All Chapters of PERMAINAN SUAMI DAN IBU TIRI: Chapter 21 - Chapter 30
88 Chapters
Part 27 dan 28
part 27Caca merasa sangat senang di dekat Lani, Lani berhasil merebut hati gadis kecil itu, dan bahkan Caca memanggil Lani dengan sebutan Bunda, Bayu yang menyaksikan keakraban mereka, ikut senang dengan hati berbunga-bunga."Ayo, kita beli boneka," ucap Lani menggendong Caca keluar restoran."Asyiikkk aku digendong," ucap Caca kegirangan."Lan, Caca sudah besar kenapa digendong?" kata Bayu tidak enak kalau Lani kerepotan."Aku suka melakukannya, Mas," jawab Lani tetap menggendong Caca.Saat mereka ke luar restoran, Caca masih erat di gendongan Lani, mereka tertawa riang seperti Ibu dan anak. Beberapa orang yang lalu lalang menyaksikan mereka seperti keluarga bahagia."Ayo kita ke seberang jalan," ucap Lani."Caca, biar Papa yang gendong, kasihan Bunda Lani capek tuh," ucap Bayu, dan Caca langsung berpindah ke pundak Bayu, dan mereka menyebrang jalan karena toko jual boneka ada di seberang restoran."Aku mau yang ini, Bunda," ucap Caca menunjuk boneka Doraemon."Oh, jadi anak Bunda s
Read more
Part 29 dan 30
part 29Pov Ibu tiri Luna.Semalaman aku tidak tidur menunggu Rio sadarkan diri dari pingsan setelah mabuk, dalam keadaan setengah sadar dia terus menyebut nama wanita itu. Apa hebatnya Lani sehingga membuat putraku tidak bisa berkutik, cinta dan karir sukses putraku tidak membuatnya puas hingga mengakhiri hubungan setelah putraku mantap ingin berumah tangga dengannya."Uuhh Mimi." Rio terbangun dan menyadari aku duduk di kursi di samping tempat tidurnya."Kamu sudah bangun, ayo kamu mandi, Mimi tunggu di ruang makan," ucapku dan langsung melangkah ke pintu."Tunggu Mi."Aku membalikkan badan setelah Rio menghentikan langkahku."Ada apa Rio?" tanyaku berdiri menatapnya."Aku ... aku diputuskan Lani, Mi."Suara Rio terdengar bergetar seperti menahan sedih hatinya, kenapa putraku selemah ini, ini sangat menyakitkanku."Masih banyak wanita yang ingin menjadi istrimu, bahkan lebih cantik dan menarik, kamu tenang saja, Mimi akan carikan yang lebih dari Lani." Aku berusaha membuat putraku s
Read more
Part 31 dan 32
part 31Pov Bayu.Aku langsung ke luar kamar saat mendengar ada keributan, suara Mila sangat lantang dan bahkan mengganggu tidur siangku, dan yang lebih membuatku kesal, aku juga mendengar suara putriku menjerit kesakitan. Ternyata ini ulang Mila, tapi kenapa Lani ada di sini juga?“Lani, Caca, kalian tidak apa-apa?” Aku menarik tangan Lani dan Caca agar berdiri. Kulihat Caca dan Lani terlihat sangat teraniaya ulah dari Mila. Kapan Mila bisa berubah dengan sikap kampungannya, huh! Aku kesal melihat cara bicaranya berteriak-teriak dan terlihat memalukan.“Terimakasih Mas Bayu,” ucap Lani setelah berdiri dan wajahnya seperti menahan sakit.“Kamu tidak apa-apa Sayang?” tanya Lani menatap Caca dengan mimik wajah cemas.“Aku tidak apa-apa, Bunda Lani,” jawab Caca.“Mila! Yang kamu lakukan sudah sangat keterlaluan! Kamu juga menyakiti Caca.” Aku tidak bisa menahan amarahku karena Caca juga ikut terjatuh di lantai.“Oh, jadi kamu membela wanita iblis ini?! Aku ini istrimu Mas!” jawab Mila de
Read more
Part 33
part 33Sakit sekali tanganku diplintir Lani, aku tidak bisa bergerak atau melawannya, saat kulihat wajahnya, dia tersenyum jahat memandangku, tidak terlihat sifatnya ini di wajah ayunya. Uh! Sial!“Bagaimana Tante? Apakah kamu masih ingin mendorongku?” Lani bersuara sangat tenang meskipun tangannya masih memelintir tanganku.“Lepaskan aku!” teriakku bertambah muak melihat senyum jahat di bibirnya.“Jangan coba-coba mendorong atau menyentuhku lagi! Kalau tidak wajah tuamu itu aku hancurkan!”Ancaman Lani membuat nyaliku sedikit menciut. Aku berusaha melawan dan dia juga berusaha memelintir lebih keras.“Lepaskan aku.” Suaraku sedikit pelan.“Apa?” tanya Lani seperti pura-pura tidak mendengar.“Lepaskan aku!” Dengan kesal aku berteriak agar dilepaskan.“Oke.” Lani langsung melepas tanganku, tapi setelah melepas tanganku dia mendorong tubuhku hingga tersungkur ke lantai.“Aduh!” lututku sakit terbentur lantai.“Ops! sorry Tante, aku tidak sengaja,” kata Lani seperti tidak disengaja.“Ka
Read more
Part 34 dan 35
part 34Pov Mila"Dasar wanita iblis, berani-beraninya dia membawa Caca tanpa sepengetahuanku, makanya dia tersenyum setelah pergi dari rumahku, sial!” gumamku sambil memukul stir mobil melampiaskan kemarahanku. Kemana aku akan mencari Caca, apa yang harus aku lakukan untuk mengalahkan wanita itu, aku tidak mungkin tanya Tante Dona karena kami sedang tidak bertegur sapa.Aku terus berpikir dan berpikir, ke mana harus mencari Caca. Aku tidak mau wanita sialan itu mengambil Caca dariku, tidak akan aku biarkan! Sepertinya aku harus menelepon Mas Bayu, mudah-mudahan dia tahu di mana keberadaan Lani.“Halo Mas, Mas kamu tau di mana Caca?” Aku langsung bertanya karena tidak sabaran dengan jawabanya.“Tau,” jawab Mas Bayu di ponsel.“Jadi kamu tau di mana Caca dan tidak memberi tahuku?! Kamu anggap aku apa Mas?!” Aku sangat kesal dengan jawaban Mas Bayu.“Sudahlah Mila, kurangi ocehanmu itu, aku sedang sibuk.”“Mas! Mas Bayu, Mas Bayu!!”Brengsek! Dia mematikan ponselnya, aku belum tahu di
Read more
Part 36 dan 37
Part 36Mila meninggalkan rumah dengan rasa kesal setelah apa yang dialaminya ulah dari Lani. Dia menyetir mobil menuju rumah Dona dan berharap Dona bisa membantunya dalam melawan Lani.Sedangkan di rumah, Lani menyuapi Ibu Bayu dengan bubur buatannya, dia juga bercanda ria dengan Caca seperti Ibu dan anak. Mbok Siti yang melihat sifat Lani teringat sosok Luna."Ada apa Mbok?" tanya Lani mendapati Mbok Siti memperhatikannya sambil mencuci piring."Ti-tidak ada, Non," jawab Mbok Siti gugup dan langsung memalingkan wajah."Mbok, apakah Mila berlaku baik sama Ibu Mas Bayu?"Mbok Siti langsung menghentikan pekerjaannya, dia terdiam berfikir harus menjawab apa, ketakutan atas ancaman Mila masih terngiang."Kenapa Mbok diam?" tanya Lani karena Mbok Siti tidak menjawab."Ba-baik Non," jawab Mbok Siti gugup dan melanjutkan lagi mencuci piring.Lani meletakkan piring bubur yang sudah habis dimakan Ibu Bayu di atas meja. Dia melangkah mendekati Mbok Siti dan berdiri di sampingnya."Apa penyeba
Read more
Part 38
part 38Pov Mila.Berani-beraninya mereka duduk santai makan bersama disaat aku masih istri di rumah ini. Apakah ini karma bagiku apa yang pernah aku lakukan dulu kepada Luna? Ternyata seperti ini rasanya sakit yang dirasakan Luna dulu, saat aku hadir di kehidupan rumah tangganya dengan Bayu.“Tolong jangan ribut, aku sedang makan, Mila,” kata Mas Bayu dan tidak melanjutkan suapannya lagi.“Aku ini istrimu, bukan wanita gila ini!” Aku tidak bisa menahan emosiku melihat mimik muka Mas Bayu seperti tidak merasa bersalah terhadapku.Lani tetap duduk santai dengan senyum sinisnya menatapku. Dia seperti memenangkan sebuah pertandingan yang membuat dirinya merasa di atas. Aku sangat kesal sekali melihat mereka berdua seperti sepasang kekasih yang dimabuk cinta.Mas Bayu langsung bangkit berdiri menghampiriku, “Kamu kemana saja? Malam begini baru pulang.”“Aku ada urusan penting, tapi bukan berarti kamu mengizinkan perempuan ini tinggal dirumah kita!”“Urusan penting apa yang membuatmu lupa
Read more
Part 39 dan 40
part 39Ternyata ada gunanya juga aku menonton televisi setelah marah-marah. Apa yang aku lihat menjadi inspirasi dengan apa yang aku lakukan. Lani ... Lani, kamu akan lihat siapa Mila sekarang.“Ini kopinya Non.” Mbok Siti meletakkan secangkir kopi di meja depanku.“Iya,” jawabku terus melihat televisi, dan Mbok Siti berlalu menuju ke dapur.Tidak jauh dariku duduk, Ibu Mas Bayu menatapku, sepertinya dia juga mendengar siaran televisi yang aku nonton. Aku meliriknya sambil tersenyum jahat, dan saat itu juga dia melototi aku seperti mengerti jalan pikiranku.Aku bagkit dan melagkah mendekati Ibu Mas Bayu lagi. Kebungkukan badan dan berbisik di telinganya. “Kamu dengar siaran berita itu Ma? Itulah rencanaku.” Aku berlalu masuk ke kamarku meninggalkan Nenek lumpuh ini dengan ekspresi muka tegangnya.Amarahku belum juga hilang, apa yang aku rencanakan sekarang pasti akan membuat aku menjadi nyonya lagi di rumah ini. Aku bisa hidup tenang dengan Caca di sampingku.Kuambil handuk ingin man
Read more
Part 41 dan 42
part 41Aku ke kamar dan duduk di depan cermin. Setiap hari aku selalu memandangi seseorang di cermin dan sangat asing. Ini bukan wajah Luna, aku bukan lagi Luna. Semenjak dia menyelamatkanku, identitasku sudah dirubah dan bahkan kalau aku mengakui aku adalah Luna, tidak akan ada yang percaya. Luna sudah mati, yang ada sekarang hanya Lani dengan dendam yang berusaha merebut kembali apa haknya yang telah direnggut.Ponselku berdering, kulihat ada panggilan dari Bayu, segera kutempelkan benda pipih itu ke daun telingaku.“Ada apa Mas Bayu?” tanyaku di ponsel.“Kamu dimana Lan?” tanya Bayu seperti memendam rindu.“Aku lagi di rumah Tanteku,” jawabku sambil menghapus lipstikku dengan tisu.“Kapan aku bisa kenalan dengan Tantemu?”“Jangan terburu-buru Mas. Aku butuh waktu karena kamu masih punya istri.”“Mila lagi? Huh! Baiklah, aku akan bicara dulu dengannya.”“Mas, aku ....” aku tidak melanjutkan kata-kataku agar Bayu penasaran.“Apa Lani?” tanya Bayu.“Nanti saja kita bicarakan, hari in
Read more
Part 43 dan 44
Part 43“Ada apa Lan?” tanya Rio saat aku memperhatikannya menyetir mobil.“Oh, tidak ada,” jawabku dan langsung memalingkan wajah ke luar jendela mobil.“Aku suka melihatmu dengan muka malu merah seperti sekarang ini.”Aku melirik Rio sesaat, dia tersenyum melihatku, ternyata dia bisa membaca rona mukaku. Kenapa aku merasakan seperti ini? aku malu dan seperti pertama kali jatuh cinta. Tidak! Aku tidak boleh jatuh cinta dengan putra Dona, tujuanku hanya ingin membalaskan dendam kepada Ibunya, bukan ikut dalam permainan dan jatuh cinta.Mobil memasuki area parkiran disebuah mal. Setelah mobil diparkir, aku dan Rio melangkah masuk dan meuju sebuah restoran di mal ini. keramaian pengunjung mal membuat Rio terus memegang tanganku di setiap langkah. Entah kenapa rasa nyaman ini selalu bertambah.“Kita makan di sana saja, Lan,” ucap Rio menunjuk sebuah restoran.“Terserah kamu, Rio,” jawabku menyetujuinya.Kami masuk ke restoran itu dan duduk di kursi meja di pojok kanan. Di restoran ini ti
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status