Semua Bab Antara Aku, Suami, dan Maduku: Bab 41 - Bab 50
65 Bab
Kecemburuan Sang Madu
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 42“Bagaimana keadaan mama, Mas?”Esha baru saja tiba, deru napasnya masih terdengar kacau dan berantakan. Mungkin, memang Esha berjalan dengan sangat terburu – buru untuk sampai di tempat ini. “Sebentar lagi mama juga baikan, dokter hanya bilang kalau mama perlu banyak istirahat,” tukas Bram.Esha mengangguk sembari menatap wajah mama Lidya. Meski sejujurnya Esha merasa sakit hati dengan perlakuan mama Lidya selama ini kepada dirinya, namun itu semua tidak lantas membuat Esha mmebenci mama mertuanya itu.Ada perasaaa sayang dan kasihan yang melingkupi diri Esha. Ia merasa tak sampai hati untuk membiarkan mama Lidya merasakan betapa sakitnya tusukan jarum yang kini memberinya kekuatan seperti itu. Ya, jarum infus bukan hanya jarum kecil, rasanya bahkan perih dan sakit. “Mama sakit apa, Mas? bagaimana kejadian sebenarnya? Dan, dimana yang lain? Alysa? Kemudian papa dan semua kakakmu, dimana?” Bram secara to the point langsung saja di terjang dengan per
Baca selengkapnya
De javu
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 43“Ma, aku tinggal sebentar ya. ada Esha yang akan menjaga mama. Aku tidak akan pergi terlalu lama, aku harap mama juga bisa segera siuman. Maafin aku ya, Ma.” Bram membisikkan kalimat perpisahan di telinga mama Lidya.Bukan untuk berpisah untuk selama – lamanya, melainkan hanya untuk sekedar pamit. Bram harus pergi ke suatu tempat. Bram benar – benar meninggalkan tubuh mama Lidya ynag saat ini sedanng terbaring tak sadarkan diri di pembaringan rumah sakit. ‘Mau kemaana coba Esha tadi? Kenapa dia … begitu buru – buru. Apa aku salah mengatakan sesuatu? Tapi kan memang aku sudah mengatakan apa adanya. Bagaimana bisa dia pergi begitu saja. Rasa – rasanya juga memang karena memang Esha terlihat tidak menyukai Alysa…’ batin Bram sembari berjalan ke arah pintu luar rumah sakit.Bram sengaja tak lagi menemui Esha setelah perempuan itu memilih untuk tidak lagi menanggapi soal pembelaan Bram untuk Alysa. Bram juga sengaja tidak memperjelas bagaimana keadaan ya
Baca selengkapnya
Pesona Raline
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 44“Tapi .. bagaimana bisa dokter tahu kalau aku disini?” ujar Esha dengan ekspresi yang menunjukkan banyak sekali tanda tanya.Dokter Haris tersenyum tipis, sembari menganggukan kepalanya lembut. “Yah … itu pun sebelumnya aku banyak bertanya dengan orang disini. Maksut saya, siapa tahu ada pasien atau perawat yang melihat kamu berjalan ke arah kemari. Dan ternyata aku benar. Benar bahwa kamu ternyata ada di sini kan?”Esha masih belum bisa menangkap ucapan dokter Haris. Karena baginya, cukup aneh jika hanya mengandalkan feeling atau bertanya dengan orang lain. Memangnya, selain Bram, mama Lidya siapa lagi orang yang mengenali Esha di rumah sakit ini?‘Atau mungkin … yah bisa jadi perawat yang mengurus mama selama ini lah yang memberi tahu. Benar sekali, rasanya tidak mungkin kalau tidak ada satupun orang yang mengenal atau mengetahuiku. Ah sudahlah … kenapa aku jadi negative thingking begini sih dengan dokter Haris?’ batin Esha sembari berusaha menyemb
Baca selengkapnya
dokter Haris dan Mama Lidya
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 46“Percayalah, Esha … tidak ada yang tidak mungkin selagi kita tak pernah berhenti berusaha. Dan aku kemari karena aku hendak menyampaikan bahwa kondisi ibu mertuamu sudah membaik. Mari kita temui dia. Jangan sampai dia menunggu terlalu lama,” ujar dokter Haris dengan penuh kelembutan. “Sungguh, dok? Mama sudah sadarkan diri?” Dokter Haris mengangguk cepat, dan membentangkan tangan kanannya guna mempersilahkan Esha untuk segera pergi. Tak ketinggalan, senyum manis yang kiranya masih merekah indah di sudut bibirnya meski itu hanya beberapa detik saja. Sementara Esha juga tak bisa berkata banyak. Selain memang suasana menjadi canggung, Esha juga enggan bertanya lebih jauh. Keterangan dari Dokter Haris sudah cukup untuk membawanya khawatir dan cemas dengan keadaan sang Ibu mertuanya sehingga Raline segera bergegas untuk pergi.Padahal, pada dasarnya Esha masih begitu penasaran dengan apa yang bisa ia peroleh dari diskusinya bersama dengan dokter Haris,
Baca selengkapnya
Siapa Anda?
ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 46“Jangankan untuk mengurus saya sakit, hal mudah yang hanya sekedar memberikan saya cucu pun dia tidak bisa. Lalu apa yang harus saya harapkan dari dia dokter?”Mama Lidya memang keras. Dari sorot matanya pun sudah sangat jelas terlihat. Yang semula terkesan bodoamat dan enggan berbicara banyak karena Esha, kini mama Lidya justru terkesan bersikukuh menjelaskan semua rasa kesal dan bencinya dia terhadap sang menantu tertuanya.Jujur, dokter Haris pun sempat terkejut barang sebentar mendengar penuturan mama Lidya yang seperti itu. Namun, karena memang dokter Haris sudah tahu sebelumnya bagaimana sifat dan watak keluarga Bram, maka dokter Haris menanggapinya dengan santai. “Maaf … menurut saya, apa yang Anda bicarakan sudah sangat keterlaluan. Bukankah ini tidak pantas untuk di dengar?” ujar dokter Haris sembari menarik senyum simpul di wajahnya.Bukannya mengalah dan menyadari kekhilafan dari ucapannya, mama Lidya justru semakin menjadi – jadi. Kedua
Baca selengkapnya
Satu Persatu Perkara
ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 48“Kalau kamu memang tidak bisa mengurus perusahaan dan tidak pernah ada di lokasi perusahaan seperti ini, aku akan mengambil alih perusahaan ini!” ujar Alysa setengah memekik seperti orang yang memang setengah memaksa. “Bicara apa kamu, Alysa? Jangan mengatakan hal – hal yang bisa membuatku marah. Kamu pikir kamu siapa? dan jangan bicara omomg kosong ya, saya ini selalu di kantor. baru kali ini saya pergi keluar itupun karena panggilan dari Mas Bram,” balas Esha yang tak mau kalah. “Ya sudah kalau kamu masih akan tetap bersikukuh seperti itu. Tunggu saja perusahaan ini akan jatuh ke tanganku.”TUT!Panggilan Alysa untuk Esha telah berakhir. Padahal, Esha masih ingin mengatakan sesuatu yang mungkin sangat perlu untuk dia katakan.Esha belum bicara banyak. Ia juga tak lantas marah atau mengamuk tak karuan. Yang Esha lakukan saat ini masih diam berdiri sembari kembali mengingat ucapan Alysa.‘Kenapa … kenapa Alysa bisa – bisanya mengatakan hal semacam
Baca selengkapnya
Perusahaan yg diambil Alih
ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 49“Mulai besok aku yang akan gantikan mbak Esha disini. Yah, lebih tepatnya di ruangan ini.”Esha masih tak bisa percaya. Ekspresi wajahnya menunjukkan betapa ia sangat bingung dengan ucapan Alysa. “Hey. Saya tidak sedang bercanda. Kamu, jangan main – main dengan saya, Alysa. Sekarang kamu angkat kaki dari ruangan saya dan kantor saya. Saya tidak sedang berbicara dengan istri dari suamiku atau siapapun itu. Saat ini, kamu adalah orang lain bagi saya. Silahkan pergi!” Bukannya berhenti berulah dan keluar dari ruangan kerja Esha, Alysa justru semakin berani dan menjadi – jadi. Ia kini melipat kedua lengan panjangnya yang lentik itu ke depan dadanya sembari menatap tajam ke arah Esha.“Seharusnya kamu itu sadar diri mbak … kamu bukan siapa – siapa lagi di perusahaan ini. justru aku lah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kamu dari sini. Bagaimana pun, perusahaan ini sudah menjadi milik aku, bukan milik kamu. Kamu lah yang menjadi orang asing di sini,
Baca selengkapnya
Tidak Tahu Diri
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 50“Mbak, aku beri tahu ya … aku melakukan ini juga karena izin dari mas Bram. jadi kalau mbak tidak terima atau ingin marah, silahkan mbak katakan saja pada suamimu itu mbak. Aku tidak akan bertindak kasar kalau kau bisa bekerja sama dengan aku. Kamu sendiri tahu kan mbak bagaimana sifat dan karakterku?” bisik Alysa di telinga Esha. Tak hanya itu, Alysa juga sempat menatam tajam ke arah Esha seolah ia memang tidak akan pernah takut pada seorang Esha. Alysa tidak akan pernah takut dengan siapapun itu sekalipun dia adalah Bram atau mama Lidya.Jujur saja, Esha benar – benar merasa seperti dikhianati oleh orang terdekatnya. Bukan seperti, memang nampaknya Bram dan Alysa sengaja melakukan ini pada Esha tanpa sepengetahuannya.Yang jelas untuk saat ini, Esha tidak mampu membendung bulir – bulir kristal bening yang mulai mengalir dari sudut pelupuk matanya itu. Meski tak banyak, tetap saja kedua pipi Esha nampak basah dan sembab.Maka dengan cepat, Esha men
Baca selengkapnya
Tidak Terhormat
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 51“Maaf ya, bu … kami sama sekali tidak bisa berbuat apa – apa. Dan ya, kami juga minta maaf karena mungkin tadi telah membuat ibu Esha tersinggung.”Di luar gedung perusahaan, kedua satpam yang sebelumnya Alysa minta untuk membawa keluar Esha secara paksa tidak pernah berhenti untuk meminta maaf kepada Esha. Entah, mereka sudah menganggap Esha bagian dari keluarga mereka juga. Mereka berdua sama sekali tak enak hati harus bersikap kasar kepada atasannya dahulu. Dan memang bagaimanapun keadaannya, Esha tetaplah pemimpin perusahaan yang terbaik di antara lainnya atau sebelum – sebelumnya.“Tak apa, Pak. Kalian kan hanya menjalankan tugas demi anak dan istri di rumah. lagipula, ini sudah menjadi bagian saya diperlakukan seperti ini.,” balas Esha yang kemudian ia tambah dnegan senyum simpul di wajahnya.“Ah, tapi bagaimanapun dia tidak pantas berbuat seperti itu.” “Betul, sudah seperti iblis saja. Kasar, dan jelek. Tak punya belas kasihan sama sekali…”
Baca selengkapnya
Ambil Alih Semuanya!
ANTARA AKU, SUAMI DAN MADUKU – 52“Mulai besok kalian akan menjalani jam lembur. Dan mulai besok saya akan mulai memberlakukan semua hal dengan sikap tegas, tidak perduli siapa dia dan bagaimana keadaan dia!”Alysa tidak lagi memberikan kesempatan bagi siapapun dia untuk berbicara. Selesai Alysa memberikan perintah , ia lantas membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi meninggalkan para pegawai lainnya tanpa kalimat penutup atau sekedar salam.Jangankan untuk mengucapkan salam, Alysa bahkan tidak melihat ke arah mereka. Ekspresi wajahnya nampak kesal dan penuh dengan amarah. Sehingga orang–orang yang melihatnya pun akan mengatakan hal yang serupa yakni ‘judes’.Pun seharusnya pukul segini para karywan sudah harus pulang. alysa tidak perduli. Pulang atau tidak ingin pulang pun bukan urusan dia. Alysa sudah mengatakan dengan jelas bahwa mereka harus lembur mulai besok.Jika hari ini mereka masih betah berada di kantor, ya Alysa tida peduli. Ia lantas menutup dan mengunci ruangannya lalu per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status