Lahat ng Kabanata ng Misteri Masalembo : Crash Landing : Kabanata 51 - Kabanata 60
68 Kabanata
Part-51: Terjerembab Dalam Perang Dunia Ke Dua
Ingrid dan Devi mematung tak ingin lagi bicara. Pikiran kalut mengingat negara Normandia, nun jauh di eropa sana. Juga membayangkan suatu masa di saat berkecamuknya perang dunia ke dua. Puluhan tahun yang silam lamanya. Operasi overlord, tahun 1944 di Normandia. Di masa itulah kini mereka berada. Di tengah-tengah berkecamuknya perang dunia ke dua. Pasukan sekutu tengah menginvasi Jerman yang menguasai Eropa barat saat itu. Ingatan Devi yang ikut menemani Adam dalam ruang kokpit pesawat itu tiba-tiba menerawang jauh. Perasaannya seperti tersayat. Teringat olehnya akan wajah kedua orang tuanya nun jauh di sana. Rindu dia rasakan, namun Devi berpikir, dia tak akan mungkin bisa kembali bertemu dengan mereka. Lalu..... terbayang juga olehnya akan kampung halaman yang telah lama dia tinggalkan. Di suatu lembah yang diapit oleh dua buah gunung, merapi dan singgalang. Kampung yang indah dengan nuansa pegunungan. Di sanalah dia dulu dibesarkan. Dan kini, tak akan ada
Magbasa pa
Part-52: Teror Makhluk Siluman
Bergegas Adam meninggalkan kursi pilot. Namun langkahnya terhenti. Dia berdiri di balik pintu kokpit mengamati keadaan dalam ruang kabin penumpang. Cukup lama dia berdiri di balik pintu itu. Suara auman, mirip suara harimau lapar mengaum kembali terdengar dari dalam ruangan penumpang. Adam terlihat seperti bersiap-siap. Dia mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Sepertinya akan ada pergulatan hebat dalam pesawat. Devi menunggu-nunggu cemas apa yang akan terjadi. Gadis itu menatap tajam-tajam pada Adam. Jelas sekali ketegangan terpancar dari wajahnya yang ayu. Adam memberi isyarat agar pramugari itu tetap diam, Namun Devi tak menghiraukannya. “Apa mas?” Devi malah bertanya. “Sssst…, diam….!” Adam memperingatkan Devi agar tetap diam.***** Mengerikan...! Makhluk-makhluk aneh berambut putih bermunculan. Wajah-wajah mereka yang hitam menyeramkan. Mulut yang bertaring panjang menganga lebar mengerikan. Seperti drakula yang haus akan darah mencari korban
Magbasa pa
Part-53: Tubuh Membara Seorang Perwira
Tak seorang pun yang menduga, tubuh pemuda yang berhasil mengambil alih kemudi pesawat itu mendadak terbakar dan berubah merah, menjadi sosok yang menyeramkan. Namun... dia tidak menakutkan. Penumpang yang berada di sekitar Adam berpindah tempat untuk menghindar. Tak ingin mereka jadi korban sasaran. Adam mengamuk. Gerakan kedua tangannya begitu lincah. Api berkobar. Tersembur dari ujung-ujung jarinya. Seperti cahaya halilintar menyilaukan mata yang menyambar puncak gedung pencakar langit. Sigap...., Adam langsung menyerang makhluk-makhluk iblis berkuku panjang yang mengerubunginya. Ruangan pesawat kini disuguhi adegan pergulatan yang menegangkan. Makhluk-makhluk iblis meraung-raung kepanasan tersembur cahaya panas dari jari-jari Adam. Mereka berputar dengan tubuh terbakar. Lalu jatuh tertelentang di gang pesawat. Makhluk-makhluk itu gosong berwarna hitam seperti arang. Sebahagian dari mereka masih ada yang mampu bertahan, lalu kembali berdiri dan menyerang. T
Magbasa pa
Part-54: Asap Yang Tersisa
Di beberapa bahagian lain dalam ruang pesawat masih ada api yang menyala. Sebuah selimut terbuat dari bahan kain terbakar di atas sebuah kursi. Tak ada penumpang yang terlihat duduk di sana. Mungkin saja jasadnya sudah lenyap. Atau mungkin saja penumpangnya sudah berpindah tempat. Tak jauh dari sana, beberapa kantong plastik yang teronggok di atas sebuah kursi dan tas sandang milik penumpang juga terbakar. Dan itu pasti karena terkena percikan api yang tersembur dari tangan Adam tadi. Tak ada ventilasi dalam ruangan pesawat. Asap akan terus berputar-putar dan terjebak di sana. Jika dibiarkan, asap akan terus mengepul dan menebal. Dan itu tentunya menimbulkan bencana bagi semua orang ada dalam pesawat. Sebagai seorang tentara, sigap Adam bertindak. Pemuda itu mencari-cari sesuat untuk memadamkan api. Ada beberapa botol air minum mineral terlihat di kursi-kursi penumpang. Dengan cepat Adam menyambar botol-botol yang penuh berisi air itu. Langsung dibukanya.
Magbasa pa
Part-55: Keresahan Dalam Pesawat
Ruangan pesawat hening. Semua yang mendengar pertanyaan lelaki itu terdiam. Seluruh pasang mata penumpang masih mengarah pada Adam. Tatapan itu penuh pengharapan. Dan semuanya berujung pada satu pertanyaan. “Apakah mereka akan selamat dan bisa kembali pulang.” Masih saja Adam menampakkan sikap tenangnya. Dia berusaha sebisa mungkin menutupi apa sebenarnya yang sedang terjadi. Memang..., begitu berat bagi Adam untuk mengatakan “.... tahun 1944 ....” Tak ingin dia melihat penumpang semakin pucat dan terperanjat. Apalagi jika harus berterus terang bahwa pesawat itu kini tengah berada di angkasa Normandia dalam kancah perang dunia ke dua. Belum juga Adam menjawab. Penumpang semakin berharap. Devi menggeleng-geleng melihat Adam yang tak mau berterus terang. “Mas..., lebih baik katakan saja, kalau tidak, penumpang semakin frustrasi dan panik.” Pinta Devi, agar Adam berterus terang saja tentang semuanya. “Mereka semua telah menduga sebelumnya bahwa pesawat me
Magbasa pa
Part-56 : Back to The Storm
Sisa perjalanan menuju pusat badai kurang dari lima belas menit lagi. Suasana dalam ruang kabin penumpang sunyi tanpa suara. Yang terdengar hanya suara dengungan mesin turbo fan pesawat yang tak berirama. Tubuh terasa remuk dihempas kejadian demi kejadian. Lelah pun tak lagi tertahankan. Rasa ketakutan untuk sementara terkalahkan. Penumpang pun kini tertidur lelap dengan satu harapan. “Pulang dengan selamat.” Perjuangan untuk kembali pulang tidaklah mulus. Cuaca sebegitu cepatnya berubah. Namun jarak pandang masih dalam batas normal. Awan-awan putih bergumpal-gumpal terlihat jelas di depan pesawat. Angin pun berhembus dengan kecepatan mulai berlipat-lipat. Pesawat Airbus A320 itu mulai menebas awan. Guncangan-guncangan kecil terasa. Semakin lama guncangan semakin kencang. Awan-awan putih semakin menebal. Sebahagian terlihat hitam bergumpal-gumpal. Tak ada kecemasan pada wajah penumpang terlihat. Karena memang semua sedang tertidur lelap. Ruang kokpit men
Magbasa pa
Part-57: Tubuh-Tubuh Yang Terhempas
Kini...., ketakutan menguasai segalanya, penumpang tak tahu lagi harus berbuat apa, untuk menjerit saja mereka sudah tak lagi bisa. Semuanya pasrah, masing-masing orang berpegangan erat pada tangan-tangan kursi pesawat agar tidak terloncat, kepala terasa cenat-cenut serasa ingin muncrat. Bukan hanya penumpang, kokpit pesawat Airbua A320 itu juga ikut tersentak kaget. Adam, seorang Perwira muda usia 27 tahun yang berhasil mengambil alih kemudi pesawat setelah kedua pilot tewas tersambar petir itu juga terhuyung ke depan. Ingrid Rose, gadis cantik asal Austria yang ikut menemani Adam dalam ruangan kokpit pesawat itu tak kalah kagetnya, sama sekali dia tak menduga bahwa pesawat itu akan kembali terhempas. “Adam what hell is that...? I feel this plane is slowing down.” .........Adam, ada apa sebenarnya, saya merasakan pesawat melambat....... Suara Ingrid terdengar bergetar menanyakan sesuatu pada Adam. Dia merasakan sentakan yang cukup keras di kursi ko-pilot, dan pesawat
Magbasa pa
Part-58: The Death Behind Storm
Pesawat Aibus A320 itu masih terus tersedot seperti tersedotnya kutu-kutu busuk dalam sebuah selang vacuum cleaner. Tentu saja teler kutu-kutu busuk itu dibuatnya, seperti itulah diibaratkan telernya sisa-sisa penumpang yang masih bernyawa. Bukan satu atau dua detik lamanya, tapi bermenit-menit pesawat Airbus A320 itu tersedot. Melejit kencang dalam pusaran kabut asap hitam, melayang pada kecepatan 1.300 kilometer per jam, atau setara dengan kecepatan suara. Detik-detik menuju pesawat tersembur dari badai hitam, kembali terjadi ledakan dahsyat di angkasa. “.... duaaaaaar....! buuuuuuuum....!” Pesawat Airbus A320 itu muncrat, tersembur setelah suara ledakan, keluar dari pusaran kabut asap. Badan pesawat nyaris pecah, seluruh penumpang kini terbebas dari jeratan masa lalu yang sangat hitam. Bagai penerjun putus parasutnya, tubuh-tubuh penumpang terjerembab, napas terasa sesak, tak seorang pun yang sanggup berteriak.***** (Tanggal 1 Januari – pukul 05:17 pagi hari
Magbasa pa
Part-59: Prepare For Emergency Landing
Waktu semakin tak bersisa, detik-detik menuju pendaratan darurat di atas air semakin cepat terasa. Sesaat Adam mencoba menenangkan dirinya, lalu dia melirikkan wajahnya ke arah Ingrid. “Ingrid...., prepare for emergency landing now, please..” ..........Ingrid, sekarang bersiap-siaplah untuk pendaratan darurat........ Pinta Adam singkat, agar Ingrid bersiap-siap untuk pendaratan darurat. Kedua bola mata Adam menatap tajam-tajam wajah gadis itu. Ingrid terdiam menundukkan kepala. Bibirnya terkatup setelah mendengar apa yang dikatakan Adam. Kekhawatiran tersamar di balik kecantikan wajahnya. Adam menangkap adanya kekhawatiran itu. Lalu dia membisikkan sesuatu di telinga Ingrid. “Hi..., Ingrid..., you no need to worry..... I will save you what ever happened, and I’ll keep my promised.” ..........hei Ingrid, kamu tak perlu khawatir, apapun yang akan terjadi aku akan tetap menyelamatkanmu, aku berjanji.......... Untuk yang ke sekian kalinya Adam mengikrarkan jan
Magbasa pa
Part-60: Crash Landing (Pesawat Yang Terbelah)
........Bahagian ini menceritakan kejadian yang mengerikan. Kebijaksanaan pembaca diperlukan (kalau takut jangan dibaca ya)......... ***** Penglihatan Adam tiba-tiba saja dikagetkan oleh kemunculan sebuah pulau misterius yang terlihat di tengah-tengah lautan. Pulau yang muncul itu menyeramkan, terlihat tandus dipenuhi gunung-gunung batu tanpa pepohonan. Banyak terlihat bangunan-bangunan aneh mirip tembok besar di cina, piramida atau candi yang menghiasi sebahagian besar permukaan pulau itu. “Pulau itu lagi...? mustahil.!” Mata Adam terbelalak tak percaya. Adam masih ingat, pulau itulah yang pernah dia saksikan enam bulan yang lalu. Begitu angker terlihat, pulau itulah yang membawa bencana bagi Adam enam bulan yang lalu. Hanya beberapa detik setelah Adam menyaksikan kemunculan pulau itu, pesawat Hercules Lockheed C-130 yang dia piloti meledak di angkasa dan hancur berkeping-keping sebelum tercebur ke dalam lautan. Tak ada firasat apa-apa yang dirasakan ol
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status