All Chapters of Mertuaku Selalu Pilih Kasih: Chapter 31 - Chapter 40
64 Chapters
Bahagia Atau Sedih
Permainan panas Ikhsan dan Amanda tak hanya berlangsung sekali saja. Seolah ingin melampiaskan hasrat liarnya, mereka melakukan untuk yang kedua kalinya. "Aku sayang banget sama kamu, Manda," bisik Ikhsan ditengah pergumulannya. "Aku juga, Mas," sahut Amanda. Ting ... ting ... ting! Ponsel Ikhsan berbunyi tanda ada panggilan masuk. Pria itu tak mempedulikannya, dia lebih memilih memadu kasih bersama wanita idaman lainnya. Setelah selesai menuntaskan hasratnya, Ikhsan mengucapkan kata-kata mesra pada Sang Kekasih. Manda beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Ikhsan masih duduk bersandar di ranjang. Pria itu meraih ponsel yang berada di atas nakas. Dilihatnya ada panggilan masuk dari Rani dan Bapak Mertuanya. Merasa penasaran kenapa mereka berdua kompak menelponnya, Ikhsan pun menghubungi Rani. "Halo, Ran. Tadi kamu menelponku?" tanya Ikhsan. "Iya, Mas. Mbak Naila tadi pingsan." jawab Rani.
Read more
Marahnya Naila
Sementara media sosial milik Naila, Amanda, dan Ikhsan kini sedang ramai oleh banyak komentar. Akun fake telah menandai akun media sosial berlogo biru milik mereka. Video yang dibagikan oleh akun fake itu menunjukkan kemesraan Amanda dan Ikhsan saat menuju hotel tadi sore. Dimulai dari mereka turun dari mobil, bergandengan tangan dan berangkulan menuju kamar, dan Ikhsan mencium Amanda sesaat sebelum masuk kamar hotel. Beragam komentar hujatan dari teman dan sanak famili terus mengalir. Ada juga komentar yang berempati dengan apa yang dialami Naila. [Ya ampun, gak nyangka Ikhsan lo bisa bejat gitu] [Istri udah cantik masih juga selingkuh, tobat Mas] [San, mending istri lo buat gue aja daripada lo sia-siain gitu] [Mbak Naila yang sabar ya, hukum karma pasti berlaku] Dan masih banyak komentar lain yang ditujukan pada mereka bertiga. Naila dan Ikhsan belum tahu akan video itu karena mereka sama sekali belum membuka sosial medi
Read more
Terbongkar
Naila menutup mulutnya terkejut, begitu pula dengan kedua orang tuanya. Mereka sama-sama tak menyangka dengan apa yang dilakukan Ikhsan. "Apa ini, Mas!?" teriak Naila mendekati Ikhsan. "Nai, a-aku bisa jelasin. Ini gak seperti yang kalian pikirkan," elak Ikhsan. "Ikhsan, kalian ke hotel dengan bergandengan tangan, berangkulan mesra bahkan berciuman di depan pintu kamar. Masih kau bilang tidak seperti yang kami pikirkan? Kau pikir kami semua bodoh, hah!?" teriak Azam. "Dan di dalam kamar seorang laki-laki dan perempuan dewasa, apa lagi yang kalian lakukan jika tidak berzina!?" geram Pak Ahmad. "Nai, kamu masih percaya sama aku, 'kan?" Ikhsan memohon pembelaan Naila. Plak!! "Diam kau, Mas! Aku benci kau! Pergi dari hadapanku sekarang juga!" Naila berteriak histeris. "Kita pergi sekarang, Mas." Amanda yang sedari tadi diam ikut bersuara. Naila menatap tajam gadis di depannya itu. Dia bahkan tak malu memegang tanga
Read more
Karma Mulai Berlaku
Ikhsan dan Amanda bingung mau menginap di mana malam ini. Mencari kontrakan juga tak mungkin, apalagi mereka belum menikah takut kena grebek. Akhirnya Ikhsan memutuskan untuk membawa Amanda ke rumah ibunya. Dengan motornya Ikhsan membelah jalanan malam yang sepi. Rumah Bu Sukma sudah gelap. Tampaknya penghuni rumah sudah tidur semua. Ikhsan mencoba mengetuk pintu. Setelah beberapa saat, Pak Jaka-Ayah dari Ikhsan-membukakan pintu. "Ikhsan, kenapa pulang malam begini?" tanya Pak Jaka. Amanda muncul dari balik pintu, berlindung di belakang tubuh Ikhsan. Pak Ikhsan merasa kali ini anaknya datang membawa masalah. "Ikhsan, siapa perempuan ini? Kenapa dia bersamamu," Suara bariton Pak Jaka menggelegar ditengah malam. "Dia temanku, Pak," jawab Ikhsan tertunduk tak mampu melihat wajah Sang Ayah. "Teman mana lagi?! Apa tidak cukup masalah Vanya tempo hari, hah?!" hardik Pak Jaka. "Kasihan dia, Pak. Dia diusir orangtuanya, bingung m
Read more
Bu Sukma Mencari Masalah
Sementara Amanda menangis karena perusahaan memecatnya dengan tidak hormat. Dia tak mendapatkan kesempatan seperti yang Ikhsan dapatkan. Dia masih terhitung baru sebagai karyawan sehingga perusahaan tak memiliki alasan untuk mempertahankannya. "Manda, ngapain kamu nangis?" tanya Rika saat melihat Amanda menangis sambil membereskan barangnya. "Aku dipecat, Rik. Orangtuaku juga telah mengusirku dari rumah." lirih Amanda. "Udah resiko sih, kemarin kamu tertawa diatas penderitaan orang lain. Dan sekarang, kamu menangis akibat dari perbuatanmu itu. Sungguh adil bukan?" jelas Rika. "Kamu kenapa sih, Rik. Daritadi sikapmu dingin banget ke aku, ucapanmu juga selalu menyudutkanku" ketus Amanda. "Karena aku benci pelakor! Kamu tahu itu, 'kan? Rumah tangga orangtuaku juga hancur gara-gara pelakor!**** "Sudah bangun, Nai?" Nisa bertanya kepada Naila yang mulai membuka mata. "Aku haus, Mbak. Bisa minta tolong ambilkan air?" sahut Naila.
Read more
Amanda Hamil?
Setibanya di rumah, Bu Sukma masih belum berhenti mengomel. Irda yang melihatnya jadi penasaran apa gerangan yang membuat Ibunya jadi seperti itu. "Bu, kenapa sih datang-datang ngomel mulu?" tanya Irda. "Ketemu orang gila tadi di jalan," tandasnya. "Mana ada orang gila, malahan Ibu yang kayak orang gila nyerocos mulu," sahut Irda dan Bu Sukma mendelik tak marah. "Ir, emang kamu tahu ya kalau Ikhsan selingkuh? Kata Ibunya Naila buktinya ada di ponsel." tanya Bu Sukma yang akhirnya bisa mengontrol diri. "Iya emang benar, Bu. Ada videonya, mau lihat?" Irda akhirnya menunjukkan video kakaknya dan Amanda. "Ih geli juga ya liatnya, tapi emang Ikhsan ganteng sih jadi banyak yang tergoda, Amanda aja yang murahan," Bu Sukma masih tetap membela anaknya. "Bapak jangan sampai tahu, Bu," pesan Irda. "Ibu juga gak mau kalau Masmu nanti diusir," sahut Bu Irda. Memang selama ini Pak Jaka-Ayah Ikhsan-lebih banyak mengalah tapi jika
Read more
Pernikahan Ikhsan
ANAKKU JUGA CUCUMU, BU# PART29A(37) Malam ini Naila bisa langsung pulang ke rumah dengan ijin dokter. Perasaannya sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Azam dan Nisa selalu memberikan support selama di rumah sakit. Rani yang dapat kabar jika Naila akan pulang, sudah menunggu di teras depan rumah beserta orangtua Naila. Ingin memberikan dukungan juga untuk saudara yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri. Diam-diam Ikhsan juga sudah menantikan kepulangan Naila dari rumah sakit. Dia ingin sekali menghampiri Naila, namun melihat kondisi yang tidak memungkinkan, dia kembali lagi. "Udah sehat, Nduk?" tanya Sang Ibu. "Alhamdulillah, Bu," jawab Naila. Naila meminta Raka dari gendongan Ibunya. Anak itu langsung memeluk Ibunya erat seolah tak mau melepaskannya lagi. "Ran, apa orderan untuk pelanggan kita yang di pekalongan udah di seleseikan sesuai target?" tanya Naila. "Ya ampun, Mbak. Kondisi begini masih saja memikirkan kerjaa
Read more
Memberi Pelajaran
Tin! ... tin! ... Ciit ... BRAK!? Mobil Azam menabrak tempat sampah di depan rumah Bu Sukma. Sampah di dalamnya berhamburan keluar, membuat orang-orang yang ada di dalam rumah terkejut dan keluar melihat apa yang terjadi. Beberapa orang yang melihat, saling berbisik ketika melihat Naila dan Azam keluar dari mobil itu. Mereka adalah tetangga Bu Sukma. Bu Ida yang berada di dalam rumahnya juga ikut keluar. Perempuan paruh baya itu tak menghadiri pernikahan keponakannya karena dia tidak mendukungnya. Azam menggandeng Naila menerobos orang-orang yang bergerombol di depan rumah Bu Sukma. Rupanya akad nikah telah dilangsungkan. Terlihat Amanda mencium tangan Ikhsan dan diabadikan dengan pengambilan foto oleh kerabat mereka. "Heh, ngapain kamu ke sini? Ada urusan apa?" teriak Bu Sukma yang melihat Naila dan Azam muncul di depan mereka. Rupanya akad nikah mereka digelar secara sederhana. Hanya ada beberapa kerabat dan tetangga yang da
Read more
Resmi Bercerai
Pengadilan memanggil Naila dan Ikhsan untuk proses mediasi. Dalam proses itu Naila menolak keras untuk berdamai dengan Ikhsan. Keputusannya sudah bulat untuk berpisah dari suaminya itu. Akhirnya pihak pengadilan tidak bisa memaksa Naila. Mereka akan mengadakan sidang lanjutan untuk gugatan cerai Naila. Setelah beberapa kali sidang, pengadilan telah memutuskan perceraian antara Ikhsan dan Naila. Mereka bukan lagi sepasang suami istri. Pihak Ikhsan datang untuk mengajukan gugatan harta gono gini. Setelah petugas pengadilan melakukan pemeriksaan, pihak Ikhsan tak berhak sama sekali atas harta, rumah, tanah, dan mobil yang dimiliki Naila. "Alhamdulillah, Nai. Akhirnya pengadilan sudah mengabulkan gugatanmu, Nai. Kalian sudah resmi bercerai," ucap Pak Ahmad. Mereka berdua baru keluar dari sidang di Pengadilan Agama. "Iya, Pak. Aku sudah bisa bernafas dengan lega. Ikhsan dan keluarganya tak akan bisa mengganggu aku lagi, baik soal harta gono g
Read more
Tempat Usaha Baru
POV RENDI Naila resmi berpisah dari suaminya? Entah bagaimana perasaanku saat ini. Ada sedih, ada bahagia juga. Bagaimana aku tak bahagia, sudah lama aku menunggunya dan kesempatan kini terbuka lebar. Sedih juga sih karena melihat orang yang aku sayangi sedih dan terpuruk. Tak tega melihat Naila terbaring lemah di rumah sakit karena keguguran waktu itu. "Kamu harus bisa melepaskan dia yang tak bisa menghargaimu, Nai. Buka hatimu untuk orang yang mengharapkanmu," ucapku saat menjenguknya di rumah sakit. "Aku belum mikirin itu, Ren. Saat ini aku cuma mau fokus dengan Raka dan usahaku," sahut Naila. Aku tahu jawabannya waktu itu adalah sindiran halus untukku. Namun, aku tak akan menyerah dengan begitu mudah. Aku akan memperjuangkan seorang Naila meskipun saat ini dia selalu menghindari dan menolakku. Mungkin juga karena Rani sepupunya. Rani gadis yang manis dan baik, sayangnya sampai detik ini hatiku belum bisa menerimanya. Aku ta
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status