Semua Bab ISTRIKU MEMBEKU: Bab 51 - Bab 60
114 Bab
INGAT
RESTIMas Andra masih mengharapkan balikan sama Armila. Nyata banget kulihat di pesta pernikahan anak temannya. Pria itu mencuekkanku demi mengejar mantannya. Brengsek banget emang. Aku hanya bisa menahan gelegak emosi melihat kebucinan mas Andra. Dia benar-benar tak menghargaiku lagi. Di benaknya hanya ada Armila dan Armila.Terus, aku dianggap apa?Sepertinya aku harus menghentikan hayalan mas Andra untuk kembali pada Armila. Enak saja, perceraian ini telah terjadi berkat kerja kerasku. Masa sekarang harus dihancurkan oleh rujuk.Lihat saja, Resti bukan wanita lemah yang hanya bisa menangisi keadaan. Aku bisa berbuat apapun demi mencapai tujuan."Awww!"Aku meringis sebab tubuh rasa ditimpa benda keras. Ternyata aku ditabrak seorang laki-laki paruh baya. Meski sudah berumur, tubuhnya masih kekar. Buktinya aku sampai kesakitan saat bertabrakan."Maaf, Nona saya berjalan tidak fokus Maafkan sekali lagi!"Tadinya aku mau marah, tapi mulut rasa dikunci pas mendengar suara lembutnya. Se
Baca selengkapnya
TAK MALU
RESTIOh, iya. Ya, ampun pertanda apakah ini aku bertemu dengan pria itu lagi. Mau apa orang itu di sini? Masa iya belanja?"Saya sedang mengontrol butik milik almarhum istri. Kalau tidak keberatan, mari mampir!""Tapi, saya-!""Sebentar saja, tempatnya tak jauh dari sini!""Ba, baik!"Aku mengikuti langkah kaki pria yang mungkin usianya hampir dua kali lipat dari usiaku. Meski begitu, postur dan gaya jalannya masih terlihat gagah.Pikiranku jadi liar ketika membayangkan hal terlarang. Mungkin ini efek lalainya mas Andra atas nafkah batinku.Huh, jangan salahkan aku yang pada akhirnya kelaparan. Apalagi aku masih tergolong pengantin baru.Aku terperangah katika masuk ke butik milik tuan Bima. Ternyata bukan butik kaleng-kalengan. Argh, napsuku pada barang-barang mentereng itu jadi meronta-ronta.Setiap mata memandang, yang terlihat hanya pakaian indah nan memesona. Kalau bisa, aku ingin membawa sebagian besar pulang."Ini butik peninggalan almarhum istri saya. Sekarang yamg mengelola
Baca selengkapnya
PUSING
ANDRAKeputusan sidang perceraian telah membuatku merasa jadi manusia paling sengsara di dunia. Biduk rumah tangga yang baru dijalani tiga tahun harus kandas akibat terjangan badai. Sebagai nahkoda, aku telah gagal mengarahkan bahtera ini menuju pelabuhan bahagia. Kapalku karam di setengah jalan. Meski Armila masih dalam masa iddah, untuk saat ini tetap tak punya jalan rujuk. Wanita itu kukuh dalam pendiriannya. Tak mau kembali. Maka dari itu harapan sepertinya harus kuempas jauh-jauh.Sakit, jelas terasa. Hatiku yang telah terpotong, kini diiris tipis-tipis. Tiap irisan itu mengalirkan darah hingga seluruh bagiannya memerahSatu minggu ini aku terus larut dalam lumpur kesedihan. Aku tak peduli dengan semua urusan termasuk tingkah Resti dan hal apapun juga.Aku hanya ingin menikmati kesendirian dalam gulita malam. Bahkan ketika mentari menyengat pun, aku tetap merasa ada dalam kepekatan malam.Sungguh, perpisahan adalah hukuman paling berat yang kurasakan sebab menyakiti Armila. Ribu
Baca selengkapnya
TAHU SESUATU
ANDRATiap hari Resti pergi pagi pulang malam. Entah ke mana dan melakukan apa. Awalnya aku tak peduli, tapi lama-lama gerah juga dengan tingkah tak patutnya itu.Sepertinya aku harus menyuruh orang untuk mengikuti ke mana Resti pergi. Aku punya firasat buruk terkait tingkahnya kali ini. Sebelum makin parah, baiknya dideteksi dari sekarang.Aku membayar seseorang untuk mengintai Resti. Dia wajib melaporkan kegiatanmya siang dan malam. Pergi ke mana dan dengan siapa musti didata.Terpaksa kulakukan ini sebab sudah paham tabiatnya. Ia pasti tengah asyik dengan sesuatu yang mungkin tak baik. Atau malah tengah membuat kejutan buruk lagi..Sebelum terlambat, aku harus segera bertindak. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Aku tak mau terjebak terus menerus dalam permainannya.Di hari pertama belum ada kabar aneh dari orang bayaran. Dia hanya melaporkan kegiatan biasa saja. Belanja dan juga kumpul bareng temannya.Begitupun di hari ketiga. Masih sama laporannya hingga aku berpikir meman
Baca selengkapnya
DEMI DENDAM
RESTIPria ini menceraikanku tanpa basa-basi. Jelas aku tak terima perlakuannya. Aku tidak berhubungan jauh dengan om Bima hanya sekedar jalan, makan dan ke butiknya. Jangankan berzina, pegangan juga tidak."Kenapa dengan mudahnya mas menceraikan aku. Lelaki macam apa kau ini? Idiotkah? Harusnya kau tanya siapa lelaki itu dan bagaimana hubungan kami. Bukan malah menyimpulkan sendiri!" serangku dengan menatap mata itu dengan garang. Kemarahan telah menguasaiku hingga tak ada lagi takut atau gentar padanya. "Bukan hanya persoalan Bima yang membuatku hari ini memutuskan perpisahan. Tapi, kelakuanmu sebelumnya adalah pertimbangan matang untuk ini. Maaf, Resti, kata talak telah kuucap dengan sadar. Jadi kita resmi berpisah!"Pria itu menjelaskan denagn nada tenang. Tak ada kemarahan seperti biasa. Ia sepertu sudah menyiapkan ini dengan matang. "Mengapa baru sekarang kau ungkit kelakuan itu, hah! Aku juga sudah tidak berbuat seperti itu lagi'kan! Nomor Armila saja sudah kublokir. Lantas,
Baca selengkapnya
LANCANG
RESTIOm Bima mulai berani mengirim pesan padahal tahu aku bukan wanita single. Awalnya berisi sapaan biasa, lama-lama ngajak ketemuan.Aku takut sebenarnya main api di belakang mas Andra. Jujur, meskipun pria itu sekarang menyebalkan, perasaanku padanya masihlah dalam.Pada mas Andra aku bukan sekedar ingin harta atau hidup berkecukupan. Aku memiliki perasaan khusus yang tak pernah ada sebelumnya pada laki-laki lain. Cinta seperti itulah mungkin.Makanya ketika masa Andra memutuskan untuk menikahi, aku benar-benar bahagia saat itu. Cinta yang sekian lama terpendam tak bertepuk sebelah tangan lagi.Hanya saja aku tak puas ketika menjadi istri kedua. Apalagi saat tahu perasaan Mas Andra pada Armila itu sangat dalam. Kadang secara tak sengaja ia memanggil namaku dengan namanya. Dan itu menyebalkan. Jangan-jangan ketika memadu asmara pun yang terlintas itu bayangannya. Hal itu menyulut api kecemburuan. Makin lama api tersebut makin berkobar hingga Aku sanggup meluncurkan beragam fitnah
Baca selengkapnya
SYOK
ANDRASetelah menceraikan Resti, aku keluar dari rumah itu. Sudah kubayar satu rumah kontrakan yang tak jauh dari tempat kerja. Aku tak mungkin tinggal dengan dua mantan, tak bisa juga beli rumah baru. Bisa terkuras seluruh keuangan. Untuk tinggal di rumah orang tua juga tak memungkinkan. Bukan ketenangan yang ada di sana, tapi tekanan batin lebih besar lagi.Agenda berikutnya adalah menyampaikan perceraian pada orang tua Armila dan Resti. Aku meminta putri mereka baik-baik, maka melepasnya pun harus baik.Meski tahu konsekuensi apa yang akan diterima, sebagai lelaki aku harus berani. Tak boleh lari dari kenyataan, apalagi bersembunyi.Kandasnya dua pernikahan adalah salahku. Tak becus memerankan diri sebagai pemimpin rumah tangga. Napsu yang berada dibawah logikalah penyebabnya.Sekarang, aku sendiri. Baik siang maupun malam hanya berteman kesunyian. Tak ada istri, maupun anak yang dulu kala menatapnya sanggup mengganti segala kelelahan.Affan, aku hanya bisa menjenguknya sesekali.
Baca selengkapnya
PECUNDANG
ANDRAAku, mang Dadang dan Armila membawa keduanya ke rumah sakit. Di sana pun kamilah yang mengurus administarsi dan menungguinya."Aku yang salah. Kalau ada apa-apa pada mereka aku takkan memaafkan diri sendiri. Aku memang brengsek sudah menyakiti banyak orang."Armila terus menangis di sisiku. Ia tak bicara atau menanggapi ocehan mantan suaminya ini. Sesekali tangannya menyeka air mata yang terus berjatuhan.Saat ini, aku hanya bisa merutuki diri atas masalah yang datang bertubi-tubi. Aku merasa telah jadi manusia paling bodoh di dunia ini."Maafkan, maafkan aku!"*Aku pulang meski kondisi orang tua Armila belum membaik. Pulang kali ini sama dengan diusir sebab keberadaanku hanya akan memperburuk kondisi orang tua. Aku pergi diiring tatapan kebencian seluruh anggota keluarga. Kakak dan adik Armila yang dulu teramat dekat, kini membuang muka..Pasti di dalam benak mereka, aku adalah mahluk paling durjana. Biar saja, aku tak akan menyanggahnya. Itu hak mereka. Bahkan ketika mencap
Baca selengkapnya
CUKUP DULU
RESTI"Cukup, cukup! Jangan sampai dia mati, nanti kita berurusan dengan polisi!"Aku berteriak-teriak agar dua lelaki yang sedang menghajar mas Andra berhenti. Karena tak mau berhenti aku memukul abang dengan gagang sapu."Apa-apaan kamu, Resti?" bentaknya. Matanya nyalang dan wajah menyeramkan."Berhentilah, nanti dia mati. Masuk penjara lagi abang baru tau rasa!"Mendengar itu dia mau menuruti permintaanku. Lalu, memaksa ayah untuk tak memukul mas Andra lagi.Aku menyuruh abang memeriksa mas Andra apakah masih bernapas atau tidak. Untunglah masih hidup. Karena takut ada masalah, kami sepakat pria ini dirawat di sini saja."Abang saja yang obati dia. Aku gak mau!""Enak saja, abang tak sudilah!"Karena tak ada yang mau mengurus mas Andra, terpaksa aku melakukannya. Merepotkan saja.Aku membersihkan darah yang mengalir di beberapa bagian tubuh mas Andra. Lalu, membalurnya dengan minyak but-but andalan mama. Katanya bisa cepat mengeringkan luka.Omelanku tak berhenti sepanjang merawat
Baca selengkapnya
AMBISI
RESTI"Mas akan buktikan bahwa mas bukan lelaki brengsek. Mas akan datang pada ayahmu. Kita tak usah menunda lagi pernikahan. Segerakan saja adakan pesta besar-besaran."Rasanya pengen jingkrak-jingkrak saking bahagia. Harapanku untuk menjadi Nyonya kaya raya tinggal satu langkah lagi. Emang sih aku tak tahu seperti apa anak-anaknya. Tapi tenang Resti itu ahli drama. Aku pasti bisa meluluhkan hati mereka."Gimana dengan putra-putri, Mas. Aku takut mereka tak bisa menerima ibu tirinya yang masih terlalu muda. Bagaimana kalau mereka menyangka aku hanya mau harta mas Bima saja."Mas Bima mengelus rambut dan punggungku. Terdengar helaan berat dari bibirnya."Yang agak keras hanya si sulung. Selebihnya penurut. Tapi, mas akan bantu yakinkan kalau kamu pendamping terbaik."Aku melukis senyuman sebab merasa senang. Takluknya mas Bima di bawah kaki Resti adalah keberuntunganku selanjutnya.Waktu, aku tak sabar menanti perguliranmu. Semoga kau tak berkhianat hingga melambatkan jalanku mencapai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status