Lahat ng Kabanata ng KUBUAT KAMU MISKIN, MAS: Kabanata 11 - Kabanata 20
68 Kabanata
11. Hubungan
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 11**PoV Sandrina Aku sarapan pagi dengan lahap bersama Nisa. Anaknya sedang aktif berlari kesana-kemari. Baby sitter yang mengurus. Nisa membuatkan aku sarapan nasi goreng dengan telur dadar. "Duh, enak banget, Nis. Tapi aku gak enak sama Faiz. Kamu jadi tinggal di sini," kataku menyantap makanan nya. "Santai lah, Mbak. Aku juga nanti ketemu sama dia. Apa jadwal hari ini?" tanyanya. "Aku mau ngantor sebentar. Untuk sementara kamu di sini aja mempelajari situasi dan kondisi." "Sesuai arahan, Mbak. Kalau ada apapun pasti aku lapor!" ucapnya. Aku mengulas senyum ke Nisa. Kami melanjutkan sarapan. Mas Alif datang ke meja makan dan sepertinya sudah rapi. Aku heran melihatnya. "Kamu mau kemana, Mas?" "Mau ke kantor, lah!" serunya. "Gak perlu karena aku udah yang pegang kendali!" "Kamu gak bisa seenaknya, Sand. Aku masih pemimpin tertinggi!" kata Mas Alif menghentakkan sendok dengan keras. "Kamu jangan suka hati seperti itu, Mas. Kalau piring ini rusak ka
Magbasa pa
12. Permainan Dimulai
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 12. **POV Sandrina. "Perutku sakit, Mas," kata Miranti memegang perutnya yang sakit. Mas Alif terlihat panik. "Kenapa, Mir?" "Kamu pasti hamil?" tanyaku melihatnya dengan gusar. Dia memegang perutnya dengan kesakitan. "Sand, kita harus bawa Miranti ke Dokter!" ucap Mas Alif. Dia langsung menggendong Miranti karena sangat panik. Dia sama sekali gak peduli padaku. Menyebalkan, aku sampai sekarang gak tahu hubungan mereka. Bahkan photo yang di kirim Faiz belum aku tanyakan lebih lanjut. "Damar, kamu kerjakan saja pekerjaan yang sudah ada. Kalau ada sesuatu yang mendesak boleh lapor padaku," ucapku ke Damar. Dia mengangguk mematuhi. "Baik, Bu." katanya. Aku beranjak berjalan mengikuti Mas Alif. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan Miranti. "Aku ikut!" ucapku padanya saat dia memasukkan wanita itu ke mobil. Mau tak mau mereka membiarkan aku ikut serta. Rasanya dadaku sesak melihat pemandangan ini. Mas Alif sangat perhatian dengan Miranti. Apa artinya aku
Magbasa pa
13. Mempermalukan
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS. 13.**PoV Sandrina. Mas Alif diam saat aku mengatakan itu. Dia tak terima sama sekali. Tetapi aku gak peduli dan tetap bersikeras akan menjual mobilnya. "Sand. Kenapa harus jual mobil. Apakah gak bisa lainnya. Itu mobil buat aku kemana-mana. Kamu udah ambil uang Ibu dan uangku juga di rekening Perusahaan kenapa masih mempersulit ku, Sand." Mas Alif mulai memelas padaku. Aku sama sekali tak terpengaruh. "Mas, keuangan Perusahaan sedang krisis. Kamu gak usah mempersulit ku. Kamu udah janji sama aku akan menuruti ku. Bagaimana aku bisa percaya padamu jika kamu seperti ini. Setelah stabil aku akan kembalikan lagi," kataku saja berpura-pura agar dia tak marah untuk saat ini. Mas Alif harus bekerja gratis padaku dan keluarganya akan merasakan pembalasan dariku terutama pagar makan tanaman ini, Miranti. "Ya sudah, aku anggap kamu paham, Mas. Aku akan ke kantor karena masih banyak sekali yang harus aku kerjakan!" seruku padanya. Aku beranjak keluar dari ruangan M
Magbasa pa
14. Tahu Diri
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 14. **PoV SandrinaRatmini datang membawa nampan berisi sirup. Dia dengan kasar meletakkannya. Aku menjadi kesal melihat tingkahnya. Gak tahu diri banget, sudah di kasi numpang namun sikapnya menyebalkan. "Gimana sih kamu. Kok gak ada es nya malas banget sih kamu. Banyak di kulkas es batu. Cepat pecahin dan bawa ke mari. Ibu-Ibu pasti haus, 'kan?" kataku dengan perubahan wajah yang signifikan ketika berbicara dengan Ratmini dan Ibu-Ibu arisan yang sedang melihat-lihat itu. "Iya, haus banget," jawab seorang Ibu. "Tetapi aku ...." "Jangan malas deh, dan jangan campur obat sakit perut juga. Setelah kamu buat maka kamu minum sedikit airnya supaya kalau sakit perut kamu lebih dulu yang merasakannya!" sentaknya padanya sambil mengulum senyum. Sudah di pastikan wajah Ratmini ketus dan tak senang. Dia mendumel sambil menghentakkan badannya kemudian berlalu dari kami. "Kamu gak boleh begitu menjelekkan adik ipar, Sand!" Ibu protes atas tindakanku. "Kan emang
Magbasa pa
15. Pelakor
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 15. **PoV Sandrina "Izinkan dia tinggal di rumah, Sand." Mas Alif berkata dengan nada lembut. Mataku sudah melotot mendengarnya. "Apa sebenarnya hubunganmu dengannya?" "Kenapa kamu bertanya itu?" Aku hanya tersenyum getir. Mengapa Mas Alif ini menganggap ku tak tahu apa-apa. "Siapa yang sahabatnya? Tetapi kamu sangat perhatian padanya. Apakah Miranti gundik kamu?" "Sand, cukup!" Dia membentakku sebentar lalu mengatur lagi napasnya. "Maafkan aku, Sand. Suami Miranti adalah temanku. Dia meninggalkan Miranti begitu saja dan aku merasa punya tanggung jawab karena yang menghamili dia temanku," katanya beralasan padaku. Well, cukup bagus alasannya. "Anak temanmu bukan anakmu?" "Jangan menuduh hal yang sama terus, Sand. Aku adalah suami kamu!" "Tetapi suami bisa saja jadi pengkhianat." Aku berkata tenang. "Sand. Apa salahnya membantu. Kenapa hubungan kalian jadi renggang. Padahal Miranti cerita kalau kalian adalah teman yang akrab. Dia kesusahan dan pat
Magbasa pa
16. Numpang
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 16. **PoV Sandrina. Wanita itu masuk saja sambil memeluk Bu Rifah. Dia terlihat lesu karena baru saja keluar rumah sakit. "Miranti. Kamu kenapa?" "Aku gak bisa tinggal di kos lagi, Bu. Aku sebenarnya udah dua bulan gak bayar kos. Tetapi Ibu kos kali ini marah dan mengusir aku. Huhuhu …." Dia terisak dan mulai drama. "Udah kamu masuk aja dulu. Bagaimana kondisi kamu?" "Sudah membaik, Bu." Miranti duduk di bimbing Bu Rifah. "Sand, kamu ambilin Miranti teh hangat ya. Kasihan dia. Sekalian bawain cemilan yang kamu belanjain tadi," kata Bu Rifah menyuruhku. Aku tertawa getir mendengar ucapannya. Dia kira aku siapa? "Ibu nyuruh aku?" tanya ku dengan penekanan. Dia lalu sadar dan terdiam melihat wajah garang ku. Hu Rifah lalu mendengkus dan memanggil Ratmini. Tergopoh Ratmini datang. "Apa sih, Bu. Jangan teriak-teriak. Aku lagi masak nasi." "Kamu ambilin minuman buat Miranti!" perintah Ibu. Ratmini mencebik mendengar perintah. "Benar-benar kalian. Gak
Magbasa pa
17. Lumpuh
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAGI 17.**PoV Sandrina.Aku sudah sangka kalau Mas Alif ada di dalam bersama Miranti. Dasar lelaki penipu, aku harus mengerjai mereka berdua. Rasanya terlalu cepat aku melabrak seperti ini. Mas Alif juga masih mengerjakan laporan produk di Perusahaan. Aku ingin produk kami sukses dulu dan dia tak mendapatkan apapun. Dia harus membayar semua nya dengan itu. Tok … Tok … Tok …. Aku mengetuk kamar Miranti. Aku sangat yakin dia terkejut mendengar suara ketukan pintuku. "Siapa?" tanya nya. "Ini aku. Aku mau masuk!" ucapku. Miranti pasti gusar dan aku terus saja mengetuk pintu itu. Beberapa lama dia membukanya. "Ada apa, Sand? Kamu belum tidur?" tanya nya dengan wajah pias. Aku melongok ke dalam kamarnya. "Kamu cari apa?" serunya menelan salivanya. Aku masuk saja sambil menyenggol kasar Miranti. Aku lalu duduk di tempat tidur Miranti yang ukurannya hanya untuk satu orang. Secara iseng aku menendang sisi kasur tetapi tak ada apapun di bawah. Dimana Mas Alif b
Magbasa pa
18. Pingsan
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS bag 18. **PoV Sandrina. Ibu dan Ratmini kaget karena Mas Alif berkata sudah memakan makanan yang baru saja di antar. "Alif, itu untuk Sandrina!" kata Ibu. "Iya, Mas. Gimana sih kamu. Itu buat Sandrina!" kata Ratmini menggigit bibirnya ketakutan. Apa yang mereka perbuat pada makanan itu?"Loh, Iya sih. Cuma karena Sandrina gak makan maka aku makan aja. Mubazir karena di biarkan begitu saja." "Makasih loh, Mas. Kamu baik banget." "Tetapi itu …." Ratmini menggantung perkataannya. Aku menyeringai menatap mereka berdua. Aku menempelkan kepalaku di sisi Mas Alif, hal itu membuat Miranti marah melihatnya. "Mas, Sandrina suruh aku membersihkan kebun dan rumah. Apa gak bisa beritahu dia kalau aku hamil!" ucap Miranti mendengkus padaku tetapi suaranya mendayu ke Mas Alif. Wajah Mas Alif berubah dia melihatku lagi. Aku meliriknya seperti biasa. "Sand, kasihan Miranti. Dia hamil. Biarkan lah dia istirahat," kata Mas Alif lembut. "Hamil jangan di jadikan alasan
Magbasa pa
19. Panti
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 19. **PoV Sandrina. "Bu, ini berkas laporan yang di minta," kata Damar padaku. "Eh, ya." Aku merasa malu karena ketahuan melamun. "Dimana Pak Alif? Apa gak masuk kerja?" Aku menghela napas, terpikir perbuatan keluarga mereka tadi pagi. Apakah aku harus mengakhiri ini. Mudah saja bagiku mengusir mereka dari rumah. Tetapi Mas Alif belum menyelesaikan laporan kerjanya. Ratmini juga belum mendapatkan balasan atas apa yang sudah di lakukannya serta Miranti yang sudah merebut suamiku. Walau sampai sekarang aku gak tahu apa hubungan mereka. Apakah menikah atau hanya kumpul kebo? "Hari ini dia gak bisa masuk kerja. Mungkin besok dan targetnya dalam tiga hari laporan itu harus di selesaikan nya." "Bagus jika begitu, saya permisi, Bu." Damar hendak keluar. "Sebentar," panggilku. Dia menoleh. "Iya, Bu." "Ada yang mau aku tanyakan padamu. Duduklah," ucapku. Damar duduk kembali di hadapanku. Sepertinya aku memang harus banyak berkomunikasi padanya tentang M
Magbasa pa
20. Rencana Terselubung
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS bag 20**PoV Sandrina. "Sand, apakah harus malam ini ku kerjakan?" "Ya, kamu sadar, Mas. Kamu tadi gak ngantor?" "Kepalaku pusing, Sand. Sakit sekali rasanya. Aku juga gak tahu kenapa aku begini," kata Mas Alif masih memegang pelipisnya. "Tanya sama Ratmini, adik kandung mu. Dia yang membuatmu celaka!" sentakku ke Mas Alif. "Apa maksud mu?"Belum sempat aku menjelaskan, suara pintu kamar kami di gedor-gedor. Aku mendengkus kesal. Siapa di situ? "Apa?" sentakku setelah membuka pintu. Ibu sudah berkacak pinggang di depan pintu. "Sandrina. Tanggung jawab kamu!" katanya padaku secara tiba-tiba. "Apa maksud Ibu?" "Sampai sekarang Ratmini belum sadar juga!" sentaknya marah. "Sabar saja. Mas Alif lebih dahulu pingsan dari dia. Ratmini akan sadar sebentar lagi," ucapku santai. "Keterlaluan kamu. Kamu sengaja mau membunuh anakku!" "Tolong berbicara di kondisikan, Bu! Anak mu yang mau mencelakakan aku, kalau aku mau sekarang juga dia bisa aku seret keluar da
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status