All Chapters of Misteri Masalembo : Crash Landing : Chapter 11 - Chapter 20
68 Chapters
Part-11: Makhluk Berwajah Gosong
(1 Januari – pukul 01:55 dini hari) Baru saja beberapa menit pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ-1949 itu mengudara pada ketinggian jelajah terbangnya, Moni, seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi nomor 3B kelas bisnis langsung kebelet ingin ke toilet. Moni melirik arloji mungilnya..., jam menunjukkan pukul 01:55 dini hari. Namun...., Moni apes, baru saja dia berdiri dari duduknya, seorang pria berpakaian kelelawar serba hitam tiba-tiba berjalan ngebut menyalip langkahnya. “Waduh..., sial tuh orang, padahal aku lagi kebelet bener..!” Celoteh Moni monyong-monyong. Langkah pertamanya langsung terganjal, Moni kembali duduk menghempaskan pantattnya di kursi pesawat. Suatu keanehan terlihat oleh Moni, seseorang berpakaian hitam itu secara misterius menghilang tepat di depan pintu toilet. “Wah..., ke mana perginya orang itu, kok tiba-tiba dia bisa menghilang...?” Moni melongo melihat kaget. Belum sempat lagi kekagetan Moni menghilang, la
Read more
Part-12: Suara Gaib
(1 Januari - pukul 02:06 dini hari) Beberapa menit setelah teriakan Moni berlalu, suasana dalam ruang kabin penumpang pesawat Airbus A320 itu kembali merayap sunyi. Hawa dingin menyerang, kantuk pun mengundang. Sebahagian besar penumpang yang memang sudah kelelahan terlalu lama menunggu di bandara tadi kini tertidur dengan pulasnya. Yang terdengar hanya suara dengingan mesin turbo-jet pesawat yang tak berirama. Di luar pesawat terlihat sangat gelap. Kedipan lampu-lampu navigasi pesawat berwarna putih menyala terlihat jelas di wing tip yang terdapat di kedua ujung sayap. Itulah satu-satunya pemandangan yang bisa dinikmati oleh penumpang yang kebagian tempat duduk di deretan jendela. Pramugari cantik juga tak terlihat lagi, bersembunyi dibalik tirai di bagian depan dan belakang kabin pesawat. Hampir setengah jam mengudara, pesawat melaju tanpa guncangan di antara indahnya malam dan taburan bintang. Kecepatan pesawat terpantau di posisi 438 knots, atau hampir mendekat
Read more
Part-13: Bayang-Bayang Hitam
Ketakutan di benak Lisa semakin menggila. Sembari berteriak, pintu itu kemudian dia pukul-pukul dengan sekuat tenaga. Aneh yang dirasakan Lisa, karena tak ada seorang pun yang mendengar teriakannya. Kembali Lisa mencoba. Dia menjerit lagi, juga minta tolong lagi. Namun Sia-sia belaka. Hingga kelelahan pun Lisa menjerit, namun masih tak ada seorang pun yang mendengarnya. Kelelahan pun mulai terasa. Lisa akhirnya berhenti menjerit. “Tak mungkin...!” Lisa menggelengkan kepala. “Mengapa pramugari dan penumpang yang duduk di samping toilet tak mendengar....?” Pikir Lisa lagi merasa ada sesuatu yang aneh. Memang terasa aneh. Padahal Lisa ingat. Selain penumpang, dia juga melihat ada dua orang pramugari yang bertugas di kabin bahagian belakang pesawat sedang duduk di sana tadi. Tak mungkin jika tak ada seorang pun yang mendengar teriakannya. Melihat pintu toilet itu tak bisa dibuka, sesosok makhluk yang kesal itu tertawa pada Lisa. Seolah-olah dia mengejekn
Read more
Part-14: Kursi Nomor 13
Pandangan Lisa kemudian merayap ke mana-mana mencoba mengurai kejenuhan. Bahkan, kursi demi kursi di barisan depan diperhatikannya walau itu tak ada guna. Hampir seluruh penumpang tertidur lelap melipat tangan dilihatnya. Tak ada suara yang terdengar, kecuali suara ngorok beberapa orang penumpang. Wajah Lisa kemudian mengarah ke sisi sebelah kiri ruang kabin pesawat. Tatapannya mendadak tertumbuk pada seorang Perwira muda yang duduk di kursi nomor 16D, tepat di sisi sebelah kirinya. “Sepertinya aku pernah melihat pemuda itu.” Pikir Lisa menyipitkan mata mencoba mengingat-ingatnya. Cukup lama Lisa mencuri pandang pada pemuda yang duduk tak jauh di sampingnya. Mengamati raut wajahnya, juga seragam militer yang dia pakai. “Pemuda itu..?” Ingatan Lisa tiba-tiba tersentak. “Ya Tuhan...., dia itu sepertinya mirip dengan pemuda berpakaian militer yang aku temui di toilet dalam mimpi ku tadi.” Pikir Lisa. Sesaat Lisa menundukkan kepalanya, mengerutkan kening da
Read more
Part-15: Balita Bermain Boneka
Pandangan Rosma masih terus berputar-putar menjelajah angkasa. Sudut-sudut langit semakin dipantaunya begitu lama untuk menyibak gundah di hatinya. Dan lagi-lagi, sesuatu yang mengejutkan menyengat penglihatan Rosma. Sebuah sambaran halilintar mendadak muncul menerjang lautan. Kali ini jauh lebih keras suara dentumannya dari yang tadi. Sontak Rosma terperanjat pucat. “Busyeeeeeeeeet...!” Pantat Rosma terangkat melihat. Seram apa yang disaksikan oleh Rosma Langit hitam seketika berubah merah membara. Angkasa seolah-olah terbakar berkobar-kobar. Badan Rosma seakan menggelegar walau tidak tersambar. Laksana tembakan kanon roket ke udara, cahaya kilat itu berkejar-kejaran, tampak berliku-liku bak cakaran kuku-kuku setann. Melejit secepat kilat tak berapa jauh dari ujung sayap pesawat. “Mampus deh....!” Umpat Rosma Ciut dan pucat...., Rosma tak lagi bernyali. Jantungnya seolah-olah bocor disabet sengatan listrik tegangan tinggi. Darah seakan terhenti mengalir
Read more
Part-16: Kuntilanak Berambut Panjang
Kulit jidat Rosma terlihat semakin berkerut-kerut bagai kulit jeruk purut. Memang, tak ada terlihat sesuatu yang aneh di sana, atau juga penumpang yang membawa anak kecil dalam pesawat. Namun Rosma benar-benar mendengar suara-suara tangisan itu. Tapi anehnya juga..., kenapa hanya dia yang bisa mendengarnya. “Aneh ya Dan, kok hanya aku saja yang bisa dengar suara-suara itu.?” “Mungkin karena bosan kali sudah kelamaan di dalam pesawat.” “Ya....., mungkin saja sih.” “Ya sudah, tak lama lagi kan pesawat akan transit di Makasar.” “Aku tahu Dan, tapi itu kan masih satu jam lagi, tapi ngomong-ngomong beneran nih kamu nggak ngerasain ada sesuatu yang aneh dalam pesawat ini.?” “Nggak ada tuh, semua biasa-biasa saja, sudah kamu merem aja dulu, mana tahu bisa tenang.” “Tapi perasaan aku sebenarnya mengatakan memang ada sesuatu yang tak beres dalam pesawat ini Dan.” “Ah, nggak ada itu, kamu saja yang dasarnya memang sudah penakut.!” Sindir Danu,
Read more
Part-17: Rantai Cumulonimbus
Siska, salah seorang mahasiswi ilmu kelautan yang ikut dalam rombongan di pesawat itu melirik jam yang ada di handphonenya. Pukul tiga pagi tinggal beberapa menit lagi, namun penerbangan terasa lama olehnya, dan juga sangat membosankan. Beberapa kali Siska merasakan pesawat itu hanya berputar-putar saja di atas lautan, seperti sebuah pesawat yang kehilangan arah di alam luas. Hal itu tentu saja membuat dirinya merasa cemas. “Sudah lebih dari satu jam pesawat mengudara, tapi rasanya kok masih berputar-putar di atas lautan saja ya, ada apa sebenarnya ini...? jangan-jangan ada masalah pada sistem navigasinya lagi, wah bisa berabe nih....!” Pertanyaan konyol itu tiba-tiba saja mencuat dalam benak Siska. “Rissa....., seingat aku penerbangan ke Makassar paling lama kan cuma dua jam, tapi sampai sekarang kok rasanya pesawat ini masih berputar-putar saja, kapan sampainya kalau begini begini terus...?” Celoteh Siska pada Rissa yang duduk di sampingnya. “Yaaa...., es pu
Read more
Part-18: Kanal Halilintar
Pesawat Airbus A320-214 dengan nomor penerbangan XZ 1949 itu masih saja berada di antara selatan pulau Kalimantan dan Sulawesi selatan yang dikontrol oleh menara pengawas yang berlokasi di Makassar. Pesawat terjebak di sana, terus berputar-putar dalam sebuah garis khayal yang menghubungkan pulau Bawean dan kota Majene dengan kepulauan tengah yang berada di laut Jawa. Daerah tersebut termasuk wilayah perairan masalembo yang sering dihubungkan orang dengan banyak cerita mistis dan aura negatif, karena sering terjadi penampakan makhluk-makhluk gaib di sekitar sana. Tak jarang kecelakaan yang sangat mengerikan kerap menimpa kapal laut atau pesawat udara yang kebetulan sedang melintas di daerah tersebut. Dan untuk kali ini kejadian alam yang aneh di luar jangkauan akal sehat manusia itu benar-benar dialami oleh pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 itu. Suatu fenomena yang hampir tak pernah terjadi, di mana menyatunya awan-awan hitam bermuatan listrik dengan k
Read more
Part-19: Cockpit Chaos
Ruang kokpit pesawat begitu kacau. Pintu kokpit terlihat dalam keadaan terbuka, tampak gelap dan begitu ‘chaos’ carut-marut di dalamnya. Gagang telepon untuk komunikasi internal ‘interkom’ antara kru dalam pesawat yang terlepas dibiarkan tergayut di belakang dinding kokpit. Gagang itu terlihat masih bergoyang-goyang. Dua orang pramugari cantik terlihat mematung di belakang ruangan kokpit pesawat. Mereka diam bersandar di dinding kokpit. Keduanya menggigil, walau mereka tidak sedang kedinginan, mulut terkatup dengan warna bibir terlihat memucat. Adam mendengar suara salah seorang dari mereka sedang berada di dalam ruangan kokpit kemudi. Sepertinya salah seorang pramugari ada yang sedang membangunkan pilot dan kopilot. Dengan cepat Adam mengetahui bahwa pesawat itu kini terbang dalam keadaan acak dan tak ada yang mengendalikannya. “Loh...., memangnya ada apa mbak...?” Adam langsung bertanya kepada salah seorang dari mereka. Namun......, kedua pramugari itu menjawab denga
Read more
Part-20: Kabin Yang Terhempas
(.............bahagian ini menggambarkan situasi yang mengerikan dalam ruangan pesawat..., kebijakan dan kedewasaan pembaca dibutuhkan...........)***** Radar cuaca memang menunjukkan pesawat sedang berada di tengah-tengah pusaran badai. Beberapa tumpukan awan badai juga masih terus bergerak saling mendekat satu sama lain. Tak ada jalur kosong terlihat. Pesawat Airbus A320 itu sudah dipastikan akan kembali terjebak beberapa saat lagi. . “Cepat mbak, panggil beberapa orang penumpang untuk mengevakuasi ke dua tubuh pilot ke luar ruangan kokpit....! kita tak punya banyak waktu lagi, kalau tidak mereka berdua bisa celaka.” Pinta Adam pada pramugari agar segera melakukan evakuasi terhadap kedua pilot yang sekarat. Seorang pramugari buru-buru keluar dari dalam ruangan kokpit pesawat. Empat orang penumpang dewasa di barisan depan bergegas melepaskan sabuk pengaman diminta oleh pramugari untuk membantu mengevakuasi kedua pilot dari dalam ruang kokpit. Seorang di antaranya beru
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status