Semua Bab Aku Istri yang Tidak Dianggap: Bab 71 - Bab 80
106 Bab
Bab 71 | Adelya Kembali
"Ini rumah siapa, Mas? bagus banget," tanyaku, enggan mengalihkan netraku dari rumah impianku dulu."Rumah kita, rumah ini akan kita tempati saat kita sudah menikah besok, kamu mau kan tinggal di sini?" Aku bergeming, demi mendengar penuturannya. Jadi rumah sebagus ini akan menjadi rumah kami nantinya? Benarkah?=============== Mas Essa membawaku untuk memasuki pagar rumah, yang kuncinya dia ambil dari dalam saku celananya. Ternyata benar, rumah ini miliknya, Mas Essa memiliki kuncinya.Memasuki rumah, aku dibuat kagum dengan interior, serta tata letak setiap ruangan di rumah ini. Semua terlihat pas di posisinya, aku masih terkagum – kagum dengan dapurnya, yang serba modern dan begitu lengkap. Aku terfikir, jika nanti, akan membuatkan makanan untuk Mas Essa setiap harinya, sama seperti yang dulu sering kulakukan untuk mas Damar.“Gimana, Zah? Suka, kan?”“Suka, suka banget malah, Mas. Terima kasih, ya,” seruku, seraya memeluknya singkat.“Kembali kasih, Tuan Putri. Aku senang sekal
Baca selengkapnya
Bab 72 | Masuk Rumah Sakit
“Kamu bercanda, Mar. Berulang kali kamu mengatakan kepadaku, jika kamu membencinya, kamu jijik jika harus berdekatan dengannya. Kamu selalu mengatakan jika kamu tidak akan pernah mencintainya,” selak Adelya, membalas sengit segala ucapanku. Aku enggan menjawab ucapanya, karena nyatanya, memang benar yang Adelya katanya. Dulu seringkali aku mengatakan hal yang Adelya barusan katakan, jika aku sangat membenci Safeea, dan tidak pernah menginginkannya ada dalam hidupku. Dan kini semua menjadi nyata, Safeea akan menikah dengan orang lain dan tidak berada dihidupku lagi.======================== “Mar, katakan padaku, apa yang bisa membuatmu berubah fikiran untuk tidak menceraikanku? Demi Tuhan, aku butuh usaha yang keras, agar bisa kabur dari rumah dan datang ke sini. Maaf jika aku membuat janin dalam kandungan Safeea meninggal, kita sama sekali tidak ada yang tau, jika dia hamil, aku minta maaf, Mar,”“Sekalipun diantara kita, tidak ada yang mengetahui mengenai kehamilannya, bukan berart
Baca selengkapnya
Bab 73 | Tuduhan Adelya
Adelya tertidur, nafasnya yang tadi memburu perlahan – lahan mulai teratur. Aku menatap iba wajah cantiknya, yang kini terlihat sembab, dengan lingkaran hitam di bawah matanya yang terlihat cekung.‘Aku memang membencimu karena perbuatanmu kepadaku, Del, namun melihatmu seperti ini, aku sungguh tidak tega. Andai ada hal yang bisa kulakukan untuk membuatmu menjadi lebih baik,’ kataku membatin, menyelesaikan memasang infus di lengan kanan Adelya.================== Aku masih berada di samping Adelya, yang kini sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku tidak ingin mengambil resiko, Adelya kembali mengamuk ketika sadar nanti, dan membuat keributan kembali di IGD, jadi kuputuskan untuk membawanya masuk ke ruang rawat inap. Agar dirinya bisa istirahat lebih nyaman tanpa gangguan.Kupandangi wajahnya yang begitu tenang, berbeda sekali dengan kondisinya tadi, saat dirinya mengamuk dan mengacaukan seisi ruang IGD. Ku yakin, besok akan ada berita besar mengenai kejadian tadi. Tadi aku sempat
Baca selengkapnya
Bab 74 | Janji
Cukup lama waktu yang Dito butuhkan untuk menenangkan Adelya, hingga akhirnya dirinya berhasil membuat wanita berambut panjang itu tenang dan tertidur.Dito keluar, mencari keberadaan Safeea, yang ternyata menunggu di depan kamar, bersama kedua orang tua Adelya.“Dokter Saf, bisa kita bicara sebentar?” “Baik, Dok,” sahut Safeea, seraya mengikuti langkah Dito, menuju ke ruangannya.================ Dito mempersilahkan Safeea masuk ke dalam ruangannya, dirinya mencoba menebak, ada hubungan apa, antara dokter wanita yang banyak digilai pria ini, dengan wanita yang mengalami gangguan pada psikisnya tadi. “Dokter Safeea, bisa bantu saya mengurai benang kusut ini?” ucapnya pelan, tanpa basa basi. Safeea menarik nafasnya panjang, kemudian mengeluarkannya perlahan. Dirinya mengerti arah pembicaraan yang ditanyakan rekan seprofesinya tersebut. Dengan runut Safeea menjelaskan hubungannya dengan Adelya, sejak awal pertemuan mereka, hingga akhirnya dia menemukan Adelya, tidak berdaya di IGD t
Baca selengkapnya
Bab 75 | Permintaan Seorang Ayah
“Berjanjilah, Zah! Jangan pernah kamu dekati sumber masalah, yang akan membawamu masuk menjadi korbannya, aku tidak akan sanggup melihatmu hancur seperti kemarin, Sayang,”“Ya, aku janji, aku janji akan menuruti perintah kamu, aku enggak akan ikut campur masalah mereka lagi, aku janji,” ucap Safeea, seraya masuk ke dalam pelukan Adriyan, tempat yang menurutnya begitu nyaman.Adriyan balas memeluk Safeea, mengusap – usap rambutnya lembut, membisikan kata – kata cinta yang membuat Safeea tersenyum bahagia.================================ POV SafeeaAku tertidur beberapa saat setelah obrolan seriusku dengan Mas Essa, ah lebih tepatnya setelah momen dirinya menasehatiku, menegurku karena tindakanku yang belagak ingin menolong Adelya. Ku rasa mas Essa tidak main – main kini dengan ucapannya, sikapnya yang mendadak dingin kepadaku tadi, sungguh membuat nyaliku ciut.Mungkin itulah mengapa ada ungkapan, jika jangan memancing kemarahan seseorang yang sabar. Ya, karena inilah akibatnya, mas
Baca selengkapnya
Bab 76 | Menjelang Pernikahan
“Saat ini dirinya masih di rawat di rumah sakit Jalinan Keluarga,”“Rumah Sakit Jalinan Keluarga? Berarti di rumah sakit tempat Safeea dinas?” tanyaku begitu saja.“Ya, dan kebetulan dokter yang kemarin membantu Adelya adalah Safeea, Mar. Bahkan dirinya juga yang merekomendasikan dokter spesialis kejiwaan untuk Adelya,”Safeea? Membantu Adelya? Benarkah? Apa aku perlu menghubungi Safeea untuk menanyakan keadaan Adelya yang sebenarnya?==================== Sepeninggal papa mertuaku, kuputuskan untuk menghubungi Tiara, memaksanya untuk memberikan nomer ponsel Safeea. Namun seperti yang sudah – sudah, Tiara masih saja menolak permintaanku, bahkan dirinya mengingatkan agar aku tidak lagi mengganggu Safeea, karena besok dirinya sudah resmi akan menikah dengan Adriyan.Aku tidak dapat menyembunyikan rasa kesalku, wanita yang pernah ku sia – siakan, nyatanya besok akan menjadi milik pria lain, menggantikanku yang kalah sebagai seorang pecundang.Kemudian kuhubungi Ibuku, bertanya apakah d
Baca selengkapnya
Bab 77 | Terpana
Gedoran dan panggilan kembali terdengar, kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Karena terganggu, bergegas aku turun dari ranjang dan berjalan cepat menuju pintu, membuka kuncinya dan membuka pintunya lebar.Kulihat wajah panik Tiara dan Mas Dhanis bersamaan, ada apa ini? Mengapa mereka terlihat seperti itu?============================== “Ada apa? kenapa teriak – teriak?” tanyaku tidak sabaran.“Ini sudah jam berapa? Kamu kesiangan bangun tau, enggak? Kami kira kamu kenapa – kenapa di kamar, dibangunin dari tadi enggak ada sahutan. Bisa di bunuh Essa kita berdua, kalau sampai telat, mengantarmu sampai ke tempat pernikahan,” sahut Dhanis menjelaskan. Jadi? Astaga!!“Astaga . . . kirain ada apa, bikin panik saja! Memangnya sekarang jam berapa?” “Astaga – astaga, lu yang astaga! Ini sudah jam delapan, Sapiiii! Lu akad nikah jam sepuluh dan lu baru bangun sekarang? Lu belum mandi, belum makeup, belum ganti baju akad juga. Dan lu tau sendiri, kan, gimana macetnya ibu kota kalau sudah
Baca selengkapnya
Bab 78 | Hari yang Dinanti
Safeea berdiri tepat di hadapan Adriyan, menyambut uluran tangan Adriyan, yang membantunya untuk duduk di kursi akad nikah. Pandangan mereka bertemu, saling lempar senyuman, yang membuat siapapun iri melihatnya.“Hai, Sayang, I love you,” ucap Adriyan begitu pelan, yang hanya mampu tertangkap oleh telinga Safeea, yang duduk tepat di sampingnya.“I love you to,” balas Safeea tidak kalah pelan.======================== “Bagaimana, apa sudah bisa dimulai?” tanya seorang pria paruh baya, yang bertugas sebagai penghulu sekaligus wali hakim bagi Safeea.“Saya siap, Pak, kamu gimana, Zah? Sudah siap, kan?” tanya Adriyan, senyum manis tidak pernah lepas dari wajahnya.“Siap,” sahut Safeea cepat, membalas senyuman Adriyan.MC mulai membuka acara akad nikah antara Safeea dan Adriyan, semua tamu undangan diam, mendengarkan serangkaian susunan acara yang dibacakan pemandu acara. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan dilantunkannya ayaat suci Al – Qur’an, oleh seora
Baca selengkapnya
Bab 79 | Pergolakan Hati
"Damar, sedang apa kamu di sini? Kamar Adelya di VIP 5 lantai dua, bukankah saya sudah memberitahumu kemarin? atau mau bareng saya saja? kebetulan saya mau jenguk Adelya juga," tuturnya, lebih kepada paksaan, karena dirinya langsung memegang kendali kursi rodaku, dan mendorongnya, meninggalkan lobby rumah sakit. Bagaimana ini?===================== Terpaksa aku menuruti kemauan Papa mertuaku, aku tidak ingin mencari masalah, dengan mendebatnya di ruang publik seperti ini. Tidak lupa kirim chat kepada Bagus, memintanya menyusulku ke kamar rawat Adelya, aku tidak ingin berlama – lama di sana, aku harus bisa menghindar untuk terus bersama Adelya.Perjalanan menuju kamar Adelya terasa begitu lama, meski terlihat canggung, namun sepanjang jalan Papa mengajaku ngobrol. Terlihat sekali usahanya, untuk mendekatkan diri kepadaku. Jika dulu aku berharap Papa bisa mengajak ku ngobrol seperti ini. Kini aku hanya menjawab sekedarnya saja, aku sudah tidak tertarik lagi, dengan obrolan basa basi se
Baca selengkapnya
Bab 80 | Pesan Penuh Cintq
“Mas Riza, Rima masih jomblo?” celetuk Tiara, menanyakan adik perempuan Riza.“Kayaknya sih iya, kenapa, Ra?” tanya Riza sekenanya.“Selera dia kayak gimana? Kalau sama duda anak satu mau, enggak?”“Hah? Duda? Anak satu?” Sungguh Riza terkejut dengan yang Tiara katakan, dirinya tidak dapat membayangkan, jika adiknya harus menikah dengan seorang duda, beranak satu.============== Sedikit banyak Tiara mengetahui, jika adik dari Riza, pernah menyukai suaminya, Dhanis. Namun Dhanis hanya menganggapnya sebagai seorang adik saja. Itulah mengapa Tiara berniat menjodohkan Rima dengan sepupunya, Yuda. Karena menurut cerita Dhanis, selama ini Rima yang merawat anak perempuan Riza, sejak anak tersebut masih kecil.Jadi Tiara menganggap, Rima pasti sosok wanita yang sayang terhadap anak – anak, jadi kemungkinan besar, Rima juga pasti akan menyayangi keponakannya, Ameera. Tiara tau bagaimana terlukanya Yuda, karena pernikahan Safeea, dengan Adriyan hari ini.Walaupun Yuda tidak pernah mengatakann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status