Semua Bab Istri Kontrak Tuan Anthony: Bab 21 - Bab 30
71 Bab
Kau Siapa?
"Ketika aku masih kecil, ibuku bunuh diri karena depresi, dua tahun kemudian ayahku melakukan hal yang sama, itulah alasan mengapa aku tinggal bersama nenek..."Rachel sepertinya ditampar oleh pengakuan Nicholas, dia menatapnya dengan tatapan terkejut."Well, hanya itu yang perlu kau ketahui!" tutup Nicholas dengan sedikit gugup. Rachel mengerutkan kening kecewa, mengharapkan Nicholas untuk mengatakan lebih banyak, tapi ia tahu ia tidak bisa memaksanya untuk bicara."Jangan menatapku seperti itu!" katanya singkat, bahkan tanpa menoleh ke arah Rachel, dia tahu Rachel sedang menatapnya dengan tatapan sedih.Rachel mendengus,"Apa? Aku bahkan tidak menatapmu! Kau lucu sekali," sahutnya lalu cepat-cepat menggigit sebatang coklat di tangannya, dia membuang muka tidak ingin Nicholas melihatnya saat ia menyeka air mata dari sudut matanya yang basah. Bagaimana dia bisa mengeluh tentang hidupnya ketika dia memiliki keluarga yang sempurna? Dia tidak pernah tahu bahwa seseorang seperti Nicholas
Baca selengkapnya
Sentuhan Sebelum Makan Malam
Rachel berdiri kaku, panik, tidak tahu apa yang harus ia lakukan tetapi tiba-tiba Nicholas meraih tangannya dan membawanya lebih dekat ke neneknya."Nenek, ini Rachel, pacarku," katanya santai, sementara di sampingnya Rachel sibuk menenangkan jantungnya yang berdebar kencang, memekakkan telinga."Selamat malam Mrs. Anthony," sapanya ragu-ragu. Sesaat Zelda Anthony, nenek Nicholas hanya menatapnya dalam diam. Dia tidak mengatakan apa-apa setelah itu dan memalingkan wajahnya kembali ke kolam ikan, membuat Rachel merasa kalah telak. Apakah ia baru saja di tolak?"Rose! Bawa aku kembali ke kamarku!" kata nenek melambai pada perawatnya yang berdiri tidak jauh darinya. Rachel menatap Nicholas dengan bingung, dia tidak tahu bahwa Nicholas dan neneknya sedang dalam perang dingin."Nenek, kita..." Kata-kata Nicholas menggantung di udara saat Nenek mengangkat tangannya, menyuruhnya berhenti. "Rose, aku sangat mengantuk," katanya kepada Rose, mengabaikan cucunya seolah-olah dia tidak ada di sana
Baca selengkapnya
Restu Nenek
Rachel dan Nicholas saling memandang dengan heran,"Yes!" Nicholas berteriak."Tuan Anthony, nenekmu sudah menunggumu di bawah.""Kami akan sampai di sana dalam lima menit!" kata Nicholas. Mendengar itu, Rachel bergegas mengambil gaunnya, tetapi tangan Nicholas menghentikannya."Apakah kau tidak ingin menyelesaikannya?" tanyanya dengan tatapan memohon. Rachel menelan ludah, sebenarnya dia juga memiliki keinginan yang sama, tapi sebelum ia sempat untuk memutuskan, tiba-tiba Nicholas melangkah maju untuk menciumnya dengan penuh gairah dan di menit berikutnya mereka sudah menyatu dalam hasrat yang berapi-api."Kau sudah selesai?" Nicholas bertanya dengan berbisik di telinga Rachel."Ya..." jawab Rachel dengan suara serak karena merasa seperti sedang melayang, apa yang baru saja mereka lakukan benar-benar luar biasa!Dengan gugup Rachel bergegas mengambil celana dalamnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia berdiri dan menatap bayangannya di cermin. Apakah yang dia lak
Baca selengkapnya
Nightmare & Daydream
"Sekarang semuanya menajdi semakin rumit..." kata Rachel mondar-mandir di kamar tidur mereka."Apa yang rumit? Orang tuamu percaya bahwa kau hamil, bukankah nenek harus berpikiran sama dengan mereka?" kata Nicholas, berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit."Bagaimana kita akan menjelaskan kepada mereka nanti bahwa kehamilan itu tidak pernah benar-benar ada?""Kita akan memikirkannya nanti, aku sangat mengantuk sekarang ..."Rachel menarik napas dalam-dalam, dia menoleh ke Nicholas yang sudah memejamkan matanya dengan rapat.Dia menatap wajah tampan itu, tiba-tiba dia ingat apa yang mereka lakukan sebelum makan malam tadi, sentuhannya, napasnya tepat di belakang telinganya, dia menggigit bibirnya merasakan getaran yang membuat gairahnya naik seketika. Dia berjalan mendekat ke arah Nicholas, tangannya terulur untuk menyentuh pipi Nicholas tapi tiba-tiba."Apa yang sedang kau lakukan?" dia terbangun dengan mata setengah tertutup."Bukan apa-apa, ada kotoran di pipimu," kat
Baca selengkapnya
Sex On The Plane
"Jaga dirimu, aku tahu kau adalah wanita yang aktif tapi kau harus ingat bahwa kau sedang hamil!" kata Nenek saat Rachel dan Nicholas berpamitan. Rachel tersenyum manis,"Jangan khawatir Nenek, aku pandai menjaga diri, jadi, sampai jumpa minggu depan?""Tentu saja, ayo peluk aku!" kata Nenek ringan.Nicholas berdeham, "Jadi aku orang asing sekarang? Aku bingung, sebenarnya cucumu yang mana, Nek?""Maaf, kau siapa?" goda Rachel bercanda membuat mereka bertiga tertawa terbahak-bahak. Nicholas membungkuk untuk memeluk erat Neneknya yang duduk di kursi roda."Aku sangat senang untukmu Nico, hari yang kunantikan akhirnya akan datang!" bisik Nenek tepat di telinga Nicholas."Aku tahu, jangan lupakan janjimu! Kau harus menepatinya jika ingin melihat kami bahagia," katanya dengan intonasi serius. Nenek tersenyum lebar, "Tentu saja aku janji, lagi pula aku ingin hidup lebih panjang agar bisa menimang cicitku," sahutnya dengan riang. Ia selalu menghindari intonasi sedih saat membahas penyakitny
Baca selengkapnya
Takut Hamil
Pesawat yang mereka tumpangi mendarat di bandara JFK dengan mulus. Mereka berjalan beriringan menuju lobi tempat sopir Nicholas menunggu. Mereka belum berbicara sama sekali sejak percakapan terakhir mereka di pesawat."Aku mau ke apartemenku," kata Rachel saat mereka sudah berada di dalam mobil. Nicholas menoleh padanya, "Lebih mudah jika kau ikut denganku ke penthouse," jawabnya datar. Rachel berdeham, "Jangan khawatir aku tidak akan lari darimu, aku hanya, aku hanya perlu memperbaiki keadaan..." dia tergagap. Nicholas mengangkat bahu, "Oke," jawabnya singkat, dia tidak bisa menahan Rachel karena mereka belum menikah.Mobil bergerak dengan kecepatan sedang menuju apartemen Rachel. Rachel menggigit bibirnya, menatap jendela dengan pandangan kosong. Bagaimana jika dia hamil? Bagaimana dia bisa menjadi orang yang begitu bodoh!"Kau tidak akan hamil, percayalah," kata Nichola seolah bisa membaca pikiran Rachel. Rachel menoleh ke arahnya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Mereka tetap
Baca selengkapnya
Pengalih Perhatian
"Kemana kau pergi?" tanya Lucy saat melihat Rachel keluar dari kamarnya membawa tas tangan. "Um, aku akan menemui seseorang," jawabnya dengan santai."Seseorang?" Lucy mengernyit curiga. Rachel meringis, dia melompat ke atas sofa dan duduk di samping Lucy, "Apakah kau ingat Trey Cole dari Michigan?" dia bertanya.Lucy mengangguk, “Ya, seniormu di perguruan tinggi, kenapa? Kau mau bertemu dengannya?” dia tidak terdengar senang sama sekali. "Ada apa dengan wajah itu?" tanya Rachel, memiringkan kepalanya.Lucy menghela napas, melipat tangannya di depan dada.“Dengar, pernikahanmu hanya tinggal menghitung hari! Kau tidak bisa menemui siapapun pada saat seperti ini! Nicholas sangat terkenal di kalangan warga New York! Orang-orang akan bergosip tentangmu!”Rachel menggigit bibirnya sambil menggaruk bagian belakang lehernya, bingung. “Kami hanya berteman, aku dan Trey Cole! Orang-orang akan mengerti!” katanya, mencoba membuat alasan.“Tidak, mereka tidak akan melihat kalian dengan tatapan s
Baca selengkapnya
Cemburu?
Sebelum Lucy sempat menjawab, ponsel Rachel tiba-tiba berdering. Panggilan dari Nicholas. Dia mengambil napas dalam-dalam, tidak bisakah dia punya waktu sendiri? Mengapa Nicholas selalu menghantuinya?"Apa?" sapanya singkat."Kau harus ikut denganku, kita harus bertemu dengan wedding organizer yang akan mengurus pernikahan kita," kata Nicholas datar."Untuk apa? Lagipula pendapatku tidak penting? Kau yang mengatur semuanya, aku tidak peduli dekorasi apa yang akan dipasang olehmu," kata Rachel acuh tak acuh."Oke, aku akan memberitahu mereka bahwa kita akan menggunakan tema Disney seperti yang kau mau.""Tunggu! Apa? Tema Disney? Kau, kau tidak sedang bercanda, kan?" Rachel menjadi sangat bersemangat."Katakan kapan aku pernah bercanda? Keluar sekarang, aku di lobi,""Bagaimana kau tahu aku ada di sini?!" Rachel benar-benar terkejut, seingatnya tidak ada yang tahu ia berada disana."Kau lupa siapa aku? Aku Nicholas Anthony!" katanya dengan bangga.Rachel memutar matanya, "Oke, aku akan
Baca selengkapnya
Teman Lama
Rachel berdeham,"Apa pun yang ada di kepalaku saat itu bukan urusanmu! Aku ingin tahu apa yang benar-benar membuatmu kesal? Apakah karena aku ingin membatalkan perjanjian hubungan seksual yang konyol itu, atau karena aku bilang aku mencintai Trey Cole? Kau tahu? Kau selalu menuduhku memiliki perasaan lain terhadapmu, tetapi apakah kau menyadari bahwa di antara kita kaulah yang selalu terlihat cemburu!" bentaknya, tidak ingin terpojok. Ia harus membalikkan serangan agar Nicholas tidak semena-mena terhadapnya, mengapa seolah-olah semua masalah selalu datang karena salahnya?!Nicholas tampak terkejut melihat ocehan Rachel yang berani, dia segera menegakkan punggungnya seolah-olah dia telah ditampar oleh kata-kata Rachel yang terasa begitu benar."Aku bilang aku tidak menyukai pria itu! Dan kau! Selama kau berada di bawah kontrak pernikahan denganku, kau tidak dapat melakukan apa pun dengan siapa pun! Apakah kau mengerti?! Bukan karena aku menyukaimu atau apa, tapi karena aku Nicholas An
Baca selengkapnya
Breaking News
"Apakah kau bercanda? Untuk apa kau ikut dengan kami?" oceh Rachel yang akhirnya membatalkan rencananya untuk pergi makan malam dengan Danny. Nicholas mengangkat bahu, "Aku hanya ingin bergabung, apa salahnya?" katanya ringan. "Haha, kau pikir aku percaya? Kau hanya senang merusak kesenanganku!" Rachel memutar matanya, lalu memalingkan wajahnya ke jendela lagi. Saat itu mereka sedang berada di dalam mobil, baru sajakeluar dari kawasan The Plaza. "Kemana kita akan pergi?" Rachel bertanya dengan acuh tak acuh. "Pulang," kata Nicholas singkat. "Oke, antarkan aku ke apartemenku," kata Rachel dengan tegas. "Tidak, kita akan kembali ke penthouseku," sahut Nicholas sama tegasnya, ia tidak menerima penolakan. "Oh ayolah! Kita belum menikah! Kita tidak harus hidup bersama! Aku ingin kembali ke apartemenku!" Nicholas menepikan mobilnya, "Dengar, aku tidak punya waktu untuk menjemputmu! Pernikahan tinggal beberapa hari lagi! Kau pikir mudah mengatur pernikahan mendadak?!" katanya dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status