All Chapters of Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku: Chapter 31 - Chapter 40
78 Chapters
Mengorbankan Pernikahan
PoV Hana"Apakah Ibu dan Bapak tahu tentang pernikahan mereka?" tanyaku kembali pada mertua. Jika mereka tidak tahu, kenapa datang kemari."Kami sudah mengetahui, 1 bulan yang lalu, Han!" jawab Ibu mertua seperti tak enak, ia enggan menatapku.Hancur.. Hancur.. Kenapa kedua orangtua Mas Dion sudah tahu dan hanya diam. "Apa Ibu tak kasihan padaku? Mas Dion menikah lagi, kalian mendukungnya, begitu!" aku bangkit dan meninggikan suara membentak mertuaku. "Maafkan kami, tapi Adel sudah hamil," "Lantas kalian mendukung karena pelac*r itu hamil!" memotong ucapan Ibu mertua dan menunjuk pelakor yang bernama Adel.Tadi Mega yang memberitahuku tentang Mas Dion berada di rumah sakit, karena itu aku mengetahuinya dan menyusul. Gina kutinggalkan di rumah tetanggaku yaitu Mbak Misna."Apa Bu Lasmi tak bisa mendidik putra Ibu itu, kalian itu sudah bergelar Haji dan Hajah. Tapi mendukung perselingkuhan Dion!" tunjuk Ibu pada kedua mertua dan membelaku. "Astagfirullah Bu Irina, saya juga tak set
Read more
Resepsi Pernikahan
PoV (3)"Mas, kamu gak usah hadir dalam sidang perceraian. Agar prosesnya cepat dan kamu resmi bercerai dengan dia!" ujar Mega dan meletakkan secangkir kopi di atas meja. Semenjak Hamdan memberikan kartu ATM padanya, sikap Mega berubah menjadi baik. Terlebih Ibu mertua tak ada di rumah, membuat Mega semakin bebas pergi kemana pun tanpa di usik mertua bawelnya."Ya, aku juga tak akan hadir. Agar segera resmi bercerai dengan wanita licik itu!" ujar Hamdan. Menurut Hamdan Nasna adalah wanita licik, dan sering mempermalukan ia beberapa kali.Setelah Hamdan berangkat kerja. Mega bersiap untuk pergi, mengenakan dress pendek di atas lutit berwarna hitam di padukan cardigan. Sehingga memperlihatkan kaki jenjangnya, dan sneakers. Dengan senyum semringah Mega menyemprotkan parfum. "Beruntung suamiku gajinya banyak, dan aku tak perlu capek kerja lagi! Nasna pasti menyesal karena telah bercerai dengan Mas Hamdan, mungkin mobilnya sudah di jual karena tak ada uang lagi untuk biaya hidup!" gumam
Read more
Tak Sanggup
Pov: (3)Hamdan merasa tak akan mungkin bisa menyanggupi keinginan Mega dan mertuanya. "Mas, kamu jangan diam saja! Aku butuh kepastian," Mega mendesak Hamdan untuk bicara, karena suaminya itu justru duduk di lantai dekat ranjang sambil memegangi kepalanya dan menunduk."Aku ingin jadi istri sah-mu secara agama dan hukum, Mas!" ucap Mega kembali."Kita bisa daftarkan pernikahan nanti di KUA, tidak harus resepsi! Ibuku-""Ibumu tidak setuju, begitu? Selalu saja Ibumu yang menghalangi, aku ini anak pertama. Kedua orangtuaku juga ingin jika aku mengadakan resepsi dan mengundang banyak orang," "Mas, aku mohon turuti permintaanku. Kita keluar uang banyak untuk resepsi pasti akan balik modal, jika banyak tamu undangan yang datang!" ujar Mega kembali berusaha meyakinkan suaminya untuk menyetujui rencana ini. Apalagi Mega sebelum menikah dengan Hamdan, masih gadis."Aku tanya Ibu dulu ya," ucap Hamdan dan menghela nafas."Kenapa harus tanya Ibu, resepsi juga menggunakan uangmu kan! temanku
Read more
Merayakan Perceraian
PoV NasnaAku keluar dari pengadilan agama. Rasa lega di hatiku karena tadi aku sudah resmi bercerai dengan Mas Hamdan. Di persidangan kami yang terakhir, tak kusangka ia datang bersama dengan Mega. Beruntung tak ada harta gono gini yang ia tuntut, karena setahunya mobil itu atas nama ibuku. Memang sekarang pun sudah balik nama, atas nama Ibu."Inilah hari yang sangat membahagiakan bagiku, kita resmi bercerai!" ucap Mas Hamdan menghampiriku bersama Mega yang menggandeng lengan mantan suamiku itu. Mereka berdua tersenyum seakan meledekku."Sayang, nanti malam kita makan di restoran, sekaligus merayakan perceraianku yang sangat membahagiakan ini, karena sudah terikat pernikahan dengan wanita miskin seperti dia!" ujar Mas Hamdan kembali menatap Mega."Pasti Mas, oh iya kita juga akan lihat gaun pengantin setelah ini kan. Resepsi pernikahan kita harus sempurna!" jawab Mega menanggapi ucapan Suaminya, sepertinya mereka sengaja memanasiku."Heh.. Nasna! Tak usah pura-pura tidak dengar, pad
Read more
Penghasilan Puluhan Juta
PoV: (3)Arkan cukup terkejut ketika Mamanya bilang jika ia bertemu dengan keluarga calon istri. Begitupun juga Nasna tak kalau terkejut dan malu pada Arkan. Mereka baru pertama kali bertemu, dan Bu Tika bilang jika dia calon istri Arkan.Dan hal mengejutkan lainnya adalah. Nasna baru tahu jika Arkan atasannya Hamdan. Semua keluarga Hamdan nampak terkejut dan tak suka dengan berita ini."Mas, itu bohong kan!" ucap Mega menatap Hamdan yang masih memperhatikan Nasna dan gantian menatap Arkan. Wanita yang baru saja menjadi mantan istri nya itu sudah mempunyai calon suami seorang Arkan yang sangat mapan dan kaya. "Apa kamu tahu Nak Arkan, Nasna itu janda!" ucap Bu Irina seakan ingin menjatuhkan Nasna di depan keluarga calon suaminya."Memangnya ada yang salah dengan status janda? Nasna perempuan yang baik, cocok untuk anak saya," jawab Bu Tika ia mulai kesal, dan belum tahu jika mereka adalah keluarga mantan suami Nasna."Tapi kan anak Ibu ini mapan, dan berpendidikan tinggi. Masa calon
Read more
Syok
PoV: (3)"Mas, ini bagus kan? Bagaimana menurutmu, mau warna putih atau peach, ornamen dan dekorasi nya cantik, minimalis namun terlihat mewah!" ujar Mega dan memperlihatkan gambar pelaminan untuk resepsi mereka nanti."Hemm, gimana kalau kita batalkan saja rencana resepsi itu," jawab Hamdan menggaruk kepalanya yang tak gatal."Kamu udah janji sama aku kan, Mas! Bakal ada in resepsi setelah resmi bercerai, da mendaftarkan pernikahan kita di KUA!" "Iya sayang aku ingat, pasti pernikahan itu akan segera aku daftarkan di KUA. Tapi untuk resepsi batalkan saja, karena hanya membuang uang," ucap Hamdan berharap Mega istrinya mengerti. "Kenapa kamu batalkan! Ibuku bisa malu Mas, jika tidak jadi resepsi. Aku kamu nikahi masih gadis Mas, dan anak pertama. Aku juga ingin mengadakan resepsi seperti teman-temanku yang sudah menikah, menjadi ratu sehari di pelaminan. Aku juga punya impian, kamu harus wujudkan itu, kemarin juga kita sudah setuju memilih gaun pengantin untukku, kamu tak bisa memba
Read more
Kedatangan Mereka
PoV : (3)"Sudah sadar?" tanya beberapa Ibu-ibu yang melihat keadaan Bu Irina. Ibu Hamdan itu pingsan dan kini sudah berbaring di atas sofa panjang.Bu Irina mengerjakan matanya, kepala terasa sangat pusing. Bu Dinta menyodorkan segelas air minum."Minum dulu, Bu," ucap Bu Dinta ketika Ibunya Hamdan mencoba untuk duduk."Saya kenapa?" Bu Irina bertanya dan menyapukan pandangannya. "Bu Irina tadi pingsan, apa Ibu sakit? Saya antar pulang saja ya," jawab Bu Dinta yang khawatir karena ia yang mengajak Ibu Hamdan datang kesitu.Bu Irina kembali mengingat jika ia tadi mau arisan, dan syok ketika mendengar tentang Nasna mempunyai rumah di perumahan ini. Dan ia melihat Bu Rahma Ibu Nasna masih ada di sana, kembali membuat hati Ibu Hamdan memanas. Dia tak boleh kalah."Saya udah baikan kok Mbak jeng, dan tetap ikut arisan! Oiya saya mau ikut tiga sekaligus!" ujarnya karena tidak mau kalah saing dengan mantan besan. 'Memangnya hanya dia yang kaya, akan kutunjukkan padamu, jika aku lebih kare
Read more
Maaf, Aku Bahagia
PoV Nasna Dion kelabakan menghentikan aksi istrinya yang semakin brutal, menyerang Adel karena keluarga Mas Hamdan seperti membiarkan apa yang dilakukan oleh Mbak Hana."Biarkan aku menghajar pelakor itu Mas, kamu tidak usah memegangiku!" Mbak Hana memberontak dan menjerit ketika Dion dari belakang menahannya."Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik, jangan menggunakan kekerasan!" ujar Dion."Tak ada lagi yang bisa di bicarakan dengan baik, kamu bilang tak memberikan apapun padanya. Kenapa Mas, kamu belikan ia rumah ini, dan mobil! Sedangkan aku, minta mobil baru kamu bilang tak ada duit dan boros!" ucap Mbak Hana dengan suara yang kencang dan menangis."Ternyata kamu yang menikmati harta suamiku, apa kamu tak laku dan sangat murah*n hingga mau jadi istri kedua, demi harta! Karena suamiku kaya, iya kan pelac*r!" jerit Mbak Hana dan melepaskan diri. Tenaga cukup kuat, hingga Dion kewalahan menahan tubuh istrinya.Tak berselang lama Ibu dari Adel keluar. Adel bangkit sambil memegangi
Read more
Sebuah Fakta
PoV (3)๐Ÿ๐ŸBu Irina ikut pulang ke rumah Hana. Ia khawatir dengan putrinya itu, jika hanya berdua dengan Gina di rumah."Mas Dion, ajak pulang Bu!" "Mas Dion!" Hana terus meracau meminta suaminya pulang, ia menangis kembali."Besok Ibu akan suruh Dion pulang, dan meninggalkan perempuan itu. Kamu tenang ya sekarang," "Gimana aku bisa tenang, suamiku memilih pelakor di banding aku. Dan Nasna dia meledekku Bu, sakit hatiku! Ini bukan karma kan Bu, aku tidak salah padanya. Dia saja memang tak pantas untuk Hamdan!" Hana masih merasa benar dan sakit mengingat ucapan Nasna tadi yang bilang ia bahagia melihat kehancuran dirinya. Hana merasa harga dirinya sudah di injak-injak."Kamu tidak salah, ibu yakin pelakor itu telah menggunakan pelet! Ibu akan bantu kamu mencari orang pintar, agar pelet itu lepas dari Dion," ujar Bu Irina.Ia membantu Hana untuk berdiri dan duduk di sofa, karena Hana meluruhkan dirinya di lantai."Kamu bisa kedinginan," ucap Bu Irina kesusahan membantu Hana. Gina b
Read more
Calon Istri
PoV (3)"Semua itu bohong, kalian memfitnahku!" teriak Hana membantah tuduhan suaminya."Dan kamu tahu apa tentang rumah tangga kami? Kamu itu hanya pelakor yang merebut suamiku, tega kamu Mas, memfitnah aku bersama wanita ini. Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi!" nafas Hana terengah." Sudahlah Mbak kamu itu mengaku saja, Mas Dion sudah tidak tahan mempunyai istri sepertimu. Biarkan kami bersama dan hanya Farel anak kandung Mas Dion, jadi tidak usah meminta tanggung jawab pada suamiku!" ucap Adel yang semakin ketus. "Adel!" hardik Bu Lasmi menatap tajam pada istri kedua Dion itu, sebenarnya Bu Lasmi juga kesal melihat Adel yang sangat mengendalikan putranya dan kini sifat asli perempuan itu semakin terlihat, ketika dia menghasut Dion untuk menceraikan Hana."Rumah dan kebun akan Ibu balik nama menjadi milik Gina," ucap Bu Lasmi kembali."Dengar kamu, cucuku itu lebih berhak!" timpal Bu Irina. "Tapi Bu, Gina itu bukan anak kandungku!" ucap Dion."Dion kasihan Hana. Kenapa kamu fi
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status