All Chapters of Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku: Chapter 21 - Chapter 30
78 Chapters
Demi Ibu
PoV Hamdan"Sial.. Sial..!" gerutuku ketika Nasna mereject panggilan telepon. Istri durhaka itu selalu membuat masalah baru, gegas aku mengirim pesan padanya, untuk menanggung separuh uang denda yang harus di bayarkan. "Arghh...!" Nasna membalas justru mengatai jika aku kere. Lihat saja kau Nasna aku akan lebih kaya darimu, gajiku banyak. Jika minta Mega. Kasihan dia tak punya uang sebanyak itu, terlebih keluarganya juga sudah di usir dari rumah oleh keluarga Pak Kades. Lagi dan lagi ini akibat perbuatan Nasna yang membuat onar di balai desa, hingga Pak Kades ketahuan korupsi. "Pusing Ibu, Ham. Nasna tak bisa menghargai keluarga kita, dan semakin menginjak harga dirimu!" ujar Ibu dan menyadarkan tubuhnya di sofa. Aku prihatin melihat keadaan Ibu yang tertekan, karena masalah ini. Ia harus menahan malu, karena gunjingan dari lingkungan sekitar, semua membicarakan kejadian aku dan Mega. "Ibu malu, jika keluar rumah. Mereka itu memandang Ibu, dengan remeh dan menghina kamu!" keluh Ib
Read more
Nafkah Yang Sama
PoV (3)Bu Irina kaget mendengar kabar dari Hana. Keluarga Mega tinggal di rumah kontrakan dan pastinya yang menanggung biaya adalah Hamdan."Gak bisa gitu Ham, berarti kamu juga yang bayarin?" ujarnya bertanya pada sang putra."Iya Bu, kasihan keluarga Mega. Mereka tak punya tempat tinggal lagi," jawab Hamdan gugup, ia takut Ibunya akan marah."Keluarga istrimu itu bukan keluargamu, untuk apa kamu kasihan pada mereka? Jangan mau di bodohin, baru satu hari menikah udah nanggung biaya mertua aja!" cerocos Bu Irina tak terima dan menatap tajam pada Mega.Mega tertegun mendengar ucapan Ibu mertuanya. Ia selalu mendengar perkataan manis dari bibir sang mertua, sekarang ia mendengar ucapan pedas."Tapi Bu, ini kan salah Mas Hamdan juga. Coba saja Nasna tidak membuat onar, pasti keluargaku tidak akan kehilangan tempat tinggal, jadi Mas Hamdan harus bertanggung jawab!" ujar Mega memberanikan diri untuk bicara."Itu salah Pakdemu, kenapa jadi salah Hamdan. Lagian salah keluargamu menggadaikan
Read more
Ibu Mertua Cemburu
PoV (3)"Kenapa jangan?" tanya Bu Irina mendelik pada Mega. "Enggak Bu, itu aku-" Mega tergagap dan tak bisa menjawab."Hamdan saja yang pegang Bu, tenang jatah bulanan untuk Ibu, Anggi dan Ferdi tetap sama," jawab Hamdan. Ia juga enggan jika kartu ATM-nya di kendalikan ibunya."Kenapa Ham, kamu gak percaya sama Ibu? Kamu kan sekarang udah tinggal di rumah ini, pengeluaran pasti lebih banyak," ucap Bu Irina dengan raut wajah sedih, karena Hamdan tak percaya padanya. "Mas, kasih aja kartunya sama Ibu. Lihat tu, ibu jadi sedih seakan Mas gak percaya sama kita!" ucap Anggi meminta Hamdan menuruti kemauan Ibunya."Sudahlah, mungkin Mas-mu gak percaya. Takut uangnya Ibu habiskan!" ujar Bu Irina dan bangkit dari sofa, ia berjalan menuju kamar dan menangis. Hati Hamdan mencelos melihat Ibunya. Ia tidak tega, apalagi sang Ibu sampai menangis. Bagi Hamdan Ibunya adalah nomor 1 yang telah membuat hidupnya bisa seperti sekarang. Dan mempunyai posisi yang bagus di tempat bekerja. Hamdan bangk
Read more
Kesempatan
PoV MegaSetelah mendengar janji Mas Hamdan. Aku kembali menikmati bakso, akhirnya dia menuruti keinginanku tidak mendengarkan ibunya itu. Baru 1 hari aku tinggal di sana, tapi sudah membuatku tak betah dengan sikap ibu mertua dan juga adik iparku. Mereka seperti mengendalikan hidup Mas Hamdan. Benar apa yang di katakan Nasna. Tentang kepelitan Ibu mertua, aku harus bisa membujuk Mas Hamdan untuk membeli rumah sendiri. Tak akan tahan jika serumah dengan keluarganya. Jika aku punya rumah sendiri, bisa membawa keluargaku untuk tinggal bersama, kasihan Ibu, Bapak dan adikku. Mana Ibu mertua protes, di saat tahu jika Mas Hamdan yang membayar kontrakannya. Aku tak mau suamiku menuruti Ibunya lagi. Tak mau bernasib sama dengan Nasna. Aku harus bisa membuat Mas Hamdan tunduk padaku."Uang denda itu sudah kubayar!" ujar Mas Hamdan di sela kami makan bakso."Kapan, Mas? Kamu sudah punya uang?" tanyaku penasaran, setahuku Mas Hamdan bilang kemarin ia tak punya tabungan."Sudah, kamu gak usah
Read more
Surat Dari Pengadilan
PoV (3)'Gawat, aku bisa di permalukan untuk ketiga kali oleh, Nasna! Jangan sampai aku mendapat masalah baru, dan dia melaporkan aku!' batin Mega. Ia ketakutan karena Nasna akan memeriksa cctv.Mega pergi dengan jalan tergesa untuk pergi dari toko itu, sebelum Nasna melihat kejadian sebenarnya.Nasna tersenyum simpul melihat Mega yang pergi tunggang langgang karena ketakutan."Mulutnya si Mega, pasti sengaja mau fitnah Mbak Nasna!" ucap salah wanita bernama Mbak Iroh yang mengenal mereka."Tapi fitnah dia gak akan di percaya Buk, saya gak akan pernah takut sama tuduhannya," ujar Nasna dan kembali melayani pembeli."Orang jahat pasti akan kalah, Mbak. Tapi kejadian kemarin belum bikin di kapok, geram saya melihatnya!" sahut Mbak Iroh. Nasna hanya tersenyum menanggapinya.**Mega tidak membawa belanjaan karena ia kabur dari toko, sebelum di salahkan dan terbukti memfitnah. Mematikan mesin motor. Mega mengelus dadanya merasa lega, bisa menghindar. "Syukur aku cepat kabur dari sana!" g
Read more
Doa Ibuku
PoV HamdanNama baikku tercoreng karena video yang telah disebar oleh wanita licik itu, dia tidak pernah puas sebelum melihatku hancur. Ia pikir semudah itu untuk membuatku kehilangan pekerjaan, tidak akan bisa karena aku mempunyai kontrak kerja dan mereka tidak bisa memecatku seenaknya.Awas kau Nasna akan aku beri pelajaran untukmu, semua ini pasti karena kecemburuan Nasna yang telah mengetahui jika aku menikah dengan Mega. Bagaimana dia tak cemburu aku bisa menikah dengan wanita cantik idamanku, kalah jauh dengan Nasna perempuan yang tak pandai merawat diri.** Ketika aku pulang ke rumah. Ibu memberikan aku surat dari pengadilan agama, yang ternyata itu adalah surat untuk persidangan pertama perceraian kami. "Kamu yakin mau bercerai dengan Nasna?" tanya ibu ketika memberikan surat itu padaku."Kenapa Ibu bertanya seperti itu?" "Ibu-ibu bilang jika Nasna itu sudah mempunyai toko sembako yang besar, bahkan seperti minimarket," jawab Ibu."Ibu yakin itu milik dia? Aku tidak percay
Read more
Bagian Hana
PoV NasnaAku sudah tidak terkejut lagi, ketika Mbak Sonya menceritakan bagaimana sumpah serapah Yang dilontarkan oleh mantan ibu mertuaku itu. Ya dia adalah mantan ibu mertua, karena aku dan mas Hamdan sudah bercerai secara agama dan kini kami hanya menunggu ketok palu yang resmi secara hukum dari pengadilan agama."Ibunya Hamdan tidak sadar, jika ucapannya itu bahkan sudah terjadi pada anaknya sendiri!" ujar Mbak Sonya.Kakak ipar Hana ini sudah tahu jika Dion berselingkuh, dia tahu dari aku yang menceritakannya. Semenjak aku menyewa ruko untuk membuka toko kami menjadi dekat, tapi Mbak Sonya tidak ingin bilang pada mertua, ataupun pada suaminya dan Mbak Hana karena dia tidak ingin ikut campur dengan masalah Dion."Hana sebenarnya kasihan juga, Ia diselingkuhi oleh Dion, bahkan selingkuhannya diberi fasilitas sebanyak itu!" ujar Mbak Sonya dari raut wajahnya ia seperti prihatin dengan kejadian ini. Apalagi Adel sudah hamil."Iya Mbak benar, tapi aku tidak ingin ikut campur dengan
Read more
Doa Berbalik
PoV 3Hamdan merebut ponsel yang ada di tangan Ibunya. Ia juga penasaran dengan apa yang dilakukan Dion."Pasti ini cuma mimpi kan Bu, Mas Dion gak mungkin selingkuh!" Hana meraung dan tergugu dalam tangisan. Hana menampar wajahnya berulang kali, ia kalut."Hentikan Hana!" Bu Irina berusaha menahan tangan putrinya untuk menyakiti diri sendiri. "Ini cuma mimpi, Bu! Mas Dion itu setia. Apa kurang aku, Bu!" teriak Hana yang kembali histeris.Mega ikut melihat video yang di tonton Hamdan. Sebuah senyum tersungging di bibir Mega. Entah kenapa, ia merasa senang dengan berita ini. Karena ia sekarang perlahan sudah membenci keluarga Hamdan yang selalu menindas dirinya."Kurang aj*r! Biar aku beri pelajaran pada bajing*n ini. Telah berani berselingkuh dari kamu, Mbak!" ucap Hamdan naik pitam dan tak terima Kakaknya di selingkuhi."Jangan sakiti suamiku Hamdan, sekarang kamu cari saha dia! Karena Mas Dion belum pulang dari kemarin. Jangan sakiti suamiku..," ujar Hana dan terisak."Mega! Ambil
Read more
Tragedi Di Rumah Sakit
PoV (3)Tangan Hamdan mengepal, karena ucapan sang Ibu. Apa dia hanya jadikan pencetak uang selama ini, sedangkan Ibunya membenarkan Anggi.Hamdan melangkah keluar dari ruangan itu."Bu, cegah Mas Hamdan," pinta Anggi. Ia khawatir pada Angga dan tak mau pacarnya di sakiti.Bu Irina mengangguk dan menyusul Hamdan."Hamdan, mau kemana? Jangan buat keributan, Adikmu masih sakit dan pacarnya-""Terserah, aku juga tak akan mengurus hal ini. Aku mau pulang! Ibu urus saja sendiri Anggi dan pacarnya itu!" jawab Hamdan ketus, ia merasa tak di hargai karena Ibunya tetap membela Anggi yang salah."Hamdan, jangan pergi!" Bu Irina mencekal tangan putranya."Siapa yang akan mengurus administrasi dan masalah Anggi, jika kamu pulang. Temani Ibu, Nak!" pinta Bu Irina memelas pada Hamdan. Tak ada lagi yang bisa ia andalkan selain Hamdan.Hamdan menghempas tangan Ibunya, tak peduli dan meneruskan langkahnya."Pergilah, kamu doakan saja Ibu cepat mati dan segera menyusul Ayahmu!" pekik Ibunya membuat lan
Read more
Fakta Untuk Hana
PoV (3)Bu Irina meminta Ferdi untuk mengantarkan dia pada Dion. "Antarkan Ibu pada Dion, di mana dia sekarang!" Ferdi menangguk dan mengajak Ibunya menuju kamar yang tadi masuki Dion dan wanita itu, karena ia sempat mengikuti."Wah seru ini!" gumam Mega.Hamdan mengerutkan dahi mendengar ucapan Mega."Apa maksudmu!" tukas Hamdan."E-enggak Mas, ayo kita ikuti Ibumu. Nanti terjadi sesuatu yang gak di inginkan!" Mega bangkit dan mengikuti Ibu mertuanya di susul oleh Hamdan. Mereka tiba di depan pintu kamar, yang di yakini Ferdi tempat ia melihat Dion bersama 3 orang wanita. Bu Irina tak sabar dan menggedor pintu dengan keras. Seorang perempuan paro baya membukakan pintu ia lah Marni Ibu dari Adel. Di dalam kamar ada Dion dan Adel, juga adiknya yang gadis. Adel sedang bersandar di ranjang, sedang di suapi Dion dengan buah jeruk. Mata Dion membelalak melihat kedatangan Ibu mertua, yang kilat matanya menunjukkan kemarahan. "Dion...!" Bu Irina berteriak bagaikan gelegar petir di sia
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status