All Chapters of Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku: Chapter 51 - Chapter 60
78 Chapters
BENALU
PoV (3)Bu Irina segera menyusul Hamdan."Kamu jangan marah pada Ibu, Ham. Ingat Bapakmu telah tiada, sekarang kamu berani bentak Ibu dan tidak mau lagi menanggung biaya hidup Ibu? Lebih mengutamakan orang lain?" Bu Irina menarik bahu Hamdan untuk menatapnya."Nissa bukan orang lain, Bu. Dia putriku! Aku sudah berusaha bertanggung jawab dengan Ibu, tapi Ibu hanya memanfaatkan aku saja. Tak pernah tulus sayang padaku, Ibu hanya sayang pada uangku!" ketus Hamdan. Dia yang mendengar sendiri bagaimana licik Ibunya."Dan Mega, kamu kembalikan uang Ibu 2 juta lagi. Itu hak Ibu, jangan kamu ambil juga. Aku sudah memberimu kan?" Mega terkesiap dan menatap Ibunya. Karena uang itu sudah mereka gunakan."Iya Mas, nanti aku beri pada Ibu," jawab Mega."Sekarang bukan nanti!" hardik Hamdan. Pulang kerja belum istirahat sudah di sambut kegaduhan, membuat kepala Hamdan sakit. Belum lagi masalah di kantor, karena ia terancam kasus besar jika ketahuan. "Aku gak ada uang cash Mas, masih ada di dalam
Read more
Hari Yang Buruk
PoV (3)"Saya mau pinjam uang 8 juta, saya janji tidak lama mengembalikannya. Mungkin seminggu lagi akan saya kembalikan! Jangan mikir macam-macam dulu ya, uang saya itu ada dan pasti banyak. Cuma ada di bank belum sempat mengambilnya. Karena masalah dengan kartunya, mana mau bayar arisan waktunya mepet banget. Bu Rahma tenang aja pasti nanti malam langsung saya balikin!" ujar Ibunya Hamdan. Padahal ia saja tak punya rekening."Memangnya, kartu ATM-nya kenapa?" tanya Riri menyelidik."Emm.. Bermasalah! Udah minta tolong Hamdan. Nanti juga benar dia kan kerja di Bank, sekarang waktunya udah mepet. Saya pinjam uang Bu Rahma dulu ya! Nanti malam di ganti sama Hamdan." jawab Bu Irina dan menjaminkan nama Hamdan yang akan mengganti.Riri menatap Ibunya dan menggeleng pelan, memberi kode agar sang Ibu jangan meminjamkan uang pada mantan besan nya itu. "Pasti Bu Rahma ada kan uang segitu, apalagi usaha Nasna semakin berkembang." ucap Bu Irina berharap bisa mendapatkan pinjaman dari Ibunya N
Read more
Pemecatan
PoV HamdanArkan memecatku, Arif dan juga Firman. Seakan duniaku runtuh, belum lagi ancaman penjara."Saya menerima pemecatan ini, tapi dengan tuduhan menipu nasabah, Bapak tak bisa asal tuduh!" ucapku membela diri, masih berharap jika kasus ini bisa selesai dengan jalan damai. Nasabah itu sudah tua, pasti dia mau untuk di bujuk dan tidak melaporkan kasus ini ke ranah hukum."Semua bukti sudah jelas, ini sebuah kasus besar dan membuat kerugian besar. Menurunkan kepercayaan nasabah pada Bank ini, kalian tak akan lolos dari proses hukum!" berang Arkan. Tatapan tajam nya membuat kengerian bagiku. "Kami akan mengganti uang yang telah di gunakan, Pak! Tolong jangan bawa masalah ini ke jalur hukum. Bagaimana dengan nasib istri dan anak saya?" ucap Arif memohon, berharap agar Arkan mau melindungi kami. "Kenapa kalian tidak memikirkan anak dan istri sebelum melakukan, kecurangan ini?" ucap Arkan datar dan telak.Aku dan Arif hanya bisa terdiam dan tak menjawab apapun lagi, sadar masalah leb
Read more
Tak Ada Yang Bahagia
PoV (3)"Ya, aku di pecat, Bu!" ucap Hamdan memastikan dan menatap sang Ibu."Kamu bohong kan, Ham? Janga bercanda dengan Ibu," Bu Irina membalas tatap putranya, berharap jika perkataan Hamdan adalah sebuah kebohongan."Aku tak berbohong, untuk apa!" dengkusnya kesal karena Ibunya menatap tak percaya, dan membuat Hamdan semakin merasa tertekan dengan keadaan ini. "Kamu berbohong agar Ibu tak meminta uang padamu, iya kan?" Bu Irina tak ingin percaya dengan kabar ini."Benar apa yang di katakan Ibu? Kamu berbohong agar kami tak meminta uang padamu?" timpal Hana yang ikut mencurigai adiknya."Terserah kalian ingin percaya atau tidak, memang aku di pecat tadi! Dan sekarang aku pengangguran," "Bagaimana nasib Ibu, jika kamu beneran menganggur?" di saat keadaan seperti ini. Bu Irina tetap mengkhawatirkan nasibnya, putranya yang selama ini di jadikan bagai mesin uang tak bekerja lagi. "Entahlah Bu, harusnya Ibu juga khawatir dengan nasibku sekarang!" jawab Hamdan mengusap wajahnya."Apa k
Read more
Minta Pada Nasna
PoV (3)"Ibu, kenapa tak adil? Kenapa anaknya Hana masih Ibu biayai, sedangkan putraku yang jelas cucu kandung, Ibu abaikan!" ucap Adel tak terima dengan keputusan Ibu mertuanya. Ia bersuara lantang dan protes. "Ibu akan membagi biaya yang sama, untuk anak kalian. Hanya untuk anak, tidak menanggung hidup kalian lagi, jadi Dion untuk kebun sawit yang sudah Ibu berikan. Sekarang akan Ibu ambil kembali, kamu tidak bisa mengambil hasilnya," "Jika Ibu mengambil semuanya, bagaimana caraku untuk menafkahi keluarga?" Dion berharap agar Ibunya berubah pikiran."Kamu saja tidak bisa adil pada keluargamu, ini juga sebagai bentuk pelajaran agar kamu bisa menjadi seorang pria yang bertanggung jawab. Bisa apa kamu tanpa harta orang tua?" Bu Lasmi kembali menuju kamarnya, keputusan yang ia ucapkan sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat, termasuk dia ingin memberi pelajaran untuk sang Putra agar hati-hati lagi mengambil setiap keputusan. Bu Lasmi ingin Dion menjadi pria yang bertanggung jawab.D
Read more
Doamu Kembali, Bu
PoV NasnaDatang ke toko, melihat mantan mertuaku sudah memancing emosi di siang yang panas ini. Beliau datang sudah seperti pencuri di toko milikku, mengambil banyak barang seperti beras 10 kg, minyak, gula, susu dan masih banyak lagi kulihat.Ibu minta itu secara gratis, mirisnya lagi dia bilang sebagai untuk membayar hutang pada mas Hamdan ketika aku menjadi istrinya. Jika saja tidak berdosa aku sudah melempar mantan ibu mertuaku ini dengan balok kayu, agar otaknya itu sadar dan bisa berpikir dengan baik.Ish aku sangat geram dengannya, sudah tak pernah berubah. Padahal banyak kejadian, bukannya sadar malah semakin menjadi-jadi."Ayu, Dinda, kembalikan lagi barang itu pada tempatnya. Tak ada yang bisa mencuri di sini!" ucapku memerintah karyawanku untuk mengembalikan semua barang itu."Jangan, itu sebagai pembayar hutangmu!" Ibu berusaha mencegah dan menahan plastik berisi barang yang ia ambil tadi."Ibu aku laporkan saja, memang tidak takut ya di penjara! Aku akan hubungi polisi,
Read more
Sebuah Penjelasan
PoV HanaAnggi dasar gadis murah*n! Kenapa aku punya adik seperti dia, jika benar pemeran wanita di video ini adalah Anggi. Bisa jadi aib untuk keluarga kami. Sudah banyak masalah yang kami hadapi, takut Ibu jantungan jika tahu berita ini. Aku diam saja lah, toh ini belum pasti.**Pagi hari aku sengaja datang ke rumah Sonya. Mengikuti saran Ibu untuk meminta sewa ruko gratis dan buka usaha seperti Nasna. Ini peluang yang bagus, tempatnya strategis, kenapa aku baru mengetahui jika Kakak iparku yang mempunyai ruko di sana. Memang Mbak Sonya kaya raya, harusnya dari dulu aku akrab dengannya. "Hana," ucap Mbak Sonya tersenyum dan duduk di sofa. Mbak Sonya terlihat semakin cantik saja, walaupun ia menggunakan daster di rumah tapi terlihat jelas, jika daster itu berharga mahal. "Mbak, aku ada keperluan menemuimu," ujarku pada intinya."Ada apa, Han?" tanya Mbak Sonya.ART yang bekerja di rumah ini menyajikan brownies dan teh hangat di meja. "Aku ingin buka usaha, Mbak. Kepingin gitu pu
Read more
Penghalang
PoV NasnaAku menerima undangan dari Tante Tika untuk hadir nanti malam di rumahnya, pada pesta ulang tahun. Walaupun agak berat hati karena pasti aku akan bertemu dengan perempuan itu. Naomi yang menghinaku ketika kami baru saja bertemu. Tidak tahu bagaimana reaksi Naomi jika melihat aku juga datang, di acara ulang tahun Tante Tika. Pasti dia akan sangat cemburu. Semenjak kemarin bertemu dengan Naomi. Aku sengaja tidak membalas pesan dari Mas Arkan dan memblokir nomornya. Karena aku tidak mau dicap sebagai perebut tunangan orang lain.Aku tahu bagaimana rasanya pasangan direbut oleh wanita lain, seperti yang dilakukan Mega padaku dulu. Aku hadir di sana karena menghormati Tante Tika saja bukan Arkan. Tapi Tante Tika bilang itu adalah salah paham. Entahlah aku pusing memikirkan ini, kenapa aku harus dihadapkan dengan masalah seperti ini lagi.**Menuju dapur, ingin membuat secangkir kopi. Mungkin bisa membuat tak pusing lagi."Jangan minum kopi terus Nas, nanti asam lambungmu naik,"
Read more
Rujuk Demi Anak
PoV AuthorNaomi menghentakkan kakinya karena kesal, dia di abaikan oleh Arkan. "Jangan nangis sayang, nanti makeup kamu berantakan." ucap Katy Mama dari Naomi."Mama lihat kan, aku udah dandan secantik ini. Dari pagi perawatan di salon, dan habis sampai puluhan juta untuk Arkan. Tapi dia cuekin aku Ma, demi janda itu!" gerutu Naomi yang cemburu dan kesal dengan Nasna. "Janda itu emang muka tembok, sudah kutegur masih berani dekat dengan Arkan. Bahkan hadir di acara ini, sepertinya teguran kemarin belum bisa membuat dia sadar diri!" ucap Naomi kembali."Wanita gatal seperti dia pasti licik, dan ingin merebut Arkan darimu. Siapa yang tak mau jadi istri dari pria mapan, kita pikirkan nanti untuk membuat mereka menjauh. Sekarang kita masuk ke dalam, jika kamu menangis di sini. Justru janda itu akan semakin leluasa mendekati Arkan dan Jeng Tika. Kamu harus membuat jarak di antara mereka!" ujar Katy yang di sertai anggukan dari putrinya. "Aku, tak akan biarkan dia semakin dekat!" Naomi
Read more
Manipulatif
PoV (3)Hamdan memencet bell di dekat pagar rumah Nasna berulang kali. Dia menggunakan topi dan kacamata hitam, takut ada yang mengenali dirinya.Riri baru saja tiba di rumah, dengan sepeda motor nya."Riri?" ujar Hamdan dan membuka kacamatanya agar Riri mengenali dirinya. "Mas Hamdan?!" ucap Riri kaget dia tentu tahu permasalahan Hamdan. Dan sekarang mantan suami dari kakaknya itu sudah kembali. "Mas, mau bertemu dengan Nisa!" Hamdan memyampaikan niatnya datang ke rumah itu.Riri hanya mengangguk kemudian turun dari motor. Ia membuka pagar setelah itu Riri kembali menyalakan motornya untuk memasukkan ke dalam garasi.Hamdan menunggu Riri untuk segera membawanya masuk ke dalam rumah mantan istrinya.**"Mbak, ada Mas Hamdan. Ingin bertemu Nissa," Riri menghampiri Nasna yang sedang menemani Nissa belajar."Mas Hamdan?" ulang Nasna tak percaya."Iya Mbak, aku juga kaget dia ada di depan pagar tadi. Sambil mencet bell," jelas Riri."Ayah?" ucap Nissa antusias. Gadis kecil itu belum tah
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status