Akhir persidangan pertama yang fantastis. Belevia tak malu lagi mencium suami di depan umum setelah turun dari kursi sebagai saksi yang menjawab semua pertanyaan hakim dan pengacara. Hm-- Michael pun melumat bibir tipis merasakan lebih manis dari sebelumnya. Andai mereka tak berada di ruang pengadilan sudah pasti dokter anak itu sudah berada di atas ranjang panas bersamanya. "Grazie - terima kasih, sayang, kau membuatku bahagia hari ini dengan ucapan manismu tadi," bisiknya pelan. "Apa kau sungguh-sungguh mengatakan aku ini pria terhormat bagimu?" "Mon cher - sayangku," balas Belevia mengecup pipi kaku suami. "Aku tulus mengucapkan, kau sangat baik padaku dan Bianca selama ini." Ah, okay! Sang mafia memeluk erat lalu merangkul keluar ruangan. Hakim Beaufort menunda persidangan satu hari sebelum memunculkan balita Bianca Elenora. Terburu-buru menuju kantor diikuti Aubert Bailey yang bermuka masam memandang kebahagiaan sang mafia dan mantan kekasih. Papa Michael! Mama Belevia! Leng
"Aubert!"Umpat Hakim Beaufort marah sesaat panggilan gawai tersambung ke pengacara sialan menjebaknya dalam perkara sulit kemarin pagi melawan mafia Italia dan pengacara tangguh membuat keputusannya tak bisa lagi memenangkan kolega yang telah membayarnya."Oui - Ya, Beaufort, kau tak usah marah-marah begitu padaku," jawab Aubert kesal. "Sebentar lagi seorang gadis tiba menemanimu, pelayanannya cukup bagus masih lugu dan kau bebas melakukan apapun padanya!""Baguslah, tapi bagaimana rencana besok di persidangan, apa sudah menyiapkan segalanya?" cecarnya sekali lagi. "Jangan mempermalukan aku kalau kau sendiri tak mampu memberi cukup bukti mafiosi Sisilia itu dapat merebut ponakannya darimu!""Tenanglah Tuan Hakim, puaskanlah seharian ini bersama gadis jalang untukmu dan jangan lupa kembalikan besok pagi padaku!" tampik Aubert mengakhiri percakapan mereka.Tak lama kemudian yang ditunggu Hakim Beaufort pun datang juga. Seseorang mengetuk pelan pintu kamar hotel, saat dia membuka tak sa
Waktu istirahat sidang kedua telah selesai. Bianca Elenora tak dipanggil sebagai saksi kembali, pernyataan anak itu sudah cukup membuat heboh ruang pengadilan terutama Michael dan Belevia yang masih terkejut permintaan adik bayi kembarnya. Diserahkan ke pengasuh Gina dan pengawal Damien menunggu di sekitar gedung menunggu orang tuanya menghadapi perkara yang sengaja diulur waktunya karena hakim ketua berat sebelah berpihak pada musuh. Kembali Hakim Beaufort memulai sidang menyudutkan sang mafiosi Sisilia, cenderung menghakimi daripada memberi keputusan yang bijak bagi dua belah pihak bertikai. "Latar belakang keluarga Delano Carleone sangat berbahaya bagi mental dan psikis Bianca Elenora, negara ini tak sepatutnya memberi hak asuh ke pewaris Michael demi kebaikan ponakannya." Kontan saja pengacara Galant berseru kencang, "Tuan Hakim terhormat, dulunya Tuan Delano Carleone mafia terkenal di Italia namun belakangan memiliki bisnis legal hingga akhirnya tewas kecelakaan bersama istr
Pengacara Galant terpaksa menyampaikan pesan penting ke Hakim Beaufort dan pengacara Aubert meminta sidang ditunda sehari lagi setelah kliennya dinyatakan sedang keadaan kurang sehat. "Aku harap alasanmu tidak mengada-ada sengaja memperlambat pengadilan," bentak hakim ketua tak percaya ucapan pengacara pembela pihak lawan. "Tidak, Tuan Hakim," tandas Galant begitu tegas. "Silakan anda mengecek ke hotel tempat klienku menginap di mana Nyonya Belevia sedang diperiksa dokter karena kehamilannya saat ini." Brengsek! Aubert Bailey melirik kesal ketika mendengar mantan kekasih mengandung bayi dari musuhnya. Namun tak lama kemudian berubah menjadi senyum tipis menyembunyikan rahasia penting dengan Hakim Beaufort. Mau tak mau mereka harus menghentikan jadwal sidang karena tidak bisa menghadirkan adik Nicholas lagi. Satu ketukan palu terakhir lalu bergegas mereka berdua menuju kantor membahas langkah pencegahan agar Michael kalah telak. "Tutup pintunya, Aubert!" suruh Beaufort sambil melep
"Papa Michael ... hiks!"Tangis sesegukan di sebuah kamar kecil asing dan kumuh yang belum pernah dilihatnya sama sekali. Air mata Bianca berderai sepanjang hari tak juga berhenti."Mama Belevia, aku mau pulang," isaknya berulang-ulang."Diamm--!" bentak Gina berkacak pinggang emosi. "Berhenti menangis atau ku kunci di dalam kamar mandi!"Pengasuhnya berubah monster jahat bukan lagi orang baik hati bagi putri kaya raya keturunan mafiosi Sisilia. Begitu membenci lebih sebelumnya karena balita itu menyusahkan merepotkan setelah penculikan tadi siang.Bianca duduk menggigil ketakutan tertunduk menutupi wajah dengan lengan kecilnya di sudut kamar. Lelah menangis, belum makan dan minum seharian akhirnya tertidur tergeletak di lantai keras.Sementara Gina tersenyum duduk di atas ranjang sambil menghitung uang bayaran yang diterima dari Aubert dan membayangkan melarikan diri ke negeri lain.Lembar kertas Euro disebar membanggakan diri atas hasil kerja keras dua hari ini melayani pengacara ke
Brak! Milano mendobrak kamar persembunyian putri Michelle yang disekap oleh pengasuhnya. Tidak ada orang di dalam kamar hanya terdengar suara pancuran air di mana jalang Gina sedang berada sekarang. Damien mengambil alih lebih dulu masuk memeriksa keadaan seluruh kamar amat terkejut ketika ditemukan tubuh Bianca tergeletak lemas tak berdaya meringkuk di lantai dingin tanpa alas. Oh, Tuhan. Belevia langsung melepas genggaman Michael menyeruak masuk menghampiri putrinya memeluk rapat membelai wajah buaian hati seraya berbisik pelan, "Sayangku Bianca, bangunlah. Mama Belevia datang, sayang." "Hmm ..." guman balita merasakan kehangatan di pipi dan kening diusap sebuah tangan besar wanita cantik yang dipanggil sebagai ibunya. "Mama Belevia ...?" "Ya, ini Mama, kita pulang sekarang," ajaknya lembut, berulang kali mengecup pipi gembul menggemaskan. Michael memandang dua wanita semakin disayangi setiap detiknya merengkuh sekaligus. Kelopak mata kecil Bianca membelalak, begitu senang saat m
Michael-! Jeritan Belevia memecah keheningan malam. Suaminya bersimbah darah terkapar di permukaan tanah sementara Bianca dipelukan terkulai lemas menangis terkejut karena ikut terhempas bersama tubuh kekar sang mafia. Oh sayangku, tidak! Bianca direbut dari tangan papanya yang masih terdiam memejamkan mata. "Michael please, tolong jangan tinggalkan aku!" raung adik Nicholas sesegukan mengusap pipinya berulang-ulang. "Bangunlah sayang, aku tak mau pulang tanpamu ke Milan, please ... " lirih Belevia berbisik. Damien dan Milano berlari menghampiri mereka mengecek seluruh tubuh sang pewaris Delano Carleone. Pengawal Leonardo, Bernie dan Bruno segera mengejar ke arah sniper di antara rimbunnya pohon dan semak belukar. Beberapa tembakan dilepaskan menghalau musuh yang berani menyerang keluarga mafiosi Sisilia. Malam mencekam ketika Michael Delano Carleone terluka parah sedang melindungi anak dan istrinya. Timah tajam penembak jitu sengaja ditujukan sang pewaris membuat Damien begitu cema
Uh-- Sial! Maki Sergey terus berlari di antara semak berduri dan pepohonan di tengah malam menyulitkan dia kabur dari sergapan pengawal Michael Delano Carleone. Tembakannya tadi berhasil mengenai dada musuh klien yang menyewa jasa Sergey untuk membunuh pewaris Delano Carleone yang tersisa. Mengira satu peluru dilesatkan menembus jantung Michael dan putri Michelle karena keduanya langsung terjatuh tak jauh dari van hitam mereka. Sebagai balasannya kini dia dikejar tiga pengawal mafiosi Sisilia yang ganas dan buas melontarkan beberapa kali tembakan senjata peredam suara yang membabi buta. Arghh-! Sergey mengaduh kesakitan. Sebuah peluru menghantam paha kanan menghentikan pelarian. Benar-benar sial berurusan mafia namun bayaran besar telah diterima membuatnya tidak bisa melanggar perjanjian yang ada. "Berhenti, atau kami tembak kepalamu!" ancam Leo didampingi Bernie dan Bruno ikut menodongkan senjata secara bersamaan. Sniper itu sudah kehilangan energi dikejar mereka terus menerus dan