Semua Bab Sopirku Selingkuhanku: Bab 31 - Bab 40
87 Bab
Harry Jujur Pada Alena
Tring!Sebuah notifikasi pesan vidio masuk dari nomor Sinta, Alena menutup mulutnya saat melihat vidio dua madunya berebut handbag dengan Yudi dan satpam di rumah itu."Lihat ini Harry!" ucap Alena sambil memperlihatkan vidio yang ia dapatkan pada Harry."Apa mereka di usir juga oleh Pak Yudi?" tanya Harry. Alena mengangkat kedua bahunya."Entahlah, aku juga tidak tahu. Aku akan menelpon salah satu dari mereka dulu." ucap Alena sambil mencoba menelpon salah satu dari madunya. Awalnya dia menghubungi Dewi namun panggilan teleponnya tidak di angkat. Lalu dia menelpon ke nomor Bunga.[Hallo Bunga, tadi aku menelpon nomor Dewi tapi enggak di angkat. Kalian dimana sekarang?" tanya Alena setelah panggilan terhubung.[Ponsel mbak Dewi ikut di rampas mas Yudi mbak. Kalau punyaku selamat karena aku simpan dalam saku celana jeans ku. Sekarang kami tengah mencari rumah kontrakan, Mbak.] jawab Bunga.[Apa kalian di usir sama mas Yudi? aku lihat dari vidio yang Sinta kirimkan, Mas Yudi sangat kete
Baca selengkapnya
Rani Tertangkap
Pov Author"Sinta! jangan turun lewat jendela, kamu bisa jatuh!" teriak Bram dari halaman rumah. Sinta tak pedulikan teriakan Bram, dia hampir saja melompat dari jendela kamarnya yang terletak di lantai dua. Untung Ayah dan ibunya datang tepat waktu dan menarik tubuh Sinta.Bram kemudian berlari menuju kamar Sinta, dia sangat merasa bersalah karena dialah Sinta menjadi seperti ini. Dia tak jadi berangkat ke kantor, melihat keponakannya hampir saja melompat dari jendela, membuat tubuhnya mendadak lemah."Harry tadi datang, dia janji enggak akan pergi, selepas aku bangun tidur dia sudah pergi. Dia bohong. Aku mau menjemput Harry lagi. Aku mahu Harry datang kesini!" teriak Sinta, Ayahnya terus memegangi tubuhnya karena mencoba melompat dari jendela lagi."Harry tidak kesini sayang. Kamu cuma berhalusinasi!" ucap ibu Sinta sembari menangis, tak tahan melihat keadaan putrinya."Ibu bohong! baru saja Harry datang! kalian semua masih saja tak merestui hubungan kami kan, jadi kalian memfitnah
Baca selengkapnya
Ibu Alena Meninggal
"Aku akan mengantarkan Alena pulang. Sekarang temui Sinta di kamar atas. Selama ini, dia tak berhenti memanggil-manggil namamu!" ucap Bram masih dengan nada jengkelnya."Aku baru akan menemuinya setelah aku mengantar Alena pulang. Aku harus memastikan dulu Alena pulang dengan keadaan selamat!""Sudah ku bilang aku yang akan mengantarkannya, kenapa Sinta bisa menyukai orang keras kepala sepertimu! kalau bukan karena Sinta yang sakit, sudah kuhabisi kamu!" teriak Bram dengan amarah penuh.Harry tertawa, "Sayangnya kau tak bisa menghabisiku kan?" ucap Harry dengan nada mengejek."Sekarang suruh Alena keluar atau aku akan mengobrak-abrik rumhhmu!" ancam Harry. Bram benar-benar di buat habis kesabarannya olehnya."Aku di sini." Alena baru menampakan dirinya kemudian mendekat ke arah Harry. Harry menarik tangannya kemudian memeluknya."Kau baik-baik saja, kan? lelaki brengsek itu belum sampai melakukan apa-apa padamu, kan?" tanya Harry penuh khawatir."Lelaki brengsek? apa yang kau maksud l
Baca selengkapnya
Pertemuan Alena, Dewi dan Bunga
Seminggu setelah kematian ibu Alena, Dewi dan Bunga baru sempat berkunjung ke rumah yang di tempati Alena. Sebelumnya Dewi menemani Bunga pulang ke kotanya beberapa hari. Jadi mereka tak bisa datang di acara pemakaman ibu Alena."Mbak Alena jadi sangat pendiam sekarang. Aku sangat kasian melihat keadaannya sekarang." curhat Chika pada Dewi dan Bunga."Kami akan berusaha menghiburnya sebisa kami, kamu jangan khawatir, ya." ucap Dewi."Makasih ya, Mbak. Dulu aku sangat kecewa dan benci Mbak. Tapi saat mbak Lena cerita kalau hubungan kalian sudah membaik, aku sudah melupakan semua kesalahan Mbak pada kakakku." ucap Chika."Mbak pantas di benci Chik, Mbak akhirnya terkena karma karena telah masuk dalam rumah tangga Alena dan Mas Yudi.""Lupakan soal itu Mbak, sekarang aku cuma mau melihat kalian bersahabat lagi. Mbak Alena sangat butuh dukungan kalian untuk melanjutkan hidupnya.""Ya, mulai sekarang Mbak janji enggak akan dengki lagi pada kakakmu. Kita akan bersahabat dekat lagi seperti d
Baca selengkapnya
Harry Marah Dan Cemburu
"Mau kemana kamu Sinta?" tanya Dewi dengan seringai mengerikan."Minggir! Aku mau menyusul Harry!" perintah Sinta."Minggir? Hadapi dulu kami berdua!" tantang Bunga membuat Sinta sangat kesal."Sinta mengangkat tangannya ingin menyerang Bunga, namun Bunga dengan lihai menangkis serangan Sinta.Sinta kemudian ingin nekad menerobos dua wanita yang ada di depannya, sialnya dua wanita itu malah menyeretnya menjauh dari butik Harry. Ingin Sinta berontak dan berteriak, namun dia malu jika menjadi tontonan. Hampir setiap hari, Harry membawanya berkunjung di butik jadi dia tak mau membuat keributan di sana."Kalian mau bawa aku kemana, brengsek!" teriak Sinta setelah sampai ke tempat parkir."Aku mau mengembalikanmu ke rumahmu, kau ternyata tidak terlihat depresi seperti yang Alena ceritakan pada kami." jawab Dewi sambil mendorong tubuh Sinta masuk ke dalam mobil."Lepaskan aku brengsek!" Sinta mencoba keluar lagi tapi dengan cepat Dewi menutup pintu mobil dari luar dan melangkah menuju bangk
Baca selengkapnya
Melepaskan Tawanan
"Apa kau bilang tadi? kau menyekap Chika?"Bram hanya menjawab dengan sebuah tawa mengerikan."Awas saja kalau kamu berani melukai dia, brengsek!" teriak Harry, Bram justru makin suka melihat kemarahannya."Kamu imut sekali ketika marah Harry. Aku suka melihat wajahmu yang penuh amarah ini!"Tangan Harry mengepal namun dia tidak bisa meledakan kemarahannya."Apa yang kamu mau sebenarnya Bram, bukankah selama ini aku sudah menuruti semua keinginanmu?""Nikahi Sinta. Dia wanita yang paling tulus mencintaimu. Setelah kau menikahi Sinta, aku akan langsung melepaskan Chika dan yang lainnya." ucap Bram."Menikah dengan Sinta? kau gila Bram, ini tidak sesuai perjanjian awal kita." protes Harry."Kalau begitu biar aku nikahi Alena. Dua pilihan itu saja yang bisa aku tawarkan. Kau harus bisa memilih salah satunya." ucap Bram. Dia sangat penasaran dengan jawaban yang akan Harry berikan."Licik! kau memberi pilihan yang tak mungkin bisa ku pilih salah satunya Bram!""Kau harus memilih, Harry. Ak
Baca selengkapnya
Akhir Kejahatan Bram
"Kalian tak bisa kemana-mana. Teman kalian akan kami bunuh jika kalian berani lari dari sini!" ucap salah satu pereman itu, Dewi terlihat sangat ketakutan. Alena dan yang lainnya tidak bisa kabur, apapun alasannya mereka takan membiarkan Dewi tertangkap sendirian."Kami takan kemana-kemana dan takan melakukan perlawanan, tapi tolong jangan buat takut teman kami seperti itu. Jauhkan pisau itu dari lehernya." mohon Alena. Dia tak tega melihat Dewi yang telihat sangat ketakutan.Kepala pereman memberi kode pada anak buahnya untuk menangkap Alena dan yang lainnya, lalu memasukan mereka ke dalam mobil. Menurutnya tempat itu sudah tak aman, jadi mereka akan memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman lagi.Alena dan yang lainnya telah masuk dalam mobil yang berbeda, Alena hanya bisa pasrah sekarang. Dia kehilangan harapannya untuk membebaskan adiknya juga Rani. Dia juga sudah menyerah, usahanya untuk menggagalkan pernikahan Harry dan Sinta esok pagi sepertinya takan berhasil.Baru seratus
Baca selengkapnya
Bunga Hamil
"Maaf, saya lancang. Saya Alex, orang baru yang menempati rumah depan. Saya datang mengantarkan makanan ini sebagai salam perkenalan dari saya."Harry tersenyum menerima bingkisan makanan dari tetangga barunya, namun saat menatap mata lelaki itu, senyumnya pudar. Tatapan lelaki itu mirip seseorang, Harry mengingat-ingat tatapan milik siapa itu."Terimakasih makanannya. Semoga Anda betah di tempat baru anda sekarang," ucap Harry sembari terus megingat-ingat mirip siapa tatapan mata itu."Saya pasti betah, sudah lama saya ingin sekali tinggal di lingkungan sini, sekarang baru kesampaian," balas Alex."Anda mau mampir masuk sebentar?" tanya Harry lagi.Alex menggeleng, "Tidak perlu. Ini sudah malam, takut mengganggu Anda."Alex kemudian pamit pulang, Harry terus mengamati Alex yang sedang berjalan keluar gerbang."Mungkin ini perasaanku saja, Yudi sudah pasti mati saat itu, meskipun sampai sekarang mayatnya belum juga di temukan," gumam Harry setelah ingat kalau tatapan mata Alex ternyat
Baca selengkapnya
Bertemu Alex
"Jaga diri baik-baik di rumah. Jangan nakal. Jangan ikut-ikutan dua teman sintingmu itu. Mereka suka bergaul enggak bener!" pesan Harry sebelum pergi."Teman sinting yang kamu maksud itu kami berdua, Har?" tanya Dewi dengan nada kesal."Siapa lagi kalau bukan kalian yang buat istri penurutku ini lupa pulang. Denger ya, aku memang enggak ngelarang Alena bergaul sama kalian, tapi awas saja kalau bawa Alena jalan-jalan terus sampai lupa pulang. Istriku enggak boleh cape, enggak boleh--""Bawel banget sekarang kamu, Har. Kalau kamu terlalu posesif gitu yang ada lama-lama istrimu bosan dan cari yang lain." potong Dewi.Alena tertawa mendengar suaminya dan Dewi terus bertengkar."Sudah Har, jangan di terusin berantemnya. Kamu dah terlambat." ucap Alena yang melihat Harry mau kembali menanggapi ucapan Dewi.Harry menghela nafasnya, "Ya sudah, aku pamit dulu ya, sayang. Jangan jauh-jauh dari ponselmu. Sejam sekali aku akan nelpon kamu." Harry kemudian mengecup kening istrinya."Hati-hari di j
Baca selengkapnya
Kecemburuan Alex
"Terimakasih banyak telah menolong kami dari lelaki brengs*k itu!"Gemetar suara Dewi terdengar, dia cukup gerogi berbicara dengan Alex kali ini."Cuma lelaki pengecut yang beraninya sama perempuan. Sudah sepantasnya saya menghajar lelaki biad*b seperti dia." balas Alex. Ucapanya terasa seperti menampar dirinya sendiri, dia ingat betul apa yang telah di lakukannya pada tiga mantan istri di masalalunya. Memukul dan menyakiti istri-istrinya hampir tiap hari ia lakukan."Anda keren sekali, tadi. Sebagai ucapan terimakasih, kami akan mengundang anda makan malam di kafe milik kami malam ini. Gimana, apa anda tidak keberatan?" tanya Alena pada Alex. Dia sengaja mengundang Alex karena ingin mendekatkan lelaki itu dengan Dewi."Tentu saja saya sama sekali tidak merasa keberatan." senyum Alex mengembang. Dia sangat bahagia mendapat kesempatan seperti ini."Kami tunggu di kafe kami, jam tujuh malam." Alena kemudian memberikan kartu nama kafe miliknya."Saya akan datang tepat waktu." Alex terus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status