Tous les chapitres de : Chapitre 71 - Chapitre 80
119
Membawa Rindu
"Pulanglah, Ta. Mulai detik ini kubebaskan dirimu dari pernikahan kita. Aku melepaskan diri dari ikatan yang bisa menjadikan kita halal."Sita terpana. Tubuhnya bergetar hebat. Napasnya terdengar sangat cepat. "Maksudmu?" Suara Sita mendesis, matanya tajam menatap Dimas."Pergilah. Mulai saat ini kau bukan lagi istriku. Kujatuhkan talak dua kepadamu."Sita menatap Dimas dengan mulut setengah terbuka. Tidak menyangka lelaki di hadapannya akan menjatuhkan talak yang kedua. Bukankah Dimas sangat mencintainya? Dia tahu persis lelaki itu tergila-gila padanya. Lalu kenapa kata pisah seolah ringan saja keluar dari mulutnya?Wanita cantik itu memejamkan mata. Berusaha mengatur dentum di dadanya. Jauh di dalam sana, hatinya terluka. Apakah sikapnya sudah diluar batas? Sehingga Dimas akhirnya ringan melepas?Ah … rasanya tidak. Selama ini pria berwajah tampan dan sangat pengertian itu mencintai lebih dan kurangnya. Pasti ada pihak lain yang mempengaruhi, sehingga gampang saja bagi Dimas untuk
Read More
Sita Melabrak Hanin
Dimas mengusap wajah. Lelaki itu memaksakan diri untuk bangun dari duduknya. Dengan langkah gontai dia membuka pintu kamar. Tujuannya adalah kamar Rindu."Rindu?" Dimas mengerutkan kening saat melihat kamar itu kosong."Rindu!" Bergegas Dimas masuk dan menuju kamar mandi.Kosong!"Sita!" Dimas mengepalkan tangan. Lelaki itu sedikit berlari mengambil kunci mobil di kamar. Setelah mengunci pintu rumah, Dimas langsung menyalakan mobil dan menginjak pedal gas dalam-dalam. Dimas yakin, tujuan Sita pasti rumah ibu mertuanya. Saat Dimas sedang kalut karena terjebak macet, detik itu juga Sita tengah melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah Hanin.Sesampainya dia di rumah ibunya tadi, Sita mengatakan titip Rindu. Tanpa banyak penjelasan, wanita itu langsung balik badan lagi menuju mobil. Malam ini juga, dia harus memberi pelajaran pada wanita pengganggu itu."Tunggulah kau, Hanin! Aku tidak akan hancur sendirian, mari kita hancur bersama." Sita mencengkeram erat kemudi mobilnya. Wajah c
Read More
Keributan di Rumah Hanin
"Memang benar, kan? Kakakmu itu hanya benalu yang mengemis perhatian pada Mas Dimas dengan alasan Dipt …""KELUAR!!"Saldi melepaskan Hanin. Anak lelaki yang baru menginjak pendidikan di bangku kuliah itu maju ke arah Sita."SALDI! Istighfar, Dek, Istighfar. Jangan sampai amarah menguasaimu." Hanin langsung memegang tangan Saldi kencang."Kita keluar, Ta." Sementara Hadyan berusaha membujuk Sita agar mau keluar dari rumah Hanin."Kenapa aku harus keluar, Mas?! Wanita tidak tahu diri ini harus diberi pelajaran agar tidak semakin menyusahkan hidupku ke depan. Keluarga ini memang pembawa sial!""KAU! JANGAN HINA KELUARGAKU!" Saldi berontak berusaha melepaskan diri dari Hanin yang telah memeluknya dengan erat."Ada apa ini?" Beberapa tetangga datang saat mendengar ada keributan, di belakang mereka terlihat Mbok Ti berdiri gemetar sambil menggandeng Dipta.Tadi Mbok Ti mengintip ke ruang tamu saat mendengar ada keributan. Begitu melihat Sita yang mengamuk menarik jilbab Hanin, Mbok Ti memu
Read More
Keributan di Rumah Hanin (2)
"Tadi dia datang sebentar. Hanya meletakkan koper di kamar dan menitipkan Rindu pada ibu. Setelah itu dia bergegas pergi lagi. Sita terlihat sangat kacau. Kalian sedang ada masalah?" Bu Rita bertanya dengan nada khawatir. Dimas memejamkan mata. Kemana wanita cantik itu pergi?"Kami sedang ada masalah sedikit, Bu. Tetapi …." Kesadaran Dimas tiba-tiba datang. Pasti Sita mendatangi Hanin. Ya, bisa dia pastikan ibu dari anaknya itu pergi menemui Hanin."Bu, Dimas pergi dulu. Assalamualaikum." Dimas bergegas menaiki mobilnya. Dia harus cepat, sebelum Sita membuat masalah."Dim, Dimas. Sebenarnya kalian ada masalah apa?" Bu Rita berteriak.Sementara mobil Dimas sudah melaju kencang. Lelaki itu menginjak pedal gas dalam-dalam saat keluar dari halaman rumah Bu Rita. Dia harus segera menghentikan Sita.Lelaki itu memukul kemudi dengan gemas. Macet. Kemacetan jalan raya membuat laju mobilnya terlambat. Dering ponsel Dimas kembali terdengar. Lelaki itu memilih mengabaikannya. Entah sudah berap
Read More
Keributan di Rumah Hanin (3)
"Mbak Sita ada bukti?" Pak RT kembali bertanya."Selain itu, wanita tidak tahu diri ini juga berusaha menghancurkan karir saya." Sita melanjutkan omongannya. Memilih mengabaikan pertanyaan Pak RT karena dia memang tidak memiliki bukti bahwa Hanin menggoda Dimas."Dulu kantor saya memiliki kerjasama katering dengan warung kecil Hanin ini. Tetapi karena kualitas masakannya buruk, dua hari yang lalu saya memutuskan kerjasama." Sita mengangkat dagu, menatap Hanin merendahkan. "Merasa sakit hati karena sumber rezekinya terhenti, malam ini wanita dengan wajah pura-pura polos itu menyebarkan video tidak penting yang sengaja dia rekam diam-diam tiga tahun lalu, yang sengaja dia buat untuk menjatuhkan saya!"Hanin tercengang. Dia tidak mengerti sedikitpun dengan apa yang Sita katakan. Video apa? Jadi Dimas sudah mentalak Sita?"Oooh ini Mbak Sita istrinya Dimas Abimana? General Manager Perusahaan Bakti Nusa?" Bu Rati, istri Pak Rizal bertanya."Betul!" Sita menjawab mantap sambil sedikit men
Read More
Mediasi
"Pergi! Pergi! Pergi!" kompak suara ibu-ibu terdengar. Dimas yang baru saja memarkirkan mobil terpana. Ada keributan apa di rumah Hanin? Kenapa malam-malam warga ramai berkumpul? mendadak hatinya merasa tidak enak. Pikiran buruk mulai membayangi otaknya.Lelaki itu bergegas berlari, berusaha menembus kerumunan ibu-ibu. Gagal. Tubuhnya terpental."Ibu-ibu! Sabar! Jangan main hakim sendiri!" Pak RT berusaha melindungi Sita.Wanita cantik itu terlihat kacau. Sita bersembunyi di belakang Hadyan, berusaha melindungi tubuhnya dari jangkauan ibu-ibu. Tadi salah satu sendal berhasil mengenai kepalanya. Membuat rambutnya menjadi berantakan. "YANG HARUS KALIAN HAKIMI ITU HANIN, BUKAN AKU!" Sita berteriak kencang. Berusaha mengalahkan suara ibu-ibu yang terus meneriakkan pergi padanya."Pergi! Pergi! Pergi!""HANIN BERZINA!!" Lengkingan suara Sita membuat suara yang tadinya ramai menjadi hening seketika.Semua mata saling berpandangan. Hanin berzina?"Fitnah!" Bu Rati berteriak. "Seret wanita
Read More
Keributan Saat Mediasi
"Saya tidak tahu apa masalahnya. Tiba-tiba Sita datang dan langsung menyerang saya. Wa ….""Pendusta, cih!" Sita meludah ke lantai ruang tamu Hanin. Membuat yang lain langsung menggelengkan kepala."Astaghfirullah, Mbak Sita, biarkan Mbak Hanin menyelesaikan penjelasannya dulu." Pak RT mengingatkan. "Kelakuan GM di salah satu perusahaan besar kok ya koyok ngono. Tidak punya adab. Bahkan anak kecil pun tahu dimana tempat membuang ludah." Bu Rati mencebik. Dia benci sekali dengan Sita. Entah kenapa jika berhubungan dengan pelakor, tidak ada ampun baginya, semua langsung dianggap musuh."Mbak Sita tenang dulu! Ayo Mbak Hanin silahkan dilanjut." Pak RT menatap Sita tajam saat dilihatnya wanita itu akan kembali bersuara."Tidak ada yang bisa saya jelaskan lebih jauh, Pak. Sita datang kemudian langsung menyerang saya." Hanin menghela napas panjang."Satu hal yang harus segera saya luruskan. Saya tidak berzina! Mas Hadyan kemari karena ada keperluan. Ada pekerjaan yang harus kami selesaikan
Read More
Kecelakaan
"Jadi bagaimana, Mbak Hanin? Kasus penyerangan malam ini akan ditindak bagaimana?""Saya memilih berdamai saja, Pak. Biarlah sekali ini kami selesaikan secara Kekeluargaan. Ada banyak hal yang harus saya kerjakan, dibanding dengan mengurusi masalah tidak penting seperti ini.""Alaaaah, bilang saja kamu takut kalah telak kalau membawa masalah ini ke pengadilan!" Sita langsung berdiri, melangkah keluar tanpa berpamitan. "Oalaaaaaah, ada ya ternyata di dunia ini wanita modelan seperti itu." Bu Rati menggelengkan kepala.Dimas langsung mengejar Sita saat wanita itu pergi tanpa permisi. Bagaimanapun, wanita itu adalah Ibu dari anaknya. Dia tidak mau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "S*alan! Hanin!" Sita memaki sambil menendang ban mobilnya.Dimas langsung menahan tubuh Sita saat wanita itu hendak berbalik masuk kembali ke rumah Hanin."Cukup, Ta!""Wanita bod*h itu sengaja membuat ban mobilku kempes!" Sita berteriak di depan wajah Dimas."Kapan dia melakukannya? Bukankah dar
Read More
Terluka Parah
Bunyi roda brankar beradu dengan lantai terdengar nyaring. Suara derap langkah setengah berlari dan deru napas memburu memenuhi lorong rumah sakit."Kabari dokter jaga segera, ada dua pasien darurat menunggu di IGD." Satu suara terdengar di sela napasnya yang memburu."Dokter sedang dalam perjalanan ke ruang IGD." Suara lain menjawab, napasnya juga terdengar sangat kencang karena berlarian mendorong brankar sepanjang lorong. Ruang IGD yang tadinya hening langsung sibuk saat dua brankar beriringan memasuki ruangan."Pendarahan! Pasang infus, berikan obat tran****i* acid yang **l**x untuk menghentikan pendarahan. Pasang oksigen!"Para perawat cekatan melakukan instruksi dokter. Dua orang perawat terlihat ada yang membersihkan darah yang membeku di beberapa bagian tubuh korban kecelakaan."Sudah ada yang menghubungi keluarga korban?""Sudah, Dok. Sedang dalam perjalanan. Pasien ini suami istri.""Suami istri?" Dokter memastikan sambil mengangguk. "Jadi yang sedang dalam perjalanan kema
Read More
Darah Hanin untuk Sita
"Sita." Bu Rita berkata lemah. "Sabar, Bu. Sita akan baik-baik saja." Mama Desi menguatkan besannya. Fokus wanita itu terbagi, dia ingin menemani Bu Rita menunggu operasi Sita. Namun di sisi lain, dia juga ingin menemani Dimas di ruang rawat inap.Mama Desi mengangkat kepala saat mendengar langkah kaki mendekat."Dimas sudah sadar, Nin?" Mama Desi langsung bertanya.Hanin menggeleng. Tadi dia langsung bergegas ke rumah sakit saat mendengar ayah Dipta mengalami kecelakaan. Bagaimanapun, Dimas adalah ayah yang baik untuk Dipta. Tidak pernah sekalipun dia melalaikan kewajibannya. Sehingga saat mendengar kondisinya sedikit parah, sudut hati Hanin berkedut. Entah kenapa, tiba-tiba dia merasa sangat takut tadi adalah pertemuan terakhirnya dengan Dimas."Dipta mana?" Mama Desi kembali bertanya."Menunggui ayahnya di ruangan, ada Saldi yang menemani." Hanin ikut duduk di samping Bu Rita."Nin, terima kasih." Bu Rita memegang tangan Hanin."Sama-sama, Bu. Sudah sewajarnya kalau kita saling m
Read More
Dernier
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status