All Chapters of Terjebak cinta semu sang polisi: Chapter 21 - Chapter 30
38 Chapters
Bab 21
[Halo mas][Ayank jam berapa nyampai stasiun Gubeng?] Suara lirih Jordan terdengar lembut.[Jam 9 an kayaknya mas. Lagi dirumah atau diluar rumah ini? Kok berani telpon aku! Kan mas baru pulang piket?] Cecarku penasaran.[Lagi ngajak Dira jalan jalan beli es krim. Makanya bisa telepon ayank. Kangen mas yank. ] Rengeknya lagi. Hmmm kumat.. dasar bayi gede. Sungutku dalam hati. [Kangen apanya? Palingan juga kangen kepingin cepat besok ya mas?] Kekehku menggoda dengan suara manja. [Hahahahha salah satunya sih itu yank! Mas sudah gak sabar pingin nerkam kamu.] [Dasar tirex jantan. Pinter suruh gombal.] Ledekku lagi. Jordan terdengar tertawa ketika aku menyangkal semua gombalannya. [Yank, vicall ya? Bentar! Kangen mas.!]Aku pun mengalihkan panggilan menjadi video call. [Kok ada dalam mobil yank? Mau kemana lagi itu?] Tanyanya heran. [ Gak ada, aku cuma pengen di dalam mobil. Biar gak ketahuan orang rumah kalau aku lagi teleponan sama suami orang.] Jelasku dengan merapikan anak rambu
Read more
Bab 22
Suara adzan subuh berkumandang beberapa menit yang lalu. Tapi mataku serasa enggan untuk bangun. Aku baru tertidur di jam 3 dini hari. Saking asyiknya aku teleponan sama Jordan, sampai tidak sadar kalau sudah menghabiskan waktu ngobrol dan bercanda selama kurang lebih 5 jam. Suara ketukan pintu dari luar memaksa aku untuk segera bangun dari tidur singkatku. "Fi, sudah subuh. Ayo bangun. "" Nggeh Bu, sebentar.." aku bangkit dari tempat tidur dan bergegas menunaikan shalat subuh." Kamu itu semalam telponan kok sampai malam fi! Apa tiap hari seperti itu kebiasaan kamu? Kalau ada waktu kosong, gunakan istirahat sebaik mungkin. Kalau kebangun tengah malam, usahakan untuk sholat tahajjud." Bapak yang baru pulang dari masjid menegurku."Nggeh pak. Semalaman lagi telponan sama beberapa reseller buat persiapan acara pagi ini. Kebetulan acaranya di adakan di Pasuruan pak. Jadi kami semalam bahas itu." Elakku menanggapi teguran bapak. "Lha mosok pembahasane akeh guyone. Jaman Saiki ancen bed
Read more
Bab 23
Lagi-lagi Jordan membuatku malu dengan candaannya. Aku mencubit kecil pinggang Jordan, sampai ia meringis menahan sakit. " Istri mudaku mulai nakal ya.. udah buruan kalau mau pipis atau mules ke kamar mandi. Gantian. " " Idih... Siapa yang mules.. " jawabku terus melangkah ke kamar mandi. Setelah merasa bersih, aku mengganti bajuku dengan lingerie berwarna dusty pemberian Jordan kala itu. Kulangkahkan kaki seanggun mungkin menuju ranjang yang di bungkus sprei warna putih bersih. Jordan menatapku tanpa berkedip sedikit pun. Aku melingkarkan tanganku ke lehernya, dan disambut remasan lembut di kedua sisi pinggangku. Ku tundukkan kepalaku menyentuh kepala Jordan. Hidung kami menyatu. Hembusan nafas beraroma mint menguar dari bibir tebalnya. "Aku sudah siap kamu miliki mas." Desahku di sela kecupan lembut bibirnya. Jordan menatapku dengan sayu dan penuh nafsu. Dagunya yang di tumbuhi bulu kasar menggesek di bagian leherku, membuat aku makin menggelinjang menahan gejolak nafsu yang mul
Read more
Bab 24
Matahari mulai tenggelam, aku ingin beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi tangan Jordan menahan gerakan ku."Yank, pulang besok subuh ya?sekalian langsung dinas akunya." Pintanya dengan mengendus-endus leher jenjangku. " Tapi aku tidak bilang kalau nginap mas ke orang tuaku."" Astaga...! Ponselku dari tadi pagi belum aku charger! Pasti orang rumah kepikiran aku gak ada kabar seharian. Mas bawa charger gak?" Seruku panik sambil mencari ponsel dalam tas aku. " Ada dalam tas aku itu sayang. Ambil saja sudah." Jawabnya dengan santai dan menatapku yang tanpa busana dengan nakal. " Ih.. mas ngapain liatin aku seperti itu.. nih tasnya, aku gak berani buka tas mas." Aku melotot dan pura-pura ketus ke Jordan, tapi yang ada malah Jordan tertawa melihat aku melotot seperti itu." Hahahahah, kamu lucu sayang. Ngapain malu mas liatin kamu. Telat kalau malu. Sudah dua ronde baru bilang malu. Hahhahaha." Aku melempar tas Jordan ke perutnya dengan kesal.. gegas aku pakai lingerik
Read more
Bab 25
Aku melirik jam di kamar villa, sudah jam 22.00 WIB. Aku mematikan ponsel dan langsung membaur dengan Jordan yang tengah duduk di luar kamar. Memandangi keindahan alam saat malam hari. Kilauan lampu jalanan dan rumah penduduk yang dibawah puncak, terlihat seperti kerlipan cahaya yang indah menghiasi indahnya malam. Ku jatuhkan kepalaku di pundak tegap Jordan, sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya. "Sudah telponnya?" Tanyanya dengan merengkuh tubuhku makin erat dalam dekapan hangat Jordan. Aku mengangguk mengiyakan. Berkali-kali aku menciumi dada bidangnya. Wangi parfum Jordan membuat aku semakin ingin memeluk erat. " Kita seperti pengantin baru ya yank. Yang lagi menikmati honeymoon. Hehehehhe. Makasih ya yank, mas bahagia hari ini bisa berduaan lama tanpa rasa takut ketahuan sama orang yang mengenal kita." Dengan lembut Jordan merapikan anak rambutku yang menutupi pipi, mengecup pucuk kepalaku berulangkali. " Iya mas, aku merasakan sensasi yang berbeda disaat aku disamping k
Read more
Bab 26
" Mam, tadi papi telpon adek. Tanya kapan mami pulang katanya? Ya adek jawab, suruh tanya mami sendiri, gitu. Tapi papi malah ngedumel gak jelas."Aku hanya mendengar cerita Farah tanpa mau bertanya lebih lanjut. Entah kenapa bayangan Kelvin sudah hilang dari pelupukku. Yang ada hanya bayangan Jordan dimana-mana. Sampai pak Lik Burhan, berasa mirip wajah Jordan. Sepertinya aku sudah terjordan - jordan deh. Benar kata syair lagu yang di nyanyikan oleh penyanyi kondang Evi Tamala, jika sudah cinta dan rindu, akan selalu terbayang-bayang."Mami, aku ada rahasia! Tapi jangan bilang eyang. Kata mbak Rinda, Bu Dhe Ambar punya cowok. Mbak Rinda pernah mergokin Bu Dhe Ambar berduaan di kamarnya pas siang hari. Dikiranya mbak Rinda belum pulang sekolah. " Bisik Farah menceritakan cinta terlarang mbak kandungku. "Hust,,, jangan ngomong sembarangan. Dikiranya fitnah nanti." Kataku melotot ke Farah. "Ih mami! Adek taunya juga dari mbak Rinda. Kan gak mungkin mbak Rinda mau jelek-jelekin mamany
Read more
Bab 27
POV JordanBerawal dari seringnya aku nongkrong di cafe pak Kelvin. Saat itu aku tidak terlalu memperhatikan istri pak Kelvin yang biasa duduk di bagian kasir. Seperti istri pada umumnya, Fiona selalu bersikap ramah pada semua pembeli. Dan Hal itu sudah biasa dilakukan oleh setiap penjual kan?! Tapi beda dengan hari-hari sebelumnya, aku melihat istri pak Kelvin malam ini sangat berbeda. Dengan balutan dress merah, dandanan yang natural, lipstik dengan warna nude menambah kecantikannya. Berbeda dengan malam ini, istri pak Kelvin duduk seorang diri. Makin leluasa aku mencuri pandang ke wajahnya. Dewa keberuntungan berpihak ke aku, begitu aku ingin membayar, ternyata dompetku ketinggalan di laci kantor. Aku menghubungi temanku yang dinas piketnya bareng aku untuk mengantar dompet ke cafe. Iseng-iseng aku tanya ke istri pak Kelvin. Dan selalu di jawab dengan ramah dan senyuman yang memabukkan. Aku pun membayar dengan uang lebih dan tidak mau mengambil kembaliannya. Sengaja, biar ada kesa
Read more
Bab 28
Tidak aku sangka, seorang Kelvin yang pendiam menurut aku, ternyata tidak beda jauh denganku. Sama-sama suka main serong. Tapi entah kenapa hatiku tidak terima jika seorang perempuan secantik dan sebaik Fiona di sakiti suaminya. Aku yakin, Fiona tidak akan pernah menduga kelakuan buruk suaminya. Sejak saat itu, aku memantapkan hatiku untuk mengutarakan isi hati ini ke Fiona. Dengan tangan gemetar, aku menggenggam tangan Fiona dan mendekapnya erat di dadaku. Irama jantungku sudah tak beraturan. Ada rasa tenang dan tentram bersama Fiona. Hal yang tidak aku temukan saat aku bersama istriku sendiri. Almira. Fiona yang selalu menghargai aku sebagai seorang pria, mampu membuatku menghabiskan waktuku dengan bertelepon dengannya saat jam kerjaku. Sehari tanpa mendengar suara manjanya, membuat aku tidak bisa konsentrasi dalam bertugas. Bagiku Fiona adalah vitamin buatku. Sebagai pria normal , munafik jika aku tidak menginginkan lebih dari sekedar ciuman. Aku sering merayu Fiona untuk melakuk
Read more
Bab 29
Dengan pikiran yang penuh tanda tanya, aku masih bersabar menunggu mbak Ambar di ruang tengah. Aku tidak ingin mencampuri urusan mbak Ambar dengan pria yang tengah bersamanya saat ini. " Kok kamu kesini gak bilang dulu dek?" Sapa mbak Ambar menghampiri aku. Ia menghempaskan tubuhnya di kursi panjang di sebelahku." Suntuk di rumah mbak. Farah keluar sama Rinda. Ibuk sama bapak sedang tidur siang. Makanya aku kesini. " Jawabku datar."Tadi itu pacar aku dek. Namanya Ryan. Aku kenal dia saat aku mengantarkan makanan untuk pasien yang di karantina karena covid. Setahun yang lalu. Dia duda tanpa anak. Awalnya sih berteman biasa. Tapi empat bulan terakhir ini, kami memutuskan untuk menjalin hubungan lebih serius lagi. " Mbk Ambar menceritakan hubungannya tanpa Aku pinta. Aku mendengar dengan seksama." Usia Ryan lebih muda enam tahun dari aku. Tapi sikap dia sangat dewasa. Makanya mbak makin sayang sama Ryan." Lanjutnya." Kalau sudah serius ke jenjang pernikahan, kenapa tidak mbak kenalk
Read more
Bab 30
"Apaan sih... Ngaco deh... Dah ah aku lapar, mau makan. Mbak masak apa sekarang?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Tidak habis pikir dengan mbak Ambar. Bisa-bisanya dia yang dulunya pendiam, bahkan sangat tabu membahas urusan ranjang secara terang-terangan, sekarang bisa bar - bar begitu. Apa karena si Ryan pacar barunya itu yang membawa dampak buruk.. ah biarlah. Itu urusan mbak Ambar. "Huh,, orang pingin tahu juga Segede apa pistolnya. Pelit amat kamu dek." Sungutnya sambil melempar bantal kecil ke arahku. Aku membalas dengan menjulurkan lidah. " Mbak, sampean ini kesambet setan mana, kok Sekarang gaya bicaranya bar-bar gitu? Serius tanya aku!" Sambil mencomot perkedel singkong aku kembali bertanya tentang perubahan mbak Ambar. " Semua orang itu ada fasenya dek. Dulu saat aku sama papanya Rinda, masih sangat malu dan riskan membahas urusan ranjang secara blak-blakan. Permainan ranjang kami juga monoton. Dan hal itulah yang membuat papanya Rinda mencari pelampiasan di luar. Aku
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status