Semua Bab KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU: Bab 21 - Bab 30
37 Bab
TAK BERKUTIK
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 21Malam minggu ini aku ada janji untuk mengambil jahitan gaun pesanan Bu Sarlita di tempat Bu Maya. Mas Raka akan mengantarkan aku ke sana dan tak lupa aku pun ada janji untuk bertemu dengan Mirna.Ya walaupun aku tahu yang Mirna ajak ketemuan itu adalah Mas Raka. Aku akan memberikanmu kejutan yang indah Mirna. Siapa suruh gatal dengan suami orang.Selesai salat Magrib aku langsung bersiap-siap, kali ini aku gunakan fashion style ala Korea.Aku pakai cropped cardi warna pink dengan bawahan rok plisket bermotif pola dan pakai sepatu sneakers putih. Look ini sangat cocok untuk acara formal, kuliah dan juga santai.Tak lupa kugunakan make up tipis-tipis dan rambut yang kubiarkan tergerai dengan indah.Shaka aku titipkan dulu pada Ibu dan Bapak di rumah, tadi sore sudah dijempit sama Arbi."Ayo, Mas, kita jalan," ucapku sambil mengambil tas.Mas Raka menatapku tak berkedip seperti terkesima."Cantik banget istri Mas. Persis seperti wak
Baca selengkapnya
TAMU TAK DIUNDANG
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 22Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran Mbak Desi. Jelas-jelas ia sudah kepergok selingkuh dengan keluarga suaminya, tapi sekarang ia masih bersikap biasa saja. Malunya di mana sih itu orang. Kelakuannya seperti orang yang terkena gangguan kejiwaan. Kalau orang waras pasti habis kepergok selingkuh akan langsung cepat kabur. Lah, ini malah masih ikut nongkrong bareng bersama kami.Berkali-kali Mas Raka menggelengkan kepala dan tersenyum sinis ke arah Mbak Desi. Pikiran Mas Raka pasti sama denganku, tentang ketidakwarasan Mbak Desi."Mas Amran nggak akan percaya sama ucapanmu Raka, dia pasti lebih percaya padaku--istrinya. Sudahlah kamu tutup mulut saja, pacarku jauh lebih kaya daripada kamu. Nanti akan kami kasih uang tutup mulut kalau kalian bisa menjaga rahasia ini. Lagian kalian itu bukan saudara kandung!" tukas Mbak Desi dengan angkuhnya."Lho, kalian itu iparan? Jadi suamimu itu kakaknya Raka, Des?" tanya Mirna yang baru m
Baca selengkapnya
MENGURAS ISI DAPUR
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 23"Nggak penting aku tau dari mana alamat rumahmu!" ketus Bu Delima.Ia melenggang masuk ke dalam rumahku dan duduk di sofa dengan santainya diikuti dengan Bunga.Bunga menyilangkan kakinya dan memperhatikan rumahku. Gayanya bak tuan putri saja di sini."Kamu pembantu di sini 'kan, tolong buatkan kami minuman dingin yang segar dan enak. Kami ini Ibu dan adiknya Raka, kamu harus memperlakukan kami dengan baik dan istimewa," ujarnya menyuruh suster Ratih dengan angkuh.Suster Ratih menatapku seakan enggan menurutin perintah mereka. Kuanggukan kepala tanda mengiyakan saja kemauan mereka. Toh, hanya sekedar minuman saja. Suster Ratih pun gegas ke dapur untuk membuatkan mereka minum."Enak ya sekarang, mentang-mentang sudah kaya gaya hidupmu berubah, Dev!" ucap Bu Delima menyunggingkan senyum sinis."Ibu tau dari mana alamat rumahku?" tanyaku lagi karena ia belum menjawab pertanyaanku tadi."Dari karyawanmu di butik. Itu pembantu mana s
Baca selengkapnya
RAKA MEMBUNTUTI BUNGA
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 24POV AuthorMata Bu Delima dan Bunga mendelik mendengar ucapan Devina yang menyuruh mereka untuk menaruh semua barang-barangnya di lantai."Silakan pergi tanpa membawa apapun dari dalam rumahku!" tegas Devina pada mereka."Nggak bisa gitu dong. Saya dan Bunga juga berhak sama semua barang ini. Ini kan dibelinya pakai uang ...." Belum sempat Bu Delima melanjutkan ucapannya sudah dipotong duluan oleh Devina."Pakai uang Mas Raka? Mas Raka suamiku, jadi jelas harus menafkahiku. Aku sebagai istri juga tidak tinggal diam saja di rumah, aku juga berpenghasilan!" jelas Devina tegas."Hei, tapi kamu juga harus ingat bahwa Bunga ini adik kandung Raka. Papah mereka sama, jadi Raka berkewajiban memenuhi segala kehidupan Bunga setelah Papahnya meninggal!" ucap Bu Delima.Devina menghela napas panjang lalu membuangnya pelan."Ya memang kewajiban Mas Raka memenuhi kebutuhannya Bunga. Kebutuhan ya, bukan keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu s
Baca selengkapnya
HAMPIR DILECEHKAN
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 25Bunga dan teman-temannya masuk ke dalam club. Sementara Raka masih menunggu di dalam mobil.Ini pertama kali dalam hidupnya masuk ke tempat seperti ini. Berkali-kali Raka mengatur napas dan mengontrol emosinya.Di dalam sana pasti banyak minuman berakohol serta kerlap-kerlip lampu yang membuat pusing kepala."Apa aku harus benar-benar masuk ke sini untuk tetap mengawasinya. Pergaulanmu memang sudah sangat liar, Bunga. Jika Papah masih hidup, apa dia juga akan kecewa dengan tingkah lakumu?" gumam Raka.Memantapkan hati untuk masuk ke dalam. Ia gegas turun dari mobil, masih sama dengan menggunakan topi untuk menyamar.Bising alunan DJ yang sedang memainkan musik, serta menguar aroma minuman alkohol saat Raka baru saja sampai di dalam. Mata elangnya sibuk mencari-cari di mana sosok Bunga."Yeaaahh, bersulang, guys!" ucap Bunga dan teman-temannya.Raka segera menoleh ke sumber suara Bunga. Bunga dan temannya tepat ada di belakang tubu
Baca selengkapnya
TAKUT KEHILANGAN
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 25Bunga dan teman-temannya masuk ke dalam club. Sementara Raka masih menunggu di dalam mobil.Ini pertama kali dalam hidupnya masuk ke tempat seperti ini. Berkali-kali Raka mengatur napas dan mengontrol emosinya.Di dalam sana pasti banyak minuman berakohol serta kerlap-kerlip lampu yang membuat pusing kepala."Apa aku harus benar-benar masuk ke sini untuk tetap mengawasinya. Pergaulanmu memang sudah sangat liar, Bunga. Jika Papah masih hidup, apa dia juga akan kecewa dengan tingkah lakumu?" gumam Raka.Memantapkan hati untuk masuk ke dalam. Ia gegas turun dari mobil, masih sama dengan menggunakan topi untuk menyamar.Bising alunan DJ yang sedang memainkan musik, serta menguar aroma minuman alkohol saat Raka baru saja sampai di dalam. Mata elangnya sibuk mencari-cari di mana sosok Bunga."Yeaaahh, bersulang, guys!" ucap Bunga dan teman-temannya.Raka segera menoleh ke sumber suara Bunga. Bunga dan temannya tepat ada di belakang tubu
Baca selengkapnya
DITAGIH UTANG
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 27Bunga mengepalkan tangannya kuat, ia merasa jika ucapan Sinta terlalu merendahkannya."Maksudmu apa ngomong kaya gitu, hah? Aku kenalan dan jalan sama Om-om buncit itu pun dapat dari kamu ya! Setidaknya aku masih bisa jaga kesucianku, sedangkan kamu ...?" Bunga menggantung ucapannya sambil tersenyum sinis ke arah Sinta."Hahaha, mending gue lah. Nakalnya nggak setengah-setengah, daripada gue ngasih cuma-cuma kesucian gue sama pacar. Mending gue jual, lumayan uangnya buat senang-senang!" ujarnya tertawa.Menghela napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Matanya berkaca, namun cepat ia menghapusnya. Ia teringat dengan Raka.Bunga pun larut dalam lamunannya, ia terbayang saat kecil hanya Raka kakak satu-satunya yang selalu memprioritaskan dia.Sedangkan Arman dan Naldi begitu cuek padanya. Bahkan sampai saat ini Raka masih selalu ada untuknya, bahkan saat ia sudah benar-benar menyakiti perasaan Raka tapi Raka masih tetap baik padan
Baca selengkapnya
BAGAI ULAT SAGU
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 28"Buat keperluan Bunga atau keperluan Anda," ujar Raka dingin.Bu Delima langsung diskakmat oleh Raka. Ia sudah tahu betul jika ini hanyalah alasan yang dibuat-buat saja oleh Bu Delima untuk bisa mendapatkan uang, padahal baru lima hari kemarin Raka mengirimkan uang dengan jumlah yang lumayan besar."Baru beberapa hari 'kan aku mengirim uang untuk keperluan kuliah Bunga dan lainnya, sudah ya, saya banyak urusan! Assalamualikum."Raka menutup telepon sepihak membuat Bu Delima terlihat sangat kesal.***"Kenapa, Mas, kok kaya kesal gitu?" tanya Devina melihat wajah suaminya yang muram."Ibu minta uang lagi," jawab Raka."Bukannya sudah kamu kirim, Mas?" tanya Devina lagi."Memang sudah, paling itu hanya akal bulus Ibu minta uang buat kuliah Bunga, padahal buat dipakai foya-foya," ujar Raka."Ya sudah abaikan saja, Mas."Devina berkata sambil mengecek laporan keuangan butik. Setiap hari pemasukan uang dari butik bertambah, belum lagi
Baca selengkapnya
BERGABUNG DI PERUSAHAAN
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 29Desi begitu kesal dengan komentar Devina pada videonya. Kali ini ia pun dibikin terkejut dengan komentar dari Rani. Dan sebuah pesan WA dari Rani pun masuk ke ponselnya.[Jangan harap bisa berlaga bak ratu kamu. Sekali valakor burik, tetap valakor!] isi pesan dari Rani disertai beberapa buah foto koper milik Naldi.Desi tak berani membalas pesan itu, ia hanya membacanya saja. Tergesa, ia mengetuk pintu kamar mandi dan segera masuk ke dalamnya."Kamu ngapain masuk? Mau mandi bareng?" tanya Naldi genit."Bukan, ini si Rani ngirim pesan WA dan komentar di video yang aku upload di TikTak, dia kayanya tau deh kalau kita lagi bersama," ujar Desi panik.Naldi mendelik menatap pesan dari Rani pada layar ponsel milik Desi. Wajahnya berubah pias seketika."Semua barangku sudah dimasukan ke dalam koper," gumam Naldi.Cepat ia menuntaskan mandinya dan Desi keluar dari kamar mandi, ia menunggu dengan gelisah di kamar.***Orang tua Rani begitu
Baca selengkapnya
ANCAMAN DEVINA
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 30Tiga hari setelah perbincangan sewaktu di acara fashion show itu, kini di hari senin Rani mengajak Devina dan juga Raka pergi bertemu dengan orang tuanya, terutama ayahnya Rani untuk membahas lebih dalam lagi tentang perusahaan yang mereka akan gabung di dalamnya."Pagi, Pak Hidayat." Devina dan Raka menyapa ayah dari Rani."Pagi, Nak, silakan masuk."Sambutan hangat langsung mereka dapatkan dari Pak Hidayat, mereka pun masuk ke dalam ruangan.Bersalaman dan duduk berhadapan."Sebelumnya Rani pasti sudah menjelaskan semuanya pada kalian 'kan?" Pak Hidayat membuka obrolan lebih dulu.Devina dan Raka menganggukan kepala pelan dan tersenyum ramah."Ya, jadi saya dan Rani mengajak kalian untuk gabung di perusahaan kami. Kalian juga bisa menaruh beberapa persen saham di sini, dan soal Naldi. Saya juga baru mengetahuinya dari Rani kalau dia bukanlah saudara kandungmu, pantas saja sifatnya berbanding terbalik denganmu, Raka."Pak Hidayat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status