KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU

KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU

Oleh:  Vira Noviyanti  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
37Bab
48.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selalu dihina dan direndahkan oleh keluarga suaminya, kini Devina mampu menampar kesombongan mereka dengan uangnya. Hasil kerja kerasnya menjadi seorang penulis terkenal. Yuk ikuti ceritanya, sebelum baca jangan lupa untuk follow akunku, tap love, dan berikan komentarnya.

Lihat lebih banyak
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
yama heldi
Seru bangettt
2024-03-15 10:37:52
0
default avatar
TRD Simulator Game
1 kata "K E R E N" Thor critanya.....
2023-10-28 09:33:32
0
user avatar
Vira Noviyanti
Makasih untuk yang sudah baca cerita-ceritaku...️...️...
2022-08-04 09:00:25
3
37 Bab
MENAMPAR KESOMBONGANMU
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 1"Ibu bilang kalian nggak usah datang ke sini! Bikin malu aja. Lihat, semua orang memandang kalian dengan hina!" tukasnya pada Mas Raka."Tapi kami cuma menuruti permintaan Mbak Rani, Bu. Kenapa sih Ibu sama yang lainnya nggak suka sama aku dan Devina? Aku anakmu, Bu. Devina dan Shaka menantu juga cucumu," ujar Mas Raka dengan raut wajah sedih.Saat Ibu memarahi kami karena datang ke acara ulang tahun anaknya Mbak Rani. Dari kejauhan Mbak Rani berjalan pelan ke arah kami sambil tersenyum manis. Di keluarga suamiku, hanya Mbak Rani lah yang baik padaku, Shaka dan Mas Raka."Alhamdulillah akhirnya kalian datang juga, ayo masuk. Hampir semua keluarga kita dan tamu lainnya sudah berkumpul," ajak Mbak Rani ramah.Aku tahu jika akhirnya akan seperti ini, setiap berkumpul keluarga kami selalu dipermalukan. Padahal jelas-jelas Mas Raka adalah keluarganya sendiri. Tak punya hati, hanya karena Mas Raka dipecat dari kantornya karena adanya peng
Baca selengkapnya
BERANI MELAWAN
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 2"Makasih, Mbak. Alhamdulillah ada rejekiku lewat menulis," ucapku."Halah, palingan juga itu ngutang beli kadonya. Nggak usah ngaku-ngaku itu uangmu yang dipinjam Bunga!" bentak Ibu menatapku tajam"Itu memang uangnya Devina, Bu. Selama aku kerja jadi ojek online. Devina ikut membantu keuangan di rumah. Ibu sama yang lainnya cuma bisa merendahkan kami aja. Padahal dulu aku selalu ngasih uang ke Ibu dan Bunga!" tegas Mas Raka.Aku rasa, inilah habisnya batas kesabaran Mas Raka. Belum pernah aku melihat Mas Raka semarah ini, aku beruntung memiliki suami sepertinya. Saat keluarganya menghina dan merendahkanku, justru Mas Raka mati-matian membelaku. Ia tak pernah terhasut oleh omongan buruk keluarganya untukku."Harusnya Ibu bersyukur punya menantu kaya Devina. Setiap hari Devina yang membantu Ibu mengurus pekerjaan rumah. Dari mulai beres-beres sampai masak makanan pagi dan makan malam. Hargai kami, Bu, jangan baik sama kami pas kami p
Baca selengkapnya
MENGERJAI IBU DAN BUNGA
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 3Kucengkram pipi Bunga, ia meringis kesakitan. Ibu mendekat ingin membela anak kesayangannya. Namun tidak jadi ketika mendengar suara ketawaku bak kuntilanak.Ibu meraba tengkuk lehernya dan beringsut mundur. Entah, ide gila dari mana aku tertawa seperti kunti."Nggak usah nakut-nakutin kamu, Dev," ujar Ibu ketakutan.Sengaja aku tertawa lagi seperti kuntilanak. Kali ini lebih kukeraskan lagi tertawaku."Bu ...," lirih Bunga memanggil ibunya."Jangan macam-macam dengan anak ini, saya jin penjaganya." Ideku semakin menggila mengerjai Ibu dan Adik Mas Raka."Buu!" Saat Bunga berteriak memanggil ibunya. Ada genangan air di lantai. Walah, Bunga malah ngompol.Sebisa mungkin kutahan tawaku karena berhasil mengerjai mereka. Untungnya Mas Raka tidak ada di rumah, jika Mas Raka ada di rumah aku juga tidak mungkin mengerjai mereka seperti ini. Hihi."Devina kesurupan, lari Bunga!"Ibu lebih dulu masuk ke dalam kamarnya, sementara Bunga masih
Baca selengkapnya
LUKA MEMAR DI LENGAN SHAKA
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 5Kuusap dan kutiup luka memar di tangan Shaka, mengelus kepalanya lembut agar Shaka berhenti menangis.Setan, memang kelakuan mereka. Azan Magrib malah bikin ulah seperti ini bukannya pada salat. Malah merampas makananku dan melukai anakku.Kuoleskan obat salep pada luka Shaka. Kini tangisnya sudah berhenti setelah aku menenangkannya."Jangan nangis lagi ya, Sayang. Bunda mau salat dulu."Kubaringkan tubuh Shaka di kasur, setelah itu aku menunaikan salat Magrib terlebih dulu sebelum aku melabrak mereka.Selesai salat kutengok Shaka yang sudah tertidur pulas sambil memeluk mainannya.Rasa sakit itu kembali lagi ketika melihat luka di tangan Shaka. Buru-buru aku merapihkan mukena dan sajadah.Berjalan ke arah ruang tamu, di sana tidak ada siapa-siapa. Dari arah kamar Ibu terdengar suara tertawa mereka. Mungkin mereka bahagia dan puas membuat anakku kesakitan.Aku mengatur emosiku agar tak meluap sebelum mengetuk kamar mereka."Bu! Bi!
Baca selengkapnya
MENGADU PADA MAS ARMAN
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 5Kuusap dan kutiup luka memar di tangan Shaka, mengelus kepalanya lembut agar Shaka berhenti menangis.Setan, memang kelakuan mereka. Azan Magrib malah bikin ulah seperti ini bukannya pada salat. Malah merampas makananku dan melukai anakku.Kuoleskan obat salep pada luka Shaka. Kini tangisnya sudah berhenti setelah aku menenangkannya."Jangan nangis lagi ya, Sayang. Bunda mau salat dulu."Kubaringkan tubuh Shaka di kasur, setelah itu aku menunaikan salat Magrib terlebih dulu sebelum aku melabrak mereka.Selesai salat kutengok Shaka yang sudah tertidur pulas sambil memeluk mainannya.Rasa sakit itu kembali lagi ketika melihat luka di tangan Shaka. Buru-buru aku merapihkan mukena dan sajadah.Berjalan ke arah ruang tamu, di sana tidak ada siapa-siapa. Dari arah kamar Ibu terdengar suara tertawa mereka. Mungkin mereka bahagia dan puas membuat anakku kesakitan.Aku mengatur emosiku agar tak meluap sebelum mengetuk kamar mereka."Bu! Bi!
Baca selengkapnya
KEMARAHAN RAKA PADA KELUARGANYA
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 6Mereka terus saja memakiku dari luar kamar dan menyuruhku untuk membereskan rumah, juga memasak makan malam. Jelas tadi mereka sudah memakan makananku, masih saja menyuruhku memasak. Dasar keluarga licik. Mas Raka yang anak kandungnya sendiri saja ia rendahkan, apalagi aku statusnya hanya menantu. Mereka memang harus diberi pelajaran agar tak semena-mena padaku.Mereka hanya tahu aku ini anak seorang mantan buruh biasa di pabrik. Biarkan saja tetap begitu.[Mas, makanan yang kubeli diambil oleh Bunga dan Mbak Desi. Di rumah udah nggak ada makanan.] Aku mengirim pesan pada Mas Raka.Dert! Dert!"Hallo, Sayang. Diambil gimana makanannya?" tanya Mas Raka meneleponku.Aku menceritakan semuanya pada Mas Raka, termasuk Shaka yang dibuat memar dan luka oleh mereka. Dapat kutangkap dari nada bicaranya Mas Rak sangat marah pada mereka, apalagi mengetahui kalau Shaka dibuat celaka.Mas Raka bilang akan segera pulang ke rumah. Hatiku cemas, p
Baca selengkapnya
MENGUPING OBROLAN
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 7"Maksudnya gimana, Dek?" tanya Mas Raka yang sudah lebih tenang sedikit."Kita balas kesombongan keluargamu, Mas. Pantas aja kamu menyuruhku untuk tidak memberitahu keluargamu kalau keluargaku memiliki beberapa kontrakan, dan memiliki rumah makan Padang," ujarku."Dek, aku sendiri hampir lupa kalau kamu dari keluarga yang cukup berada. Ya Allah ... maafin suamimu ini, Dek. Di keluargaku kamu malah diperlakukan seperti pembantu. Bapak dan ibumu pasti sangat marah kalau mengetahui ini semua," lirih Mas Raka.Ya, sewaktu kami masih pacaran Mas Raka pernah bilang jangan menceritakan tentang keluargaku pada keluarganya. Yang mereka tahu bapakku hanyalah seorang buruh pabrik biasa, dan ibuku hanyalah ibu rumah tangga saja."Emangnya kenapa kalau jujur aja sama keluargamu, Nak?" tanya Bapak kala itu keheranan."Nggak papa, Pak. Keluargaku suka minderan orangnya," jawab Mas Raka."Loh, kok gitu. Tapi ya udah kalau itu maumu," ujar Bapak.Se
Baca selengkapnya
SALAH SASARAN
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 8"Sini duduk, Dev, Raka. Kita makan malam bersama," ajak Mas Arman dan Mbak Desi.Mas Raka bergeming, ia malah menatap satu persatu wajah kami. Lalu tiba-tiba tersenyum, tapi senyumnya lain. Seperti merencanakan sesuatu."Ini ceritanya makanan sogokan untuk kami, ya?" tanya Mas Raka sambil berjalan ke arah meja makan."Bu-bukan kok. Ini makanan sebagai bentuk permintaan maaf kami sama kalian," jelas Mbak Desi.Mbak Desi meraih jemari Mas Raka dengan lembut lalu menarik tangannya dan menyuruh Mas Raka duduk. Apa-apaan dia seperti itu pada suamiku."Duduk, Raka. Mau aku ambilin makanannya?" Mbak Desi menyodorkan piring kosong pada Mas Raka."Nggak usah, Mbak. Dia suamiku, urus saja suamimu!" ketusku.Mas Raka melirikku dan tersenyum penuh arti. Ia menghampiriku dan malah mengambilkan makanan untukku. "Ini gratis, Sayang. Disediakan khusus untuk kita. Jadi, ayo makan yang banyak." Mas Raka mencium pipiku lembut.Mbak Desi tersenyum sin
Baca selengkapnya
PURA-PURA PINGSAN
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 9"Iya, kakiku, Mbak. Kakimu nggak punya mata, ya, makanya ngelus-ngelus kaya orang gatel!" sindirku padanya."Kenapa, Sayang?" tanya Mas Raka."Itu, Mas. Ada yang salah sasaran," ujarku sambil melirik Mbak Desi.Mbak Desi semakin salah tingkah aku sindir seperti itu. Wajahnya memerah, entah antara malu atau marah padaku.Ponselku berdering ada telepon masuk dari Arbi adikku."Kak, aku udah di depan nih. Jadi mau menginap di rumah nggak?" tanya Arbi."Jadi, kamu bawa mobil 'kan? Masuklah ke dalam, bantuin kami masukin barang ke bagasi.""Oke, Kak, aku masuk ya."Arbi menutup sabungan teleponnya. Selang beberapa menit suara ketukan pintu di luar terdengar.Saat aku beranjak dari kursi dan ingin membuka pintu. Tapi sudah keduluan oleh Bunga yang berjalan untuk membuka pintu."Eh, ngapain kamu ke sini?" tanya Bunga sambil menelisik penampilan Arbi.Wajahnya seketika berubah ramah saat melihat mobil Pajero Sport putih terparkir di halama
Baca selengkapnya
KOMENTAR PEDAS DI F******K
KUTAMP*R KESOMBONGAN KEKUARGAMU DENGAN UANGKU part 10"Biar bentuknya seperti rumah kontrakan, tapi keberadaan kami di sana jauh lebih dihormati!" ketus Mas Raka pada Mas Naldi."Halah, belagu banget kamu punya mertua miskin aja!" sengit Mas Naldi."Nggak sadar diri kamu, Mas. Kamu bisa seperti ini juga berkat orang tuanya Mbak Rani. Macam-macam kamu sama Mbak Rani, tinggal ditendang sama orang tuanya. Kamu pikir aku nggak tau busuknya kamu!" Mas Raka tersenyum penuh arti pada Mas Naldi.Mas Naldi langsung terlihat kikuk dan salah tingkah. Lalu membahas topik yang lain."Ini, Bu. Aku bawakan makanan enak buat Ibu. Ini makanan mahal, yang miskin pasti nggak sanggup buat membelinya."Lagi-lagi Mas Naldi menyindirku dan Mas Raka. Mbak Rani menarik napas dan mengembuskannya kasar melihat tingkah suaminya."Ayo, Sayang kita pergi. Nambah nggak waras kalau lama-lama di sini!" ajak Mas Raka."Mbak kami pamit pergi, ya." Mbak Rani mengangguk tersenyum sedih melihatku yang akan pergi dari sin
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status