All Chapters of KUBUAT KAMU MISKIN, MAS: Chapter 21 - Chapter 30
68 Chapters
21. Kamu Miskin
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 21.**PoV Sandrina"Sandrina!" kata mereka kaget melihat kedatanganku. "Sedang apa kalian di sini. Apakah di tempat ini kalian merencanakan sesuatu?" tanya ku. Wajah mereka pias mendengar tururku. "Sejak kapan kamu ada di sini, Sand?" tanya Mas Alif merasa takut. "Sejak tadi," balasku tenang. Wajah mereka memerah dan Ratmini menundukkan wajahnya. "Hahahah, aku baru saja sampai. Kenapa wajah kalian merah padam seperti itu?" Ibu menelan salivanya merasa tak enak hati. "Jangan main-main, Sand. Kamu buat kami takut aja!" Miranti buka suara. Aku memandang jengah dirinya karena dia tadi mengaku kalau anak itu adalah anak Mas Alif dan Ibu mertua mengatai ku mandul.Apa salah jika kami baru dua tahun belum punya anak? Ada yang lebih lama tidak punya anak tetapi mereka bersabar. Apakah karena ini Mas Alif menyelingkuhi aku? Suamiku juga tak mau beberapa kali berobat dan program anak ke dokter. Alasannya sibuk dan sibuk. Namun untuk Miranti dia tak sibuk. Dasar
Read more
22. Benalu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 22**"Sand, berapa kali aku sampaikan padamu kalau aku dan Miranti gak ada hubungan. Aku minta sama kamu. Kamu buang rasa cemburu di hati kamu, Sand. Gak perlu cemburu dengan sahabat kamu sendiri," kata Mas Alif dengan lemah lembut. Cih, menjijikkan. Aku muak sekali padanya. "Kamu juga gak perlu cemburu dengan Damar. Karena dia cuma sekretaris aku. Sedangkan kamu secara terang-terangan menggendong dan perhatian dengan Miranti di depan mataku!" ucapku dengan pandangan tajam. "Karena dia butuh pertolongan, Sand!" Mas Alif masih berusaha berkelit. "Sekarang tolong keluar dan tinggalkan aku!" perintahku ke Mas Alif. Dia menghembuskan napas kasar sebelum keluar dari ruangan ku. "Kamu masih istriku, Sand. Ingatlah itu!" katanya sebelum menutup pintu. Aku mendengkus kesal benar-benar lelaki yang egois. Dia boleh berselingkuh sedangkan aku tak bisa dekat dengan lelaki lain. Meskipun aku tak melakukannya karena masih ingat dosa. Orang tuaku akan menderita di ala
Read more
23. PoV Sandrina
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 23. **Aku merasa hampa sambil memandangi kota lewat balkon hotel. Teringat ucapan Mas Alif sebelum aku pergi tanpa dirinya. "Sand, kamu akan setia pada ku, 'kan?" "Untuk apa berkata seperti itu. Aku selama ini jujur, tetapi kamu tidak jujur pada ku!" "Aku tidak jujur bagaimana, Sand? Aku selama ini selalu jujur sama kamu," kata Mas Alif lembut. "Kamu gak perlu membohongiku lagi. Aku muak sama kamu!" ujarku pada Mas Alif. "Kenapa kamu tiba-tiba marah seperti ini, Sand. Apa salah aku?" Dia masih berusaha meminta penjelasan. "Kamu tanya diri kamu, Mas. Apa salah kamu. Asal kamu tahu perselingkuhan tak ada tempat. Apalagi kalau berzina, dalam agama hukumannya rajam!" ujarku berlalu, wajah Mas Alif gusar. Dia mencoba mengejarku."Apa maksudmu? Kamu nuduh aku?" Mas Alif mencengkram tanganku kasar. Aku merasa sakit saat dia melakukan itu. "Lepaskan aku, Mas!" "Gak akan sebelum kamu katakan apa masalahmu!" "Kamu pikirkan aja sendiri!" Aku melepas kasar
Read more
24. PoV Alif
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 24.**PoV Alif "Sand. Aku minta maaf sama kamu kalau kamu marah sama aku. Mungkin karena aku perusahaan Papa mu nyaris bangkrut. Tetapi mengapa hanya karena masalah itu kita harus berpisah. Aku masih mencintai kamu, sayang. Aku akan lakukan apapun untukmu. Aku akan bekerja lebih keras agar Perusahaan itu kembali bangkit, Sand." Aku berkata panjang di telepon. Berharap Sandrina, istriku mau mendengarkan. "Tetapi gak ada tempat untuk seorang pengkhianat di hatiku, Mas!" "Aku gak mengkhianati kamu, Sand. Aku bahkan cinta sekali padamu, sayang." "Cukuplah kebohongan mu, Mas. Aku bahkan gak tahu apa itu cinta dan kebohongan. Mengapa kamu mengkhianati aku. Aku minta sama kamu. Kamu bersiap untuk angkat kaki dari rumahku!" "Sand. Aku gak mau bercerai tanpa alasan yang jelas. Aku gak bisa kamu menceraikan jika kamu ingin bersama sekretaris sialan mu itu!" Aku yakin Sandrina punya hubungan khusus dengan sekretarisnya. Apakah istriku berani mengkhianati aku?
Read more
25. Damar
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 25**PoV SandrinaAkhirnya semua berjalan lancar. Kerja sama untuk produk baru di setujui. Aku akan pelan-pelan memulihkan lagi Pabrik Papa ku yang nyaris bangkrut. Terkadang mengurus Perusahaan ini menyita waktuku. Aku juga tak sempat lagi berkarya sebagai desainer. Meski rindu sangat menyapa untuk aku terjun lagi ke sana. Aku tak bisa fokus karena usaha almarhum Papa membutuhkan perhatian, ditambah Mas Alif dan keluarganya. Berkat laporan yang dia buat juga akhirnya permohonan kami di setujui. Aku sudah berhasil perlahan meski harus lebih banyak bersabar. Sekarang, aku tak lagi butuh Mas Alif. Sudah cukup mereka menyakiti aku. "Bu ...." Damar menyapa ku yang sedang berdiri di balkon. Aku tersentak kaget membalik badan tanpa sadar kalau aku sedang memegang teh hangat. Entah bagaimana teh itu tersiram ke lengannya karena pikiranku tak fokus. Aku meringis karena kemeja tangan panjang yang di pakai Damar di bagian tangan basah karena ulahku. "Aduh, maaf, D
Read more
26. Pengusiran
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 26. **PoV Alif."Kamu mau kita bercerai, Mas? Terus aku dapat apa? Ingat ini adalah anak kamu!" kata Miranti dengan wajah garang padaku saat kami berada di kafetaria setelah periksa di klinik.Aku menyampaikan padanya kalau kami lebih baik berpisah saja. Sandrina akan menggugat cerai dan menyuruh kami semua angkat kaki. Aku bukan tak mau melawan tetapi aku juga tak bisa melawan karena semua kuasa Perusahaan ada di tangan Sandrina. Rumah juga adalah milik almarhum orang tua Sandrina. Istilahnya aku adalah lelaki mokondo yang numpang hidup dengan Sandrina. Aku tak berpikir sampai jauh kalau Sandrina akan memblokir rekening Perusahaan. Uangku sudah kuberikan pada Ibu dan Miranti sementara yang lain hendak aku ambil namun aku kalah cepat dengan Sandrina yang sudah lebih dulu memblokirnya. Istriku itu sangat keterlaluan. Dia benar-benar membuat aku miskin. Dia juga memanfaatkan aku untuk bekerja. Setelah berkas yang ku kerjakan di terima kerja samanya, tak
Read more
27. Rumah Berhantu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 27. **PoV Alif"Aku juga gak sudi tinggal di rumah kamu, Sand. Aku sama sekali gak sudi!" "Kalau begitu silahkan kalian pergi dari rumahku. Untuk apa masih di sini!" kata istriku dengan wajah garang. Aku tak pernah melihat kemarahan sedemikian besar pada wajahnya. Kali ini Sandrina benar-benar marah. "Sand. Kamu serius dengan semua ini. Kamu serius ingin berpisah dari aku?" tanyaku masih dalam keadaan lembut, berharap dia berubah. Aku juga sedikit menyesali keputusanku meninggalkan dia demi Miranti. "Sand. Jadi janda itu susah loh. Kamu mau jadi janda apa kalau berpisah dari Alif?" Ibu menimpali berharap Sandrina berubah. "Lebih baik aku jadi janda, Bu. Daripada kalian membunuhku perlahan. Semuanya sudah jelas dan silahkan tinggalkan rumahku!" katanya lagi. Dua bodyguard membawa tas kami. Mereka memindahkannya ke luar. "Sand, Mas gak terima kamu begini kan. Awas saja kamu, Sand!" ucapku akhirnya pergi. Aku merasa runtuh setelah harga diriku diinjak-inj
Read more
28. Masa Lalu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 28. **PoV Author. Mereka semua tertidur karena merasa kelelahan. Tidurnya cukup pulas, Ratmini beberapa kali menggeliat akibat kelelahan. Kasur yang berjumlah empat buah itu di gelar di atas tikar dalam satu kamar sebab kamar sebelah masih kotor dan belum di bersihkan. Ratmini menggeliat lagi dan entah mengapa dia ingin buang air kecil. Tiba-tiba Ratmini berteriak histeris dan membangunkan mereka bertiga yang lain yang sedang tertidur pulas. "Ada apa sih, Ratmini!" sentak Ibu yang tertidur di sebelahnya. "Anu, Bu ...." Ratmini menghentikan ucapannya. "Kamu ganggu orang tidur aja. Anu ... Anu .... Itu apa?" Miranti protes sambil mengucek matanya. "Itu aku tadi lihat ada sosok putih yang berada di samping kamu, Mir!" lirihnya dengan tubuh bergetar. Miranti langsung memeluk Alif karena ketakutan sambil memegang tengkuknya. "Jangan main-main kamu, Rat! Maksud kamu apa? Hantu?" "Iya, kali. Rumah kamu ini terindikasi berhantu kali, Mir. Makanya, Abang kam
Read more
29. Di Pecat
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 29. **PoV Alif. Aku pagi hari sudah pergi ke kantor untuk mengambil buku tabungan dan ATM yang ku sembunyikan di ruangan Sandrina. Aku menyelipkannya di sebuah buku. Aku sangat yakin Sandrina belum mengambilnya. Uangnya memang tak banyak tetapi lumayan untuk aku bertahan hidup. Daripada seperti ini. Aku tidak memiliki apapun lagi setelah Sandrina membuang ku. "Mas, setelah uang nya dapat. Aku gak mau tinggal di rumah berhantu ini. Aku takut ada di rumah ini, Mas!" "Kamu pikir uangnya cukup! Itu hanya bisa untuk kita bertahan hidup saja!" kataku geram ke Ratmini. Keluargaku selalu punya banyak permintaan. Aku hanya berharap uang itu aman dan masih bisa ku gunakan untuk bertahan hidup. "Tetapi rumah ini seram, Mas. Kenapa hanya aku yang melihat padahal Miranti juga hamil. Dia diincar, Mas!" Ratmini berkata semakin ngawur saja. "Kamu bicara apa, sih. Segera kamu ambil surat tanah Ibu sama suami kamu itu. Kamu pikir itu semua gak berarti!" sergahku ke
Read more
30. Calon Suami
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 30.**PoV Sandrina Aku menghela napas sambil menyeruput kopi di kafetaria yang tak jauh dari kantorku. Ku ambil gawaiku lalu ku kirim pesan ke Damar melalui aplikasi hijau. [Kamu bisa datang ke sini?] [Kemana, Bu?] Dia menjawab pesan itu dengan sangat cepat. Aku menepuk kepalaku teringat kebodohan tadi di kantor saat Mas Alif datang. Mas Alif sengaja melakukan itu sehingga aku menjadi asal bicara saja. Kali ini akan aku jelaskan pada Damar, apa yang sesungguhnya terjadi. [Datang ke Kafetaria yang tak jauh dari kantor. Aku share alamat sama kamu] [Baik, Bu] Aku mengelap kasar wajahku teringat kejadian tadi. Kejadian saat Mas Alif yang memang berstatus sebagai suamiku datang ke kantor. Aku sudah mendaftarkan perceraian kami ke Pengadilan agama. Sebentar lagi kami akan berpisah. Aku sudah mempersiapkan diriku sedemikian baik. Walaupun kata orang menjadi janda sulit, tetapi untuk bertahan dalam lingkungan toxic sungguh aku tak mau. Teringat lagi pesan Da
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status