? Aww!" Senja berkata bingung. Kemudian sedikit berteriak karena merasakan s
Read more
Bab 27 Berjumpa Kembali
"Senja, bukan begitu maksud saya. Sejak awal bertemu dan saya memutuskan untuk menikah denganmu. Saya yakin kau bukan perempuan seperti itu. Oleh karena itulah, saya yakin kau cocok untuk menjadi istriku," jelas Langit sambil menggenggam sebelah tangan Senja meski wanita itu berusaha melepaskannya."Cocok? Cocok untuk Anda jadikan kelinci percobaan. Memenuhi semua keinginan Anda. Sekarang, semua sudah terwujud, apalagi yang Anda inginkan dari saya?" Senja semakin menjadi, ia semakin kesal dengan perkataan Langit."Saya tidak pernah menjadikanmu kelinci percobaan. Saya memang menikahimu awalnya hanya di atas kertas dan tidak ada perasaan cinta. Namun, semenjak kejadian malam itu, saat saya ...."Langit menggantung kalimatnya. Pemuda itu semakin merasa bersalah kala harus mengingat kejadian yang sudah menghancurkan perjanjian antara dirinya dan Senja sebelum memutuskan untuk menikah."Apa? Kejadian yang telah menghancurkan semua mimpi dan hidup saya hingga terjebak dalam belenggu Anda?"
Read more
Bab 28 Kembali Pulang
Semakin hari, kondisi Senja semakin membaik. Memar di tubuhnya sudah tidak terlihat. Senja sudah diperbolehkan pulang setelah hampir satu bulan dirawat pasca kecelakaan itu terjadi. Meskipun sebelah tangannya juga kepala masih terbalut perban.Langit begitu hati-hati menjaga. Lelaki itu merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa Senja. Ia ingin menebusnya dan memperlakukan Senja dengan baik."Kenapa membawa saya pulang ke sini? Saya ingin pulang ke rumah ibu." Senja sedikit kesal karena Langit membawanya pulang ke apartemen."Saya akan merawatmu di sini. Setelah pulih, saya akan mengantarmu ke rumah ibu." Langit menjelaskan alasannya dengan wajah serius."Tuan, saya ingin mengakhiri perjanjian kita. Saya sudah lelah." Senja berkata pelan tak berani menatap Langit."Apa? Kau bilang apa barusan? Tuan? Mengakhiri perjanjian? Perjanjian apa? Tidak ada perjanjian di antara kita, Senja." Langit tampak tidak suka dengan perkataan Senja."Kontrak pernikahan kita. Bukankah akan segera berakh
Read more
Bab 29 Sebuah Bukti
Senja berkata lirih saat melihat Langit yang sedang berdiri sambil menatapnya tajam. Pria itu mendekati Senja dan duduk di sebelah wanita yang sedang memangku Baby La tersebut."Siapa yang meneleponmu?" tanya Langit dengan tatapan penuh selidik. Senja terdiam sambil mengusap lembut kening Baby La yang tampak lahap menyusu. Wanita itu berusaha menghindari tatapan Langit yang mengintimidasi."Senja," panggil Langit tanpa melepaskan pandangannya."Teman," jawab Senja singkat sambil terus mengusap-usap Baby La."Teman? Siapa? Laki-laki? Perempuan?" tanya pria itu kembali dengan curiga."Mas ....""Jawab, atau saya akan mencari tahu sendiri," ucap Langit sambil berusaha mengambil ponsel Senja yang tergeletak di samping wanita itu."Kenapa ingin tahu urusanku? Aku saja tidak pernah ingin tahu urusanmu?" Bukannya menjawab Senja malah balik bertanya sambil mengambil cepat ponselnya dan menggenggamnya erat."Jangan berkilah. Jawab saja. Atau saya akan merebut ponselmu dan menghancurkannya," a
Read more
BB 30 Kontrol
Langit terus memikirkan ucapan orang yang ia tangkap kemarin. Rasanya sulit dipercaya dengan apa yang dikatakan tawanannya tersebut. "Apa benar yang dikatakannya? Tapi bagaimana mungkin dia melakukannya? Saya harus mencari tahu sendiri kebenaran itu. Kalau sampai dia membohongiku untuk menyelamatkan diri, tidak akan saya ampuni." Langit berkata pelan sambil mengepalkan kedua tangannya.Lamunan Langit buyar ketika netranya melirik ke arah Senja yang baru saja keluar dari kamar sambil mendorong kereta bayi. Langit mendekat."Kau mau ke mana, pagi-pagi sudah rapi dan membawa Baby La?" tanya Langit dengan curiga."Apa kau lupa kalau hari ini saya kontrol?" tanya balik Senja dengan raut wajah sedikit kesal."Astagfirullah. Maaf, saya lupa. Saya akan mengantarmu," ucap Langit sambil menepuk keningnya cukup keras."Kalau kau sibuk, saya bisa pergi sendiri." Senja kembali berkata dengan nada lembut. Namun, cukup membuat Langit mengelus dada untuk bersabar."Saya tidak sibuk. Maaf, jika saya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status