Semua Bab Om Mafia, Nikahi Tanteku Yuk: Bab 31 - Bab 40
65 Bab
31. Malam Pertama
"Oh, please ... gimana cara membuka gaun ini tanpa bantuan orang lain?!" sungut Belevia kesal berulangkali mencoba meraih pengait di belakang punggung.Rasanya ingin berteriak memanggil salah satu pelayan namun segera diurungkan mengingat mereka lelah setelah dari kemarin mengurus pernikahan mendadak ini.Huff--! Belevia mencoba menarik nafas dalam-dalam tetapi gaunnya terlalu ketat membuat makin sesak."Perlu bantuan, sayang?" tegur Michael tiba-tiba saja sudah berada di dalam kamar."Grr-- sayang, sayang apa, kau ga liat aku susah membuka gaunku sendiri dari tadi?!" omelnya sebal.Gaun berharga mahal yang tak sepadan jika sulit melepaskan diri dari balutan kain putih mengurai panjang membuatnya terpaku tak bisa kemana-mana."Hmm ... sini, biar ku bantu melepaskan!"Michael berdiri di belakang menyentuh bahu halus mulus sang istri yang dirindukan sejak awal tadi. Jarinya mengusap pelan menjalar ke leher Belevia kemudian turun ke bawah perlahan membuka pengait gaun.Glek! Belevia tak
Baca selengkapnya
32. Debat di atas Ranjang
Gaun tidur yang dibelikan Michael begitu tipis di kulitnya, tali kecil menempel di bahu terbuka seperti gaun pernikahan tadi. Belevia belum sempat berbelanja sibuk mengurus keponakan demam dan pernikahan yang mendadak sejak tiba di Puri Lombardy. Dia buru-buru menuju kamar suaminya mengetuk pelan, lalu membuka dan melihat Bianca belum tidur asyik tertawa dan bercanda mendengarkan cerita lucu dalam buku dongeng yang dibacakan papanya. Dihampiri mereka berdua di atas ranjang besar seraya menyodorkan tangan menggendongnya, "Ayolah sayang, sudah malam, Mama temani tidur di kamarmu atau di kamarku saja?" "No!" Bianca menggeleng kuat. "Aku mau di sini tidur sama papa dan mama!" "Tapi, sayang ... " Belevia balik menggeleng. Michael langsung menyela jawaban istri sambil beranjak menyerahkan putri kecil mereka, giliran mandi dan mengganti pakaian yang dikenakan di pesta pernikahan tadi. "Tidurlah di sini, ini malam pertama kita setelah menikah. Biarkan Bianca merasakan kebahagiaan memiliki
Baca selengkapnya
33. Hadiah Pernikahan
Michael diam seribu bahasa menikmati makan pagi tanpa mempedulikan Belevia setelah perdebatan di atas ranjangnya tadi. Baru menikah sehari namun seperti puluhan tahun menghadapi wanita cerewet menuntut lebih banyak tanpa mau menghargai hasil kerja kerasnya selama ini. "Selesaikan makanmu, sementara aku pergi sebentar ke ruang kerja.," ucapnya datar. Kopinya diteguk sampai tandas kemudian meninggalkan istrinya sendirian. Belevia berhenti menyuap memandangi punggung suaminya melangkah tergesa-gesa. Mau apa lagi dia ke kantor, bukankah ini akhir pekan?! Hatinya terus bertanya-tanya. Puri Lombardy terasa sepi sunyi tanpa celotehan Bianca yang sengaja dibawa berjalan-jalan bersama Damien memberi waktu yang panjang bagi Michael dan Belevia di kamar. Sayangnya bukan kemesraan di antara mama dan papanya, tapi kekecewaan mendalam terlukis di wajah sang mafia. Malam pertama yang gagal termasuk pagi ini bagi pasangan pengantin baru. Sajian di meja makan berlimpah ruah, croissant, omelette,
Baca selengkapnya
34. Pekerjaan Impian Belevia
"Apa kau punya masalah kesehatan sampai kita harus ke rumah sakit pagi begini?" Belevia menatap Michael lekat ketika porsche merahnya berhenti di area parkir VVIP."No," Sang mafia menggelengkan kepala. "Aku baik-baik saja, sehat dan sempurna."Belevia tak percaya tetap menaruh curiga meskipun tahu suaminya selalu gesit dan gagah dalam keseharian. Kini pria itu memutar membuka pintu mobil untuknya. Semenjak mereka menikah Michael kian berubah lebih perhatian dan memanjakan dirinya."Ayo sayang, kita sedang ditunggu Dokter Henry di kantornya!"Michael menggenggam tangan Belevia erat menuju lobi terus berjalan mengacuhkan orang-orang menyapa dan membalas dengan senyuman datar. Bertambah lagi kecurigaan adik Nicholas Dupuis saat melihat mereka juga menunduk hormat ketika berpapasan.Melewati selasar kemudian tiba di depan pintu kantor pimpinan rumah sakit. Michael langsung masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Dokter Henry telah menanti kedatangannya sejak dari tadi."Hai Michael," sambutnya
Baca selengkapnya
35. Bianca Minta Adik
Sepulang dari rumah sakit dan berbelanja, Michael Delano Carleone mendapati Bianca Elenora sedang terisak digendongan pengawal Damien sesaat tiba di halaman Puri Lombardy. Belevia mematikan mesin porsche dan suaminya meloncat cepat menghampiri anak kecil itu tanpa menunggu dirinya."Damien, kenapa dengan putriku huh?!" seru Michael memarahi, merengkuh Bianca dari gendongannya."Grr-- kau tanyalah padanya apa yang diinginkan pagi tadi, aku tak bisa menjawabnya sendiri," elak pengawal setia keluarga Delano Carleone melirik ke bocah kecil yang tak berhenti menangis walau telah membujuknya."Duh, putri Papa Michael yang cantik memangnya kamu minta apa, sayang?" tanyanya lembut. "Bukankah ada Zio Damien menemanimu berjalan-jalan sejak tadi?"Bibir kecil Bianca menekuk cemberut, lalu berkata sangat mengejutkan orang-orang dewasa mengelilinginya, "Papa Michael, aku mau dua adik bayi laki dan perempuan!"Hah! Michael tercengang menoleh ke arah Damien dan Belevia.Pertanyaan berat baginya, pan
Baca selengkapnya
36. Titah Sang Pewaris
Akhir pekan menghebohkan bagi semua orang sejak Bianca Elenora memaksa orang tuanya segera memberi adik bayi untuknya. Raut wajahnya begitu senang dan gembira seakan Belevia segera hamil setelah menikahi Michael kemarin padahal tak semudah itu dalam benak anak usia tiga tahun.Sang pewaris Delano Carleone tak banyak bicara di meja makan membiarkan putrinya berceloteh riang terus membayangkan betapa bahagia memiliki adik perempuan dan laki-laki diajak bermain dan berlarian di dekat Danau Como atau halaman Puri Lombardy."Mama Belevia, adik bayiku namanya siapa jika lahir perempuan dan laki-laki nanti?" rajuk Bianca menatapnya penuh harap, lalu menoleh ke Papa Michael yang cuma tersenyum padanya."Hmm-- siapa ya," gugup adik Nicholas menjawab pertanyaan si kecil berulang kali mendesaknya. "Kan masih lama sayang adik bayi lahir nanti, tidak bisa terburu-buru seperti itu."Mulai lagi putrinya merajuk menghentikan suapannya. "Pokoknya aku ingin adik bayi dari Mama Belevia dan Papa Michael,
Baca selengkapnya
37. Sidang Pengadilan
Bianca Elenora tak pernah tahu mengapa dirinya diperebutkan di pengadilan. Anak kecil itu terlihat bingung dipelukan pengasuh Gina, merunduk ketakutan di antara orang-orang dewasa menggunakan jubah hitam tradisional. Pagi ini Michael membawa mereka terbang ke kota kecil dekat Marseille di mana persidangan akan dilakukan setelah surat panggilan pertama diterima di Milan. Tiga pengawal pribadi bersiaga mengawasi kedua wanita cantik sebelum mereka memasuki ruang sidang. Damien mengambil alih menggendong Bianca menenangkan jiwa anak sebatang kara seharusnya berbahagia karena om dan tantenya telah menikah demi memperjuangkan masa depannya. "Nona Bianca," bisiknya pelan. "Nanti berbicaralah tenang di dalam sana ya sayang, sampaikan keinginanmu agar Papa Michael dan Mama Belevia dapat mengasuhmu hingga dewasa." Bocah kecil itu mengangguk. "Aku mau tinggal dengan Papa dan Mama baruku, karena Mama Michelle dan Papa Nicholas berada di surga bersama II Nonno dan Nonna Delano Carleone." "Ah,
Baca selengkapnya
38. Perang Opini & Bukti
Hakim Beaufort melanjutkan persidangan setelah beristirahat di kantornya sekaligus menyusun rencana ulang bersama Aubert tadi. Proses alot antara pengacara tergugat dan penggugat membuatnya sulit memberikan keputusan akhir nanti.Pihak Michael dan Belevia sepatutnya menang perkara namun mereka menghalangi demi keuntungan besar di depan mata. Hakim tercela selama memimpin banyak kasus sidang melakukan tebang pilih membela yang bayar, bukan yang benar."Beaufort, kau harus berjanji mengalahkan mereka bagaimanapun caranya," pesan Aubert mengancam. "Aku telah menyuap begitu banyak, belum lagi hasil keuntungan jika perusahaan cargo milik Nicholas jadi milikku!"Pria paruh baya itu berkilah. "Tenanglah, Aubert, kau pasti menang! Jangan lupa komisi ketika kolegamu Alain Wood menyelundupkan narkoba ke seluruh Eropa Barat atau aku jebloskan kau berdua ke dalam penjara!"Masing-masing telah memegang kartu As saling menggertak dan mengancam namun mereka tetaplah satu lingkaran setan memainkan si
Baca selengkapnya
39. Rayuan Pria Durjana
Akhir persidangan pertama yang fantastis. Belevia tak malu lagi mencium suami di depan umum setelah turun dari kursi sebagai saksi yang menjawab semua pertanyaan hakim dan pengacara. Hm-- Michael pun melumat bibir tipis merasakan lebih manis dari sebelumnya. Andai mereka tak berada di ruang pengadilan sudah pasti dokter anak itu sudah berada di atas ranjang panas bersamanya. "Grazie - terima kasih, sayang, kau membuatku bahagia hari ini dengan ucapan manismu tadi," bisiknya pelan. "Apa kau sungguh-sungguh mengatakan aku ini pria terhormat bagimu?" "Mon cher - sayangku," balas Belevia mengecup pipi kaku suami. "Aku tulus mengucapkan, kau sangat baik padaku dan Bianca selama ini." Ah, okay! Sang mafia memeluk erat lalu merangkul keluar ruangan. Hakim Beaufort menunda persidangan satu hari sebelum memunculkan balita Bianca Elenora. Terburu-buru menuju kantor diikuti Aubert Bailey yang bermuka masam memandang kebahagiaan sang mafia dan mantan kekasih. Papa Michael! Mama Belevia! Leng
Baca selengkapnya
40. Sidang Kedua
"Aubert!"Umpat Hakim Beaufort marah sesaat panggilan gawai tersambung ke pengacara sialan menjebaknya dalam perkara sulit kemarin pagi melawan mafia Italia dan pengacara tangguh membuat keputusannya tak bisa lagi memenangkan kolega yang telah membayarnya."Oui - Ya, Beaufort, kau tak usah marah-marah begitu padaku," jawab Aubert kesal. "Sebentar lagi seorang gadis tiba menemanimu, pelayanannya cukup bagus masih lugu dan kau bebas melakukan apapun padanya!""Baguslah, tapi bagaimana rencana besok di persidangan, apa sudah menyiapkan segalanya?" cecarnya sekali lagi. "Jangan mempermalukan aku kalau kau sendiri tak mampu memberi cukup bukti mafiosi Sisilia itu dapat merebut ponakannya darimu!""Tenanglah Tuan Hakim, puaskanlah seharian ini bersama gadis jalang untukmu dan jangan lupa kembalikan besok pagi padaku!" tampik Aubert mengakhiri percakapan mereka.Tak lama kemudian yang ditunggu Hakim Beaufort pun datang juga. Seseorang mengetuk pelan pintu kamar hotel, saat dia membuka tak sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status