All Chapters of Terjebak Dua Hati: Chapter 51 - Chapter 60
122 Chapters
BAB 51 – Makan Malam
“Terima kasih sudah mengantarku pulang.” Alana bergegas keluar begitu Eric menghentikan mobilnya di depan gerbang. Dia sedang berkutat dengan gerendel yang mengunci gerbang ketika Eric sudah berdiri di sampingnya. “Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak pulang?”Alana melihat mobil Eric sudah diparkir di pinggir jalan tidak jauh dari gerbang rumahnya. “Aku ingin menyapa Tante Sherly,” jawab Eric Acuh. “Kenapa kau lama sekali? Kau bisa membukanya, tidak?”Alana menghela napas sebentar, mencoba untuk bersabar. “Pulanglah, aku akan menyampaikan salammu pada Mama.” Ucap Alana yang kini berhasil membuka gerbang. “Ayo, pulanglah. Jangan buat ibumu khawatir.” Alana tersenyum sambil mengibas-ngibaskan tangan.Tetapi Eric lagi-lagi mengikutinya masuk, tidak peduli dengan penolakan Alana. “Tidak sopan mengusir tamu seperti itu. Kau seharusnya menawariku untuk mampir, meski hanya sekadar basa-basi.” Kata Eric yang melenggang mendahului Alana yang hanya terperangah. “Lagi pula mungkin Tante Sherly a
Read more
BAB 52 – Pembalasan
Seperti janjinya, keesokan harinya Eric benar-benar menjemput Alana. Padahal gadis itu sudah berencana berangkat lebih awal agar tidak perlu berangkat bersama Eric, tetapi pemuda itu ternyata menjemputnya satu jam lebih awal. “Memangnya kau tahu jadwalku?” tanya Alana merehkan.“Tentu saja. Aku kan punya informan di rumah ini. Jadi aku tahu jadwal kuliahmu selama seminggu penuh.” Kata Eric sambil menaikkan sebelah alisnya.Alana memandang Eric skeptis sambil bersedekap.“Kau tidak percaya? Ah, baiklah.” Eric mengeluarkan handphone dari saku jaket dan menunjukkan jadwal kuliah Alana yang kini dimiliki Eric.“Ah, menyebalkan!” kata Alana. “Kau pasti meminta jadwalku pada Mama! Kau benar-benar licik!”Malam sebelumnya setelah Eric pulang, Adrian dan Braden langsung menyudutkan Alana. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Alana melihat kedua saudara tirinya itu bersekongkol dan sepakat akan satu hal.“Aku tidak suka dengan bocah itu, Alana!” kata Adrian dengan muka kesal. “Berani-beraninya b
Read more
BAB 53 – Tak Berdaya
Braden sangat kesal saat tahu Alana benar-benar berangkat dan pulang kuliah bersama Eric. Tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun karena jadwal kuliahnya dan Alana tidak selalu sama. Apalagi pemuda itu meminta izin langsung dari Steve dan Sherly. Jadi dia tidak bisa melakukan apa pun selain menggerutu dan menyumpahi pemuda itu.“Sialan, dia! Dia benar-benar cari masalah!” gerutu Braden.Karena itu dia merasa harus benar-benar mengambil tindakan jika ingin menghentikan Eric, “Besok, kau berangkat denganku!” kata Braden pada Alana yang sedang belajar di ruang tengah. Alana mendongak dari buku yang sedang dibacanya dengan dahi berkerut heran. “Aku tidak ingin kau berangkat dengan Eric!”Alana menghelan napas, “Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri. Lagi pula besok dia tidak akan menjemputku. Jadwal kami berbeda, jadi kau tidak perlu khawatir.” Ucap Alana yang langsung kembali terfokus pada bukunya lagi.Braden mengusap wajahnya kesal. “Kalau begitu, tidak ada alasan menolakku!”Alana k
Read more
BAB 54 – Mikha
Braden melepas sepatu dan menggulung celana jins yang dipakainya hingga selutut. Dia juga melepas jaket dan menggulung lengan bajunya agar lebih tinggi. Dia menghirup banyak udara sebelum masuk ke dalam got yang ternyata lumayan dalam.“Apa-apaan ini? Kau yang menginginkan kucing itu dan aku yang harus mengambilnya? Yang benar saja?” Braden terus saja menggerutu.Got itu hampir setinggi pinggangnya dan air yang menggenang ternyata lebih dalam dari yang dia perkiraan. Braden mengerang merasakan kakinya terbenam dalam lumpur yang pekat. Kucing itu berdiri di tumpukan sampah yang terkumpul dan memadat, sehingga dia tidak bisa lari ketika Braden meraihnya dalam genggaman tangan.“Pegang dia!” kata Braden pada Alana yang menerima kucing itu tanpa memprotes, hanya meringis dan mengernyit jijik ketika lumpur kotor mengenai tangannya. Alana berusaha menjauhkan tangannya yang memegang si kucing agar bajunya tidak terciprat lumpur.Braden melompat naik kemudian memungut Jaket dan sepatunya. Mer
Read more
BAB 55 – Pasar Binatang
Sebelumnya, Alana mengira Adrian akan mengajaknya ke sebuah pet shop biasa. Ternyata pemuda itu mengajaknya ke pasar binatang, tempat di mana ada puluhan pet shop yang menjajakan aneka macam kebutuhan binatang dan binatang itu sendiri.Alana memandang itu semua dengan perasaan takjub. Sepanjang jalan begitu riuh dengan suara-suara burung yang memekik, juga suara orang yang berlalu-lalang dan melakukan transaksi. Dia juga sempat beberapa kali berhenti untuk melihat kucing-kucing imut dari berbagai ras yang berada dalam kandang yang membuatnya gemas sekaligus iba.Ada hamster-hamster dengan berbagai corak yang beberapa di antaranya sedang berlari di sebuah roda berputar. Juga kelinci-kelinci putih dengan bulu lembut yang sibuk mengunyah rumput. Kemudian Alana melihat seorang bocah lelaki mengelus cangkang kura-kura seukuran helm dalam sebuah wadah besar.“Kak, lihat itu.” Alana memekik riang melihat seekor burung hantu kecil kelabu dengan kepala berjambul mirip telinga. Burung itu menel
Read more
BAB 56 – Rasa Cemburu
“Hei, lihat gadis ini. Cantik sekali bukan?” Jonathan memperlihatkan foto seorang gadis dari media sosial pada David.“Wah, benar. Badannya seksi sekali.” David menimpali. “Apa nama akunnya? Aku juga ingin mengikuti dia.”Braden mengetukkan jari-jarinya ke lengan kursi dengan sebelah tangan menyangga kepala. Dia mengamati kedua temannya di seberang meja yang kini sedang sibuk dengan hal yang menurutnya tidak penting. Sedangkan Fero yang duduk di samping Braden sedang sibuk dengan laptopnya.“Sedang apa kau?” tanya Braden pada Fero.Pemuda itu tidak mendongakkan kepala sedikit pun, dan dia sedang sibuk mengetikkan sesuatu. “Tentu saja mengerjakan tugas. Aku tidak pemalas seperti kalian.”David dan Jonathan mengalihkan pandangannya pada Fero, “Memangnya kita ada tugas?” tanya David dengan muka polos.“Tugas apa?” Jonathan menimpali.“Kalian ini memang benar-benar payah! Ada tugas individu statistika yang harus kita kumpulkan akhir bulan ini!” Ketiga temannya malah tertawa.“Itu masih la
Read more
BAB 57 – Sakit Hati
Leona berusaha mencari tahu siapa Alana sebenarnya. Tetapi dia tidak mendapat banyak informasi. Dia hanya mengetahui jika gadis itu sepertinya cukup dekat dengan Braden dan ketiga temannya. Dan Leona menganggap hal ini sebagai ancaman. Dia tidak suka jika Braden dekat dengan gadis lain selain dirinya.Dia juga berusaha mengorek informasi dari ketiga teman Braden tetapi mereka malah membuatnya makin kesal. Mereka sengaja membuat Leona jengkel, dan senang sekali jika berhasil melakukannya. “Gadis itu harus diberi pelajaran, Leona.” Salah seorang teman Leona memberi saran, “Kau tidak bisa mendiamkannya begitu saja.”“Itu benar. Lihat saja kemarin. Braden dan teman-temannya mengacuhkanmu gara-gara gadis itu.” Timpal seorang teman yang lain. “Kau harus bertindak cepat atau gadis itu akan merebut Braden darimu! Kau mau hal itu terjadi?”Leona merenungkan ucapan kedua temannya. Hubungannya dan Braden sudah lama kandas, namun dia masih berharap mereka akan kembali bersama lagi. Dia hanya haru
Read more
BAB 58 – Perkelahian yang tak Terelakkan
Alana membalas pesan singkat dari Braden dan mengatakan akan menunggu di kafe dekat kampus. Entah mengapa akhir-akhir ini Alana sangat menggemari es cokelat di tempat tersebut. Terlebih hari itu cukup panas sehingga Alana membayangkan pasti akan nikmat sekali jika dia bisa minum sesuatu yang manis dan dingin.Setelah memastikan pesannya terkirim gadis itu memasukkan handphone ke dalam tas dan memasuki kafe. Ada sedikit antrian di depan meja kasir saat dia masuk ke dalam. Rupanya hari itu kafe cukup ramai sehingga sebagian besar meja terisi.Baru saja Alana mengantri saat gadis di barisan depan menyelesaikan transaksinya dan berbalik. Gadis itu menyelipkan rambut ke belakang telinga dan Alana langsung mengenali kuku panjang berwarna cerah itu. “Oh, astaga. Lihat siapa ini?”Leona sudah berdiri di samping Alana yang menunggu antrian. Gadis itu sedang bersama seorang teman dan mereka memandangi Alana dengan tatapan penuh racun. Alana hanya melirik Leona sekilas kemudian mendekapkan tanga
Read more
BAB 59 – Undangan
Alana sedang berangkat kuliah bersama Eric saat pemuda itu berkata, “Kudengar kau baru saja membuat kehebohan.” Gadis itu langsung menolehkan kepalanya untuk menatap Eric, “Aku tidak menduga gadis sepertimu akan berkelahi.” Eric terkekeh.“Gadis itu yang memulai duluan!” kata Alana singkat.“Tetap saja aku sama sekali tidak menyangka. Aku rela memberikan apa pun agar bisa menyaksikannya langsung.” Eric kembali tergelak.Alana memicingkan mata menatap Eric, “Dari mana kau tahu soal itu?”“Kau tidak tahu kalau Leona satu jurusan denganku? Kau benar-benar membuat reputasinya hancur.” Kata Eric senang.“Memangnya kau jurusan apa?”Eric mendesah, “Aku heran kenapa kau baru menanyakannya sekarang.”“Karena sebelumnya aku tidak ingin tahu. Buatku itu itu bukan informasi yang penting.”“Dan sekarang bagimu itu penting?” tanya Eric memicingkan mata menatap Alana.“Tentu saja. Karena kau berada di jurusan yang sama dengan wanita iblis itu.”“Aku dan Leona berada di jurusan psikologi.” Eric memb
Read more
BAB 60 – Rumah Eric
Untuk kunjungan ke rumah Eric Alana memilih sebuah gaun santai namun sopan berwarna hitam selutut dengan lengan pendek. Eric bilang akan menjemputnya sekitar pukul sembilan pagi. Sherly menyiapkan bingkisan untuk dibawa ke rumah Eric, dan dia senang karena keluarga Eric mengundang Alana ke rumah mereka.Braden terlihat uring-uringan ketika tahu Alana akan mengunjungi rumah Eric. Dia menatap Alana dengan dingin saat Alana tidak sengaja beradu tatapan dengannya. Alana tidak tahu mengapa Braden masih saja bertingkah kekanakan jika menyangkut soal Eric.“Padahal aku berencana mengajakmu jalan-jalan hari ini.” Kata Adrian pagi itu dan terlihat kecewa ketika tahu Alana akan pergi ke rumah Eric.Alana tersenyum mencoba untuk menghibur. “Kita bisa pergi setelah aku pulang nanti. Aku pasti tidak akan lama.”Tetapi Adrian menanggapi ide itu dengan tidak bersemangat. Sepertinya dia sudah telanjur kecewa. Alana sebenarnya juga kecewa karena tidak bisa pergi dengan Adrian. Padahal aku ingin sekal
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status